PSSI bikin malu
(Oknum pengurus) PSSI sekarang ini hanya bikin malu saja. Dipimpin seorang kriminal (Nurdin Halid, ketum PSSI dihukum penjara karena korupsi), bukannya dipecat, malah periode berikutnya terpilih lagi. Kini dia masuk penjara lagi karena kasus korupsi yang lain.
Sampai petinggi-petinggi dunia (FIFA) tahu dan memerintahkan pemilihan ulang. Tidak dikerjakan..dengan alasan suratnya belum sampai. Padahal itu surat sudah dikirim FIFA sejak Juni lalu.
Jadi teringat ini (kurang lebihnya),
Ketika suatu urusan diserahkan ke bukan ahlinya, maka tunggulah kerusakannya. (HR. Bukhari)
Pantas saja sepak bola kita kalah melulu… Ehm .. Mungkin setelah dikeluarkan dari anggota FIFA.. baru tahu rasa.
foto dari detiksport
· Indonesia – FIFA sent a letter to the Football Association of Indonesia (PSSI) in June 2007 indicating that the association must reorganise elections, as the electoral process that took place on 20 April 2007 – the day after the ratification of the updated statutes – was not conducted in line with the timelines stipulated in the PSSI statutes. The committee ratified this decision and also decided that in accordance with the statutes, a person who has been convicted of a crime and is currently in prison would not be eligible to stand for election. (www.fifa.com)
FIFA Tegaskan PSSI Harus Lakukan Pemilihan Ulang Ketua Umum
Sumber : antara (30/10/07 12:36)
Jakarta (ANTARA News) – Organisasi Sepak Bola Dunia, FIFA, menegaskan PSSI harus “mengatur kembali” pemilihan ketua umumnya.
Keputusan tersebut merupakan salah satu hasil dari sidang Komite Asosiasi FIFA yang berlangsung di Zurich, Swiss, Senin waktu setempat.
Dalam siaran pers di situs web resminya, FIFA menyatakan telah mengirim surat kepada PSSI pada Juni 2007 yang menyatakan bahwa pemilihan ketua umum pada 20 April di Makassar, Sulawesi Selatan, — sehari setelah Pedoman Dasar PSSI yang baru disetujui– tidak sesuai dengan garis waktu yang telah ditetapkan dalam Pedoman Dasar Tersebut.
Selain itu, Komite Asosiasi FIFA juga menegaskan berdasarkan prinsip dasar FIFA, seseorang yang pernah dihukum karena melakukan kejahatan dan atau tengah menjalani hukuman penjara tidak diperkenankan ikut dalam pemilihan (ulang) tersebut.
Keputusan itu menegaskan kembali isi Artikel 7 Kode Etik FIFA yang antara lain menyatakan orang-orang dengan catatan kriminal dianggap tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengurus.
Setiap pengurus yang tidak memenuhi syarat itu dianggap tidak lagi pantas dipilih atau seharusnya dikeluarkan dari kepengurusan.
PSSI dibahas secara khusus dalam dalam sidang yang dipimpin Ketua Komite Asosiasi sekaligus Wakil Presiden FIFA, Geoff Thompson (Inggris) tersebut berkaitan dengan vonis dua tahun penjara yang dijatuhkan kepada Ketua Umum Nurdin Halid –yang terpilih pada Munas di Makassar.
Dengan keluarnya keputusan itu, maka PSSI tampaknya harus segera menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk melakukan pemilihan ulang.
Namun demikian, Komite Asosiasi FIFA dalam keputusannya tidak menetapkan tenggat waktu bagi PSSI untuk melaksanakan keputusan itu.
Sekretaris Jenderal PSSI, Nugraha Besoes, saat dihubungi di Jakarta pada Selasa pagi, belum mau berkomentar banyak tentang keputusan tersebut.
“Kami akan menjelaskan semuanya dalam satu atau dua hari mendatang,” kata Nugraha.
“Tetapi masalah itu sebenarnya sudah selesai pada pertemuan di Kuala Lumpur (markas besar Konfederasi Sepak Bola Asia/AFC). Saya akan jelaskan nanti,” sambungnya.
Sejak Nurdin Halid masuk penjara karena kasus distribusi minyak goreng ilegal, muncul wacana untuk melakukan munaslub guna memilih ketua umum baru.
Akan tetapi, Nurdin dan para pendukungnya di PSSI bersikeras untuk bertahan di jabatannya dengan alasan penjara tidak membuat Nurdin tidak bisa melaksanakan tugasnya.
Selain itu, anggota PSSI pun hingga saat ini belum ada yang menyatakan dengan resmi keinginan untuk melakukan pemilihan ketua umum baru.
Dengan keluarnya keputusan Komite Asosiasi FIFA, sepertinya mereka yang mengusung wacana penggantian Nurdin Halid tapi masih “malu-malu” kini memiliki amunisi untuk mendesak PSSI menyelenggarakan munaslub. (*)
.
Lihatlah tanggapan PSSI.
.
Rabu, 31/10/2007 07:26 WIB
PSSI Belum Terima Permintaan FIFA
Kris Fathoni W – Sumber : detikSport
Jakarta – PSSI belum bisa berkomentar banyak soal hasil sidang Komite Asosiasi FIFA yang meminta agar PSSI menggelar kembali pemilihan ketua umum. Alasannya, berkas seputar instruksi itu belum diterima.
Sebelumnya, hasil sidang Komite Asosiasi pada hari Selasa (30/10/2007) di Zurich, Swis, yang dipublikasikan situs resmi FIFA menggugat status Nurdin Halid sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI.
Dijelaskan, sesuai dengan statuta FIFA, orang yang telah melakukan kejahatan dan saat ini mendekam dipenjara tidak sah mengikuti pemilihan ketua umum. Berdasarkan hal tersebut, hasil pemilihan Ketua Umum PSSI pada Munas 20 April 2007 silam, berjalan tidak sesuai dengan statuta PSSI.
Meski begitu, Anggota Komite Eksekutif (EXCO) yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Media PSSI, Mafirion, mengaku sampai saat ini belum menerima berkas pernyataan dari FIFA yang meminta agar Nurdin dicopot dari posisinya sebagai Ketum PSSI.
“PSSI belum terima, saya baru tahu kemarin dari apa yang di-publish di internet,” ujar Mafirion ketika dihubungi detiksport, Rabu (31/10/2007).
Mafirion menambahkan, bahwa dari keputusan yang ada di situs resmi FIFA, sebenarnya yang dipersoalkan adalah soal surat yang dikirimkan ke PSSI pada tanggal 7 Juni lalu. Dalam surat itu disebutkan FIFA tidak mengakui terpilihnya Nurdin Halid karena masih adanya suara pengurus daerah (pengda) dan pengurus cabang (pengcab) sehingga pemilihan harus diulang.
Namun demikian, imbuh Mafirion, masalah tersebut sudah tuntas dan tak lagi jadi masalah. “FIFA minta pengda dan pengcab tidak ikut melakukan pemilihan munas di Makasar. Itu sudah kami jelaskan dan sudah tidak masalah. Artinya, pada tahun 2011 nanti, pengda dan pengcab tak lagi bisa pilih ketum,” tandas dia. (krs/key)