Keutamaan Surat Yasin
Di beberapa halaman web/blog (wahaby) ada dikatakan bahwa yasinan (membaca surat yasin) merupakan amalan bid’ah, tidak ada tuntunan Nabi, berdalil pada hadits lemah atau palsu, dll.
Berikut adalah dalil-dalil yang kami temukan yang digunakan sebagai hujah untuk mengamalkan (membaca) surat yasin.
Hadits dan Atsar tentang Fadhilah/Keutamaan Membaca Surat Yasin
oleh: DHB Wicaksono
Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…
oleh: Moulana Muhammad ibn Moulana Haroon Abbassommar, ulama spesialis
dalam Hadits di Afrika Selatan
Sayyiduna Ma’aqal ibn Yassaar (radiyAllau ‘anhu) meriwayatkan bahwa Rasulullah (sallAllahu ‘alayhi wasallam) bersabda,
“Yasin adalah kalbu dari Al Quran. Tak seorangpun yang membacanya dengan niat menginginkan Akhirat melainkan Allah akan mengampuninya. Bacalah atas orang-orang yang wafat di antaramu.” (Sunan Abu Dawud).
Imaam Haakim mengklasifikasikan hadits ini sebagai Sahiih (Autentik), di Mustadrak al-Haakim juz 1, halaman 565; lihat juga at-Targhiib juz 2 halaman 376.
.
Imaam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dengan sanad beliau dari Safwaan bahwa ia berkata,
“Para ulama biasa berkata bahwa jika Yasin dibaca oleh orang yang tengah maut, Allah akan memudahkan maut itu baginya.” (Lihat Tafsiir Ibn Katsir juz 3 halaman 571)
.
Sayyiduna Jund ibn Abdullah (radiyAllahu ‘anhu) meriwayatkan bahwa Rasulullah (sallAllahu ‘alayhi wasallam) bersabda,
“Barangsiapa membaca Surah Yaseen pada malam hari dengan niat mencari ridha Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” (Muwattha’ Imaam Maalik).
Imaam ibn Hibbaan mengklasifikasikan hadits ini sebagai Sahiih, lihat Sahiih ibn Hibbaan Juz 6 halaman 312, ( lihat juga at-Targhiib juz 2 halaman 377).
Riwayat serupa oleh Sayyiduna Abu Hurayrah (radhiyAllahu ‘anhu) juga telah dicatat oleh Imaam Abu Ya’ala dalam Musnad beliau dan Hafiz ibn Katsir telah mengklasifikasikan rantai periwayatnya (Sanad) sebagai “Baik” (Hasan) (lihat Tafsiir Ibn Katsiir Juz 3 halaman 570).
Berdasarkan riwayat ini, Allamah Munaawi (rahmatullah ‘alayh) telah menganalisis bahwa barangsiapa hendak membaca Surah Yasin di pagi hari, juga akan diampuni dosanya, Insya Allah. (Lihat kitab Faydhul Qadiir, juz 6, halaman 259).
.
Sayyiduna ibn ‘Abbaas (radiyAllahu ‘anhu) mengatakan,
“Barangsiapa membaca Yasiin di pagi hari, pekerjaannya di hari itu akan dimudahkan dan barangsiapa membacanya di akhir suatu hari, tugas-tugasnya hingga pagi hari berikutnya akan dimudahkan pula.” (Sunaan Daarimi, juz 2, halaman 549).
Riwayat serupa juga dicatat oleh Imaam Daarimi dari Attaa’ ibn Abi Rabah.
Wallahu A’lam bissawab (Dan Allah Lebih Mengetahui)
Catatan Kaki:
diterjemahkan dari artikel aslinya berbahasa Inggris di
http://www.beautifulislam.net/quran/benefits_yaseen.htm
.
Sumber: http://www.mail-archive.com/
.
Dari artikel yang menyatakan bahwa hadits-hadits fadlilah surah Yasin yang dloif dan palsu, dan ditegaskan bahwatidak ada tauladan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap malam Jum’at, dll, setelah dicocok-kan, ternyata hadits-hadits yang dibahas di artikel tersebut bukan hadits yang terpampang di atas.
Artinya, mengenai masalah ini (fadlilah Yasin, ataupun surah-surah yang lain) memang ada hadits yang lemah (dloif), tetapi ada juga hadits-hadits yang shohih (dan hasan) yang dapat dijadikan landasan. Di samping itu, ada kemungkinan seorang ulama mendloifkan sebuah hadits, sementara ulama yang lain menshohihkannya.
Selain itu, para ulama sepakat sehubungan adanya hadits dloif untuk amalan menerangkan sbb:
“Bila ada yang mengatakan bahwa nilai sebagian hadits Nabi SAW masih diperselisihkan oleh sebagian ulama, namun dikalangan ulama ahli hadits sendiri dikenal kaidah yang menyatakan bahwa hadits2 yang tidak terlalu lemah dapat diamalkan khususnya dalam bidang fadhail (keutamaan) “.
.
“Barangsiapa membaca surah yasiin demi mencari keridlaan Allah, maka dosanya terampuni.” [HR. Ibn Hibban, dan beliau menyatakan shahih]
.
.
Kesimpulannya adalah, bahwa ada landasan/tauladan/dalil yang shohih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang fadhilah surat Yasin. Jika kita suka membaca Yasin, teruskanlah… Semoga amalan ini mengantarkan kita kepada keridloan Allah SWT. Amien.
.
Catatan: Ada bahasan menarik yang membantah salah satu artikel wahaby tentang fadhilah yasin ini. Artikel-nya (antara lain dari ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas ) ada di sini, bantahannya baca di sini.
“Yasin adalah kalbu dari Al Quran. Tak seorangpun yang membacanya dengan niat menginginkan Akhirat melainkan Allah akan mengampuninya. Bacalah atas orang-orang yang wafat di antaramu.” (Sunan Abu Dawud).
Hadist ini sudah diketahui doif nya.. silahkan cek di :
http://groups.yahoo.com/group/Tauziyah/message/6735
hadist :
“Barangsiapa membaca Yasiin di pagi hari, pekerjaannya di hari itu akan dimudahkan dan barangsiapa membacanya di akhir suatu hari, tugas-tugasnya hingga pagi hari berikutnya akan dimudahkan pula.” (Sunaan Daarimi, juz 2, halaman 549).
Keterangan :
Hadits ini Lemah.
Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad
hadits ini terdapat Syahr bin Hausyab. Kata Ibnu Hajar : Ia banyak memursalkan
hadits dan banyak keliru. (Periksa :Taqrib I:355, Mizanul I’tidal II:283).
hadist :
“Barangsiapa membaca Surah Yaseen pada malam hari dengan niat mencari ridha Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” (Muwattha’ Imaam Maalik).
hdis ini senada dengan hadist ini:
“Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya”.
Keterangan :
Hadits ini Lemah.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu’jamul Ausath dan As-Shaghir dari
Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam
Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma’in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa : Mizanul I’tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).
pendapat :
“Bila ada yang mengatakan bahwa nilai sebagian hadits Nabi SAW masih diperselisihkan oleh sebagian ulama, namun dikalangan ulama ahli hadits sendiri dikenal kaidah yang menyatakan bahwa hadits2 yang tidak terlalu lemah dapat diamalkan khususnya dalam bidang fadhail (keutamaan) “.
pendapat ini sudah pernah dibantah oleh albany dengan lugas dan tegas. coba cek dan renungkan di :
http://perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=171
–> Terima kasih atas tanggapannya. Maaf baru kali ini menanggapi balik. Memang ada banyak hadits. Tentang surah yasin ini pun ada banyak hadits. Ada yang sahih, ada yang lemah, bahkan ada yg palsu. Pasti tak semuanya lemah ataupun palsu. Ada banyak hadits sahih lainnya tentang yasin ini, yang tak mungkin ditampilkan di sini semuanya.
Demikian juga, sebuah hadits pun ada lebih dari satu penilaian. Hadits pertama yang anda dloif-kan, Imam Nawawi mengatakan bahwa Abu Dawud tak melemahkannya. Demikian yang saya baca di Majelis Rasulullah. Imam al Hakim pun men-sahih-kannya. Dalam hal ini, saya lebih percaya pada Imam Nawawi, al Hakim rhm, daripada sumber tulisan yg anda sebut.
Sebuah teks hadits ada banyak melalui jalur pula. Ketika sebuah jalur (sanad) tak sahih, maka bukan berarti haditsnya lemah. Jika ada berita “Spanyol menang Euro 2008” dari sebuah sumber gossip (lemah), maka masih ada sumber akurat lain yang mengatakan hal yang sama. Ini kesalahan anda dalam menilai hadits dari Al Muwata Imam Malik di atas.
Sedangkan madzab syaikh albani yang tak mau menggunakan hadits dloif, ini bertentangan dengan jumhur ulama yang membolehkan memakainya. Simaklah pendapat para Imam madzab, serta imam-imam sesudahnya. Bahkan Imam Hambali memakai hadits dloif untuk menghukumi perkara haram halal. Imam syafi’i membolehkannya untuk perkara2 keutamaan dan fadlail. Teks di atas saya kutib dari kata-kata Prof. Quraish Sihab. Dalam hal ini, saya memilih pendapat jumhur ulama dari pada syaikh albani seorang yang pendapatnya ada banyak dipertentangkan para ulama.
Coba simak artikel yang kami catat tentang pendapat para ulama tentang hadits dloif, di sini. Madzab albani gugur dengan sendirinya.
Wallahu a’lam.
Cuma nanya lho…
kalau memang hadits-hadits tentang keutamaan membaca surat Yasin itu diyakini lemah atau palsu, mengapa kok dicetak terus, mengapa nggak di delete saja dari kitab-kitab yang memuatnya, mengapa ya mas ????
Barangkali ada kepentingan tertentu di balik pengembangan amalan yasin tersebut, kira-kira apa ya kepentingan mereka itu…???
atau karena kita nggak tahu aja tentang keluasan ilmu Allah yang diberikan sebagian kecil kepada kita dan sebagian besar kepada beliau-beliau, apakah kita hanya pinter vonis-vonisan aja..???
Yang ini bid’ah, yang itu bid’ah, dimana-mana bid’ah, di sini bid’ah di sana bid’ah, di situ bid’ah, wah…wah…wah… rupanya spesialis kolektor bid’ah, tapi aku ngefan betul sama sikap HAMKA, beliau menulis kisah-kisah cinta sebagai ilmu termasuk juga ibadah kan ..??? yaiyalah… mana contohnya dari Nabi saw…???
Seragamku juga pakai dasi setiap Rabu dan Kamis, Senen dan Selasa pakai Safarian, Jum’at pakai batik, semuanya bagiku diniatkan ibadah memperindah diri, keserasian lingkunganku, lepas kantor aku bersurban dan kadang pakai jubah putih ala wong Arab… tapi sat motong hewan kurban kupakai celana midi setengah betis bak kelompok yang dituduh-tuduh nggak karuan oleh “petugas”, tapi ibadahku itu seperti belum ada contoh dari beliau s.a.w. kecuali barangkali nutup auratnya aja menurut fikiranku yang berlevel sempit ini…gimana ya..???
Bagaimana kalau kita masuk ke “Pesan Tren Modern Al Fisbukiyah”, bid’ah nggak mas..???
kenapa mesti yasin saja yang di baca ,apa gak ada surat lainkah dlm al qur an.apa surat yg lainnya tdk bagus …? kalau ada yasinan ber arti ada albaqarohan dong dll karna isi alqur an kan bukan yasin saja. kalau boleh saya usul ,bagai mana kalau acara yasinan itu kita ganti dg pengajian ALQUR AN biar semua nya di bahas.setuju ? tks wassalam
–> Ada banyak surat lain mas. Usul anda bagus,.. silakan dirintis. Pesan saya .. jangan merusak yang sudah ada, karena usaha dakwah anda belum tentu lebih kokoh/baik/berhasil. Semoga sukses.
Saudara Audi.. akan baiknya jika belajar dulu. Saya juga masih belajar, terpenting niat kita semata2 karena Alloh. Belajar kepada ustad atau ulama yang memang benar2 mengajari ilmu sunah. Ciri2nya yang dikatakan Kata Alloh dan Rosul. Sepengetahuan saya ilmu dien yg nanti mau dipelajari berasal dari ulama yg sanadnya nyambung sampai Rosululloh. Jadi bukan asal ulama, ciri2nya: Qur’an, Sunah yang dipahami para sahabat. Dia tidak dijadikan sebagai ladang bisnis, karena kebanyakan ulama (kyai) yang ada berbisnis, dia tidak punya usaha, tapi dia dijadikan sebagai profesi. Agar dia bisa dipakai terus ya ikuti orang banyak. Kebanyakan yang ikuti orang banyak kan sesat (cari di qur’an ada loh). Ketika dia berseberangan dengan adat dan istiadat ya ditinggal.
Aku suka dan aku punya kutubut Tis’ah, jelas belum kukaji secara Khatam seluruhnya, hanya yang terkait dengan bab tertentu udah kubuka, kekaji, kupelajari untuk bahan ngajar dan bahan bahtsul masail di kelompok ta’limku, dan kubanyak punya kitab yang dikatakn sebagai kitabnya para dukun tapi bukan dukun cabul lho…
sebagai facebooker setia setiap saat dan sebagai penghuni tetap di alam maya, banyak juga ketemukan bid’ah disana.. ingin tahu..??? nanti aja dah… aku nggak mau merintah siapapun untuk vide ke www dan www serta www yang aku sendiri udah punya banyak sekali… nggak sempat aja, bukan nggak mau, tapi nggak sempat disini bukan berarti nggak buka, hanya nggak sempat membagi konsentrasi aja, ya kadang noleh noleh ke Laptop yang lagi on kesana, dan ke yang lainnya, penuh sekali informasi tentang keilmuan khususnya ilmu keislaman, bahkan nggak sempat ngamalkan juga, aku cuma seneng bahassssssssssssssssssssssssss terussssssssss….
biasasanya orang yg mengatakan bid’ah takut baca alquraan.cuma itu aja broooo
Yaasiiin….
yasin adalah salah satu surat dari Al’quran.
yang apabila dibaca ada kebaikan padanya..
tetapi .. alangkah banyaknya yang mengatakan membacamu adalah Bid’ah, .
tetapi percayalah .. aku akan tetap membacamu dan akan berusaha menghapalkanmu
dan apabila dihari tuaku mataku sudah rabun, pendengaranku sudah berkurang,dan badanku sudah lemah , ya Allah . berikan aku kekuatan untuk melantunkan Ayat2 dari surat Yasin dari mulutku.. Amin..
Koq cuma Yasin doang yg dihafalkan sebelum ke surat Yasin ada surat yg lain loh 🙂
–> Topik di artikel sini ttg surah yasin mas. Banyak orang hafal yasin juga hafal surah lain. Anda saja yg tidak tahu.
abuhannanassundawi,
kalo sampeyan mau manghapalkan Quran satu khatam, ga ada yg ngelarang kok mas.. silahkan..
tapi kalo ada orang2 yg cuma sanggupnya menghapalkan satu surah ya jangan disalah2kan dong.. masih syukur orang itu mau baca Quran, meskipun cuma satu surah..
Tidak ada larangan membaca surat YaaSiin, bahkan sangat perlu dibaca oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari akhirat, agar mendapatkan manfaat dan pelajaran menjadikannya sebagai tuntunan hidup.
Bacalah satu persatu maksud dan tujuan di turunkannya surat YaaSiin kepada manusia dengan hati yang bersih, hati yang memang ingin mematuhi Allah. Adakah isi dari surat YaaSiin yang memerintahkan kita agar membaca surat YaaSiin dengan maksud dan tujuan yang disebutkan dalam artikel diatas.
Sebagai referensi, adanya surat YaaSiin dibaca untuk keperluan-keperluan itu tercantum dalam kitab-kitab hadist dari seorang ulama yahudi yang bernama Ka’bul Achbar dalam kitab Syaiful bahri.
Soal hadist ; biar bagaimana pun ia adalah dalil dzonni; yang kebenarannya masih bisa dipertanyakan, karena itu harus ada barometer yang menjadi tolok ukur kebenarannya; itulah Al Quraan, Tanpa bertolok ukur kepada Al Quraan mengarungi hadist ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
surat yasin adalah kesukaan saya, karena saking sukanya aku ma surat yasin, hampir setiap hari dan waktu aku membacanya dng sengaja atau tidak sengaja ketika saya melakukan aktivitasku sehari hari ,surat yasin lah yang memjadi nyanyianku temanku , salah satu asal muasal saya menyukai membaca surah yaasiin ialah ketika hati saya gundah ,gelisah, banyak masalah, dngan niat dan mohon sama ALLAH supaya DIA kasih ketenangan hati dan jiwa yg lagi di rundung masalah, setiap selesai membacanya saya rasakan perasaan saya jadi enteng , tenang, jauh dari stress , pikiran perasaan mah jadi adem /sejuk seperti kena bius, tadinya hati yg terasa panas, sakit dan dgn ridhoNYA semua itu tiba2 sirna,,,,,subhanallah,,,,betul betul ni terjadi dgn saya lo kang,,,,,,,,,,,saya pikir kalau sakit dah seperti yg saya rasakan itu ,kalau nyari obatnya pergi ke dokter ma kelamaan , banyak biaya lagi dan belum tentu bisa sembuh, makanya saya niat membaca yasin banyak2 kali dan seyakin yakinya berharap dgn ”SANG MAHA DOKTER YG MENYEMBUHKAN SAYA” memang ternya betul tu DIA sembuhkan hati dan pikiran saya dgn sangat cepat,,,,,saya ni orang awam kang ga tau apa itu bidah bidah , yg penting saya baca dan percaya niat saya baik, yakin Allah akan memberikan kebahagian padaku, dan ternyata betul ko, saya bahagia ngga mudah stress lagi nih,
Sebaiknya kita jangan bersikap seperti kaum yahudi. Selalu mencari apa-apa yang benar namun jarang mengamalkannya. Masih ingat dengan kisah Sapi betina? Jangan sampai kita terlena dengan pencarian kebenaran yang justru menyebabkan kita semakin jauh dari_Nya.
Sepanjang ibadah yang kita lakukan tidak termasuk dosa ataupun makruh dan tidak melenceng dari ketauhidan kita, saya rasa sah-sah saja kita mengamalkannya.
setuju mas
Yahudi seperti disabdakan Rosululloh tahu ilmu tapi tidak beramal, sementara Nasrani banyak amal tapi tidak didasarkan ilmu yang benar seperti: tidak kawin (membujang), jauhi duniawi. Tinggal saudara apakah mau beramal dan diterima ya syaratnya dua: 1. Iklash (baca surah albayinah ayat 2), dan 2. I’tiba kepada Rosululloh (hadist: barang siapa yang beramal tidak mengikuti petunjukku maka tertolak). Wallahu’alam
saya setuju dengan pendapat anda.
ap guna punya segudang pakean apabila tetap berjalan dalam ke,adaan membuka aurat.
Siapakah Syekh Muhammad Nashirudin al- Albani
Pada akhir-akhir ini diantara ulama yang dibanggakan dan dijuluki oleh sebagian golongan Wahabi/Salafi sebagai Imam Muhadditsin (Imam para ahli hadits) yaitu Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, karena –menurut golongan ini– ilmunya tentang hadits bagaikan samudera tanpa bertepi. Beliau lahir dikota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M. Begitu juga Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz di Saudi Arabia . Ada juga dari golongan Salafi ini berkata bahwa al-Albani sederajad dengan Imam Bukhori pada zamannya. Sehingga semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan dan sebagainya, oleh beliau ini, sudah pasti lebih mendekati kebenaran.
Buat para ulama madzhab sunnah selain madzhab Wahabi, julukan dan ujian golongan Wahabi/Salafi terhadap ulama mereka Al-Albani semacam itu tidak ada masalahnya. Hanya sekarang yang dimasalahkan adalah penemuan para ahli hadits dari berbagai madzhab diantaranya dari Jordania yang bernama Syeikh Hasan Ali Assegaf tentang banyaknya kontradiksi dari hadits-hadits dan catatan-catatan yang dikemukakan oleh al-Albani ini jumlahnya lebih dari 1200 hadits. Judul bukunya yang mengeritik Al-Albani ialah: Tanaqudlaat Albany al-Waadlihah fiima waqo’a fi tashhihi al-Ahaadiits wa tadl’iifiha min akhtho’ wa gholath (Kontradiksi Al-Albani yang nyata terhadap penshahihan hadits-hadits dan pendhaifannya yang salah dan keliru).
Sebagian isi buku itu telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris yang kami terjemahkan dan susun secara bebas dalam bahasa Indonesia . Bagi para pembaca yang ingin membaca seluruh isi buku Syeikh Saggaf ini dan berminat untuk memiliki buku aslinya bisa menulis surat pada alamat: IMAM AL-NAWAWI HOUSE POSTBUS 925393 AMMAN , JORDAN . (Biaya untuk jilid 1 ialah US$ 4,00 belum termasuk ongkos pengiriman (via kapal laut) dan biaya untuk jilid 2 ialah US$ 7, 00 belum termasuk ongkos pengiriman (via kapal laut). Biaya bisa selalu berubah.
Kami mengetahui setiap manusia tidak luput dari kesalahan walaupun para imam atau para pakar islam, kecuali Rasulallah saw. yang maksum. Tujuan kami mengutip kesalahan-kesalahan Syeikh Al-Albani ,yang ditulis oleh Syeikh Saqqaf ini, bukan untuk memecah belah antara muslimin tapi tidak lain adalah untuk lebih meyakinkan para pembaca bahwa Syeikh ini sendiri masih banyak kesalahan dan belum yakin serta masih belum banyak menguasai ilmu hadits, karena masih banyak kontradiksi didalam buku-bukunya. Dengan demikian hadits atau riwayat yang dilemahkan, dipalsukan dan sebagainya oleh Syeikh ini serta pengikut-pengikutnya, tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, harus diteliti dan diperiksa lagi oleh ulama madzhab lainnya.
Contoh-contoh kesalahan Syeikh Albani yang ditulis oleh Syeikh Saqqaf, yaitu umpamanya; disatu halaman atau bukunya mengatakan hadits ….Lemah tapi dihalaman atau dibuku lainnya mengatakan hadits (yang sama itu) ….Shohih atau Hasan. Begitu juga beliau disatu buku atau halaman mengatakan bahwa perawi…. adalah tidak Bisa Dipercaya banyak membuat kesalahan dan sebagainya, tapi dibuku atau halaman lainnya beliau mengatakan bahwa perawi (yang sama ini) Dapat Dipercaya dan Baik. Begitu juga beliau disatu halaman atau bukunya memuji-muji perawi……atau ulama……, tapi dibuku atau halaman lainnya beliau ini mencela perawi atau ulama (yang sama tersebut). Albani juga sering menyatakan suatu hadits yang bertentangan dengan pahamnya dengan kata2 ‘tidak menemukan haditsnya’, tetapi oleh Syeikh Saqqaf bisa ditemukannya.
Diantara ulama-ulama pengeritik Al-Albani ini ada yang berkata; Kontradiksi tentang hadits Nabi saw. itu atau perubahan pendapat terdapat juga pada empat ulama pakar yang terkenal (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii dan Imam Hanbali) atau ulama lainnya! Perubahan pendapat para ulama ini biasanya yang berkaitan dengan pendapat atau ijtihadnya sendiri. Misalnya; Disalah satu kitab mereka membolehkan suatu masalah sedangkan pada kitabnya yang lain memakruhkan atau mengharamkan masalah yang sama ini atau sebaliknya. Perubahan pendapat ulama ini kebanyakan tidak ada sangkut pautnya dengan hadits yang mereka kemukakan sebelum dan sesudahnya, tapi kebanyakan yang bersangkutan dengan pendapat atau ijtihadnya sendiri waktu mengartikan hadits yang bersangkutan tersebut. Dan seandainya diketemukan adanya kontradiksi yang berkaitan dengan hadits yang disebutkan ulama ini pada kitabnya yang satu dengan kitabnya yang lain, maka kontradiksi ini tidak akan kita dapati lebih dari 10 hadits. Jadi bukan ratusan yang diketemukan.
Tapi yang lebih aneh lagi, ulama golongan Salafi (baca:Wahabi) tetap mempunyai keyakinan tidak ada kontradiksi atau kesalahan dalam hadits yang dikemukakan oleh syeikh al-AlBani tersebut tapi lebih merupakan ralat, koreksi atau rujukan. Sebagaimana alasan yang mereka ungkapkan sebagai berikut; umpama al-Albani menetapkan dalam kitabnya suatu hadits kemudian dalam kitab beliau lainnya menyalahi dengan kitab yang pertama, ini bisa dikatakan bahwa dia meralat atau merujuk hal tersebut!
Alasan ini baik oleh ulama maupun awam (bukan ulama) tidak bisa diterima baik secara aqli (akal) maupun naqli (menurut nash). Seorang yang dijuluki ulama pakar oleh sekte Wahabi dan sebagai Imam Muhadditsin karena ilmu haditsnya seperti samudra yang tidak bertepian, seharusnya sebelum menulis satu hadits, beliau harus tahu dan meneliti lebih dalam apakah hadits yang akan ditulis tersebut shohih atau lemah, terputus dan sebagainya. Sehingga tidak memerlukan ralatan yang begitu banyak lagi pada kitabnya yang lain. Apalagi ralatan tersebut –yang diketemukan para ulama– bukan puluhan tapi ratusan! Sebenarnya yang bisa dianggap sebagai ralatan yaitu bila sipenulis menyatakan dibukunya sebagai berikut; hadits ..…yang saya sebutkan pada kitab .… sebenarnya bukan sebagai hadits …..(dhoif, maudhu’ dan sebagainya) tapi sebagai hadits…… ( shohih dan sebagainya). Dalam kata-kata semacam ini jelas si penulis telah mengakui kesalahannya serta meralat pada kitabnya yang lain. Selama hal tersebut tidak dilakukan maka ini berarti bukan ralatan atau rujukan tapi kekurang telitian si penulis.
