Oknum lagi

Kalau kemarin ada satu pengawasnya pengawasnya pengawas “terjebak”, kali ini ada serombongan wasit kena. Gedhe-gedhe lagi. Wah3.. makin asyik saja nih sepak bola kita. Justru “pertunjukan” di luar arena oleh para penanggungjawab pertandingan-nya yg menarik.

05/10/2007 03:42 WIB
Diburu Karena Dugaan Pencurian Mobil Mewah
Reno Nugraha – detikcom

Cirebon – Dua perwira mantan pejabat di lingkungan Polres Cirebon diburu tim Divisi Propam Polda Jawa Barat dan Mabes Polri. Kedua perwira tersebut yaitu Mantan Kapolres Cirebon, AKBP Drs Pudjiono Dulrahman yang kini menjabat sebagai Wakapolwil
Cirebon dan mantan Wakapolres Cirebon, Kompol Nurhadi Handayani.

Mereka dicari karena diduga terlibat dalam mafia pencurian mobil mewah. Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, kasus ini terungkap bermula dari hilangnya mobil Honda CRV Nopol B 117 WV milik Budiarti Wiranata, warga Perumahan Taman Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang dibawa kabur oleh Warsono sopir barunya, warga Mangga Besar, Jakarta, tanggal 28 Maret 2005.

Lalu, kendaraan itu dibawanya ke Jawa Tengah, kemudian dibuat faktur palsu sehingga bisa dibuat STNK dan BPKB yang asli dengan Nopol baru yaitu G 8012 CF dan dikuasai oleh oknum perwira TNI Kapten Badowi anggota Kodim Cirebon. Kini ditahan di Denpom III Cirebon.

H Kholis seorang pengusaha kecap asal Cirebon kemudian membeli mobil itu dari Badowi senilai Rp 185 juta. Namun pada 26 April 2006 kendaraan itu tiba-tiba dirampas dan disita Sat Reskrim Polres Cirebon karena diduga sebagai mobil curian.

Sayangnya mobil itu tidak diregister oleh petugas Reskrim sebagai barang sitaan di Polres Cirebon. Bahkan, kasusnya itu tidak dilanjutkan. Melainkan oleh mantan Kasat Lantas Polres Cirebon, AKP Soekarto, dimutasi dengan nopol Baru E 999. Mutasi tersebut dibuat atas perintah AKBP Drs Pudjiono Dulrahman karena dialah yang kemudian menjual kendaraan tersebut kepada Hengky yang sekarang masih buron.

Selain kasus mobil Honda CRV tersebut, ada pula mobil mewah Nissan X-Trail warna Hitam Nopol E 1888 KG yang juga disita dari tangan Badowi yang juga tidak diregister di Polres Cirebon sebagai barang sitaan. Mobil itu malah digunakan oleh Wakapolres Cirebon saat itu yakni Kompol Nurhadi Handayani.

Korban bernama Almarhum H Kholis melalui Ny Tien Nurtini (50), istrinya ditemani anaknya Firmansyah (26), Kamis (4/10) mendatangi Mapolres Cirebon di Sumber untuk melaporkan keterlibatan mantan Kapolres Cirebon dan mantan Wakapolres Cirebon dalam kasus mafia pencurian mobil mewah tersebut.

Mereka langsung diterima Kapolres Cirebon, AKBP Drs Syamsul Bahri di ruang kerjanya. “Semenjak mobil suami saya disita Kasat Reskrim, kami tidak pernah dikabari lagi tentang status mobil itu. Ayah kami sampai menderita sakit dan meninggal di RS Hasan Sadikin Bandung sekitar tiga bulan sejak kendaraan itu tidak jelas nasibnya. Kami pun sejak Polres Cirebon dipimpin AKBP Pudjiono Dulrahman sudah sering datang ke sini untuk menanyakan kasus tersebut, namun kami tidak diterima dengan baik dan merasa diacuhkan,” papar Firmansyah yang diamini oleh Ny Tien.

Bahkan, Firman juga mengaku sudah melaporkannya kasus tersebut ke Kapolda Jabar, Kapolri, DPR-RI bahkan Presiden. “Kami lakukan itu sekadar untuk mencari dan meminta keadilan dari pimpinan Polri dipusat dan DPR-RI serta Presiden SBY. Karena kami merasa ditindas dan tidak mendapat keadilan sebagai warga negara Indonesia yang seharus mendapat pengayoman dan lindungan dari polisi,” katanya.

Menanggapi kasus tersebut, Kapolres Cirebon, AKBP Drs Syamsul Bahri kepada wartawan menjelaskan, kasus tersebut sedang ditangani Divisi Propam Polda Jabar dan Mabes Polri yang sejak kemarin sudah turun untuk menangkap Hengky.

“Tim dari Propam Polda Jabar dan Mabes Polri ini sudah turun untuk mencari dan menangkap tersangka Hengky. Sayangnya saat tim propam Polda Jabar dan Mabes dibantu dari Provos Polresta Cirebon menggerebek toko keramik Budi Agung di Jl Pagongan, Kota Cirebon Rabu pagi (3/10) lalu, Hengky sudah kabur bersama anaknya ke Singapura,” jelas mantan Kapolres Sumedang ini.

Syamsul berjanji, pihaknya akan membantu korban semaksimal mungkin dan mengungkap kasus pencurian mobil mewah ini. “Saya buka kasus ini karena kami sebagai polisi harus memberikan pelayanan dan pelindungan terbaik bagi masyarakat yang menjadi korban sindikat ini. Karena percuma ditutup-tutupi apalagi korban sudah menghadap Kapolda Jabar dan Komisi III DPR-RI. Dan saya akan melakukan penyelidikan untuk membongkar sindikat pencurian mobil mewah ini yang diduga masih terjadi di wilayah hukum kami,” kata Syamsul. (aba/aba)

Sumber : http://www.detiknews.com/