Golongan Salafi/Wahabi ini bukan hanya tidak mau menerima keritikan ulama-ulama yang tidak sependapat dengan ulama mereka, malah justru sebaliknya mengecam pribadi ulama-ulama yang mengeritik ini sebagai orang yang bodoh, golongan zindik, golongan sesat, tidak mengerti bahasa Arab, dan lain sebagainya. Mereka juga menulis hadits-hadits Nabi saw. dan wejangan ulama-ulamanya –untuk menjawab kritikan ini– tetapi sebagian isinya tidak ada sangkut pautnya dengan kritikan yang diajukan oleh para ulama madzhab selain madzhab Salafi (baca:Wahabi)!! Alangkah baiknya kalau golongan Salafi ini tidak mencela siapa/bagaimana pribadi ulama pengeritik itu, tapi mereka langsung membahas atau menjawab satu persatu dengan dalil yang aqli dan naqli masalah yang dikritik tersebut. Sehingga bila jawabannya itu benar maka sudah pasti ulama-ulama pengeritik ini dan para pembaca akan menerima jawaban golongan Wahabi dengan baik. Ini tidak lain karena keegoisan dan kefanatikan pada ulamanya sendiri, sehingga mereka tidak mau terima semua keritikan-keritikan tersebut, dan mereka berusaha dengan jalan apa pun untuk membenarkan riwayat-riwayat atau nash baik yang dikutip oleh al-Albani maupun ulama mereka lainnya. Sayang sekali golongan Salafi ini merasa dirinya yang paling pandai memahami ayat al-Qur’an dan Sunnah Rasulallah saw., paling suci, dan merasa satu-satunya golongan yang memurnikan agama Islam dan sebagainya. Dengan demikian mudah mensesatkan, mensyirikkan sesama muslimin ,khususnya para ulama, yang tidak sepaham dengan pendapatnya.
Mari kita sekarang meneliti sebagian pilihan/seleksi isi buku Syeikh Saqqaf tentang kesalahan-kesalahan al-Albani, yang kami kutip dan kami terjemahkan serta susun semampunya dari versi bahasa Inggris yang berjudul ‘Al-Albani’s Weakening of Some of Imam Bukhari and Muslim’s Ahadit. Kitab asli bahasa Arabnya berjudul ‘Tanaqadat al-Albani al-Wadihat’ (Kontradiksi yang nyata/ jelas pada Al-Albani) oleh Syeikh Saqqaf, Amman , Jordania.
AL-ALBANI’S WEAKENING OF SOME OF IMAM BUKHARI AND MUSLIM’S AHADITH.
Al-Albani melemahkan beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Al-Albani has said in “Sharh al-Aqeedah at-Tahaweeah, pg. 27-28” (8th edition, Maktab al-Islami) by Shaykh Ibn Abi al-Izz al-Hanafi (Rahimahullah), that any Hadith coming from the Shohih collections of al-Bukhari and Muslim is Shohih, not because they were narrated by Bukhari and Muslim, but because the Ahadith are in fact correct. But he clearly contradicts himself, since he has weakened Ahadith from Bukhari and Muslim himself! Now let us consider this information in the light of elaboration :-
Syekh Al-Albani telah berkata didalam Syarh Al-Aqidah at-Tahaweeah hal.27-28 cet.ke 8 Maktab Al-Islami oleh Sjeik Ibn Abi Al-Izz Al-Hanafi (Rahimahullah). “Hadits-hadits shohih yang dikumpulkan oleh Bukhori dan Muslim bukan karena diriwayatkan oleh mereka tapi karena hadits-hadits tersebut sendiri shohih”. !
Tetapi dia (Albani) telah nyata berlawanan dengan omongannya sendiri karena pernah melemahkan hadits dari dua syeikh tersebut. Mari kita lihat beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim yang dilemahkan oleh Syekh al-Albani keterangan berikut ini :
Selected translations from volume 1.
Terjemahan-terjemahan yang terpilih dari jilid (volume) 1.
No.1: (*Pg. 10 no. 1 ) Hadith: The Prophet (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa Sallim) said: “Allah says I will be an opponent to 3 persons on the day of resurrection: (a) One who makes a covenant in my Name but he proves treacherous, (b) One who sells a free person (as a slave) and eats the price (c) And one who employs a laborer and gets the full work done by him, but doesn’t pay him his wages.” [Bukhari no 2114-Arabic version, or see the English version 3/430 pg 236]. Al-Albani said that this Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami wa Z iyadatuh, 4/111 no. 4054”. Little does he know that this Hadith has been narrated by Ahmad and Bukhari from Abu Hurayra (Allah be pleased with him)!!
No.1: (Hal. 10 nr.1) Sabda Rasulallah saw. bahwa Allah swt.berfirman: Aku musuh dari 3 orang pada hari kebangkitan ; a) Orang yang mengadakan perjanjian atas NamaKu, tetapi dia sendiri melakukan pengkhianatan atasnya b) Orang yang menjual orang yang merdeka sebagai budak dan makan harta hasil penjualan tersebut c) orang yang mengambil buruh untuk dikerjakan dan bekerja penuh untuk dia, tapi dia tidak mau membayar gajihnya. (Bukhori no.2114 dalam versi bahasa Arab atau dalam versi bahasa Inggris 3/430 hal. 236). Al-Albani berkata dalam Dhaif Al-jami wa Ziyadatuh 4/111 nr. 4054. bahwa hadits ini lemah. Dia (Al-Albani) memahami hanya sedikit tentang hadits, hadits diatas ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhori dari Abu Hurairah ra.
No.2: (*Pg. 10 no. 2 ) Hadith: “Sacrifice only a grown up cow unless it is difficult for you, in which case sacrifice a ram.” [Muslim no. 1963-Arabic edition, or see the English version 3/4836 pg. 1086]. Al-Albani said that this Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 6/64 no. 6222.” Although this Hadith has been narrated by Imam’s Ahmad, Muslim, Abu Dawood, Nisai and Ibn Majah from Jaabir (Allah be pleased with him)!!
No.2: (Hal. 10 nr.2) Hadits : “Korbanlah satu sapi muda kecuali kalau itu sukar buatmu maka korbanlah satu domba jantan” ( Muslim nr.1963 dalam versi bahasa Arab yang versi bahasa Inggris 3/4836 hal.1086). Al-Albani berkata Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 6/64 nr. 6222 bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah dari Jabir ra.
No.3: (*Pg. 10 no. 3 ) Hadith: “Amongst the worst people in Allah’s sight on the Day of Judgement will be the man who makes love to his wife and she to him, and he divulges her secret.” [Muslim no. 1437- Arabic edition]. Al-Albani claims that this Hadith is DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 2/197 no. 2005.” Although it has been narrated by Muslim from Abi Sayyed (Allah be pleased with him)!!
No.3: (Hal.10 nr.3) Hadits: ‘Termasuk orang yang paling buruk dan Allah swt. akan mengadilinya pada hari pembalasan yaitu suami yang berhubungan dengan isterinya dan isteri berhubungan dengan suaminya dan dia menceriterakan rahasia isterinya (pada orang lain) ‘ (Muslim nr.1437 penerbitan dalam bahasa Arab). Al-Albani menyatakan dalam Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 2/197 nr. 2005 bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Sayyed ra.
No.4: (*Pg. 10 no. 4 ) Hadith: “If someone woke up at night (for prayers) let him begin his prayers with 2 light rak’ats.” [Muslim no. 768]. Al-Albani stated that this Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 1/213 no. 718.” Although it is narrated by Muslim and Ahmad from Abu Hurayra (may Allah be pleased with him)!!
No.4: (Hal.10 nr.4) Hadits: “Bila seorang bangun malam (untuk sholat), maka mulailah sholat dengan 2 raka’at ringan” (Muslim nr. 768). Al-Albani dalam Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 1/213 nr. 718 menyatakan bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah.
No.5: (*Pg. 11 no. 5 ) Hadith: “You will rise with shining foreheads and shining hands and feet on the Day of Judgement by completing Wudhu properly. . . . . . . .” [Muslim no. 246]. Al-Albani claims it is DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 2/14 no. 1425.” Although it has been narrated by Muslim from Abu Hurayra (Allah be pleased with him)!!
No.5: (Hal.11 nr. 5) Hadits: ‘Engkau akan naik keatas dihari kiamat dengan cahaya dimuka, cahaya ditangan dan kaki dari bekas wudu’ yang sempurna’ (Muslim nr 246). Al-Albani dalam Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 2/14 nr. 1425 menyatakan bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah.
No.6: (*Pg. 11 no. 6 ) Hadith: “The greatest trust in the sight of Allah on the Day of Judgement is the man who doesn’t divulge the secrets between him and his wife.” [Muslim no’s 124 and 1437] Al-Albani claims it is DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 2/192 no. 1986.” Although it has been narrated by Muslim, Ahmad and Abu Dawood from Abi Sayyed (Allah be pleased with him)!!
No.6: (Hal.11 nr. 6) Hadits: ‘orang yang dimuliakan disisi Allah pada hari pembalasan (kiamat) ialah yang tidak membuka rahasia antara dia dan isterinya’. (Muslim nr.124 dan 1437). Al-Albani dalam Dhaeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 2/192 nr. 1986 menyatakan bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Abi Sayyed.
No.7: (*Pg. 11 no. 7 )Hadith: “If anyone READS the last ten verses of Surah al-Kahf he will be saved from the mischief of the Dajjal.” [Muslim no. 809]. Al-Albani said that this Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 5/233 no. 5772.”
NB- The word used by Muslim is MEMORIZED and not READ as al-Albani claimed; what an awful mistake! This Hadith has been narrated by Muslim, Ahmad and Nisai from
Abi Darda (Allah be pleased with him)!! (Also recorded by Imam Nawawi in ” Riyadh us-Saliheen, 2/1021″ of the English ed’n).
No.7: (Hal.11 nr.7) Hadits: ‘Siapa yang membaca 10 surah terakhir dari Surah Al-Kahfi, akan dilindungi dari kejahatan Dajjal ‘ (Muslim nr. 809). Al-Albani dalam Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 5/233 nr. 5772 menyatakan hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad dan Nasa’i dari Abi Darda ra. juga dikutip oleh Imam Nawawi dalam Riyadhos Sholihin 2/1021 dalam versi Inggris).
NotaBene: Didalam riwayat Muslim disebut Menghafal (10 surat terakhir Al-Kahfi) bukan Membaca sebagaimana yang dinyatakan Al-Albani, ini adalah kesalahan yang nyata !
No.8: (*Pg. 11 no. 8 ) Hadith: “The Prophet (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa Sallim) had a horse called al-Laheef.” [Bukhari, see Fath al-Bari of Hafiz Ibn Hajar 6/58 no. 2855]. But Al-Albani said that this Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 4/208 no. 4489.” Although it has been narrated by Bukhari from Sahl ibn Sa’ad (Allah be pleased with him)!!! Shaykh Saqqaf said: “This is only anger from anguish, little from a lot and if it wasn’t for the fear of lengthening and boring the reader, I would have mentioned many other examples from al-Albani’s books whilst reading them. Imagine what I would have found if I had traced everything he wrote?”
AL-ALBANI’S INADEQUACY IN RESEARCH (* Vol. 1 pg. 20) Shaykh Saqqaf said: “The strange and amazing thing is that Shaykh l-Albani misquoted many great Hadith scholars and disregards them by his lack of knowledge, either directly or indirectly! He crowns himself as an unbeatable source and even tries to imitate the great scholars by using such terms like “Lam aqif ala sanadih”, which means “I could not find the chain of narration”, or using similar phrases! He also accuses some of the best memorizers of Hadith for lack of attention, even though he is the one best described by that!”
No. 8 (Hal.11 nr. 8) Hadits: Rasulallah saw. mempunyai seekor kuda bernama Al Laheef’’ (Bukhori, lihat Fath Al-Bari oleh Hafiz ibn Hajar 6/58 nr.2855). Tapi Al-Albani dalam “Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 4/208 nr. 4489 berkata bahwa hadits ini lemah. Walaupun diriwayatkan oleh Bukhori dari Sahl Ibn Sa’ad ra.
Syeikh Segaf berkata : Ini hanya marah dari sakit hati ! Kalau tidak karena takut terlalu panjang dan pembaca menjadi bosan karenanya saya akan sebutkan banyak contoh-contoh dari buku-buku Al-Albani …………..)
AL-ALBANI TIDAK SESUAI DALAM PENYELIDIKANNYA (jilid 1 hal.20) Syeikh Seggaf berkata: ‘ Sangat heran dan mengejutkan, bahwa Syeikh Al-Albani menyalahkan dan menolak hadits-hadits yang banyak diketengahkan oleh ulama-ulama pakar ahli hadits baik secara langsung atau tidak secara langsung, tidak lain semuanya ini karena kedangkalan ilmu Al-Albani ! . Dia mendudukkan dirinya sebagai sumber yang tidak pernah dikalahkan. Dia sering meniru kata-kata para ulama pakar (dalam menyelidiki suatu hadits) ‘Lam aqif ala sanadih’ artinya ‘ Saya tidak menemukan rantaian sanadnya’ atau dengan kata-kata yang serupa. Dia juga menyalahkan beberapa ulama pakar penghafal Hadits yang terbaik untuk kurang perhatian, karena dia sendiri merasa sebagai penulis yang paling baik.
Now for some examples to prove our point:
Beberapa contoh-contoh bukti yang dimaksud berikut ini :
No.9: (* Pg. 20 no. 1 ) Al-Albani said in “Irwa al-Ghalil, 6/251 no. 1847” (in connection to a narration from Ali): “I could not find the sanad.” Shaykh Saqqaf said: “Ridiculous! If this al-Albani was any scholar of Islam, then he would have known that this Hadith can be found in “Sunan al-Bayhaqi, 7/121″ :- Narrated by Abu Sayyed ibn Abi Amarah, who said that Abu al-Abbas Muhammad ibn Yaqoob who said to us that Ahmad ibn Abdal Hamid said that Abu Usama from Sufyan from Salma ibn Kahil from Mu’awiya ibn Soayd who said, ‘I found this in my fathers book from Ali (Allah be pleased with him).'”
No.9: (Hal. 20 nr.1) Al-Albani dalam Irwa Al-Ghalil, 6/251 nr. 1847 berkata: (dalam kaitannya dengan sebuah riwayat dari Ali ra.): ‘ Saya tidak menemukan sanadnya”. Syeikh
Saqqaf berkata: ‘Menggelikan! Bila Al-Albani ini orang yang terpelajar dalam Islam maka dia akan tahu bahwa hadits ini ada dalam Sunan Al-Baihaqi 7/121 diriwayatkan dari Abi Sayyed ibn Abi Amarah yang katanya bahwa Abu Al-Abbas Muhammad ibn Yaqub berkata pada kami bahwa Ahmad ibn Abdal Hamid berkata, bahwa Abu Usama dari Sufyan dari Salma ibn Kahil dari Mu’awiyah ibn Soayd berkata, Saya menemukan ini dalam buku ayah saya dari Ali kw.
No.10: (* Pg. 21 no. 2 ) Al-Albani said in ‘Irwa al-Ghalil, 3/283’: Hadith of Ibn Umar ‘Kisses are usury,’ I could not find the sanad.” Shaykh Saqqaf said: “This is outrageously wrong for surely this is mentioned in ‘Fatawa al-Shaykh ibn Taymiyya al-Misriyah (3/295)’: ‘Harb said Obaidullah ibn Mu’az said to us, my father said to me that Soayd from Jiballa who heard Ibn Umar (Allah be pleased with him) as saying: Kisses are usury.’ And these narrators are all authentic according to Ibn Taymiyya!”
No.10: (Hal.21 nr.2) Al-Albani dalam ‘Irwa Al-Ghalil, 3/283’ berkata; Hadits dari Ibn Umar ‘Ciuman-ciuman adalah riba’ ‘. Saya tidak menemukan sanadnya.Syeikh Seggaf berkata: Ini kesalahan yang sangat aneh ! Ini sudah ada didalam Fatwa Syeikh Ibn Taimiyya Al-Misriyah 3/295: “Harb berkata bahwa Ubaidullah ibn Mu’az berkata pada kita; ayah saya berkata bahwa Suaid dari Jiballa mendengar dari Ibn Umar ra berkata: ‘ Ciuman-ciuman itu adalah riba’ “. Dan perawi-perawi dapat dipercaya menurut Ibn Taimiyyah !
No.11: (* Pg. 21 no. 3 ) Hadith of Ibn Masood (Allah be pleased with him): “The Qur’an was sent down in 7 dialects. Everyone of its verses has an explicit and implicit meaning and every interdiction is learly defined.” Al-Albani stated in his checking of “Mishkat ul-Masabih, 1/80 no. 238” that the author of Mishkat concluded many Ahadith with the words “Narrated in Sharh us-Sunnah,” but when he examined the chapter on Ilm and in Fadail al-Qur’an he could not find it! Shaykh Saqqaf said: “The great scholar has spoken! Wrongly as usual. I wish to say to this fraud that if he is seriously interested in finding this Hadith we suggest he looks in the chapter entitled ‘Al-Khusama fi al-Qur’an’ from Sharh-us-Sunnah (1/262), and narrated by Ibn Hibban in his Shohih (no. 74), Abu Ya’ala in his Musnad (no.5403), Tahawi in Sharh al-Mushkil al-Athar (4/172), Bazzar (3/90 Kashf al-Asrar) and Haythami has mentioned it in Majmoo’a al-Zawaid (7/152) and he has ascribed it to Bazzar, Abu Ya’ala and Tabarani in al-Awsat who said that the narrators are trustworthy.”
No.11: (Hal.21 nr.3) Hadits dari Ibn Mas’ud ra : ‘Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh (macam) bahasa, setiap ayat ada yang jelas dan ada yang kurang jelas dan setiap larangan itu jelas ….(ada batasnya) ‘ Al-Albani dalam Mishkat ul-Masabih, 1/80 nr. 238 menyatakan menurut penyelidikannya bahwa pengarang/penulis Mishkat memutuskan banyak hadits dengan kata-kata “diceriterakan/diriwayatkan dalam Syarh As Sunnah” tapi waktu dia (Albani) menyelidiki bab masalah Ilmu dan Keutamaan Al-Qur’an tidak menemukan hal itu !
Syeikh Seggaf berkata: ‘Ulama yang paling pandai telah berbicara kesalahan yang sudah biasa. Dengan kebohongan itu saya ingin mengata= kan , bila dia benar-benar tertarik untuk menemukan ini hadits, kami mengusulkan agar dia melihat dalam bab yang berjudul ‘Al-Khusama fi Al-Qur’an van Sharh-us-Sunnah (1/262) dan diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam shohihnya nr. 74, Abu Ya’la dalam Musnadnya nr. 5403, Tahawi dalam Sharh Al Mushkil Al-Athar 4/172, Bazzar dalam Kash Al-Asrar 3/90, Haitami telah menyatakan dalam Majmu’a Al-Zawaid 7/152 dan dia merujuk kepada Bazzar, Abu Ya’la dan Tabrani dalam Al-Awsat yang berkata bahwa semua perawinya bisa dipercayai.
No.12: (* Pg. 22 no. 4 ) Al-Albani stated in his “Shohihah, 1/230” while he was commenting on Hadith no. 149: “The believer is the one who does not fill his stomach. . . . The Hadith from Aisha as mentioned by Al-Mundhiri (3/237) and by Al-Hakim from Ibn Abbas, I (Albani) could not find it in Mustadrak al-Hakim after checking it in his ‘Thoughts’ section.” Shaykh Saqqaf said: “Please don’t encourage the public to fall into the void of ignorance which you have tumbled into! If you check Mustadrak al-Hakim (2/12) you will find it! This proves that you are unskilled at using book indexes and the memorization of Hadith!”
No.12: (hal.22 nr.4) Al-Albani berkata dalam Shahiha, 1/230 waktu dia memberi komentar tentang hadits nr. 149; “ Orang yang beriman ialah orang yang perutnya tidak kenyang… “ hadits ini dari Aisyah yang disebutkan dalam Al-Mudhiri 3/237 dan Al-Hakim dari Ibn Abbas. Saya (Albani) tidak menemukan dalam Mustadrak Al-Hakim setelah penyelidikannya dan menurut pasal pikirannya.
Syeikh Seggaf berkata: Tolong jangan berani menjatuhkan masyarakat kepada kebodohan yang sia-sia, yang mana engkau sudah terperosok didalamnya! Kalau engkau akan mencari dalam Mustadrak Al-Hakim 2/12 maka dia akan engkau dapati ! Ini membuktikan bahwa engkau sendiri tidak ahli menggunakan buku index dan memberitakan dari Hadits.
No.13: (* Pg. 23 ) Another ridiculous assumption is made by al-Albani in his “Shohihah, 2/476” where he claims that the Hadith: “Abu Bakr is from me, holding the position of (my) hearing” is not in the book ‘Hilya’. We suggest you look in the book “Hilya , 4/73!”
No.13: (Hal.23) Lebih menggelikan lagi dugaan yang dibuat oleh Al-Albani dalam Shohihah, 2/476 yang mana dia menyatakan bahwa hadits: ‘Abu Bakar dari saya dan dia menempati posisi saya’ tidak ada didalam ‘Hilya’. Saya usulkan agar anda melihat didalam “Hilya, 4/73 ” !
No.14: (*Pg. 23 no. 5 )Al-Albani said in his “Shohihah, 1/638 no. 365, 4th edition”: “Yahya ibn Malik has been ignored by the 6 main scholars of Hadith, for he was not mentioned in the books of Tahdhib, Taqreeb or Tadhhib.” Shaykh Saqqaf: “That is what you say! It is not like that, for surely he is mentioned in Tahdhib al-Tahdhib of Hafiz ibn Hajar al-Asqalani (12/19 Dar al-Fikr edition) by the nickname Abu Ayoob al-Maraagi!! So beware!
No.14 (Hal.23 nr. 5) Al-Albani dalam “Shohihah, 1/638 nr. 365, cet.ke 4” mengatakan : Yahya Ibn Malik tidak dikenal/termasuk 6 ahli hadits karena dia ini tidak tercatat Tahdzib, Taqreeb dan Tadzhib.
Syeikh Seggaf berkata: ‘Itu menurut anda! Sebenarnya bukan begitu, nama julukannya ialah Abu Ayub Al-Maraagi dan ini ada didalam Tahdzib, Al-Tahdzib disebutkan oleh Hafiz ibn Hajar Al-Asqalani 12/19 cet.Dar Al-Fikr ! Hati-hatilah!
FURTHER EXAMPLES OF AL-ALBANI’S CONTRADICTIONS
MASIH BANYAK CONTOH KONTRADIKSI DARI AL-ALBANI !
No 15 : (* Pg. 7 )Al-Albani has criticized the Imam al-Muhaddith Abu’l Fadl Abdullah ibn al-Siddiq al-Ghimari (Rahimahullah) for mentioning in his book “al-Kanz al-Thameen” a Hadith from Abu Hurayra (Allah be pleased with him) with reference to the narrator Abu Maymoona: “Spread salaam, feed the poor. . . .”
Al-Albani said in “Silsilah al-Daeefa, 3/492”, after referring this Hadith to Imam Ahmad (2/295) and others: “I say this is a weak sanad, Daraqutni has said ‘Qatada from Abu Maymoona from Abu Hurayra: Unknown, and it is to be discarded.'” Al-Albani then said on the same page: “Notice, a slapdash has happened with Suyuti and Munawi when they came across this Hadith, and I have also shown in a previous reference, no. 571, that al-Ghimari was also wrong for mentioning it in al-Kanz.” But in reality it is al-Albani who has become slapdashed, because he has made a big contradiction by using this same sanad in “Irwa al-Ghalil, 3/238” where he says, “Classified by Ahmad (2/295), al-Hakim . . . from Qatada from Abu Maymoona, and he is trusted as in the book ‘al-Taqreeb’, and Hakim said: ‘A Shohih sanad’, and al-Dhahabi agreed with Hakim! So, by Allah glance at this mistake! Who do you think is wrong, the Muhaddith al-Ghimari (also Suyuti and Munawi) or al-Albani?
No.15. (Hal.7) Al-Albani mengeritik Imam Al-Muhaddith Abu’l Fadl Abdullah ibn Al-Siddiq Al-Ghimari (Rahimahullah) waktu mengetengahkan hadits dari Abu Hurairah ra. dalam kitabnya Al-Kanz Al-Thameen yang bertalian dengan perawi Abu Maymuna ; ‘Sebarkan salam, beri makan orang-orang miskin..’
” Al-Albani berkata dalam Silsilah Al-Daifa, 3/492 setelah merujuk hadits ini pada Imam Ahmad 2/295 dan lain-lain : Saya berkata bahwa sanadnya lemah, Daraqutni juga berkata ‘Qatada dari Abu Maymoona dari Abu Hurairah tidak dikenal dan itu harus dikesampingkan “. Al-Albani berkata pada halaman yang sama; ‘Pemberitahuan, pukulan bagi Suyuti dan Munawi, waktu mereka menemukan hadits ini, dan saya juga telah menunjukkan dalam referensi yang lalu nr. 571 bahwa Al-Ghimari itu telah salah menyebutkan (hadits) itu dalam Al-kanz.
Tetapi sebenarnya Al-Albani-lah yang terkena pukulan, sebab sangat bertentangan dengan perkataannya dalam Irwa Al-Ghalil, 3/238 yang meng gunakan sanad yang sama, katanya: ‘ Diklasifikasikan oleh Ahmad (2/295), al-Hakim….dari Qatada dari Abu Maymuna dan orang mepercayainya sebagaimana yang disebutkan didalam buku Al-Taqreeb dan Hakim berkata; Sanad yang shohih dan Al-Dhahabi sepakat dengan Hakim !
Begitulah Allah langsung melihatkan kesalahan tersebut ! Sekarang siapakah yang selalu salah; Ahli hadits( Al-Ghimari, Suyuti, Munawi) atau Al-Albani ?
No 16 : (* Pg. 27 no. 3 ) Al-Albani wanted to weaken a Hadith which allowed women to wear golden jewellery, and in the sanad for that Hadith there is Muhammad ibn Imara. Al-Albani claimed that Abu Haatim said that this narrator was: “Not that strong,” see the book “Hayat al-Albani wa-Atharu. . . part 1, pg. 207.” The truth is that Abu Haatim al-Razi said in the book ‘al-Jarh wa-Taadeel, 8/45’: “A good narrator but not that strong. . .” So note that al-Albani has removed the phrase “A good narrator !”
NB-(al-Albani has made many of the Hadith which forbid Gold to women to be Shohih, in fact other scholars have declared these Hadith to be daeef and abrogated by other Shohih Hadith which allow the wearing of gold by women. One of the well known Shaykh’s of the “Salafiyya” – Yusuf al-Qardawi said in his book: ‘Islamic awakening between rejection and extremism, pg. 85: “In our own times, Shaykh Nasir al-Din al-Albani has come out with an opinion, different from the consensus on permitting women to adorn themselves with gold, which has been accepted by all madhahib for the last fourteen centuries. He not only believes that the isnad of these Ahadith is authentic, but that they have not been revoked. So, he believes, the Ahadith prohibit gold rings and earrings.” So who is the one who violates the ijma of the Ummah with his extreme opinions?!)
No.16 (Hal.27 nr.3) Al-Albani mau melemahkan hadits yang membolehkan wanita memakai perhiasan emas dan dalam sanad hadits itu ada Muhammad ibn Imara. Al-Albani menyatakan bahwa Abu Haatim berkata; “perawi ini tidak kuat “, lihat buku Hayat Al-Albani wa-Atharu ..jilid 1 hal.207. Yang benar ialah bahwa Abu Haatim Al-Razi dalam buku ‘Al-Jarh wa-Taadeel, 8/45 berkata: “ Perawi yang baik tapi tidak sangat kuat….” Jadi lihat pada catatan Al-Albani bahwa kalimat “Perawi yang baik “ dibuang!
NotaBene: Al-Albani telah membuat/menulis banyak hadits yang menyata- kan larangan emas (dipakai) untuk wanita menjadi Shohih, padahal kenyata- annya para Ulama lain menyatakan hadits-hadits ini lemah dan berlawanan dengan hadits Shohih yang memperbolehkan pemakaian (perhiasan) emas oleh kaum wanita. Salah seorang Syeikh ‘Salafiah’ terkenal, Yusuf Al-Qardawi berkata dalam bukunya Islamic awakening between rejection and extremism, halaman 85: “Dalam zaman kita sendiri Syeikh Nasir al-Din (Al-Albani) telah muncul dengan suatu pendapat yang bertentangan dengan kesepakatan tentang pembolehan wanita-wanita menghias diri mereka dengan emas, yang telah diterima/disetujui oleh semua madzhab selama empat belas abad terakhir. Dia tidak hanya mempercayai bahwa sanad dari hadits-hadits ini (yang melarang wanita memakai perhiasan emas–pen.)dapat dipercaya, tapi bahwa hadits-hadits ini belum dicabut/dihapus. Maka dia percaya hadits-hadits tersebut melarang (pemakaian) cincin dan anting-anting emas”. Lalu siapa yang merusak kesepakatan (ijma’) ummat dengan pendapat-pendapatnya yang ekstrem?
No 17: (* Pg. 37 no. 1 )Hadith: Mahmood ibn Lubayd said, “Allah’s Messenger (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa Sallim) was informed about a man who had divorced his wife 3 times (in one sitting), so he stood up angrily and said: ‘Is he playing with Allah’s book whilst I am still amongst you?’ Which made a man stand up and say, ‘O Allah’s Messenger, shall I not kill him?'” (al-Nisai). Al-Albani declared this Hadith to be Daeef in his checking of “Mishkat al-Masabih, 2/981, 3rd edition, Beirut , 1405 A.H; Maktab al-Islami”, where he says: “This man (the narrator) is reliable, but the isnad is broken or incomplete for he did not hear it directly from his father.” Al-Albani then contradicts himself in the book “Ghayatul Maram Takhreej Ahadith al-Halal wal Haram, no. 261, pg. 164, 3rd Edn, Maktab al-Islami, 1405 A.H”; by saying it is SHOHIH!!!
No 17 (Hal. 37 nr. 1) Hadits : Mahmud ibn Lubayd berkata; ‘Rasulallah saw. telah diberitahu mengenai seorang yang telah mencerai isterinya 3x dalam satu waktu, oleh karena itu dia berdiri dengan marah dan berkata; ‘Apakah dia bermain-main dengan Kitabullah, sedangkan aku masih berada dilingkungan engkau ? Yang mana berdiri seorang untuk berkata ; Wahai Rasulallah, apakah dia tidak saya bunuh saja ? (Al-Nisa’i).
Al-Albani menyatakan hadits ini lemah menurut penyelidikannya dari kitab ‘Mishkat Al-Masabih 2/981 cet.ketiga, Beirut 1405 A.H. de Maktab Al-Islami ‘ yang mengatakan “ Perawinya bisa dipercaya tapi isnadnya terputus atau tidak komplit, karena dia tidak mendengar langsung dari ayahnya”. Al-Albani berkata berlawanan dengan dirinya sendiri dalam buku Ghayatul Maram Takhreej Ahadith Al-Halal wal-Haram, nr. 261, hal. 164, cet.ketiga Maktab Al-Islami, 1405 A.H” telah mengatakan bahwa hadits itu Shohih !!
No 18 : (* Pg. 37 no. 2)Hadith: “If one of you was sleeping under the sun, and the shadow covering him shrank, and part of him was in the shadow and the other part of him was in the sun, he should rise up.” Al-Albani declared this Hadith to be SHOHIH in “Shohih al-Jami al-Sagheer wa Ziyadatuh (1/266/761)”, but then contradicts himself by saying it is DAEEF in his checking of “Mishkat ul-Masabih, 3/1337 no. 4725, 3rd Ed” and he has referred it to the Sunan of Abu Dawood!”
No 18 (Hal.37 nr.2) Hadits; “Bila salah satu dari engkau tidur dibawah (terik) sinar matahari dan bentuk naungan telah menutupinya dan sebagian darinya didalam naungan dan sebagiannya lagi dibawah (terik) sinar matahari, maka dia harus bangun” . Al-Albani menyatakan hadits ini shohih dalam Shohih Al-Jami Al-Sagheer wa Ziyadatuh (1/266/761) tapi perkataannya berlawanan dengannya karena mengatakan hadits ini lemah dalam penyelidikannya dari Mishkat ul-Masabih 3/1337 nr.4725 cet.ketiga dan dia merujuk hadits ini pada Sunan Abu Daud.
No 19 : (* Pg. 38 no. 3 )Hadith: “The Friday prayer is obligatory on every Muslim.” Al-Albani rated this Hadith to be DAEEF in his checking of “Mishkat al-Masabih, 1/434”, and said: “Its narrators are reliable but it is discontinuous as is indicated by Abu Dawood”. He then contradicts himself in “Irwa al-Ghalil, 3/54 no. 592”, and says it is SHOHIH!!! So beware o wise men!
No. 19 (Hal.38 nr. 3) Hadits : “Sholat Jum’at itu wajib bagi setiap Muslim” Al-Albani menganggap hadits ini lemah dalam penyelidikannya dari De Mishkat Al-Masabih, 1/434 dan katanya; Perawi dari hadits ini bisa dipercaya, tetapi terputus sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Daud. Kalau begitu dia bertentangan dengan perkataannya dalam’ Irwa Al-Ghalil 3/54 nr. 592’ dan mengatakan hadits ini Shohih ! Hati-hatilah sedikit, wahai orang bijaksana !
No 20 : (* Pg. 38 no. 4 ) Al-Albani has made another contradiction. He has trusted Al-Muharrar ibn Abu Hurayra in one place and then weakened him in another. Al-Albani certifies in “Irwa al-Ghalil, 4/301” that Muharrar is a trustee with Allah’s help, and Hafiz (Ibn Hajar) saying about him “accepted”, is not accepted, and therefore the sanad is Shohih. He then contradicts himself in “Shohihah 4/156” where he makes the anad DAEEF by saying: “The narrators in the sanad are all Bukhari’s (i.e.; used by Imam al-Bukhari) men, except for al-Muharrar who is one of the men of Nisai and Ibn Majah only. He was not trusted accept by Ibn Hibban, and that’s why al-Hafiz Ibn Hajar did not trust him, Instead he only said ‘accepted!'” So beware of this fraud!
No.20: (Hal. 38 nr. 4). Al-Albani membuat lagi kontradiksi. Dia disatu tempat mempercayai Al-Muharrar ibn Abu Huraira kemudian ditempat lain dia melemahkannya. Al-Albani menerangkan dalam Irwa Al-Ghalil 4/301 bahwa Al-Muharrar dengan bantuan Allah seorang yang dapat dipercaya dan Hafiz (Ibnu Hajar) berkata mengenai dia “dapat diterima”, bahwa pernyataan ini (yaitu pernyataan Ibn Hajar–pent) tidak dapat diterima, dan oleh karenanya sanadnya Shohih. Maka dia (Albani) berlawanan dengan omongannya dalam Shohihah 4/156 yang mana dia melemahkan sanad sambil mengatakan:
” Para perawi dalam sanad itu semuanya adalah para perawi Imam Bukhori”, kecuali Al-Muharrar yang merupakan salah satu perawi Imam An-Nasa’i dan Ibn Majah saja. Ia tidak dipercaya kecuali hanya Ibn Hibban, dan karena sebab itulah Al-Hafidz Ibn Hajar tidak mempercayainya, hanya saja ia berkata ‘Dapat Diterima’! Berhati-hatilah dari penyimpangan ini !!
No 21 : (* Pg. 39 no. 5 ) Hadith: Abdallah ibn Amr (Allah be pleased with him): “The Friday prayer is incumbent on whoever heard the call” (Abu Dawood). Al-Albani stated that this Hadith was HASAN in “Irwa al-Ghalil 3/58”, he then contradicts himself by saying it is DAEEF in “Mishkatul Masabih 1/434 no 1375”!!!
No.21 (Hal. 39 nr. 5) Hadits: Abdullah ibn Amr ra. “ Sholat Jumat wajib bagi orang yang sudah mendengar panggilan (adzan)” (Abu Daud). Al-Albani menyatakan hadits ini Hasan dalam “Irwa Al-Ghalil 3/58”, dan dia berlawanan dengan perkataannya yang menyatakan hadits ini lemah dalam Mishkatul Masabih 1/434 nr. 1375 !
No 22 : (* Pg. 39 no. 6 ) Hadith: Anas ibn Malik (Allah be pleased with him) said that the Prophet (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa Sallim) used to say : “Do not be hard on yourself, otherwise Allah will be hard on you. When a people were hard on themselves, then Allah was hard on them.” (Abu Dawood) Al-Albani stated that this Hadith was DAEEF in his checking of “Mishkat, 1/64”, but he then contradicts himself by saying that this Hadith is HASAN in “Ghayatul Maram, pg. 141”!!
No.22 (Hal. 39 nr. 6) Hadits : Anas ibn Malik ra. berkata bahwa Rasulallah saw. telah bersabda: “Janganlah keras terhadap dirimu, dengan demikian Allah juga akan keras terhadapmu, bilamana manusia keras terhadap dirinya maka Allah akan keras juga terhadap mereka”. (Abu Daud). Al-Albani menurut penyelidikannya di Mishkat 1/64, mengatakan bahwa hadits ini lemah. Tapi dia lalu berlawanan dengan perkataannya di “Ghayatul Maram, hal. 141 bahwa hadits ini Hasan !!
No 23: (* Pg. 40 no. 7 ) Hadith of Sayyida Aisha (Allah be pleased with her): “Whoever tells you that the Prophet (Peace be upon him) used to urinate while standing, do not believe him. He never urinated unless he was sitting.” (Ahmad, Nisai and Tirmidhi ) Al-Albani said that this sanad was DAEEF in “Mishkat 1/117.” He then contradicts himself by saying it is SHOHIH in “Silsilat al-Ahadith al-Shohihah 1/345 no. 201”!!! So take a glance dear reader!
No.23 (Hal.40 nr. 7) Hadits dari ‘Aisyah ra : “Siapapun yang mengatakan bahwa Rasulallah saw biasa kencing dengan berdiri, janganlah dipercayai. Beliau tidak pernah kencing kecuali dengan duduk” (Ahmad,Nasa’i dan Tirmidzi). Al-Albani dalam Mishkat 1/117 mengatakan sanad hadits ini lemah. Dia bertentangan dengan perkataannya di “Silsilat Al-Ahadits al-Shohihah 1/345 nr.201” bahwa hadits ini Shohih !
No 24 : (* Pg. 40 no. 8 ) Hadith “There are three which the angels will never approach: The corpse of a disbeliever, a man who wears ladies perfume, and one who has had sex until he performs ablution” (Abu Dawood). Al-Albani corrected this Hadith in “Shohih al-Jami al-Sagheer wa Ziyadatuh, 3/71 no. 3056” by saying it was HASAN in the checking of “Al-Targhib 1/91” [Also said to be Hasan in the English translation of ‘The Etiquettes of Marriage and Wedding, pg. 11]. He then makes an obvious contradiction by saying that the same Hadith was DAEEF in his checking of “Mishkatul-Masabih, 1/144 no. 464” and says that the narrators are trustworthy but the chain is broken between Al-Hasan al-Basri and Ammar (Allah be pleased with him) as al-Mundhiri had said in al-Targhib (1/91)!!
No.24 (Hal.40 nr.8) Hadits : “Tiga macam orang yang malaikat tidak mau mendekatinya : Mayit orang kafir, lelaki yang memakai minyak wangi wanita dan orang yang telah berhubungan sex (junub) sampai dia bersuci ” (Abu Daud). Al-Albani telah membenarkan hadits ini dalam Shohih Al-Jami Al-Sagheer wa Ziyadatuh 3/71 nr. 3056 dengan mengatakan hadits itu Hasan dalam penyelidikan dari Al-Targhib 1/91 (juga mengatakan Hasan dalam Terjemahannya kedalam bahasa Inggris “The Etiquettes of Marriage and Wedding, page 11). Dia membuat kontradiksi yang nyata dalam penyelidikannya dalam Mishkatul-Masabih 1/144 nr. 464 mengatakan hadits yang sama ini Lemah, dan dia berkata bahwa perawi-perawinya patut dipercaya tapi rantai sanadnya terputus antara Hasan Basri dan Ammar sebagaimana yang disebutkan juga oleh Al-Mundhiri dalam Al-Targhib 1/91 !!
No 25 : (* Pg. 42 no. 10 ) It reached Malik (Rahimahullah) that Ibn Abbas (Allah be pleased with him) used to shorten his prayer, in distances such as between Makkah and Ta’if or between Makkah and Usfan or between Makkah and Jeddah. . . . Al-Albani has weakened it in “Mishkat, 1/426 no. 1351”, and then contradicts himself by saying it is SHOHIH in “Irwa al-Ghalil, 3/14”!!
No.25 (Hal. 42 nr. 10) Telah sampai (riwayat) dari Malik rh “bahwa Ibn Abbas ra. biasa menyingkat (menggashor) sholatnya dalam jarak antara Makkah dan Ta’if atau antara Makkah dan Usfan atau antara Makkah dan Jeddah…..” Al-Albani telah melemahkannya dalam Mishkat, 1/426 nr.1351, dan dia bertentangan dengan perkataannya di Irwa al-Ghalil 3/14 yang mengatakan ini Shahih !
No 26 : (* Pg. 43 no. 12 ) Hadith: “Leave the Ethiopians as long as they leave you, because no one takes out the treasure of the Ka’ba except the one with the two weak legs from Ethiopia .” Al-Albani has weakened this Hadith in his checking of “Mishkat 3/1495 no. 5429” by saying: “The sanad is DAEEF.” But then he contradicts himself as is his habit, by correcting it in “Shohihah, 2/415 no. 772.”
No. 26. (Hal.43 nr.12) Hadits : “Tinggalkan orang-orang Ethiopia selama mereka meninggalkanmu, sebab tidak ada orang yang mengambil barang berharga dari Ka’bah kecuali seorang Ethopia yang dua kakinya lemah” . Al-Albani dalam penyelidikannya di Mishkat 3/1495 nr. 5429 mengatakan sanadnya Lemah. Tapi sebagaimana biasa dia bertentangan dengan perkata- annya dengan membenarkannya dalam Shahihah 2/415 nr. 772 !
An example of al-Albani praising someone in one place and then disparaging him in another place in his books
Contoh (Sifat) dari Al-Albani ialah pertama memuji seseorang disatu tempat dibukunya dan dilain tempat mengecilkan orang tersebut.!!
No 27 : (* Pg. 32 ) He praises Shaykh Habib al-Rahman al-Azami in the book ‘Shohih al Targhib wa Tarhib, page 63’, where he says: “I want you to know one of the things that encouraged me to. . . . which has been commented by the famous and respected scholar Shaykh Habib al-Rahman al-Azami” . . . . And he also said on the same page, “And what made me more anxious for it, is that its checker, the respected Shaykh Habib al-Rahman al-Azami has announced. . . .” Al-Albani thus praises Shaykh al-Azami in the above mentioned book; but then makes a contradiction in the introduction to ‘Adaab uz Zufaaf (The Etiquettes of Marriage and Wedding), new edition page 8’, where he said: “Al-Ansari has used in the end of his letter, one of the enemies of the Sunnah, Hadith and Tawhid, who is famous for that, is Shaykh Habib al-Rahman al-Azami. . . . . For his cowardliness and lack of scholarly deduction. . . ..”
NB – (The above quotation from Adaab uz Zufaaf is not found in the English translation by his supporters, which shows that they deliberately avoided translating certain parts of the whole work). So have a glance at this!
No.27: (Hal. 32) Dia (Albani) memuji Syeikh Habib al-Rahman al-Azami didalam Shahih al Targhib wa Tarhib hal. 63 yang mana katanya ; “Saya ingin agar engkau mengetahui satu dari beberapa hal bahwa saya memberanikan diri untuk….yang dikomentari oleh ulama yang terkenal dan terhormat Syeikh Habib al-Rahman al-Azami “…. dan dia (Albani) mengatakan pada halaman yang sama “Dan apa yang membuat saya lebih senang dalam hal ini, bahwa kajian serta hasil penelitian ini ditanggapi (dengan baik–pen.) oleh yang terhormat Syeikh Habib al-Rahman al-Azami “. Al-Albani memuji Syeikh al-Azami dalam buku yang tersebut diatas. Tapi kemudian membuat penyangkalan dalam ‘Adaab uz Zufaaf (Akhlak Perkawinan dan Pernikahan), edisi baru hal.8 yang dia berkata; “Al-Ansari telah membiasakan akhir dari tulisannya, salah satu musuh dari Sunnah, Hadits dan Tauhid, yang cukup terkenal, ialah Syaikh Habib al-Rahman al-Azami …karena sikap pengecutnya dan kekurangan ilmunya…”.
NB: (Kutipan diatas dari ‘Adaab uz Zufaaf , tidak terdapat didalam terjemahan bahasa Inggris oleh pendukung-pendukungnya, yang mana menunjukkan bahwa mereka dengan sengaja tidak mau menterjemahkan bagian-bagian tertentu). Oleh karena itu perhatikan penyimpangan ini, Wahai para pembaca yang mulia!
SELECTED TRANSLATIONS FROM VOLUME 2
Terjemahan-terjemahan pilihan dari jilid (volume) 2
No 28 : (* Pg. 143 no. 1 ) Hadith of Abi Barza (Allah be pleased with him): “By Allah, you will not find a man more just than me” (Sunan al-Nisai, 7/120 no. 4103). Al-Albani said that this Hadith was SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 6/105 no. 6978”, and then he astonishingly contradicts himself by saying it is DAEEF in “Daeef Sunan al-Nisai, pg. 164 no. 287.” So beware of this mess!
No.28 (Hal.143 nr.1) Hadits dari Abi Barza ra: “ Demi Allah, Engkau tidak akan menemukan seorang lebih benar dari saya “(Sunan Al-Nisai 7/120 nr. 4103) Al-Albani berkata bahwa hadits ini Shohih dalam Shohih Al-Jami wa Ziyadatuh 6/105 nr.6978 dan kemudian lebih mengherankan dia bertentang- an dengan perkataannya dalam Daeef Sunan Al-Nisai hal. 164 nr. 287 yang mengatakan itu Lemah. HATI-HATILAH DARI PENGACAUN INI !
No 29 : (* Pg. 144 no. 2 ) Hadith of Harmala ibn Amru al-Aslami from his Uncle: “Throw pebbles at the Jimar by putting the extremity of the thumb on the fore-finger.” (Shohih Ibn Khuzaima, 4/276-277 no. 2874) Al-Albani acknowledged its weakness in “Shohih Ibn Khuzaima” by saying that the sanad was DAEEF, but then contradicts himself by saying it is SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 1/312 no. 923!”
No 29 (Hal. 144 nr. 2) Hadits dari Harmala ibn Amru al-Aslami dari pamannya: “Letakkanlah batu kerikil pada ujung ibu jari diatas jari depan (telunjuk) pada lemparan
jumrah “ (Shohih Ibn Khuzaima, 4/276-277 nr.2874). Al-Albani memberitahu kelemahan ini (hadits) dalam Shohih Ibn Khuzaima sambil mengatakan sanad hadits ini Lemah, tapi kemudian dia bertentangan sendiri yang mengatakan Shohih dalam “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 1/312 no. 923 !”
No 30 : (* Pg. 144 no. 3 ) Hadith of Sayyidina Jabir ibn Abdullah (Allah be pleased with him): “The Prophet (Peace be upon him) was asked about the sexually defiled [junubi]. . . can he eat, or sleep. . . He said :’Yes, when this person makes wudhu.'” (Ibn Khuzaima no. 217 and Ibn Majah no. 592). Al-Albani has admitted its weakness in his comments on “Ibn Khuzaima, 1/108 no. 217”, but then contradicts himself by correcting the above Hadith in “Shohih Ibn Majah, 1/96 no. 482 “!!
No 30 (Hal. 144 nr.3) Hadits dari Sayyidina Jabir ibn Abdullah ra. : “Rasulallah saw. ditanyai tentang Junub (orang yang belum suci setelah bersetubuh) …apa boleh dia makan atau tidur…Beliau saw. bersabda : Boleh, bila orang ini wudu dahulu “ (Ibn Khuzaima nr. 217 dan Ibn Majah nr.592). Al-Albani telah mengikrarkan kelemahannya didalam komentarnya di Ibn Khuzaima 1/108 nr. 217, Tetapi kemudian kontradiksi sendiri dengan membenarkan hadits tersebut dalam Shohih Ibn Majah 1/96 nr. 482).
No 31 : (* Pg. 145 no. 4 ) Hadith of Aisha (Allah be pleased with her): “A vessel as a vessel and food as food” (Nisai, 7/71 no. 3957). Al-Albani said that it was SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 2/13 no. 1462”, but then contradicts himself in “Daeef Sunan al-Nisai, no. 263 pg. 157”, by saying it is DAEEF!!!
No. 31 (Hal.145 nr.4) Hadits dari Aisyah ra ; “ Perahu sebagai perahu (berlayar) dan makanan sebagai makanan “ (Nasai 7/71 nr. 3957). Al-Albani mengatakan hadits ini Shohih dalam Shohih al-Jami wa Ziyadatuh 2/13 nr.1462, tetapi kemudian menyangkal sendiri dengan mengatakan Lemah dalam Daeef Sunan al-Nisai nr. 263 hal. 157. !!
No 32 : (* Pg. 145 no. 5 ) Hadith of Anas (Allah be pleased with him): “Let each one of you ask Allah for all his needs, even for his sandal thong if it gets cut.” Al-Albani said that the above Hadith was HASAN in his checking of “Mishkat, 2/696 no. 2251 and 2252”, but then contradicts himself in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 5/69 no. 4947 and 4948”!!!
No 32 (Hal.145 nr. 5) Hadits dari Anas ra : “Mintalah setiap kamu pada Allah semua yang engkau butuhkan walaupun mengenai tali sandalnya bila telah putus” Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini Hasan dalam penyelidik- annya di Mishkat 2/696 nr. 2251 dan 2252, tetapi kemudian dia bertentangan sendiri dalam Daeef al-jami wa Ziyadatuh 5/69 nr. 4947 dan 4948 !!
No 33 : (* Pg. 146 no. 6 ) Hadith of Abu Dharr (Allah be pleased with him): “If you want to fast, then fast in the white shining nights of the 13th, 14th and 15th.” Al-Albani declared it to be DAEEF in “Daeef al-Nisai, pg. 84” and in his comments on “Ibn Khuzaima, 3/302 no. 2127”, but then contradicts himself by calling it SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 2/10 no. 1448” and also corrected it in “Shohih al-Nisai, 3/902 no. 4021”!! So what a big contradiction!
NB- (Al-Albani mentioned this Hadith in ‘Shohih al-Nisai’ and in ‘Daeef al-Nisai’, which proves that he is unaware of what he has and is classifying, how inept!).
No. 33 (Hal.146 nr.6) Hadits dari Abu Dzar ra : “Bila engkau ingin berpuasa, maka puasalah pada bulan purnama tanggal 13, 14 dan 15 “ . Al-Albani menyatakan hadits ini Lemah dalam Daeef al-Nisai hal. 84 dan dalam komentarnya di Ibn Khuzaima 3/302 nr. 2127. Tetapi kemudian kontradiksi sendiri yang menyebutnya Shohih dalam Shohih al-Jami wa Ziyadatuh 2/10 nr. 1448 dan pula membenarkan itu dalam Shohih al-Nisai 3/902 nr. 4021 !! Ini adalah kontradiksi yang besar !
NB: (Al-Albani menyebutkan hadits ini dalam Shohih al-Nisai dan dalam Daeef al-Nisai, ini semua menunjukkan bahwa dia tidak hati-hati/ceroboh atas apa yang telah dia perbuat, semuanya tidak layak)
No 34 : (* Pg. 147 no. 7 )Hadith of Sayyida Maymoonah (Allah be pleased with her): “There is nobody who has taken a loan and it is in the knowledge of Allah. . . .” (Nisai, 7/315 and others). Al-Albani said in “Daeef al-Nisai, pg 190”: “Shohih, except for the part al-Dunya.” Then he contradicts himself in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 5/156”, by saying that the whole Hadith is SHOHIH, including the al-Dunya part. So what an amazing contradiction!
No.34 (Hal. 147 nr.7) Hadits dari Siti Maymunah ra ; “ Tidak seorangpun yang menerima pinjaman dan itu (selalu)dalam pengetahuan Allah” (Nisai, 7/315 dan lain-lain). Al-Albani berkata dalam Daeef al-Nisai hal.190 ; ‘Shohih, kecuali bagian al-Dunya’. Kemudian dia menyangkal sendiri dalam Shohih al Jami wa Ziyadatuh 5/156, dengan mengatakan bahwa semua Hadits ini Shohih termasuk bagian al-Dunya. Ini kontradiksi yang sangat menakjubkan !
No 35 : (* Pg. 147 no. 8 ) Hadith of Burayda (Allah be pleased with him): “Why do I see you wearing the jewellery of the people of hell” (Meaning the Iron ring), [Nisai, 8/172 and others. . .]. Al-Albani has said that it was SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 5/153 no. 5540”, but then contradicts himself by saying it is DAEEF in “Daeef al-Nisai, pg. 230”!!!
No.35 (Hal. 147 nr. 8) Hadits dari Buraidah ra: “Mengapa saya melihat engkau memakai perhiasan dari penghuni neraka (Maksudnya cincin besi)”. (Nisai 8/172 dan lain-lainnya….). Al-albani telah mengatakan hadits in Shohih dalam Shahih al-jami wa Ziyadatuh 5/153 nr. 5540. Tetapi kemudian dia menyangkal sendiri dengan mengatakan Lemah dalam Daeef al-Nisai hal.230) !
No 36 : (* Pg. 148 no. 9 )Hadith of Abu Hurayra (Allah be pleased with him): “Whoever buys a carpet to sit on, he has 3 days to keep it or return it with a cup of dates that are not brownish in colour” (Nisai 7/254 and others). Al-Albani has weakened it with reference to the ‘3 days’ part in “Daeef Sunan al-Nisai, pg. 186”, by saying: “Correct, except for 3 days.” But the ‘genius’ contradicts himself by correcting the Hadith and approving the ‘3 days’ part in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 5/220 no. 5804”. So wake up (al-Albani)!!
No.36 (Hal.148 nr. 9) Hadits dari Abu Huraira ra ; “ Siapapun membeli permadani untuk diduduki, dia mempunyai waktu tiga hari untuk menyimpannya atau mengembalikannya dalam beberapa waktu selama warnanya tidak menjadi coklat (karena kotor) ”. (Nisai 7/254 dan lain-lainya). Al-Albani telah melemahkan hadits ini pada bagian “tiga hari” dengan menyebut referensinya dalam Daeef Sunan al-nisai hal. 186, sambil katanya “Benar/Shohih kecuali kata-kata tiga hari”.Tetapi ‘orang cerdik ini’ menyangkal sendiri dengan membenarkan hadits itu dan termasuk bagian kata-kata “tiga hari” dalam Shohih al-jami wa Ziyadatuh 5/220 nr. 5804“. Bangunlah hai al-Albani!
No 37 : (* Pg. 148 no. 10 )Hadith of Abu Hurayra (Allah be pleased with him): “Whoever catches a single rak’ah of the Friday prayer has caught (the whole prayer).” (Nisai 3/112, Ibn Majah 1/356 and others). Al-Albani has weakened it in “Daeef Sunan al-Nisai, no. 78 pg. 49”, where he said: “Abnormal (shadh), where Friday is mentioned.” He then contradicts himself by saying SHOHIH, including the Friday part in “Irwa, 3/84 no. 622 .” May Allah heal you!
No.37 (Hal. 148 nr.10) Hadits Abu Hurairah ra : “Siapapun yang mendapati satu raka’at dari Sholat Jum’at itu telah memadainya (untuk semua sholat)”. (Nisai 3/112, Ibn Majah 1/356 dan lain-lainnya). Al-Albani telah melemahkan ini dalam Daeef Sunan al-Nisai, nr. 78 hal. 49, dimana dia telah berkata; ‘Luar biasa (shadh), bilamana disitu di sebutkan hari jumat’. Kemudian dia kontradiksi sendiri dengan mengatakan Shohih termasuk bagian hari Jum’at dalam Irwa, 3/84 nr. 622! Semoga Allah menyembuhkanmu !
AL-Albani and his Defamation and Authentication of Narrators at will !
Al-Albani dan Fitnahannya Dan Perawi-perawi yang dipercaya kesenangannya !
No 38 : (* Pg 157 no 1 ) KANAAN IBN ABDULLAH AN-NAHMY :- Al-Albani said in his “Shohihah, 3/481” : “Kanaan is considered Hasan, for he is attested by Ibn Ma’een.” Al-Albani then contradicts himself by saying, “There is weakness in Kanaan” (see “Daeefah, 4/282”)!!
No 38: (Hal. 157 nr.1) Kanan Ibn Abdullah An-Nahmy: Al-Albani berkata dalam Shohihah, 3/481 ; “Kanaan telah dianggap sebagai Hasan, untuk itu telah dinyatakan oleh Ibn Ma’een. Kemudian Al-Albani menyangkal sendiri dengan katanya “Ada kelemahan pada Kanaan”(lihat Daeefah, 4/282) !!
No 39 : (* Pg. 158 no. 2 ) MAJA’A IBN AL-ZUBAIR :- Al-Albani has weakened Maja’a in “Irwa al-Ghalil, 3/242”, by saying, “This is a weak sanad because Ahmad has said: ‘There is nothing wrong with Maja’a’, and Daraqutni has weakened him. . .” Al-Albani then made a contradiction in his “Shohihah, 1/613” by saying: “His men (the narrators) are trusted except for Maja’a who is a good narrator of Hadith.” An amazing contradiction!
No 39: (Hal.158. nr.2) Maja’a Ibn Al-Zubair : Al-Albani telah melemahkan Maja’a dalam Irwa al-Ghalil, 3/242, dengan katanya. “ Ini adalah sanad yang lemah sebab Ahmad telah berkata ‘ Tidak ada kesalahan dengan Maja’a, dan Daraqutni telah melemahkan dia…’”. Al-Albani telah membuat kontradiksi dalam bukunya Shohihah 1/613 dengan mengatakan “ Perawi-perawinya bisa dipecaya kecuali Maja’a, itu seorang perawi hadits yang baik”. Suatu pertentangan yang menakjubkan!
No 40 : (* Pg. 158 no. 3 ) UTBA IBN HAMID AL-DHABI :- Al-Albani has weakened him in “Irwa al-Ghalil, 5/237” by saying: “And this is a weak (Daeef) sanad which has three defects. . . . the second defect is the weakness of al-Dhabi, the Hafiz said: ‘A truthful narrator with hallucinations'”. Al-Albani then makes an obvious contradiction in “Shohihah, 2/432”, where he said about a sanad which mentions Utba: “And this is a good (Hasan) sanad, Utba ibn Hamid al-Dhabi is trustworthy but has hallucinations, and the rest of the narrators in the sanad are trusted.” !!
No 40: (Hal. 158 nr.3) Utba Ibn Hamid Al-Dhabi; Al-Albani telah melemahkan dia dalam Irwa al-Ghalil 5/237 sambil katanya ; “ Dan ini adalah sanad lemah yang mempunyai tiga kekurangan….(salah satunya) adalah kekurangan yang kedua karena lemahnya al-Dhabi, Al-Hafiz berkata; ‘ Seorang perawi jujur dengan khayalan’ . Kemudian Al-Albani membuat kontradiksi yang nyata dalam Shohihah 2/432, dimana dia berkata tentang sanad yang menyebut Utba; “Dan ini sanad yang baik, Utba ibn Hamid al-Dhabi dapat dipercaya namun sering salah, dan selebihnya dalam sanad ini adalah para perawi yang terpercaya”
No 41: (* Pg. 159 no. 4 )HISHAM IBN SA’AD :- Al-Albani said in his “Shohihah, 1/325”: “Hisham ibn Sa’ad is a good narrator of Hadith.” He then contradicts himself in “Irwa al-Ghalil, 1/283” by saying: “But this Hisham has a weakness in memorizing” So what an amazement !!
No 41 (Hal. 159 nr. 4) Hisham Ibn Sa’ad ; Al-Albani berkata dalam Shohihah 1/325; “ Hisham ibn sa’ad ialah perawi hadits yang baik”. Kemudian dia bertentangan sendiri dalam Irwa al-Ghalil 1/283 sambil katanya ; “Tapi Hisham ini lemah dalam hafalan”. Sesuatu yang mengherankan !!
No 42 : (* Pg. 160 no. 5 ) UMAR IBN ALI AL-MUQADDAMI :- Al-Albani has weakened him in “Shohihah, 1/371”, where he said: “He in himself is trusted but he used to be a very bad forger, which makes him undependable. . . .” Al-Albani then contradicts himself again in “Shohihah, 2/259” by accepting him and describing him as being trustworthy from a sanad which mentions Umar ibn Ali. Al-Albani says: “Classified by Hakim, who said: ‘A Shohih Isnad (chain of transmission)’, and al-Dhahabi went along with it, and it is as they have said.” So what an amazement !!!
No.42: (Hal.160 nr. 5) Umar Ibn Ali Al-Muqaddami ; Al-albani telah melemah- kan dia dalam Shohihah 1/371, dimana dia berkata ; “Ia sendiri sebetulnya adalah terpercaya tapi dia sebagai Pemalsu yang sangat jelek, yang membuatnya tidak terpercaya…”. Al-Albani membuat kontradiksi baru lagi dalam Shohihah 2/259 mengakui dia (Umar ibn Ali) dan mengatakan bila ada sanad yang menyebut Umar Ibn Ali maka bisa dipercayainya. Al-Albani berkata “ Dinilai oleh Hakim yang mana berkata : “Shohih isnadnya” (rantaian perawinya) dan Al-Dhahabi mengakuinya juga dan ini yang mereka (berdua) katakan (hadits benar/shohih–pen)“. Ini sangat mengherankan !!
No 43: (* Pg. 160 no. 6 )ALI IBN SA’EED AL-RAZI :- Al-Albani has weakened him in “Irwa, 7/13”, by saying: “They have said nothing good about al-Razi.” He then contradicts himself in another ‘fantastic’ book of his, “Shohihah, 4/25”, by saying: “This is a good (Hasan) sanad and the narrators are all trustworthy.” So beware !!!
No.43: (Hal. 160. nr. 6) Ali Ibn Sa’eed Al-Razi ; Al-Albani telah melemahkan dia dalam Irwa 7/13, dengan katanya : “Mereka tidak mengatakan sesuatu yang baik tentang al-Razi” Dia kemudian menyangkal sendiri dalam ‘buku lain nya yang ‘indah/hebat’ Shohihah, 4/25, sambil mengatakan “Ini adalah (Hasan) sanadnya dan para perawinya dapat dipercaya”. Berhati-hatilah!!
No 44: (* Pg. 165 no. 13 ) RISHDIN IBN SA’AD :- Al-Albani said in his “Shohihah, 3/79” : “In it (the sanad) is Rishdin ibn Sa’ad, and he has been declared trustworthy.” But then he contradicts himself by declaring him to be DAEEF in “Daeefah, 4/53”; where he said: “And Rishdin ibn Sa’ad is also daeef.” So beware!!
No 44: (Hal. 165 nr. 13) Rishdin Ibn Sa’ad : Al-Albani berkata dalam Shohihah 3/79 : “ Didalam (sanad)nya ada Rishdin ibn Sa’ad, dan dia telah menyatakan bisa dipercaya”. Tetapi kemudian dia bertentangan sendiri dalam penyataannya yang mengatakan Lemah tentang dia (Rishdin) dalam Daeefah 4/53, dimana dia berkata : “dan Rishdin ibn Sa’ad ini juga lemah “. Berhati-hatilah!!
No 45: (* Pg. 161 no. 8 ) ASHAATH IBN ISHAQ IBN SA’AD :- What an amazing fellow this Shaykh!! Al-Albani!! Proves to be. He said in “Irwa al-Ghalil, 2/228”: “His status is unknown, and only Ibn Hibban trusted him.” But then he contradicts himself by his usual habit! Because he only transfers from books and nothing else, and he copies without knowledge; this is proven in “Shohihah, 1/450”, where he said about Ashaath: “Trustworthy”. So what an amazement !!!
No 45 (Hal. 161 nr. 8) Ashaath Ibn Ishaq Ibn Sa’ad : Betapa mengherankan lelaki (Al-Albani) ini!! Terbukti, dia berkata dalam Irwa al-Ghalil 2/228, “Keadaannya/statusnya tidak dikenal, dan hanya Ibn Hibban mempercayai dia”. Tetapi kemudian dia bertentangan sendiri, seperti kebiasaannya! Karena dia hanya mengalihkan/menyalin dari buku-buku dan tidak hal lain yang ia lakukan, dan dia mengutip/menyalin tanpa adanya ilmu pengetahuan. Ini dibukti kan dalam Shohihah 1/450, dimana dia berkata tentang Ashaath ‘Dapat Dipercaya’. Keajaiban yang luar biasa!
Nr.46: (* Pg. 162 no. 9 ) IBRAHIM IBN HAANI :- The honourable!! The genius!! The copier!! Has made Ibrahim ibn Haani trustworthy in one place and has then made him unknown in another. Al-Albani said in ‘Shohihah, 3/426’: “Ibrahim ibn Haani is trustworthy”, but then he contradicts himself in “Daeefah, 2/225”, by saying that he is unknown and his Ahadith are refused!!
No 46: (Hal.162 nr.9) Ibrahim Ibn Haani : “Paling terhormat ! Paling Pandai ! Tukang Menyalin ! Dia (Albani) telah membuat Ibn Haani ‘dapat dipercaya‘ disatu tempat dan membuat dia ‘tidak dikenal’(majhul) ditempat lainnya.. Al-Albani berkata dalam Shohihah 3/426; “ Ibrahim ibn Haani ialah dapat dipercaya”, tetapi kemudian dia bertentangan sendiri dalam Daeefah, 2/225 dengan katanya “bahwa dia itu tidak dikenal dan haditsnya itu tertolak “!
No 47: (* Pg. 163 no. 10 ) Al-Ijlaa Ibn Abdullah Al-Kufi : Al-Albani has corrected a sanad by saying it is good in “Irwa, 8/7”, with the words: “And its sanad is good, the narrators are trustworthy, except for Ibn Abdullah al-Kufi who is truthful.” He then contradicts himself by weakening the sanad of a Hadith where al-Ijlaa is found and has made him the reason for declaring it DAEEF (see ‘Daeefah, 4/71’); where he said: “Ijlaa ibn Abdullah has a weakness.” Al-Albani then quoted Ibn al-Jawzi’s (Rahimahullah) words by saying: “Al-Ijlaa did not know what he was saying .”!!!
No 47: (Hal. 163 nr. 10) Al-Ijlaa Ibn Abdullah Al-Kufi ; Al-Albani telah meneliti sebuah sanad kemudian menyatakan bahwa sanad tersebut baik dalam kitab “Irwa, 8/73 , dengan kalimat : ”Dan ini adalah sanad yang baik, para perawinya terpercaya, kecuali untuk Ibn Abdullah Al-Kufi yang merupakan orang yang terpercaya”.Dia kemudian kontradiksi sendiri dengan melemahkan sanad dari hadits yang didalamnya terdapat Al-Ijla dan membuat alasan baginya untuk menyatakannya lemah (Daeefah 4/71), dimana dia berkata: “Ijlaa ibn Abdullah adalah mempunyai kelemahan“. Al-Albani menukil kata-kata Ibn al-Jawzi’s (Rahimahullah) yang berkata; ‘Al-Ijlaa tidak mengetahui apa yang dia katakan’!
No 48: (* Pg. 67-69 ) ABDULLAH IBN SALIH : KAATIB AL-LAYTH :- Al-Albani has criticised Al-Hafiz al-Haythami, Al-Hafiz al-Suyuti, Imam Munawi and the Muhaddith Abu’l-Fadl al-Ghimari (Allah’s mercy be upon them) in his book “Silsilah al-Daeefah, 4/302”, when checking a Hadith containing the narrator Abdullah ibn Salih. He says on page 300: “How could Ibn Salih be all right and his Hadith be good, even though he has got many mistakes and is of little awareness, which also made some fraudulent Hadiths enter his books, and he narrates them without knowing about them!” He has not mentioned that Abdullah ibn Salih is one of Imam al-Bukhari’s men (i.e. used by al-Bukhari), because it does not suit his mode, and he does not state that Ibn Ma’een and some of the leading critics of Hadith have trusted him. Al-Albani has contradicted himself in other places in his books by making Hadiths containing Abdullah ibn Salih to be good, and here they are :- Al-Albani said in “Silsilah al-Shohihah, 3/229” : “And so the sanad is good, because Rashid ibn Sa’ad is trustworthy by agreement, and who is less than him in the men of Shohih, and there is also Abdullah ibn
hati-hati dalam membid’ahkan sesuatu…
karena kalo dalam konteks bid’ah itu adalah sesuatu yang tidak dilakukan oleh rasulullah, berarti mashab qur’an itu bid’ah karena mashab qur’an itu dibuat pada masa usman bin affan dan pada jaman rasulullah tidak ada mashab qur’an..para sahabat menghapal semua ayat2nya…
setiap surat dan ayat di dalam al-qur’an mengandung fadillah yang sangat besar, yang penting kita baca dengan ikhlas dan dengan pengharapan ridho dari Allah SWT, serta dibarengi dengan akhlaq yang sesuai dengan qur’an maka yakinlah bahwa fadilah yang ditulis diatas hanya sebagian kecil fadilah qur’an yang akan Allah berikan kepada kita
Betul, kita cuma mengulang dari perkataan ulama seperti syaih al bani or ulama lainnya, bukan pendapat sendiri, gitu. Kenapa banyak yang mengingatkan baca surah yasin itu bid’ah yang dibaca tiap malam jum’at, baca bareng2 buat orang mati dan buat orang yang akan mati. Karena amalan tersebut tidak pernah diamalkan sama Rosululloh, Sahabat dan Tabi’in dan para salafush sholeh lainnya. Terus kalau ngak diamalkan mau ikuti siapa, katanya tu’minubillahi war rosul. Permasalahan utamanya adalah karena nafsuh sudah diatas segala-galanya, jadi ya sulit dijadikan patokan. Kalau saya sederhana: apa amalan itu dilakukan Rosul? Apakah amalan tersebut dijalankan sahabat? Kalau ya jalankan kalau tidak ya tinggalkan, sulit amat sih.
–> memang tak sulit meninggalkan amal perbuatan baik. Artikel sudah menerangkan secara jelas dalil membaca surah Yasiin. Itu dalil shahih. Jika tetap adal yg mem-vonis sebagai bid’ah (sesat), itu hanya orang ngotot dan keras kepala. So.. saya tak ingin debat kusir. Debatlah dalil artikel.. jangan asal bilang bid’ah sesat.
Ada banyak keutamaan membaca al Qur’an. Tetapi kenapa yg dibid’ah(sesat)-kan kok hanya surah yasin? Kasus lain, barusan saya baca ada protes larangan mengemudi mobil bagi wanita di Arab sana (ada fatwanya). Yang saya tahu … Nabi saw tak mengemudi mobil, istri2 beliau saw juga tak mengemudi mobil. Tapi kenapa .. yang dilarang kok hanya yang wanita.
sudah sangat jelas hadisnya, mengapa kita masih mau mengamalkannya, dalam ibadah kita harus hati-hati, untuk mencapai keridhoaan harus lebih hati-hati dan pake ilmu, coba pelajari istilah shohih dan hasan ibnu hiban, sehingga kita lebih yakin lagi bahwa amalan yasin adalah bidah..sehingga kita tidak berat mempertanggungjawabkan amalan kita di hadapan Allah SWT, kalau hadisnya shahih dan bisa dipertangjawabkan dari disiplin ilmu musthalahul hadis maka kita juha tenang mengamalkannya…wasalam.
–> Ada banyak keutamaan membaca al Qur’an. Tetapi kenapa yg dibid’ah(sesat)-kan kok hanya surah yasin saja?
“sehingga kita lebih yakin lagi bahwa *amalan yasin* adalah bidah..”,
Maaf ya…aku nggak termasuk dalam gabungan kata “KITA” yang ada dalam redaksi di atas… karena bagiku yang dimaksud “amalan Yasin” tsb. yang bagaimana ? apakah “amalan yasin” harus pakai tumpeng, setelah itu tumpengnya di taruh di atas kuburan… ngak jelas juga ya definisinya, tapi kok udah divonis bid’ah segala, katanya harus hati-hati beribadah, apakah ngomong kita yang baik-baik seperti bahasan kita ini tidak termasuk beribadah kepada Allah dengan mengharap ridlonya, apakah beribadah itu hanya amalan yasin atau yasinan aja, atau mengaji dan mengkaji ayat-ayat dalam surat Yasin. nah kalau yang terakhir ini aku suka deh…
nah ini cerita tumpeng di atas kuburan ane baru denger nih…,sbb org di tempat ane tempo dulu aja nggak ada begitu,..yasinan ya di baca..klo makanan buat yg pada baca yasinan,..bukan buat kuburan,he..he…
ya Alloh…..perintah Alloh sudah jelas ya itu membaca Alquran entah itu surat yasin atau yang lainya…..saya benar2 tidak setuju dengan anda
Usep klw amalan-amalan seperti ini tidak di biasakan nanti kegiatan siar islam sepi mas, klw sepi maka yg masuk amalan yang macem-macem deh, orang beramal baik membaca YASIN ( Al-Qur’an ) kok g boleh! baca apa lagi klw gitu mas? jangan jangan anda g mau siar islam marak, dan anda merasa terganggu lagi, orang diluar islam aja seneng dan dia bilang dapet berkah dgn banyaknya kegiatan org islam yg ada. kok yg islam sendiri malah kebakaran jenggot piye to mas-mas. “sebaik-baik manusia adalah yg bisa bermanfaat bagi manusia lain” ambilah berkah dan manfaat dari kegiatna ini mas. Allah lebih mengetahui dg apa yg kita niatkan dan kita kerjakan, kita cuma berusaha untuk beribadah Allah lah yg menilai hasilnya, banyak-banyaklah kamu beramal dan berdoa baik sendiri maupun dgn org lain kamu tdk tau dari doanya siapa yang akan dikabul oleh Allah SWT. Amin
Loh koq sepi, kan masih ada ibadah2 lain seperti Puasa, Mengikuti dauroh ata Majelis ta’lim.. jangan takut gara2 g baca Yasin ada amalan macem2 yg masuk… Allah sudah menjamin Islam, Al Qur’an dan As Sunnah sampai hari akhir, jadi jangan takut g marak. he he he ade2 aj bang…
–>Ada banyak keutamaan membaca al Qur’an. Tetapi kenapa yg dibid’ah(sesat)-kan kok hanya surah yasin saja?
Jika anda menolak dalil keutamaan qur’an (termasuk yasin, lihat artikel), maka dengan standart yang sama .. dauroh atau Majelis ta’lim itu (lebih-lebih) ga ada dalilnya mas..
mas abuhannanassundawi yg ada2 aja..
orang punya dalil kok dipaksa2 masuk dan menyetujui dalil sampeyan..
apa namanya yg begitu itu kalo bukan pemaksaan pendapat?
apapun yang menurut anda baik belum tentu menurut org lain baik bgtu pun sebaliknya,
lalu apa yg mnurut kalian semua baik belum tentu menurut allah baik,
masalah bid’ah jgn di kaitkan dengan hal ini,karna menurut saya banyak dlam diri kita yg bid’ah,
di jaman rasulullah itu tidak ada handphone,internet,bahkan rumahnya pun tidak mewah tanpa kendaraan roda 2 ataupun 4.
intinya berkaca itu lebih baik dri pda mencari2 keslahan org lain.
bersatu dalam damai yeeee…
Saya setuju jika kita harus berpatokan pada hadis-hadis sahih, dan jika ada pertentangan dalam hal itu, lebih baik kita berhati-hati. Artinya kita tidak usah mengamalkannya jika memang tidak betul-betul dibutuhkan, apalagi para sahabat nabi tidak ada atsar yg mengamalkannya berarti (hadis -hadis yg jelas sahih) yg sudah ada sudah mencukupi untu kmendapat derajat yang palign tinggi disisi Alloh azza wa jalla.
SEtahu saya yang dimaksud ulama hadis dhaif yg bisa dipakai adalah hadis hasan, yaitu hadis sahih yg terendah derajatnya, ini disebabkan ilmu hadis pada masa itu masih dalam proses pematangan, sehingga ada pergeseran istilah. Wallohu a’lam
–> Hadits hasan lebih tinggi derajatnya dari pada hadits dloif. Dan tak selamanya hadits dloif langsung dibuang. Hadits dloif masih bisa dipakai selama tak bertentangan dengan yang shahih (dan syariat). Jika mendukung, maka itu adalah penguat. Jika bertentangan (dengan hadits shahih), maka yang dipakai adalah yg shahih.
Seperti dalam dunia penelitian (ilmu pengetahuan) saat ini, hadits dloif dapat dianalogikan sebagai data yg tak begitu akurat. Hanya dapat dipakai sebagai data pendukung, bukan sebagai sumber utama. Demikian yang kami ketahui. Wallahu a’lam.
Ya..kadang tukang tambal ban dipinggir jalan lebih lihai dalam membongkar ban mobil kita karena sudah pkerjaannya setiap hari bongkar ban untu di tembel karena bocor dibandingkan seorang Insinyur dibidang perbanan yang bocor. Kadang kiai di desa lebih mengerti mana yang perlu diterapkan kepada masyarakat terkait dengan sikon yang ada di masyarakat tertentu dan di tempat tertentu, dibandingkan dengan para penulis kitab yang sering tidak pas dengan kondisi di daerah tertentu dan masyarakat tertentu, kalau kita suka berda’wah kesana kemari dengan ikhlash demi mengembangkan ilmu Allah di masyarakat agar mereka suka beribadah dengan ikhlas dan didasari ilmu tentang ibadah sendiri, kita akan menyadari tentang suatu ajaran yang mesti kita terapkan sepanjang tidak membawa kemusyrikan dan kefasikan serta kemunafikan. Kadang kita berda’wah hanya “Kejar Tayang” semata. Kadung ditunjuk oleh pimpinan, kadung diutus oleh pak Yainya, dan ada yang naif, sudah kadung menjadi sumber penghidupannya. Dan yang terakhir ini yang enak dan susah untuk diajak kompromi keilmuan. Angel betul. Buanyak yang seperti ini, semoga bukan kita deh..
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah, aku berjumpa dengan Majelis Ta’lim Bahtsul Masail ini, rupanya tak akan pernah satu visi di antara kita umat Islam dalam memandang satu hadits, shohih atau dlo’if atau maudlu’, mengapa demikian ??? Barangkali karena sisi pandangnya memang berbeda, suatu contoh hadits A dikatakan dlo’if oleh seorang ustadz dengan alasan sesuai dengan ilmu hadits yang dia fahami dan dari satu riwayat(sanad)yang memang harus dikatakan demikian menurut disiplin ilmu hadits tsb. Namun hadits A dimaksud dari sanad yang lain oleh ustadz yang berbeda dikatakan shohih berdasarkan ilmu hadits juga dan secara disiplin ilmu tsb. memang harus dikatakan shohih, padahal haditsnya mengenai satu materi atau satu persoalan yang sama,coba kita cermati, yang satu ke barat sedangkan satunya lagi ke timur, kira-kira kapan ketemunya dan dimana, mari kita tukar fikiran namun pesan kita jangan sampai saling menghujat sesama kita, bagaimanapun kita bersaudara, saya senang dengan forum ini, ayo kita kembangkan dan ikuti, akan lebih baik bila para komentator sebelumnya juga sudah menggali ilmu bantunya agar seirama, bagi para pemula akan lebih bijak bila cukup bertanya dan tidak membuat statement, saya sendiri sering ikut jama’ah Yasinan dan Tahlilan, tapi kadang tidak suka juga kalau yang mimpin dari mereka yang nggak ngerti, sekedar hafalan dan tradisi semata, marilah kaji lebih dalam makna ayat-ayat dalam surat Yasin itu, coba terangkan secara ilmu kepada jama’ah kita dan marilah kita tidak Ta’ashshub hanya karena kita sudah kadung ditokohkan oleh kelompok tertentu, fantasyiru fil ardli, perluaslah bacaan dan pengalaman kita, adakan studi komparatif, baca dari sumber aslinya, kita bangga dengan Ulama yang ada, namun wajar kalau kita mengatakan bahwa semua ulama yang sering kita sebut itu jelas bukan Nabi, dan tidak Ma’shum seperti beliau s.a.w. dan seterusnya, cuma kita fahami : Lau la al Ulama la shoro an Nasu ka al bahaim”, terimakasih kepada para Ulama, mudah2an kita dikelompokkan kepada beliau-beliau itu walaupun kita masih jauh dibawah mereka.
Terimakasih wassalamu’alaikum wr.wb.
Ibarat sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan tiga jawaban berbeda. Apakah bintang itu besar?
1. Menurut pandangan mata
2. Menurut pandangan akal
3. Menurut pandangan kalbu
mas Audy,
Allah menampakan kebijaksanaan-Nya melalui kata2 anda..
سبعة يظلهم الله يوم لا ظل إلا ظله : ….؟؟؟
Hadits Shohih sekali, lengkapnya monggo cari sendiri di kitab hadits hadits terkenal atau kutub sittah atau sab’ah atau tis’ah, nomor satunya adalah Pemimpin yang nggak mau korupsi… aku bertanya : apa ya ada di masa kini ini..???
Tapi yang jelas kalau Pemimpin Jam’iyyah Yasinan nggak ada yang korupsi, kalau terpaksa harus korupsi ya halal-halal saja daripada mati kelaparan…. namun korupsinya sebatas kebutuhan untuk bisa hidup mempertahankan nafasnya…. tapi bukan nafas politik lho…bukan nafas kelompok lho…
Membahas kajian seperti ini bagiku belum ada contoh, belum ada sebelumnya … barangkali ini yang dimanakan bid’ah hasanah itu..??? nggak tahu lagi lah..
Sebelum ngaji Yasin diputerin film tentang “Kiamat 2012”, itu namanya “amalan yasinan” modern, meniru mesjid Al Falah Surabaya, sebelum sholat tarowih diputerin film dalam masjid, layarnya di tembok sebelah kanan pengimaman (Mihrob, proyektornya di lantai dua belakang jama’ah, semula tarowihnya dua salam dalam delapan rokaat, akhirnya diubah empat salam dalam 8 roka’at juga,aku nggak sholat tarowih disitu karena sudah sholat sebelumnya di masjid lain 20 roka’at plus 3 witir, tapi selama ini sekita 35 tahunan aku sholat dan ngimami sholat tarowih sebanyak 8 roka’at, kadang dua salam kadang 4 salam, kadang witir 11 roka’at satu salam saja, praktis deh dan cepet… Setelah kupikir… aku ini ora konsisten ya… nah gitu itu kadang suka marahi orang yang ngaji yasinan… habis..bacanya banyak salah sih… tajwidnya nggak seperti disiplin ilmu tajwid yang ada… akhirnya aku memaklumi bahwa mereka masih pemula seperti kita membahas bid’ah ini, bila tidak suka masuk “kita” nanti saya del aja…
Tapi ada yang lucu di kelompok maduraan, bahwa “kucingngaji Yasin” harganya mahal sekali…
Aku ini orang islam awam..
Yang saya tahu, rukun islam itu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa Romadhon, n Haji jika mampu…
Terus terang aku sedih dengan kondisi pertentangan yang seperti ini, ini bid’ah, itu bid’ah dst..
Kalo aku, yang diperintahkan aja dilakukan sebaik2nya dan yang dilarang dijauhi sejauh-jauhnya, dan memohon ampun sesering n seserius mungkin..
Mengenai bid’ah, knapa mesti ribut, mending bersatu membasmi yang batil, paling tidak mulai dari diri sendiri, terutama masalah halah dan haramnya rejeki.. Kalo emang sudah merdeka, baru bantu yang lainnya..
Biarin aja bid’ah, kan resikonya ditolak, ga dapat pahala, semoga selamanya aku ga menyesal membaca yasin,dan semoga Allah membalas dengan rahmatnya yang besar atas amalanku yang kecil ini..
Tapi kalo mengharamkan yang halal itu bahaya bang…
–> Bid’ah sesat apabila kita membuat hal-hal baru yang melawan syariat, termasuk mengubah-ubah syariat (hukum) seenaknya. Menghalalkan yang dilarang (diharamkan). Juga mengharamkan sesuatu yang tak diharamkan.
setuju gan memang bidah itu ada tujuan nya, jangan sampai hal yg diwajibkan justru di kesampingkan sementara yg tidak diwajib kan justru yg diutamakan atau mencari cari amalan dg mencontoh agama lain
Saya berpendapat,untuk masalah khilafiyah bagi orang awam jgn terlalu ambil pusing…ikut aja mazhab yang diyakininya…dan kalau mau…sambil terus belajar…imam syafii aja belajar jg ama imam malik…imam ahmad belajar jg ama imam syafii…para imam mereka tidak hanya belajar 1 atau 2 tempat…akan tetapi belajar ditempat dimana ada ilmu agama…untuk itu ikutti ilmu padi…semakin berisi semakin merunduk…pandangan untuk hadist dhoif dan shahih untuk orang awam tidak boleh untuk berdebat karena mereka tidak menguasai mutahassul hadist….hanya para ulama yang paham dan berilmu yang boleh membahas lebih dalam…kita hanya mengambil logika berfikir dengan pembahasan AlQuran dan Alhadist…saya juga mengingatkan pada kita semua yang awam jangan taqlid buta akan tetapi pelajari semua mazhab (kalo sanggup)…maka kita akan mengerti.
Setuju, Orang yang berilmu ibarat pohon padi. (Semakin berisi semakin merunduk). Tapi saya lihat di sini jauh panggang dari api. Masing2 saling menjatuhkan & masing2 saling ingin menunjukan bahwa saya orang berilmu. Ya ini seh menurut pandangan saya mngkn yg lain ada yg sepaham & adapula yg tidak itu tergantung anda menilai.
Iya mas, kita saling doain aja ya mas, semoga keluarga kita selamat…
InsyaAllah, Kita sama2 mendo’akan satu sama lain, Smoga kita terhindar dari hal2 yg tidak bermanfaat dan perbuatan Riya. Smoga kita terhindar dari ilmu yg tidak bermanfaat. Terkadang kita menganggap perbuatan kita baik tapi belum tentu baik di mata Allah, begitupun sebaliknya mnurut kita buruk tapi ternyata di Mata Allah justru yang terbaik. Menurut Ana kita skarang lebih sering mengaca diri (Muhasabbah). Cobalah kita bertanya pada diri kita apakah selama ini kita sdh paling benar berdasarkan kaca mata Al-Qur’an. Selama ini Kita sibuk gontok2an sesama Muslim tapi kita ga pernah tahu di luar Islam menertawakan kita karena masalah yg ga ada titik temunya ini. Klo kalian tahu Mereka terbahak2 melihat Islam bagaikan buih di tengah lautan luas. Dan mereka siap menghancurkan kita kapan saja hanya tinggal tunggu waktu lengah saja. Wallhu’alam.
INTROSPEKSI
Kawan,
Jangan kau tutup dulu lembaran ini
Bahkan,
Bukalah selalu untuk kebaikanmu
Kawan,
Kewajiban masihlah banyak
Sedang waktu semakin berkurang…
Bagaimana engkau menjaga amanah Allah ?
Bagaimana engkau menjaga amanah Rasulullah Saw ?
Bagaimana engkau menjaga amanah waktu ?
Bagaimana engkau menjaga amanah orang tuamu ?
Bagaimana engkau menjaga amanah orang lain ?
Bagaimana engkau menjaga amanah ilmu yang kau miliki ?
Bagaimana engkau menjaga amanah hartamu ?
Bagaimana engkau menjaga amanah dirimu sendiri ?
1.Kenanglah saat engkau remehkan amanah Allah…!!!
– hidupmu menjadi hambar, hampa dan selalu dalam kegelisahan hidup
– semua persoalan rumit dan terus bertambah
– rasa takut pada-Nya hilang dari hatimu
– rasa cinta dan rindupun semakin pudar
– hatimu keras, gelap dan tiada ketenangan
– semakin mudah berbuat dosa
– semakin sukar melakukan ketaatan dengan benar
– pertolongan-Nya tak kunjung dating
– engkau malu berinteraksi dengan-Nya
– engkau malu untuk berjuang
– semangat hidupmu meredup
– neraka dunia engkau rasakan …
2.Kenanglah saat engkau remehkan amanah Rasulullah Saw
– engkau semakin tersesat
– engkau terjebak arus dunia
– engkau terjebak jebakan setan dan nafsumu sendiri
– engkau jauh dari petunjuk dan hidayah Allah
– engkau tak punya pendirian dan mudah dipermainkan
3.Kenanglah saat engkau remehkan waktumu
– tugas semakin menumpuk
– janji banyak yang kau langgar
– kerugian demi kerugian bertambah
– akal pikiranmu kekanakan
– perasaanmu tak lagi peka
– kau jadi meremehkan segala sesuatu
– waktu akan memenggal lehermu …
4.Kenanglah saat engkau remehkan amanah kepercayaan
– orang tidak lagi percaya padamu
– orang mencapmu sebagai munafik
– orang banyak mendoakan kecelakaanmu dan dikabulkan Allah
– orang benci dan tidak simpati padamu
– negative thingking bila orang melihatmu
5.Kenanglah saat engkau remehkan ilmu yang kau miliki
– engkau menjadi orang yang sangat egois
– engkau selalu meremehkan orang lain
– engkau menjadi pelupa dan lupa daratan
– banyak orang celaka dan tersiksa karena ilmu yang kau salah gunakan dan kau sembunyikan
– hati dan pikiranmu cepat letih
– orang menjadi risih bila dekat denganmu
– engkau semakin sombong dan kufur nikmat
– ilmu akan menyeretmu pada jurang kebinasaanmu
6.Kenanglah saat engkau remehkan amanah hartamu
– engkau sombong, takabur dan lupa diri bersyukur
– engkau akan selalu menindas
– rasa sosialmu hilang
– hidupmu hanya untuk nafsu
– tidak ada keberkahan dalam hartamu bahkan dalam dirimu sendiri
– engkau selalu berada dalam kecemasan dan kebimbangan
– engkau akan selalu miskin karena hartamu itu
7.Kenanglah saat engkau remehkan amanah dirimu sendiri
– kau tak mengenal dirimu sendiri
– jasad dan ruhanimu cepat letih dan goyah
– engkau tak merasakan kebahagiaan yang engkau dambakan
– engkau selalu mengekor pada orang lain
– engkau tidak percaya diri dan sukar berkembang
– engkau tak mengenal Tuhanmu …
Mari kita perbaiki satu per satu
Bukalah lembaran baru kita satu-satu
Hingga kita bertemu Allah …
Demi Allah, yang memegang ubun2 kita. Kita akan Mati!!!
Hanya tinggal waktu dan bagaimana kita mati, Baikkah??? atau Burukkah??? Hanya Allah Yang Maha Tahu. Apakah Kalian berbangga jika mati di tangan saudara kalian sendiri…??? Allah pasti jawab TIDAK.
Wallohu’alam…
Ga usah ngebahas ini hadist lemah,ini dhoif,yang nyata2 bathil bnyak Mas ko ga diomong,.. anda jgn hanya mencari kbnran tanpa menjalankannya,tumpas itu kebathilan. Sgala sesuatu tergantung niat.
orang baca yaasin ko di masalahin. apa buat anda lebih bagus baca koran kalo mau ibadah,….?
Masalahnya mentradisikan baca YASIN di malam Jum’at itu yg g boleh, karena tidak ada tuntunan dari Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam…
oh jadi begitu ya??
kalo malam jumat (yang justru dianjurkan memperbanyak ibadah) baca Yasin ga boleh ya?
kalo membaca Yasin malam jumat ga boleh, berarti faham balikannya : “selain malam jumat boleh”, begitu ya..
kesimpulan :
Abuhannanassundawi menganjurkan kaum Muslimin untuk membaca Yasin malam senin, malam selasa, malam rabu, malam kemis, malem sabtu, malam minggu..
& melarang kaum Muslimin beribadah apapun malam jumat
..
oke lah kalo begitu..
yang dikatakan oleh abuhannanassundawi :. “Mentradisikan” baca yasin di malam jumat ……bukan tidak boleh baca yassin..
Yasin itu sama dengan baca surah lainnya. Terpenting apakah Rosululloh melakukannya seperti yag dilakukan orang lainnya. Seperti membacakan pada orang yang akan mati, malam jum’at, pesanan jika ada orang yg sudah mati dan lain2. Padahal yang sudah jelas seperti baca surah albaqoroh dirumah2 kamu, baca surah alkahfi tiap malam or hari jum’at, Baca alfatihah saat sholat, baca alfatihah sebagai obat dll. Baca Aliklah, Alfalaq dan Annas tiap pagi dan sore 3kali, ayat kursi tiap habis sholat dll. Itu yg shohih. Ngapaian ngamalkan yg ngak shoheh yang shohih aja belum dijalankan
semua isi Al-Qur’an itu benar dan indah, jadi menurutku ga ada yang salah kalo kita mengamalkannya. Asalkan mengamalkannya dengan jalan dan tujuan yang benar.
Aku mengamalkannya setiap malam jumat dan Alhamdulillah aku mendapatkan ketenangan jiwa. Masalah bid’ah atau tidak, yang aku tahu membaca Al Qur’an itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Tradisi yasinan dikampungku sudah berjalan dari dahulu, alhmdlillah banyak manfaat yg diperoleh jamaah krn bukan sekedar yasinan rutinitas namun jg menjadi majlis ta’lim,kajian materi agama oleh ustad yg memimpin…jd yasinan jg sbagai media dakwah…saya menilai banyak sekali manfaatnya. Pernah sih..ada warga yg cukup antipati karna ini bid’ah, saya pernah bertanya: ” kalo nggak ikut yasinan trus ngapain…” dia jawab: “ya dirmh aja sama kluarga..” saya tanya: “sante dan nonton tv ya…” dia jawab ” ..iya,” .
Kalo sprti ini gimana coba…bagusan mana…???
Tapi kalo ada yg nggak yasinan, dirumah mau baca surat Kahfi, atau amalan ibadah baik lainya baru itu khoir….
kenapa harus baca surat yasin , memangnya surat lain tidak menjadi amalan yang baik , padahal isi dari surat yasin hanya berita tentang kabar baik dan kabar buruk serta orang2 yang kufur yang akan mendapakan balasan yang berat , tidak ada doa dalam surat yasin , padahal surat2 lain juga hampir sama mengenai berita kabar baik dan kabar buruk bagi kita semua …jadi saya kadang ga ngerti kenapa surat yasin seperti surat yang di no satukan , padahal Allah tidak memberikan keterangan bahwa surat yasin sebagai surat yang wajib di baca …., apa dasar dari amalan ini ?,tidak mungkin nabi muhammad saw membedakan setiap surat2 alquran ….karena itu adalah wahyu Allah yang diberikan kepada nabi muhammad saw agar di amalkan , bukan hanya sekedar bisa baca hurup arab tanpa tidak tahu arti dan makna dari ayat2 tersebut , sangat disayangkan …..jadi jangan jadi wamilda ( wajib milu daahar ) kata orang sunda .dimana kita adakan acara yasinan tidak akan jauh dari ramah tamah ….,lalu setelah selesai bubar ….
mas rafli,
kita2 ga pernah bilang kalo surah2 selain Yasin itu bukan amalan yg baik..
sampeyan aja yg secara eksplisit bilang bahwa surat Yasin itu ga bagus diamalkan, sadar ga?
mengenai dasar amalan ini, kan udah jelas disebutkan di artikelnya, sampeyan ga baca dari awal ya? sampeyan asal bunyi ya? (saya nanya lo ya, bukan menghina)
ada beberapa hadits yg menyebutkan keutamaan Yasin, klo seandainya hadits itu menurut Imam sampeyan ga shahih/dloif/palsu, ya jangan ngotot dong..
perluaslah wawasan, soalnya ada jg yg menshahihkan/menghasankan/membolehkan untuk diamalkan..
perluaslah wawasan, bahwa dalam meneliti satu hadis itu terkadang para ahli hadis bisa berbeda pendapat/penilaian, tapi mereka ga saling mencaci/membidahkan satu sama lain selama cara memutuskannya menurut kaidah yg benar..
Imam mazhab bisa berbeda melihat suatu hadis, bahkan ulama dalam satu mazhabpun bisa berbeda dalam mengekstrak suatu hadis..
pikiran ustat ini hanya cari makan aja astaqfirullah. pokok nya gua beda.
Dari Said bin Musayyib, ia melihat seorang laki-laki menunaikan shalat setelah fajar lebih dari dua rakaat, ia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Akhirnya Said bin Musayyib pun melarangnya. Orang itu berkata: “Wahai Abu Muhammad, apakah Allah aka menyiksaku dengan sebab shalat? “Beliau menjawab tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi As-Sunnah”.
Amalan surat Yasin adalah menyelisihi sunnah Rasul, sahabat dan orang orang yang berjalan di atsarnya..
wallahu a’lam
mas Suyatno,
anda dapat hadis ini dari mana?
kalo jawaban anda buku, khususnya terjemahan, anda perlu waspada..
karena buku terjemahan itu rawan diedit, ga seperti redaksi aslinya..
kalo dari seseorang, maka anda perlu meneliti, dia dapat dari mana?
kalo sanadnya ga jelas, maka anda perlu waspada..
ini sudah ngawur lagi kalau sholat itu sudah ada ketentuan dan tata caranya apakah boleh solat subuh itu jadi 8 raka’at supaya lebih afdol ini yg namanya menambah nambah yg telah disyariatkan.
Yasin itu sama dengan baca surah lainnya. Terpenting apakah Rosululloh melakukannya seperti yag dilakukan orang lainnya. Seperti membacakan pada orang yang akan mati, malam jum’at, pesanan jika ada orang yg sudah mati dan lain2. Padahal yang sudah jelas seperti baca surah albaqoroh dirumah2 kamu, baca surah alkahfi tiap malam or hari jum’at, Baca alfatihah saat sholat, baca alfatihah sebagai obat dll. Baca Aliklah, Alfalaq dan Annas tiap pagi dan sore 3kali, ayat kursi tiap habis sholat dll. Itu yg shohih. Ngapaian ngamalkan yg ngak shoheh yang shohih aja belum dijalankan
ya seperti kata mas Rahmatsidi…seperti orang yahudi yang mencari kebenaran tanpa mengamalkanya.
mencari kebenaran itu susah buktinya masih banyak orang kafir didunia ini.belum juga menemukan yang benar dan mengamalkanya anda sudah bisa menyalahkan orang lain yang belum tentu salah parahnya yang disalahkan adalah pengamalan Alqur’an….tradisi macam apa ini….na’udzubillah mindzalk
betul mas satya,
klo sibuk milah milih mana sahih mana ga sahih, kapan beribadahnya?
para ahli Imam aja terkadang beda pendapat dalam mengekstrak hadis..artinya, untuk satu hadis itu trdapat keragaman hukum yg bisa dihasilkan..padahal hadisnya yg itu2 juga..
berhati2 itu memang disuruh agama, tapi klo semua hadis jadi ga sahih semua, klo semua hadis jadi doif semua, kita pasti jadi kaku..
Betul.
Menurut sy perbedaan dlm hal agama sdh biasa terjadi.idul fitri sj diindonesia kdg gak sama.yg penting bgmn kt menyikapi perbedaan itu.soalx jika kita ingin trus melanjutkan perbedaan ini maka tidak akan ada ujungx soalx yg tahu hanya satu yaitu yang maha kuasa ALLAH SWT. Tapi yang terpenting menurut sy semua surah dialqur’an itu wajib untuk dibaca dan tidak ada keraguan didalmx. Jadi surah yasin wajib untuk dibaca sama seperti surah2 lainx.adapun tradisi2 membaca surah yasin wallahualam
hanya orang bego, tolol, goblok, yg menyalahkan seseorang yg mo ibadah …. merasa diri paling dekat pada tuhan tapi tidak mengerti hukum islam …. hanya baca dari buku tanpa guru, bisa nya menyalahkan mengkafirkan org…… hati-hati dengan org semacam ini jgn2 mereka mengaku islam tapi kerjaannya memecah belah islam …..makanya “wahai kaum wahabi” jgn buta dengan faham fanatik kalian, islam luas selama masih bersyahada tiada tuhan selain allah, nabi muhammad utusan allah….solat lima waktu, puasa bulan romadhon, pergihaji ke makkah, dll…..semua sodara islam ,”wahai wahabi” banyak belajar dan menghormati sesama kaum muslim, perbedaan usul-fikhi jgn dimasalahkan seakan mengerjakan dosa besar.. “”salam sayang sodara mu seiman””
ojo kagetan, ojo gumunan, ojo gampang percaya (janganmudah kaget, jangan mudah terbawa hal yang indah/ dahsyat/hal yang baru anda lihat,janganmudah percaya). ini hakekat manungso (manusia). kalau percaya pada islam dan menganutnya, surah yasin ini ada di alquran (kitab suci kita semua). Kalau sempat ya dibaca, kalau sempat ya mendengarkan. jangan kita biasakan salah benar di kelas (antara guru dan murid). surah yasin benar2 surah yang ada dalam kitab suci alquran. alquran benar2 kitab suci. Lha mengapa diperdebatkan?
Apakah kita lupa akan ajaran itu? tidak bukan.
Apakah kita terlalu capek belajar budaya (maaf,arabian saat itu)? mungkin ya. kalau yang kedua ini terjadi. Apakah buat bom untuk membunuh anak bangsa ini salah? sangat salah!!! apakah atas nama agama membuat seolah-olah pasukan perang menghajar orang yang tidak sama seragamnya itu salah? salah juga kan. Mari kita bangun dari keberagaman ini, sesungguhnya kita ini bermartabat!!! percayalah musuh kita adalah syetan!!! dan ajaran/kegiatan yang salah hanyalah kegiatan syetan. mari kita bangga termasuk orang2 yang dibenci syetan. amin3. merdeka!!!!
hanya orang bego , tolol dan goblok , yang tidak tahu bagaimana sunnah di tegakkan , karena masalah ibadah hanya rosulullah yang tahu , kalo maslah dunia maka kalianlah yang lebih mengetahui, jadi berilmu dahulu baru amalan dijalankan….begitu …cari ilmu dulu deh …jangan sekedar berteriak goblok , tolol , bego….emangnya kamu tahu ilmunya?
kita membaca surat yasin dan mengamalkannya adalah ibadah kepada alloh ta”ala GITU AJA KOK REPOT
stick to the problem please!!!!…:)
no deviasi yach…
baca surat yasin membuat hati kita ma’nyos …
Ojo lali dongakne aku lan keluargaku yo mas, mugo2 slamet donya lan akherat…he..
–> amien amien amien..
masing masing saja..
seorang punya pendapat masing” dan pastti juga punya bukti yang menguatkan .
takutnya dari perbedaan pendapat ini kita semakin terpecah..
kalo yang emang menurut anda yang tidak membenarkan membaca yasin ya itu menurut anda..
gag perlu saling memecah belah//
saya hanya mengikuti para ulama” yang dari dahulu memang sering membaca yasin..
kita belum sampai seperti mazhab” yang lebih mengerti..
jadi belum cukup untuk saling mensalah”kan.,,
afwan atas perkataan saya yang menyinggung..
mohon di pahami saudaraku.. inti dari pembahasan ini adalah jangan sampai kita mengamalkan suatu ibadah yang menurut kita”Mendatangkan kebaikan(pahala) tetapi sesungguhnya kita tidak mendapatkan apa-apa”
membaca surat yasin adalah baik tetapi jangan yang di baca hanya surat yasin saja.. ikutilah sunnah Nabi,sahabat,tabiin,tabiuttabiin dan orang2 yang selalu berjalan di jalan yang lurus.. jalan sahabat2 adalah jalan yang paling selamat…ikutilah sunnah mereka saudarau…
jazzakallahu khairan..
wassalam
Assalamu’alaikum ww
Sekedar pemikiran. Berapa jumlah hadits sahih? 5000? 10.000? 15.000? Nah berapa dari yang sahih tentang ibadah, fadhailul ‘amal atau mu’amalah yang sudah kita baca? Berapa yang sudah kita amalkan? Kalau emas kita mau yang 24 karat (murni), juga susu. Mengapa kita keburu ke hadits yang tidak sahih?
Nah kalau hadits dhoif, kan masih kontroversi? Siapa yang bisa yakin bahwa itu dari Nabi? Kalau sudah ada kontroversi (ada yang mendoifkan, ada yang mensahihkan) ya jelas nggak yakin kan?
Padahal amalan yang berdasar dari hadits bisa mengantar ke surga (bila benar2 bukan dusta dari Nabisaw) atau sebaliknya ke neraka (bila nyata2 bukan dari Nabi)? Ayo kita buru yang sahih dulu….
–> hadits dloif tidak sama dengan hadits palsu. Lemah tidak sama dengan palsu. Jika anda belajar komunikasi, maka akan dapat membedakan antara perangkat, HP misalnya, yang kresek-kresek (lemah), dengan identitas HP yang di-hack sehingga seseorang memalsu lawan bicara anda.
agreeeeeee…..10000000000000%
baca Quran yg menurut Nabi itu gimana sih?
rutin malam jumat.. salah..
yasin tiap hari.. ga dicontohkan Nabi..
Quran satu khatam malam jumat.. mana dalilnya?
Quran khatam satu minggu.. bid’ah..
kita mesti gimana mas Wahabi????
ga baca Quran sama sekali ya????
Wahai orang yang berselimut, bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat untuk (khusyu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (QS. Al Muzzammil: 1-7)
Dan itu pun lebih dianjurkan lagi oleh Nabi jika bulan Ramadhan; di samping mengerjakan shalatul lail (sembahyang malam, tarawih) dianjurkan pula membaca al-Quran dengan tartil, supaya jiwa lebih kuat dan hati bertambah dekat kepada Tuhan, sehingga apa yang kita mohonkan kepada Tuhan akan mudah dikabulkan.
adakah jawaban yg lebih spesifik dibanding jawaban mas Babah Cong?
kalo sekedar mengutip ayat Qur’an yg menyebut keutamaan beribadah (misalnya baca Qur’an) di waktu malam, menurut saya masih belum spesifik..
coba kita misalkan begini :
“seorang muslim rutin membaca surah Yasin tiap malam selesai shalat malam selama bulan Ramadhan”
(sesuai dengan dalil mas Babah Cong kan?)
pertanyaan saya : sudah lepaskah dia dari “bid’ah” versi Wahabi ???
aslmkm.wm.wbkth….
tolong saudara-saudara hari ini bukan lagi untuk debat-debatan,,shohih dan dhoif,yang salah itu adalah yang tak suka membaca alquran,,soal padilah dan pahala hanya tuhan yang tahu..
Assalaamu’alaikum wr wb
bagi yang suka (cinta) surat Yasin… silahkan di baca …. insya Allah ada faedahnya…
bagi yang gak suka … diem aja (gak usah debat masalah hadits dhoif atau palsu, belum tentu ente bener…. , ulama aja banyak beda pendapat, tapi mereka saling menghargai pendapat ulama yang lain)…. fastabiqul khoirat… kita2 masih sama2 belajar…. kok ribut2 dalil … gak bakalan ketemu… fastabiqul khoirat aja … yang yakin fadhilah2 surat yasin…. silahkan aja….. yang mengatakan fadhilah2 tersebut palsu atau lemah..yo silahkan…. gak usah merasa paling bener memegang hadits…. mo baca atau tidak ..tidak ada larangan… yang paling penting kita jaga ukhuwah…. fastabiqul khoirat… kita buktikan siapa yang sampai ke pada Allah …. smoga kita sampai semua ….. aminnnnn…… mohon maaf lahir bathin ….
mohon di pahami saudaraku.. inti dari pembahasan ini adalah jangan sampai kita mengamalkan suatu ibadah yang menurut kita”Mendatangkan kebaikan(pahala) tetapi sesungguhnya kita tidak mendapatkan apa-apa”
membaca surat yasin adalah baik tetapi jangan yang di baca hanya surat yasin saja.. ikutilah sunnah Nabi,sahabat,tabiin,tabiuttabiin dan orang2 yang selalu berjalan di jalan yang lurus.. jalan sahabat2 adalah jalan yang paling selamat…ikutilah sunnah mereka saudaraku…
jazzakallahu khairan..
wassalam
–> telah jelas dalil-dalil tentang keutamaan yasiin. Apakah anda pikir orang membaca yasiin dengan penuh keikhlasan tidak akan mendapat apa-apa?
Yang jadi permasalahan adalah bukan surat yasin itu sendiri tapi lebih pada orang-orang membaca yasin setiap malam jumat secara berjamaah, baik itu di mesjid2,rumah warga,orang yang baru meninggal atau yasinan ibu2 pengajian, amalan seperti itu sudah menjadi amalan yang rutin… pertanyaan nya kenapa hanya surat yasin saja…? apakah tidak ada surat lain..? sedangkan Rasul sering membaca surat Al waqiah atau surat Assajjadah(QS32)pagi jumat dan pada hari jumat beliau juga sering membaca surat Al-a’la(QS87) dan Al-Qasiah (QS88)
–> Sebuah hadits : “amalan yang disukai Allah adalah amal yang kontinyu, walau sedikit”. Jika tak bisa dikerjakan semua, maka janganlah ditinggalkan seluruhnya.
Jika tak bisa setiap hari, masih ok seminggu sekali. Jika seminggu sekali itu dipilih hari (atau malam) jum’at, maka apa salahnya. Jika tak memungkinkan membaca seluruh al Qur’an, membaca surah yasiin sudah sangat baik. Amal ini sangat sedikit dari segi periode waktu maupun volume al Qur’an. Namun ini amal yang disukai Allah berdasar hadits di atas. Di sini saya tak paham kenapa membaca yasiin rutin (kontinyu) seminggu sekali malah dituduh bid’ah sesat. Padahal dalilnya telah jelas. Dalil keutamaan surah yasiin pun sangat jelas terpampang di artikel.
wallahu a’lam.
kalo mas Suyatno pengen inovasi ganti surat ya monggo bilang sama pa RT untuk ganti surah…
suruh semua orang yg mau berangkat kantor rutin baca Al waqiah atau surat Assajjadah pagi jumat..
suruh aja orang baca Al-a’la(QS87) dan Al-Qasiah (QS88) rutin tiap hari jumat..
hari lain, tidak boleh baca Qur’an.. bid’ah..
Ane setuju sm ente Abizaky, mengapa sih banyak orang mengatakan membaca yaa siin itu bid’ah? kan itu jelas2 ibadah membaca Al Quran, lgian sibuk bgt sih ngurusin orang yg sedang ibadah,,? klw mau da’wah tuh jgn ngganggu orang yg sedang membaca Al Quran, mending cari aja di pinggir2 jalan orang2 yg blom mau sholat diajak sholat, orang blom mau ngaji diajak ngaji. tuh namanya da’wah. bukan ngacak2 keyakinan orang lain yg sudah mau ibada.
Imam adz-Dzahabi berkata: “Mengikuti sunnah adalah kehidupan hati dan makanan baginya. Apabila hati telah terbiasa dengan bid’ah, maka tiada lagi ruang untuk sunnah”.
para anti Yasin rutin ini mirip2 aja sama anti tahlil, anti maulid, anti dll,
lain pertanyaan lain pula jawabannya, ditanya A jawabnya B.. suka ga nyambung..
mereka emang kaya gitu kalo diskusi, kalo kehabisan kata2 ya kaya gitu..
disuruh ngajakin salat orang yg belum solat ga usah ngurusin orang yg baca Yasin rutin.. eh.. malah lari Imam adz-Dzahabi..
dimana hubungan JELAS nya??
masa orang yg ngajak solat orang yg belum salat itu setara sama orang yg terbiasa bidah..
walah walah.. ini memang zaman yg aneh.. banyak orang lucu..
saya sangat memahami mas yatno….. kita sesama muslim itu saudara,… sebagai saudara tentu tidak akan membiarkan saudaranya tersesat,….. maka akan diajak kembali ke jalan yang benar………
Yaasin adalah salah satu surat dari 114 surat dalam alQur’an,… membaca surat Yaasin kita akan mendapat pahala dari Allah SWT dan dapat menolong kita di akhirat,.. tapi Yaasin bukan satu2nya surat dalam Al Qur’an,.. jadi baca surat2 lain juga baik.
Sedangkan Ritual Yasinan, ada sebagian umat islam yg mengamalkan dan sebagian yg lain tidak melaksanakan,…… saya pernah ikut acara/Ritual Yasinan walau dalam hati saya menganggap tidak pas,… dalam pelaksanaannya kita membaca yasin secara bersama sama,… layaknya sebuah balapan.. kadang ada yg melewatkan suatu ayat hanya untuk mengejar ketertinggalannya.
Mari kita membaca, mempelajari dan mengamalkan Al Qur’an dengan benar….
–> maaf .. sekali lagi maaf. Anda hapal Yasin nggak?
saya setujy dengan bbah cong , kadang2 sering balapan dan akhirnya sering kelewat satu ayat , surat yasin bukan untuk dihafalkan tapi untuk dipahami isinya ,apa fungsinya buat di hafalkan tapi tidak tahu isinya, dan kadang2 mungkin bacaannya sudah betul atau tidak , jadi pelajarilah al quran dengan benar…..,kalo hafalan itu kalo kita mengerti bahasa arab! , jadi tidak terkecoh dengan makna bahasanya…ok
–> saya jarang mendapati yang saudara (dan babah cong) kemukakan. Kalau pun bacaan yasiin itu cepat .. itu karena mereka sudah hapal. Maka orang yang masih “tertatih-tatih” akan menganggap sebagai balapan. Seperti anak klas satu SD melihat orang dewasa baca koran. Kok Cepet banget. Paham gak tuhh .. kira2 demikian. Maka dari pada mencaci orang lain .. perbaikilah diri sendiri dulu.
Dan kalaupun ada seperti yang anda tuduhkan, perbuatan orang itu tak mengurangi keutamaan yasiin dan orang-orang yang membacanya. Lihat dalil di atas. Seperti ada anak kentut di antara shalat jamaah. Apakah semua jamaah shalat itu batal? TIDAK. Apakah mengurangi kemuliaan/keutamaan shalat berjamaah? TIDAK.
Anda katakan mereka tak mengkaji isi-nya. Jangan-jangan mereka juga mengkaji tafsir surah yasiin (dan al Qur’an) di lain majelis. Dan kalau pun ada di antara mereka tak mengkaji isi-nya (dgn beberapa alasan), itupun TIDAK akan mengurangi keutamaan yasiin dan majelis yasiinan. Lihat dalil di atas.
Maaf kl tak berkenan. wallahu a’lam.
Hanya karena segelintir orang yang melakukan dengan tidak semestinya, membaca Yasin rutin berjamaah dicap salah..
kok kaya orang yg menyembuhkan penyakit dengan cara memusnahkan pasiennya..penyakitnya ilang tapi nyawa pasiennya jg ikut lenyap..
kok kaya orang mengobati sakit mata dengan mencungkil matanya..
pola pikir simpatisan Wahabi ini lucu, susah dimengerti…
suka main pukul rata…
ada peziarah yg niatnya ga bener, ziarah kubur diharamkan total oleh mereka, kuburannyapun diratakan..
baca tahlil, tahmid, takbir, shalawat yg semula sunnah, bisa jadi haram hanya karena dibaca di kuburan, di rumah orang yg meninggal..
saya kuatir, kedepannya kita2 akan diharamkan juga melagukan shalawat di mobil atau di pesawat dalam perjalanan, hanya karena “ga pernah ditemukan di kitab hadis kalo Nabi mencontohkan seperti itu”..
hanya karena “hal seperti itu hadisnya doif” dll..
Mas wawan…
Cobalah membaca kitab2 Syaikh Abdullah bin abdul wahab sudah banyak kok yang di terjemaahkan ke dalam bahasa indonesia ” tidak lain isinya adalah perkataan sahabat,Para tabiin dan ulama2 salaf’
selamat mencoba…
wah maaf mas..
kita ga biasa belajar dari terjemahan, banyak bias, bahkan perubahan redaksi dari yg aslinya jg sering ditemukan..
kalo anda lebih teliti sedikit, anda akan menemukan perbedaan2 dari beberapa buku terjemahan dari buku judul yg sama..
kita belajarnya bersanad mas..
contoh, saya baca buku Ihya al Gazali dari guru yg belajar buku tersebut dari gurunya, dari gurunya, dari gurunya, terus ke atas sampe ke pengarangnya mas..
kalo ada kesalahan cetak atau kekaburan tulisan pada bukunya bisa langsung dikoreksi..
biasanya guru saya bilangnya begini : “itu bukan ‘ain, yg bener itu Alif..”
itu baru satu buku mas.. belum yg lain2..
buat kami, baca sedikit buku yg orisinal lebih bermanfaat dibandingkan dengan baca banyak buku yg diragukan keasliannya..
ke”orisinalitas”annya bisa dijaga..
beda sama buku terjemahan, mas..
Mas wawan bisa aja jago bahasa arab,… jago nahwu sharaf,… bahkan jago hafalan,… tapi saya tidak yakin kalo anda slalu bisa memahami makna yang sebenarnya dari suatu kitab,…. knapa?……… karena anda belajar dan membaca hanya untuk membenarkan keyakinan dan dalil saudara,….. bacalah dengan pikiran terbuka memcoba untuk memahami karya org di luar golongan anda…… makin banyak referensi org akan makin bijak…….
mas babah cong..
yg bilang Yaasin adalah satu2nya surat dalam Al Qur’an siapa?
kalo orang mengidolakan surat Yasin, dimana salahnya?
kalo ada orang yg sholatnya membaca surah ini melulu setelah alFatihah.. ga peduli apapun solat kedua surat itulh pilihannya..
apa yg begini termasuk pelaku bid’ah juga?
Assalamualaikummm semua kawan-kawanku muslim…!!!
di ats sudah banyak hal yang sudah diutarakan oleh teman2 yang intinya mengatakan banyak kelemahan atao haist2 dhoif..
okelah…!!mari kita tinggalkan sejenak beradu debat mengenai hadist22
kita kelmbali ke Al Quran..semua yang dibaca dalam Al Qur an itu adalah baik, dan lebih utama dari surat An Nas samapi Al Baqarah.. tidak ada satu pun Ulama hingga Nabi Muhammad SAW tidak membolehkan membaca Yasin diwaktu apa pun,… jadi lepaslan pandangan sempit itu.
mari baca Yasin, atau surah apa pun..Insya ALlah kita mendapat petunjuknya..masalah pahala mah itu urusan Alloh. kita gak bisa atur apa2..! Iya tidak..?
jadi dari pada saling menyalahkan satu sama lain, mending baca Yasin dalam keadan bersamna atau pun sendiri tak mengapa, syukur2 hafal ..
Amin..semoga semuanya segala urusan kembali kepada Alloh dan rasulnya..
–> sudah menjadi sunnatullah bahwa Allah mengutamakan suatu hal dari yang lain. Ada keutamaan Jum’at dibanding hari-hari lain. Disebut pula keutamaan tempat-tempat istimewa (misal Makkah dan Madinah) di banding tempat-tempat lain. Maka adalah wajar jika ada keutamaan surat-surat tertentu di dalam al Qur’an di antara surat-surat/ayat-ayat lain. Mengenai surah Yasiin, dalil-nya telah disebut di atas.
wallahu a’lam.
mas syaiful,
jadi kita ini mesti gimana mas? saya bingung 🙂
klo rutin baca Yasin salah, trus misalnya kita rutin baca al BAqarah akan disalahkan lagi, “rutin baca alBaqarah CONTOH NABI”..
kita pindah lagi baca alIkhlash rutin, salah lagi karena CONTOH NABI..
mau baca Quran sehari satu halaman per hari, salah lagi, karena ga ada CONTOH NABI baca Quran perlembar sehari..
baca Quran begini salah begitu salah..
mas, kalo begini salah begitu salah, trus gimana dong yg bener CONTOH NABI-nya??
cara aplikasi sehari2nya gimana? KONGKRITnya baca Quran CONTOH NABI itu gimana??
saya pengen tau banget nih..
PESAN SUNAN BONANG
Salah satu catatan menarik yang terdapat dalam dokumen “Het Book van Mbonang”[14] adalah peringatan dari sunan Mbonang kepada umat untuk selalu bersikap saling membantu dalam suasana cinta kasih, dan mencegah diri dari kesesatan dan bid’ah. Bunyinya sebagai berikut: “Ee..mitraningsun! Karana sira iki apapasihana sami-saminira Islam lan mitranira kang asih ing sira lan anyegaha sira ing dalalah lan bid’ah“.
Artinya: “Wahai saudaraku! Karena kalian semua adalah sama-sama pemeluk Islam maka hendaklah saling mengasihi dengan saudaramu yang mengasihimu. Kalian semua hendaklah mencegah dari perbuatan sesat dan bid’ah.[15]
U mas Suyatno, mas sering mengutip kata2 sesat dan bid’ah.. Tolong dijelaskan sesat dan bid’ah itu apa dengan contoh perbuatannya… Persepsi itu berasal dari Rosul/ Sunan secara langsung atau hanya pikiran anda? Dan ulama2 yang anda sebut, apakah anda mengenal kepribadiannya atau hanya kabar dari orang? Apakah anda sudah mendapat ijin dari beliau untuk mengutip namanya?
Mas Wahyu bacalah dengan hati dingin supaya dapet faedahnya bukan dengan maksud menjatuhkan :
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html
–> ohh ..ini tohh. Saya pernah ke sana tak laku mas.. kena sensor. Jadi males ..
mas wahyu,
itulah penyakit mereka mas, ga nerima pendapat apapun dari siapapun yg beda ama mereka..
sampe2 blognya [un ga mau diisi sama yg selain mereka
Mas-mas anti Yasin rutin,
kalo begini salah begitu salah, trus gimana dong yg bener CONTOH NABI-nya??
cara aplikasi sehari2nya gimana? KONGKRITnya baca Quran CONTOH NABI itu gimana??
jawaban anda kami tunggu.. tapi jawabannya yg fokus ya
Iya mas, aku buka juga ga ktemu.. Baca Al-Qur’an kok malah salah, padahal Allah menyuruh umat Islam untuk membaca Al-Qur’an. Saya bukan ahli hadist mas, saya hanya menjalani semampu saya, tapi saya yakin mas bahwa baca Al-Qur’an itu pasti ada manfaatnya, tapi manfaatnya itu tidak bisa saya diuraikan dengan kata2, yang jelas hati menjadi tenang.. Yang saya heran mas, bagaimana mereka tahu kalau amalan itu tertolak, bahkan mengatakan sesat. Setahu saya, mengatai orang kafir aja dilarang, menghina sesembahan orang lain itu juga ga boleh… U/ mas Wawan, habis baca yaasiin, doain saya dan keluarga ya… U/ Mas Suyatno kerjaannya apa sih?
Kira2, bila Rosululloh itu dari jawa, gimana ya……
sama2 mas Wahyu,doain saya skeluarga juga..
wah saya kok tiba2 pengen ketemu langsung sama saudara2 yg sering nongkrong di sini ya, kok sperti temen akrab yg udah lama kenal tapi lama ga ketemu..
andai ada forum kumpul2 ketemu langsung,pasti mnyenangkan..
–> amien amien amien. Mas .. marilah berjuang menegakkan agama ini, di jalan ulama-ulama pewaris baginda Nabi saw yang diridloi Allah swt.
Mari kita berjuang bersama dengan cara kita masing-masing. Semoga Allah selalu meridloi.. amien. Insya Allah semoga kita bisa ketemu. Jika tidak di dunia ini, di akhirat kelak. amien.
Melebihkan derajat baca surat Yasin pada malam Jumat, majlis taklim, pengajian dan lain-lain adalah bid’ah sesat. Hadistnya palsu dan lemah. Setiap ibadah yang kita jalankan tanpa dasar Al Quran dan Hadist yang shahih amalannya tertolak.
–> Ehm ehm … Fatwa yang “hebat”.
Baru kali ini mendengar bahwa baca surat Yasin pada malam Jumat, majlis taklim, pengajian dan lain-lain diganjar dosa besar dan pelakunya dimasukkan neraka.
Tambahkan yang begini sekalian. Ketika sekelompok pemuda menghabiskan malam jumat-nya dengan begadang semalaman .. maka itu tidak apa-apa, karena bukan ibadah. Tapi kalau baca yasiin .. maka menjadi bid’ah sesat.
Ehm..ehm .. sebuah fatwa yang “hebat” .. ehm ehm.
mas hamba Allah,
Baca Qur’an yg ga bid’ah itu gimana sih?
Gimana baca Quran yg dicontohkan Nabi?
kongkritnya dalam kehidupan sehari2 yg menurut kelompok anda telah dicontohkan Nabi gimana?
Mohon jawabannya mas..
Atau siapapun yg mewakili Wahabi/Salafy di sini, ada yg bisa jawab ga?
Please..
Kenapa masih diperdebatkan,
Terus terang di daerahku yang bisa baca Al-Qur’an kurang dari 50% padahal cuma 1kk yg tdk beragam islam mungkin juga di seluruh Indonesia juga sama, dan biasanya dilingkungan Rt sering diadakan baca surat yasin bersama juga biasanya diambil disepakati pada malam jum’at,hampir sumua umat islam tahu kalau malam jum’ah malam yang penuh berkah, Nabi juga menganjurkan untuk banyak amal ibadah di malam jum’at. kenapa surat yasin yang dibaca? karena yang ada teks latinya dan sudah dibukukan cuma surat yasin, selain memang ada hadits yang menerangkan fadhilah surat yasin.
dan bagi saudara yang tidak suka mbok jangan membid’ahkan, diambil segi positifnya aja, jangan karena ego dan juga karena ada hadist yang mengatakan membaca surat yasin dimalam jum’at itu hadistnya lemah/dhoif, terus gampang mengatakan bid’ah.
ingat bagi yng bisa baca al-qur’an tdk masalah bisa bebas membaca surat apapun dan bagi mrk yang tdk bisa baca ya ajari aja baca surat yasin yang paling gampang simpel tdk panjang dan tdk pendek dan membudaya dikalangan umat islam di indonesia.itupun yang dibaca teks latinya.
itulah susahnya mereka ini mas..
Mereka sndiri aja kdang2 kebingungan sama jalan mereka,tapi gengsi utk mengakuinya..
Coba yg jadi walisongo itu mereka,pasti Islam langsung dimusuhi pnduduk pribumi..
dalam membaca alquran niatkan saja lillaahi ta’ala…….. tanpa embel2 apa,……. insa Allah kita akan dapat pahala dan manfaatnya,…… kalo mau ngajari baca alquran mulailah dari metode iqra (misalnya)… lalu surat2 pendek dalam juz amma, itu lebih simpel dan mudah di hapal,……. daripada balapan baca yaasin……..
–> saran anda bagus .. namun sayang ada beberapa kata-kata yang bernada miring. Satu hal .. metode iqra itu bid’ah lhoo ..
Lebih baik saran anda dilengkapi sekalian .. begini kira-kira,
Kemudian, setelah belajar (atau hapal) surat-surat pendek,..pertahankan dan amalkan dengan membacanya secara teratur. Kalau tak dapat setiap hari .. yaa seminggu sekali (malam jumat misalnya lebih utama .. hehe). Kalau tak bisa juga .. yaa sebulan sekali.
Kemudian mulailah dengan surat-surat yang lebih panjang. Yasiin misalnya .. hadits-hadits mengungkapkan keutamaannya. Apa salahnya. Pertahankan dan amalkan secara kontinyu. Kalau tak dapat setiap hari .. yaa seminggu sekali (malam jumat misalnya lebih utama .. hehe). Kalau tak bisa juga .. yaa sebulan sekali.
Maka insya Allah lama-lama anda akan hapal dengannya. Jika anda lebih hapal, maka bacaan anda otomatis lebih cepat. Biarlah orang lain mengatakan balapan .. jangan gentar dan goyah mengamalkannya hanya karena ada suara-suara miring. Lebih baik lagi jika bersama-sama (teman-teman sepengajian)
Selain dari itu .. kemudian, tambahkan dengan surat-surat yang lain. Yang lebih panjang dan lebih advance. Jangan lupa juga untuk mengkaji isinya.
wallahu a’lam. maaf kl tak berkenan.
Assalamu’alaikum…
saya ingin menyatakan pendapat saya ttg membaca surah yasin…
orang yg bekerja demi menghidupi keluarganya, bersilaturahmi, mengucapkan salam, tersenyum kepada orang lain, bahkan bersetubuh dengan istrinya saja dihitung sebagai suatu kebaikan, yg Insya Allah, Allah akan membalasnya dengan pahala. Apalagi dengan amalan membaca Al Qur’an…
lalu kenapa orang yg suka membaca ayat – ayat atau surah – surah Al Qur’an dengan niat karena Allah malah di sudut dan di pojokkan? tidak masalah dia lebih senang membaca suatu surah tertentu di dalam Al Qur’an di bandingkan surah yg lainnya… entah itu surah al Fatihah, Al Ikhlas, At Takatsur, Al Bayyinah, Al Baqoroh, Yaasiin…
apakah ada larangan yg melarangnya?
Sungguh terlihat suatu kejanggalan yg jelas, bagi orang2 yg mendiskreditkannya…
Akan keluar padda akhir zaman suatu kaum, umumnya masih muda, rusak akalnya, mereka mengatakan dari sebaik-baik perkataan makhluk. Membaca Alquran tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya (H.R. Bukhari VI/618 no. 3611; Muslim II/746 no 1066)
Akan keluar suatu kaum dari umatku yang membaca Alquran, mereka menyangka bahwasanya untuk mereka padahal atas mereka. Shalat mereka tidak melampuai tenggorokannya. (H.R. Muslim II/748 no. 1066)
Membaguskan perkataan tetapi buruk perbuatannya – mengajak kepada kitab Allah, tetapi tidaklah mereka termasuk di dalamnya sedikitpun. (H.R. Ahmad III/224)
Di blog ini ,saya seringkali mendapatkan perbedaan pendapat. apakah saya khawatir dengan perbedaan pendapat? perbedaan pendapat sangatlah penting,karena itu menunjukkan perbedaan cara pandang,dan itu sebenarnya malah memperkaya bukan mempermiskin suatu pendapat.
kalau saya boleh bercerita ulang,tentang sebuah cerita yg mungkin sudah sering didengar oleh beberapa orang,tapi mari kita renungkan kembali arti cerita itu secara mendalam.
ORANG-ORANG BUTA DAN GAJAH
Di seberang Ghor ada sebuah kota. Semua penduduknya buta. Seorang raja dengan pengikutnya lewat dekat kota itu; ia membawa tentara dan memasang tenda di gurun. Ia mempunyai seekor gajah perkasa, yang dipergunakannya untuk berperang dan menimbulkan ketakjuban rakyat.
Penduduk kota itu ingin sekali melihat gajah tersebut, dan beberapa di antara orang-orang buta itupun berlari-lari bagaikan badut-badut tolol berusaha mendekatinya.
Karena sama sekali tidak mengetahui bentuk dan ujud gajah, merekapun meraba-raba sekenanya, mencoba membayangkan gajah dengan menyentuh bagian tubuhnya.
Masing-masing berpikir telah mengetahui sesuatu, sebab telah menyentuh bagian tubuh tertentu.
Ketika mereka kembali ke tengah-tengah kaumnya, orang-orang pun berkerumun di sekeliling mereka. Orang-orang itu keliru mencari tahu tentang kebenaran dari rekan-rekannya sendiri yang sebenarnya telah tersesat.
Kerumunan orang itu bertanya tentang bentuk dan ujud gajah: dan mendengarkan segala yang diberitahukan kepada mereka.
Orang yang tangannya menyentuh telinga gajah ditanya tentang bentuk gajah. Jawabnya, “Gajah itu lebar, kasar, besar, dan luas, seperti babut.”
Dan orang yang meraba belalainya berkata, “Saya tahu keadaan sebenarnya. Gajah itu bagai pipa lurus dan kosong, dahsyat dan suka menghancurkan.”
Orang yang menyentuh kakinya berkata, “Gajah itu perkasa kokoh, bagaikan tiang.”
Masing-masing telah meraba satu bagian saja. Masing-masing telah keliru menangkapnya. Tidak ada pikiran yang mengetahui segala: pengetahuan bukanlah sahabat Si Buta. Semuanya membayangkan sesuatu, yang sama sekali keliru.
Makhluk tidak mengetahui perihal ketuhanan. Tak ada Jalan dalam pengetahuan ini yang bisa ditempuh dengan kemampuan biasa.
cerita ini sangat menarik buat saya, karena menggambarkan keadaan kebenaran bagi setiap orang. memang benar setiap orang mempunyai kebenaran versinya masing2. demikian pula saat kita berbeda pendapat,kemungkinan besar karena kita sedang memegang ‘bagian’ tertentu dari sebuah kebenaran.
Karena kebenaran itu sangatlah subjektif,maka itu tidaklah bijak jika kita memaksakan pendapat dan kehendak kita kepada orang lain,karena bisa jadi mereka juga sedang meyakini kebenaran versi mereka ,sebagaimana kita juga sedang meyakini kebenaran versi kita.
kebenaran selalu punya banyak wajah,kebenaran sejati mutlak hanyalah milik Allah semata,selain Allah semua yg lainnya hanya bisa mendekati kebenaran ,bukan menjadi kebenaran itu sendiri.
NB : Jika kita mampu melihat sebuah masalah dari dua sisi atau lebih,kita sudah dapat dikatakan sebagai orang bijak. karena orang bodoh hanya melihat satu sisi dari sebuah permasalahan saja.
siapa yang melarang baca qur’an ngacung…
siapa yang melarang baca tahlil ngacung…
yang ngelarang yasinan berarti melarang baca Qur’an..
yang melarang yasinan berarti melarang baca tahlil..
bagi mas2 yang seneng membid’ahkan orang lain..tolong kaji lagi ttg bid’ah,..
Dzuhur 6 Rokaat itu yg bid’ah ( karena sudah ada ketentuan 4 Rokaat )…sholat idul fitri 2 kali dan idul adha 2 kali..itu bid’ah (karena sdh ditentukan tanggalnya )..,kalo terhadap sesuatu yg belum ada ketentuannya, tolong dilihat esensinya..bukan kemasannya..
adakah yg bisa menjawab lebih spesifik pertanyaan saya :
“baca Quran yg menurut Nabi itu gimana sih?
kalo rutin malam jumat.. salah,
yasin tiap hari.. ga dicontohkan Nabi,
Quran satu khatam malam jumat.. mana dalilnya?,
Quran khatam satu minggu.. bid’ah..
sesudah shalat magrib rutin membaca surat tertentu.. sesat.
kita mesti gimana mas Wahabi????
ga baca Quran sama sekali ya????”
mohon jawaban yg mengarah pada pelaksanaan langsung di kehidupan sehari2..
he..he..
yg pasti seh klo di bacain yasin,tahlil sm alquran yg nggak seneng and pada kabur and teriak2 siapa ya…??
he..he..
Sudah lah mas, kita saling berdoa aja. Berbeda pendapat boleh, tp jangan sampai bermusuhan. Coba aja baca surat Yasin pake hati, rasakan bedanya… Mengenai pahalanya, aku pasrah ama petugasnya…he. Lebih baik aku menghitung dosa2ku yang banyak bgt ini, sampe pusing neh mas. Tolong dibantu menguranginya ya mas..
mas Prass,
Setau saya yg ga seneng,kabur&teriak2 dengan bacaan Qur’an adalah hantu..
@wahyu
he..he..hebat antum seh..dosa bisa di hitung,mantap..
klo ane seh nggak bisa bang,…
mangka nya tak usah hitung2 dosa jadi pusing,dah ketahuan qta ini sebagai manusia tempatnya dosa,iya nggak bang…?
nah klo mau bantu ngurangin dosa..,tak usah suudzonlah pada yg bertahlil,beryasinan,bukan begitu bang..?
maksud ane, bukan menghitung 1,2,3 dst.. tp gmn caranya meminimalkan dosa sambil mengurangi dosa bang… Masalahnya ak ngerasa bukan ahli surga, tp ak juga ga mau masuk neraka…he.
he..he..
nah itu dia,mudah2an kita jadi org yg berbaik sangka thp sesama muslim,mudah2an dgn berbaik sangka tsb Allah akan menjadikan baik hati kita,dan akhlak kita juga,…nah yg terakhir ente bilang itu spt nya ada di doa nya abu nawas…
hati2 teman..
Ngerasa bukan ahli surga, ga sanggup ke neraka itu bid’ah sesat,
Doa Abu Nawas itu ga pernah dicontohkan Nabi SAW,
Hmm, nulis “SAW” juga bid’ah..
bid’ah versi temen2 Wahabi sih..
smoga org2 SaWahh ttp memusuhi dan memaki, krn mmg itulah cara mrk berekspresi.
Dan lagi, bukankah qta yg dimaki akan panen d akherat, apa2 yg sebenarnya tdk qta tanam. Beruntung betoel khan?
Maka, ayo.. hajar terus, maki terus, musuhi terus, klo kalian (org SaWahh) mmg ttp ngotot pgn jd Muflis, d akherat.
Nah..
Bukankah begitu?
Yang Suka yasinan maupun yg tidak sekedar pencerahan apakah anda pernah melakukan 5 hal ini:
1. Membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an adalah kunci untuk memahami Al Qur’an. Tanpa kemampuan membaca Al Qur’an dengan baik, akan mustahil bagi seseorang untuk dapat memahami Al Qur’an dengan baik. Ketidakmampuan membaca Al Qur’an dengan baik akan menyebabkan kurang sempurnanya ibadah shalat seseorang. Oleh sebab itu, hukum membaca Al Qur’an dengan benar adalah wajib.
121. Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya , mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi[Al Baqarah: 121]
Pertanyaan: Alqur’an ada brp surat??? [masa yg di baca koq surat Yasin aja nanti yg lain iri dong ibarat orang tua yg pnya anak 10 tp yg paling di sayang cuma 1 gimana perasaan anak yg lain yah???hwehwehwe intermezzo]
2. Memahami Al Qur’an
Orang yang pandai membaca Al Qur’an tapi tidak memahaminya seperti burung beo yang pandai berkicau tapi tidak faham apa yang diucapkan oleh mulutnya sendiri.
Pertanyaan: Apakah anda paham dengan bacaan qur’an yg anda baca terutama bacaan dalam shalat??? karena dalam shalat ketika anda baca surat tapi tidak paham maka lisan dan pikiran kemungkinan besar tidak akan connect sehingga mempengaruhi kekhusyuan shalat anda. Beda halnya jika anda mampu memahami apa yg anda baca oleh lisan anda insyaAllah pikiran anda langsung dapat mengartikannya. Contoh kecil: ketika takbir lisan anda mengucapkan Allahu Akbar maka pikiran langsung merespon bahwasanya semua makhluq kecil adanya baik di langit maupun di bumi hanya Allah yang maha besar yaitu yg menguasai langit & bumi serta isinya. Sehingga celah untuk setan yg membuat pikiran kita melayang kemana2 dapat di redam. Karena Pada umumnya yg membuat pikiran anda melayang tak tentu arah, yg lupa jadi ingat ketika shalat di sebabkan anda tidak memahami apa yg anda baca]
Memahami Al Qur’an dapat dilakukan dengan mengikuti pengajian tafsir Al Qur’an ataupun membaca kitab-kitab tafsir yang sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namum demikian cara ideal untuk memahami Al Qur’an adalah dengan cara mempelajari bahasa Arab. Bahkan banyak ulama yang mewajibkan belajar bahasa Arab.
Berdasarkan kaidah usul fiqh, “Man lam yutimmul wajib illa bihi fahuwa wajib”.”Sesuatu yang tanpanya kewajiban menjadi tidak sempurna, maka sesuatu itu menjadi wajib”.
Karena pemahaman Al Qur’an tidak akan sempurna tanpa bahasa Arab, maka hukum belajar bahasa Arab menjadi wajib.
Saudaraku kaum muslimin, tidak ada kata terlambat untuk belajar bahasa Arab. Bagi yang belum berkesempatan belajar bahasa Arab, berdoalah kepada Allah SWT, semoga diberikan kesempatan untuk mempelajarinya suatu saat nanti, insya Allah.
3. mengamalkan Al Qur’an (4:82)
Membaca dan memahami Al Qur’an saja tidaklah bermanfaat tanpa mengamalkannya.
” Kalian sekali-kali tidak akan mencapai kebaikan, sebelum kalian menafkahkan dari sesuatu yang kalian cintai “ (Q.S. Ali Imran: 92)
Demi mendengar ayat di atas, Abu Thalhah segera bergegas menuju Rasulullah kemudian dengan serta merta menyerahkan Bairuha’ beserta segala isinya kepada Rasulullah untuk dipergunakan sebagaimana apa yang diperintahkan Allah kepadanya.
Rasulullah yang bijak memuji tindakan Abu Thalhah ini tetapi menyarankan agar Bairuha’ dibagi saja kepada kerabat Abu Thalhah yang lebih membutuhkan.
Maka dibagikanlah kebun itu kepada kerabat dan sepupu-sepupu Abu Thalhah yang berjumlah sekitar 70 orang. Masing-masing mendapatkan 200 pohon kurma!
Kisah ini diriwayatkan oleh sahabat Anas ra dan dicantumkan oleh Imam Nawawi dalam Bab ke-37 Riyadhus Shalihin yang ditulisnya.
Pertanyaan: Anda mengaku cinta Allah???Apa buktinya???
Mereka mendengar dan mereka taat (sami’na wa atha’na). Inilah salah satu ciri orang beriman. [Al Baqarah: 285]
Sebaliknya salah satu ciri dari orang kafir adalah ketika mendengar Al Qur’an lalu mereka ingkar (sami’na wa ashaina) [Al Baqarah: 93]
Pertanyaan: Anda mengaku cinta rasululllah saw, apa bukti cinta anda kpd rasul??? (sami’na wa atha’na) atau (sami’na wa ashaina)???
Respon yang luar biasa terhadap Al Qur’an yang telah ditunjukkan oleh para shahabat merupakan bukti kebenaran iman. Kerena, iman tidak hanya terucap di lisan, tapi juga diyakini oleh hati dan DIAMALKAN dalam perbuatan.
Dari Usman bin ‘Affan ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “(Khoirukum man ta`alamal qur`ana wa`allamah) Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”
(Riwayat Bukhari)
Pertanyaan: Apakah anda pernah mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya???[Mohon di pahami beda antara mempelajari dgn membaca, mempelajari yg saya maksud adalah 5 hal ini]
Sungguh Nabi SAW telah memberikan teladan, dimana beliau digambarkan oleh istrinya Aisyah r.a sebagai, “Kaana khuluquhul Qur’an” (Al Qur’an yang berjalan).
4. Menghafalkan Al Qur’an
Banyak hadits Rasulullah saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmidzi)
Pertanyaan: Hafalan anda sdah berapa juz atau cuma surat Yasin saja?[jujur saya sendiri masih level juz ‘amma itupun blum smua hafal]
5. Mendakwahkan Al Qur’an
Jika seseorang telah pandai membaca Al Qur’an, mampu memahaminya, mengamalkannya, dan menghafalkannya, maka insya Allah, dia telah menjadi orang yang shalih secara pribadi. Namun keshalehan pribadi tentu saja belum cukup, harus diiringi dengan keshalihan secara sosial. Karena itu, menjadi wajib baginya untuk mendakwahkan Al Qur’an. Karena, pada dasarnya hukum berdakwah adalah wajib bagi setiap mukmin, berdasarkan Firman Allah swt:
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.[An Nahl: 125]
Selain itu, sesunggunya orang yang hanya ingin shalih untuk dirinya sendiri maka dia termasuk orang yang merugi, berdasarkan Firman Allah swt:
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (Al Ashr: 2-3)
Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Utsman r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya”.
Wallahua’lam
–> 100
Pertanyaan: Alqur’an ada brp surat??? [masa yg di baca koq surat Yasin aja nanti yg lain iri dong ibarat orang tua yg pnya anak 10 tp yg paling di sayang cuma 1 gimana perasaan anak yg lain yah???hwehwehwe intermezzo]
============================
hm..ky nya antum anggap semua org yg baca yasinan itu seakan2 tak pernah baca surat selain yasin ya…
hm baca surat yg lain itu biasa ane baca sehabis sholat maghrib selepas pulang kerja mas smbl menunggu waktu sholat isya,sdgkn yasinan nt tau sendiri biasa di baca pd waktu apa saja,…
tak usah suudzonlah…
nt pernah tahu org yg baca surat al-iklas di bacanya nya terus sblm surat yg lain dan smp hal ini di adukan pd rasul,dan apa jawab rosul…?nt tahu…?
jika tahu sekali lagi jangan suudzon lah…
Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Sa’id Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut adalah saudaranya Qotadah bin Nu’man.]
>>>Mungkin hadist ini yang antum maksud yah…
tak usah suudzonlah…
>>>Mohon maaf yah klo tulisan ana justru menjadi salah arti di pikiran antum, sungguh ga ada niat sedikitpun utk suudzon dgn kawan2 di sini.
hm baca surat yg lain itu biasa ane baca sehabis sholat maghrib selepas pulang kerja mas smbl menunggu waktu sholat isya,sdgkn yasinan nt tau sendiri biasa di baca pd waktu apa saja,…
>>>Alhamdulillah, tetap istiqomah yah mas Panjul apalagi di tambah dgn 5 hal tsb. smoga Allah memberikan rahmat dan hidayah senantiasa slalu tercurah kepada Mas Panjul. Amin…
” Karena pemahaman Al Qur’an tidak akan sempurna tanpa bahasa Arab, maka hukum belajar bahasa Arab menjadi wajib.”
Apakah orang yang tidak bisa berbahasa arab akan masuk neraka?
Apakah orang yang hafal Al-Qur’an itu pasti orang yang salih dan masuk surga?
Lalu bagaimana nasib orang2 yang kurang “fasih” baca l-Qur’an? (Hal ini banyak terjadi pada ulama2 tua di pedesaan).
Apakah maksud dari surat Al-Iklas itu sebanding dengan 1/3 Al-Qur’an?
Yang 1/3 itu surah apa saja?
Kenapa orang2 jawa dahulu yang dibiasakan adalah surat Yaasin? Ada apa dengan surat Yaasin?
Hukum wajib, sunnah, halal, haram, dst itu sebenarnya siapa yang menentukan?
Jawaban untuk Mas Wahyu
Desember 13, 2010 pada 06:15
Sebuah kaidah ketika diterapkan tidak hanya berbicara tentang kaidah itu sendiri, akan tetapi juga berkaitan dgn kaidah-kaidah lainnya dalam islam. dalam penerapan dia harus komprehensif. memperhatikan seluruh aspek yang terkait. karena ituketika sebuah kaidah diterapkan diantaranya harus memperhatikan kondisi dan keadaan seseorang/masyarakat:
1. Apakah orang yang tidak bisa berbahasa arab akan masuk neraka?
>>>Dalam al-Qur`an surat al-baqarah 2 : 286 Allah berfirman:
“Allah tidak akan membebani setiap jiwa kecuali menurut kesanggupannya masing-masing”
karena itu orang yg memang tdak bisa bhs arab tidak boleh dikatakan “masuk neraka”
vonis seseorang dikatakan masuk neraka tidak segampang itu diucapkan akan tetapi mengimani/meyakini serta memahami yg terkandung dlm Alqur’an wajib hukumnya sebagaimana terangkum dlm Rukun Iman[sebagai muslim anda pasti tahu apa itu Rukun Iman]. Apabila salah satu rukunnya tidak kita yakini maka gugur pula keIslamannya. Adapun ayat Allah mengenai ancaman terhadap manusia yang ragu terhadap Alquran terdapat dlm QS.11 : 110-113,Al-Baqarah(2):2-5, Al-Baqarah(2):99,121,136,176,213, Al-Baqarah(2):147, Al-Hajj(22):11, Hud(11):34, [coba buka alquran anda]
47. Hai orang-orang yagn telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Alquran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami merobah muka (mu), lalu Kamu putarkan ke belakanatau Kami kutuk mereka sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari SabtuDan ketetapan Allah pasti berlaku.(QS.4:47)
82. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.(QS.4:82)
Masih banyak lagi Firman Allah berkaitan dgn ancaman jika anda termasuk orang yg ragu terhadap Alquran. Na’udzubillah min dzalik tsumma na’udzubillah…
2. Apakah orang yang hafal Al-Qur’an itu pasti orang yang salih dan masuk surga?
>>>Dalam alqur`an Allah mengatakan:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.(QS 25:30)
“Menjadikan al-qur`an sesuatu yang tidak diacuhkan” Menurut para ulama ada beberapa poin:
a. membaca tapi tidak berusaha memahaminya
b. membaca dan memahami tapi tidak diamalkan
c. tidak membaca, tidak memahami dan tidak mengamalkan sama sekali,
Masing-masing dari perkara diatas bisa menghantarkan seseorang pada murka Allah.
Coba anda buka juga Suraah An-Nisa(4):124, An-Nahl16):97, Ta-Ha(20):112, Al-Anbiya(21):94, Ghafir(40):40.
25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.[Al-Baqarah(2):25]
3. Lalu bagaimana nasib orang2 yang kurang “fasih” baca al-Qur’an?
>>>Dalam sebuah hadits nabi bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ ، وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ يَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ فَلَهُ أَجْرَانِ ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ
dari aisyah, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “orang yang mahir dalam membaca al-qur`an bersama para malaikat yang mulia, sedangkan org yang membaca namun terbata-bata (tidak mahir) dan mengalami kesulitan dalam pengucapannya, dia akan mendapatkan dua pahala” (HR Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. telah berkata: Rasulullah saw.bersabda, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis.
Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit.
(Riwayat Bukhari & Muslim)
4. Apakah maksud dari surat Al-Iklas itu sebanding dengan 1/3 Al-Qur’an? & 5. Yang 1/3 itu surah apa saja?
>>>Sebagian ulama menafsirkannya:
kalau diperhatikan kandungan makna yang terdapat dalam alqur`an terbagi dalam tiga ketgori:
a. masalah hukum
b. Informasi
c. Tauhid
surat al-ikhlas mencakup poin yang ketiga karena itu ia dikatakan sebanding dgn sepertiga al-qur`an.
>>>Surat2 yg mencakup masalah Tauhid
6.Kenapa orang2 jawa dahulu yang dibiasakan adalah surat Yaasin? Ada apa dengan surat Yaasin?
>>>Wallohu’alam, mgkin anda lebih paham tentang hal ini
7. Hukum wajib, sunnah, halal, haram, dst itu sebenarnya siapa yang menentukan?
>>>Istilah hukum: wajib, sunnah, mubah, makruh, haram adalah hasil ijtihad para ulama dalam mengelompokkan berbagai macam permasalahan yang terkait dengan tugas para hamba. istilah-istilah tersebut ditetapkan berdasarkan pada ayat-ayat dan hadits serta penerapan yang telah dilakukan rasulullah dan para sahabatnya serta para ulama salafusshalih.
semoga Alah menuntun kita semua menuju jalan yang lurus. amin.
to Babah Cong,
komentar anda tgl 3 Desember 2010 mengenai saya :
“Mas wawan bisa aja jago bahasa arab,… jago nahwu sharaf,… bahkan jago hafalan,… tapi saya tidak yakin kalo anda slalu bisa memahami makna yang sebenarnya dari suatu kitab,…. knapa?……… karena anda belajar dan membaca hanya untuk membenarkan keyakinan dan dalil saudara,….. bacalah dengan pikiran terbuka memcoba untuk memahami karya org di luar golongan anda…… makin banyak referensi org akan makin bijak…….”
tanggapan saya :
perkara anda tidak yakin, itu urusan anda.
mas, saya udah “jalan2” kemana2. disamping menggali ilmu dari NU, saya juga ikut pengajian Muhammadiyah, Salafi/Wahabi dan saya juga pernah mempelajari Syiah dll..
saya mengerti alam pikir temen2 dari kelompok2 itu..
andalah yg sebaiknya membuka wawasan anda,
orang2 diluar Salafy Wahabi yg punya landasan Quran Hadits dalam beramal, kok malah disalah2kan?
apa namanya itu kalo bukan memaksakan pendapat ke orang lain? begitukah sikap orang yg punya wawasan luas?
ada Syeikh Salafy Wahabi yg tidak konsisten, yg mengacaukan ribuan hadits, kok anda tutup mata?
ada syeikh Salafy Wahabi yg maksa bahwa mataharilah yg mengelilingi bumi, yg berpendapat selain itu KAFIR.. Tahukkah anda?
kelompok Salafy Wahabi anti maulid Nabi, tapi saya punya data bahwa tanggal 8 – 14 Maret 1980 di Riyadh, Arab Saudi telah diadakan Perayaan Maulid Muhammad ibn Abdul Wahhab, dihadiri antar lain Syeikh Ibn Baz..
tahukah anda?
Syeikh2 Salafy Wahabi mengkafirkan Imam Bukhari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah dll, tahukah anda?
kelompok Salafy Wahabi memalsu kitab2 mazhab empat, merubah redaksi kata, menghapus hadits2 tertentu di kitab itu, tahukah anda?
Syeikh Salafy Wahabi berfatwa agar berbaik hati dan bersatu dengan Yahudi, Tahukah anda?
kelompok Salafy Wahabi menafsirkan ayat “samar2” dengan kacamata “apa adanya teks” telah mengacaukan dunia “pertauhid-an” sehingga Allah punya wajah, Allah “naik turun” langit dunia, tahukah anda?
mengenai Allah naik turun ini, saya punya cerita :
ada Hadits :
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan, dan siapa yang yang memohon ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni”
oleh Salafy yg cuma berkacamata “apa adanya teks” menafsirkan bahwa Allah yg turun ke dunia pada tiap2 malam.
seorang ulama NU KH. Sirajuddin Abbas, beliau berpendapat lain lagi: “Maksud hadits ini -menurut Ahlus Sunnah- bahwasanya pintu rahmat Tuhan terbuka malam hari seluas-luasnya, khusus pada akhir-akhir malam. Sekalian do’a dan permohonan diterima ketika itu. Oleh karena itu hendaklah mendo’a banyak-banyak setiap malam. Inilah maksudnya hadits ini”
Salafy tidak menerima pendapat ini, kemudian KH. Sirajuddin Abbas berkata dalam buku hitamnya “Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” hal. 276:
“Sebagaimana dimaklumi dunia ini bundar, malam di suatu tempat, siang di tempat yang lain, kalau di Indonesia matahari sudah terbenam dan sudah malam maka di Makkah baru pukul dua belas siang. Kalau di Indonesia siang bolong umpamanya pukul sepuluh pagi, maka di Belanda betul-betul pukul dua malam. Dan begitulah seterusnya. Nah, kalau tuhan turun ke bawah pada sepertiga malam sebagaimana turunnya Ibnu Taimiyah, maka pekerjaan tuhan hanya turun-turun saja setiap waktu bagi seluruh penduduk dunia. Karena waktu malam sepertiga malam terakhir bergantian di seluruh dunia, sedang tuhan hanya satu”.
–> Allah ga pernah naik2 dong?? karena akan selalu ada malam dibumi ini..
Wahabi tetap ngotot, Allah lah yg naik turun..
coba anda perhatikan,
lepaslah baju panatisme golongan anda sesaat utnuk berpikir sejenak :
“bisakah orang2 yg menafsirkan dengan metode kaya beginian diikuti ”
jawablah saudara Babah Cong!
mas Admin, maaf kalo koment saya telah keluar dari pembahasan artikel ini..
saya salut semangat anda,…. banyak belajar tentang aliran lain,….. mungkin niat anda yg perlu diperbaharui…. belajar bukan hanya untuk membenarkan diri anda sendiri dan mencari kesalahan kelompok lain,… mungkin juga anda belajar bukan pada sumber yg tepat,… yang aya ketahui tidak ada itu penafsiran tuhan turun naik……….. sekali lagi saya salut sama semangat anda, bila niat anda tulus itu akan sangat bermanfaat bagi umat,……… kalo sebaliknya,.. mungkin anda bisa merenungkan sendiri……….
to Babah Cong,
pertama,
Tahu darimana anda isi hati atau niat saya??
janganlah sok tau..
kedua,
kata2 anda : “belajar bukan hanya untuk membenarkan diri anda sendiri dan mencari kesalahan kelompok lain”
sebaiknya kata2 ini anda arahkan kepada Salafy/Wahabi, karena faktanya merekalah yg mempelajari mazhab orang lain untuk mencari kesalahan2 mazhab lain..
bahkan sampai memalsu kitab2 mazhab lain pula untuk menyerang mazhab lain..
iseng aja sama urusan mazhab orang lain..
ketiga,
anda ga tau ada penafsiran tuhan turun naik bumi dipemahaman Salafy/Wahabi itu urusan anda..
salah sendiri bisanya cuma nyari2 kesalahan orang lain, aib diri sendiri malah ga tau..
gajah didepan hidung aja ga keliatan, apalagi kuman yg diseberang lautan..
keempat,
kata2 anda “belajar bukan pada sumber yg tepat” sebaiknya dikembalikan kepada Salafy Wahabi, karena mereka belajar mazhab orang lain bukan pada ulama mazhab orang lain itu..
nih contoh faktanya, Salafy belajar kitab Al Umm karya Imam Syafii terjemahan orang Salafy dengan kata pengantar Syeikh Ibn Baz (yg bukan orang Syafii), perhatikanlah fakta ini..
kelima,
Salafy Wahabi kalo mereka kepepet mereka akan latah ikut2an mazhab lain,
apa yg pernah mereka katakan akan mereka lupakan, seolah2 mereka tidak mengakui pendapat mereka yg dulu2..
mirip dengan Takiyah-nya Syiah, tapi kalo saya sih lebih menyebutnya “INKONSISTENSI”
keenam,
anda tidak menjawab pertanyaan saya tentang “tahukah anda” :
1. ada Syeikh Salafy Wahabi yg tidak konsisten, yg mengacaukan ribuan hadits, kok anda tutup mata?
2. ada syeikh Salafy Wahabi yg maksa bahwa mataharilah yg mengelilingi bumi, yg berpendapat selain itu KAFIR.. Tahukah anda?
3. kelompok Salafy Wahabi anti maulid Nabi, tapi saya punya data bahwa tanggal 8 – 14 Maret 1980 di Riyadh, Arab Saudi telah diadakan Perayaan Maulid Muhammad ibn Abdul Wahhab, dihadiri antar lain Syeikh Ibn Baz..tahukah anda?
4. Syeikh2 Salafy Wahabi mengkafirkan Imam Bukhari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah dll, tahukah anda?
5. kelompok Salafy Wahabi memalsu kitab2 mazhab empat, merubah redaksi kata, menghapus hadits2 tertentu di kitab itu, tahukah anda?
6. Syeikh Salafy Wahabi berfatwa agar berbaik hati dan bersatu dengan Yahudi, Tahukah anda?
Mana jawaban anda?
anda ini benar2 tahu Salafy/Wahabi atau cuma simpatisannya doang? yg ga tau apa2 tentang Salafy Wahabi..
gunakan logika anda mas, liat fakta2 yg ada, jangan terpaku pada fanatisme golongan anda..
–> yang ini saya masih belum jelas,
makasih infonya mas….
sontoloyo kabe…wis jelas2 surah yassin kata para ulama hadits (khusus ulama jarh wa ta’dil) spt Ibnu hajar al-asqalani, ibnu Mai’n, adz-dzahabi, dll, banyak yg mengatakan dhoif and palsu, kok msh byk juga yg menyangkal…ulama itu juga manusia banyak khilaf, byk dosa…tpi mrk tahu diri…kalo mlht ada kesalahan pd para ulama, yg perlu kita ambil adl kebenaran dri para ulama yg tsiqoh dan terpercaya yg ahli dlm bidang hadits khususnya ulama jarh wa ta’dil…bukan membela mati-matian padahal wis ero salah…al-qur’an iku uduk surah yassin wae msh ono 114 surah sing perlu diwoco and dihapal…kere rek, cuma moco surah yasin wae sing masih dipertanyakan ttg keutamaane…ojo susah2 mikirin surah yasin, woco wae surah-surah al-qur’an sing ora ono diperdebatkan ttg keutamaannya spt surah al-baqarah, ali imran, al-kahfi, al-mulk, al-ikhlas, al-falaq, an-nas, ayat kursi…gitu sj kok repot
–> sampeyan iku yoo sontoloyo .. ga baca artikel yaa. Itu hadits sahih.
to wawan 2,
metode pengambilan kesimpulan seperti itu kelak akan balik mengenai anda sendiri..
kalau misalnya hadits tentang keutamaan surat Yasin itu benar2 dhoif atau palsu atau dusta (misalnya), apakah kemudian surat Yasin itu “haram” dibaca ??
apakah hanya surat2 yg ada “hadits shahih menyebut keutamaan”nya saja yg boleh dibaca??
kalau misalnya hanya surat al-Baqarah, Ali Imran, al-Kahfi, al-Mulk, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas dan ayat Kursi SAJA yg ada “hadits shahih menyebut keutamaan”nya,
lantas bagaimana kedudukan surat2 selain surat2 itu?
masa iya sih surat2 selain surat itu “haram” dibaca..
to mas admin,
koment mas admin atas koment saya (untuk Babah Cong tanggal Desember 15) :
“–> yang ini saya masih belum jelas :
4. Syeikh2 Salafy Wahabi mengkafirkan Imam Bukhari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah dll, tahukah anda?”
tanggapan saya :
Imam Bukhari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah dll. telah melakukan amalan2 yg dikafirkan oleh wahabi..
Kafir?……. apakah seseorang yg dalam perbuatannya bisa dianggap menyekutukan ALLAH (syirik)… sama dengan kafir?
–> Kalau setahu ku, musyrik itu masuk bagian dari kafir. Dan menurut anggapan wahaby statusnya yaa sama saja. Harus diberantas. Sejarah telah membuktikan banyak umat (dan ulama) terbunuh ketika tanahnya dikuasai wahaby.
Kalau menurut bah cong tidak sama,.. terus musyrik itu masuk ke bagian mana dhong? Apa mau bikin klasifikasi baru lagi nihh .. yang tidak ada di zaman Nabi saw (klasifikasi bid’ah).
to Babah Cong..
apa menurut anda, para imam yg saya sebut itu telah melakukan perbuatan yg “bisa” dianggap syirik ya?
ada beberapa kitab karya syaikhnya Salafy yg menyebut perbuatan2 yg “bisa” syirik (tanpa menyebut nama pelakunya), tapi mereka ga sadar kalo perbuatan2 itu dilakukan para imam2 “the Real Salaf”..
walaupun ada juga kitab2 yg menyebut nama imam yg telah “salah” secara langsung.. misalnya dengan kata2 : “mereka tidak termasuk Ahlussunnah”
koreksi saya jika salah..
Jgn mempermaslahkan hadist tentang baca yasin, hanya menimbulkan perpecahan/perang antar umat islam sendiri malah jadi dosa besar. kalau kalian berselisih masalah hadis kembalikan saja kepada alquran. jika kita melihat alquran bhw sangat dianjurkan baca alquran, jadi orang baca yasin termasuk baca alquran. jgn berpikiran sempit. Bid’ah itu kalo tidak ada dasarnya, baca surat yasin ada dasarnya yaitu baca alquran. masih banyak masalah lain ttg umat yg lbh penting yaitu moral umat islam serta musuh2 islam yg selalu menyerang islam. jika antar umat islam ribut maka yg senang orang non muslim. Jangan mengaku benar sendiri !! hormatilah umat islam lain yg beribadah, mari bersatu kuatkan agama kita
Setuju Mas Bro…
Apa anda tahu jika orang suka yasinan maka yang dibaca cuma surat yasin saja. Apa anda tahu walau saya AKTIVIS YASINAN DAN TAHLILAN tetapi jika dirumah saya membaca Qur’an secara urut dari awal surat samapai khatam.Lagian kenapa anda melarang orang yang suka yasinan padahal Alloh membebaskan kita membaca surat apa saja dari Qur’an. FAQRO’U MA TAYASSARO MINAL QUR’AN, Maka bacalah apa yang kalian anggap mudah dari Al-Qur’an. Anda jangan seperti kaum Ajrodiyyah yang membenci dan tidak mengakui surat Yusuf sebagai bagian dari Qur’an.
100 Jempol Buat Mas Ahmad Faisol…>>>
Hai saudaraku warga muslim,,,,,saya maaf pakai kata ini,,, alhamdulilah anak muda ku bersatu salah satunya,,,, dengan adanya rutin yasin malam jumat,,,, setelah itu membahas program kegiatan yang bermanfaat dan disinilah terjadi ajang pertukaran informasi baik dari kerjaaan maupun masalah sosialnya,,,, awalnya… susah bersatu tiap malam gitar, nyanyi dan ujung-ujungnya mabuk. nah saya percaya ternyata fadhilah membaca surat yasin secara khusu dan ikhlas dapat menuntun kejalan yang lebih baik,,,, jadi bagus mana…. ya baca Al quran salah satunyaaaa yang sedang ya yasiiin,,, nah hari yang lainnya kita bimbing surat yang lain…… lihat situasi… gitu kalau dakwah… jangan vonis memvonis…. banyak kawan remaja kita yang dipinggiran tak mengaji….. jadi yang yasin tak payah diuatak atik lah,….. mudah-mudah allah memberi petunjuk kita semua. Amiin
Assalamu’alikum warahmatullaahi wabarakatuh
Saya baru pagi ini membaca buku tulisan KH. Mahrus Ali yang mengoreksi Yasin Fadhilah. Di dalamnya juga dimuat bantahan terhadap hadits-hadits mengenai fadhilah surat Yasin. Sebelumnya juga sudah ada beberapa tulisan, terutama dari Abdul Qadir Jawwas mengenai nilai hadits fadhilah surat Yasin. Mohon dibantu untuk klarifikasi. Bagus juga kalau bisa disebutkan sumber rujukan. terima kasih. Wassalmu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
–> wangalaikum salam wrwb. Jika anda penggemar berat H Mahrus Ali, mungkin kabar terkini ini perlu anda simak. Dari kabar itu, maka semua pendapat H Mahrus Ali menjadi dhaif, tertolak, tidak dapat dipakai.
Dan saya kira hadits yang kami kemukakan di atas cukuplah kuat. Itu hadits sahih, dikemukakan oleh ulama ahli hadits. wallahu a’lam.
assalamualaikum… salam kenal semua… pertama baca blog ini aku langsung kepincut dengan bbrpa hal yg di bahas, penjelasan yg singkat dan bermakna, kata2nya mudah dipahami…
saya tidak mau berkomentar, saya cuma mau numpang nanya kang, kalo di tempat saya dari kecil saya dah mengenal istilah MANAKIB,dan klo g salah isi manakib itu penjelasan tentang Syeikh Abdul Qodir Jaelani, crta2 tentang beliau, dan bahakan sebagian percya klo dengan wasilah baca manakib bsa dapat berkah dari syekh Abdul Qodir, dan jika meniatkan sesuatu dengan baca manakib insyaAllah bsa kecapai…. yg mau saya tanyakan apakah ada dasar tentang semua yg di atas yg sya tanyakan? mohon penjelasnnya….. terima kasih
–> wa’alaikum salam wrwb. Manakib .. adalah riwayat hidup dan segala aspeknya tentang seorang ulama. Ada banyak manakib, termasuk manakib Syaikh Abdul Qadir al Jaelani. Tak seorang pun menyangkal keulamaan (dan kewalian) beliau. Yang saya tahu, manakib tak hanya dibaca saat ada keperluan saja. Tetapi dibaca setiap saat (sendiri, melalui pengajian atau majelis dzikir) untuk memahami riwayat hidup dan untuk meneladani ulama tersebut.
Yang saya pahami, doa dapat dilakukan dengan bertabaruk karena cinta kepada seorang ulama wali Allah (dalam hal ini syaikh Abdul Qadir al Jaelani). Doa-nya tetap kepada Allah swt.
Yang saya ketahui pula, cinta dan bertabaruk kepada ulama (termasuk syaikh Abdul Qadir al Jaelani) tentu saja dilalui pertama kali dengan mengerti riwayatnya (melalui manakib ini), kemudian mengikuti ajaran dan petuah-petuahnya. Maka .. pahamilah manakibnya, ikutilah teladannya, contohlah amal dan dzikirnya. Jika demikian, insya Allah doa anda akan terkabul. amien.
maaf kl ada kesalahan. wallahu a’lam.
setahu saya membaca alquran itu wajib, terutama surat yasin dan al ikhlas . tapi disini katanya kok cuma surat yasin yg bagus ???
–> al ikhlas juga bagus .. ada banyak fadhilah yg diungkapkan oleh baginda Nabi saw. Kalau di sini hanya surah yasin, yaa karena judulnya memang keutamaan surah yasiin. Maaf .. kami belum sempat membahas yg lain. Jika mbak bersedia berkontribusi.. saya akan sangat berterima kasih.
mas Putri Febriana,
surat Yasinnya keliatan bagus karena memang judulnya sdh “keutamaan surat Yasin”..
kalo judulnya keutamaan surat lain, ya tentunya surat itulah yg akan dibahas..
ga mungkin to, judulnya tentang Yasin tapi isinya tentang al Ikhlash??
To All,
dari masalah diatas saya coba menanggapi,mohon koreksi jika saya salah.
Pandangan umum,
dalam kaidah usul fikhih pada dasarnya semua ibadah itu hukumnya haram, ibadah jadi tidak haram jika ada dalil petunjuknya baik di dalam Alquran atau yang dituntunkan / di contohkan oleh Nabi besar Muhammad SAW kepada para sahabat.
Ibadah itu harus di lakukan dengan ilmu bukan logika. maka dari itu di wajibkannya menuntut ilmu. dalam hal ini perdebatan diatas menggambarkan Khasanah keluasannya ilmu islam, dengan mempelajari ilmu islam lebih dalam maka kita akan tau kebanarannya karena kita akan tau asal usul sebuah ibadah dengan dalil yang pasti. jangan melihat dari satu sudut pandang sebuah golongan apalagi dengan taklik pada seorang guru terpusat pasti akan sempit pandangannya.
Pandangan Khusus,
membaca alquran itu wajib di lakukan oleh setiap muslim karena tidak ada lagi sumber pemberitaan kebenaran hanya Alquran karena sumbernya langsung dari Alloh SWT sang pemilik kebenaran sejati.
pembacaan alquran boleh di waktu kapan saja kecuali waktu/keadaan yang di haramkan dalam kaidah fikhi. yang lebih penting bukan sekedar membaca tetapi memaknai/memahami apa tuntunan yang ada dalam ayat.
Pertanyaan :
pertanyaan buat antum yang menjalankan pengkhususan pembacaan surat yasin dan ana pribadi sebagai bahan perenungan agar kita semua lebih terpacu untuk mendalami islam lebih dalam.
– dengan pengkhususan pembacaan yasiin seperti diutarakan dalil2 diatas dengan faedah2nya. adakah pemahaman tentang pemaknaan ayat per ayat yang mana disana tertera kaidah hidup, hukum dan multi faedah yang kita terima jika memahaminya tidak sekedar membacanya ?
– Adakah tuntunan atau dalil yang shohih yang menyatakan membaca surat yasiin atau tahlil secara berjamaah dengan di pimpin seorang imam. mohon bantuan antum semua kalau ada saya akan memjalankannya ?
–> salam kenal mas envidi. kaidah usul fikhih pada dasarnya semua ibadah itu hukumnya haram, itu benar adanya untuk ibadah-ibadah mahdah, yaitu ibadah wajib (sebagaimana rukun islam) yang telah ditentukan syarat rukunnya. Sedangkan untuk ibadah sunnah (baik yang habluminallah dan habluminannas) semuanya boleh bahkan sunnah dilakukan, asal tidak melanggar syariat.
Pandangan khusus. membaca alquran itu wajib….. itu salah menurut kami. Yang benar membaca al Qur’an itu sunnah. Yang wajib adalah membaca Fatehah dan membaca sebagian al Qur’an di dalam shalat (rukun shalat). Di luar shalat maka membaca al Qur’an adalah sunnah, diberi pahala bagi yang mengerjakan. Membaca al Qur’an diberi pahala baik mengerti artinya atau tidak. Ingat hadits tentang satu huruf sepuluh kebaikan dst. Tentu saja setelah bisa membaca al Qur’an, memahami artinya sangat baik dilakukan.
Tentang pertanyaan anda. Yang pertama, akan sangat mudah memberikan pemaknaan ayat per ayat dan lain sebagainya kepada majelis ini, karena majelis telah terbentuk. Memberikan tafsirnya (atau pengajian lainnya) biasanya dilakukan setelahnya majelis membaca yasiin selesai. Atau bisa juga di hari lain. Dan memang demikianlah menurut pengalaman. Maka kami agak aneh ketika mendapat komentar yang hanya mengolok-olok bahwa majelis ini tak pernah mengkaji artinya dll. Menurut hemat kami, menyelenggarakan pengajian di majelis ini jauh lebih mudah.
Yang kedua. Sangat banyak dalil shahih tentangnya. Memang tak dijelaskan detailnya harus begini begitu. Justru itu memberi kemudahan kepada umat. Mau dipimpin ok, tidak pun ok. Mau keras ok, lirih pun ok. Menurut pengalaman, pemimpin dibutuhkan untuk menambah kekompakan. Dan tak ada yg mewajibkan. Sungguh sangat nikmat kemudahan itu,
Justru yang melarang-larang begini sesat begitu haram, atau mewajibkan harus begini begitu,.. itulah bid’ah sesat itu sendiri. Mereka membuat syariat baru, mengharamkan sesuatu yang tak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Maaf kl tak berkenan. Wallahu a’lam.
to envidi,
saya setuju dengan pandangan khusus anda,
mengenai pertanyaan anda yg pertama,
saya agak2 kurang nangkap maksud anda, tapi jika yg dimaksud adalah apa yg didapat jika kita mengamalkannya dengan pemahaman/penghayatan dan tidak asal baca saja, maka itulah KHUSU’ dan HUDHUR..
yg kita peroleh adalah ketenangan hati, kan ada ayat Quran bahwa dengan mengingat Allah maka hati akan tenang.. saya lupa ini surat apa..
saya kira ada banyak dalil tentang keutamaan KHUSU’ dan HUDUR tersebut, anda bisa nyari sendiri..
mengenai pertanyaan kedua,
kalo penyebutan kumpul2 bersama baca Yasin bareng dipimpin seseorang, ya tidak sedetail itu hadits menyebutnya..
kumpul2 mendengarkan seseorang membacakan KITAB HADITS atau KITAB KARANGAN ULAMA pun juga tidak ada hadis yg detail menyebutnya..
coba perhatikan ada hadis yg menyebut banyak malaikat ngumpul di majelis yg mengingat Allah,
Rahmat Allah turun di majelis ilmu,
dan lain2 yg semisal itu..
maaf saya tidak hapal redaksi lengkap hadisnya..
Quran pun menyebut “hai orang2 beriman, ingatlah Tuhanmu begini begitu”.. menunjukkan ditujukan untuk sejamaah orang Islam..
maksud saya begini, ketika ada hadis menyebut”majelis mengingat Alla” tanpa menyebut detail bacaan apa yg dibaca di sana,
maka apakah orang2 yg ngumpul membaca Yasin atau Lailahailallah atau membaca sholawat itu telah keluar dari pengertian MAJELIS MENGINGAT ALLAH?? dan bukan temasuk majelis kebaikan??
To mas Moderator dan mas Wawan,
Terimakasih atas keterangan yang di berikan dan penjelasan antum semua. mengenai hadist dan dalil yang antum berikan coba saya akan kembangkan untuk pendalamannya mudah mudahan jadi penerang akan kasus ini
untuk mas moderator saya akan menanggapi sedikit pendapat antum mengenai
Justru yang melarang-larang begini sesat begitu haram, atau mewajibkan harus begini begitu,.. itulah bid’ah sesat itu sendiri. Mereka membuat syariat baru, mengharamkan sesuatu yang tak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
pernyataan ini agak rancu yang mana malah akan membuat perpecahan umat dengan ragam pendapat. ana cuma menyarankan sesama muslim mari kita bersama membuka hati akan pendapat siapapun yang memberikan. marilah kita kaji bersama akan kebenarannya, karena ilmu hadist itu ilmu yang cukup rumit akan prawi nasab dan asal usul munculnya riwayat hadist ini,jangan buru buru menyimpulkan padahal ilmunya baru sampai kulitnya saja,kita sesama umat islam juga harus waspada akan jebakan orang orang yang tidak suka pada islam yang mana mereka tidak bisa menyerang alquran mereka menyerang menggunakan dalil dalil atau hadist palsu ataupun hadist dhoif. maka dari itu perdebatan ini sebenarnya tidak perlu di lakukan kalau kita saling mensuport, saling mengkoreksi dan sama sama membuka diri untuk mengkaji hadist perhadist dengan pendapat yang berilmu dengan berbagai sumber ulama kalau bisa sampai pada periwayatnya, itu lebih bermaanfaat buat kita semua dan maaf kita juga harus mau mengakui dan merubah diri kita apabila kebenaran terungkap dalam pembahasan tersebut.
catatan terpenting buat saya pribadi dan semoga bermanfaat buat antum semua. mempelajari sebuah dalil akan lebih meresap dan lebih memaknai diri kita akan penghayatan islam apabila kita juga tau pemaknaan dan asbabulnuzul akan dalil atau ayat yang bersangkutan dan inilah pemaknaan masuk islam secara kaffah bukan hanya “sekedar” membaca, menjalankan tanpa Ilmu.
Afwan antum semua ini bukan menggurui kalau ada kata yang salah datangnya dari saya pribadi kalau ada kebenaran datangnya dari ALLOh SWT.
–> terima kasih masukannya. Maaf .. saya tak menembak siapapun. Mewajibkan yang tidak wajib, menghalalkan yang haram, mengharamkan yang halal (mubah, makruh, dll), tanpa alasan syar’i, itu semua adalah melawan syariat.
Menurut imam syafii, bid’ah yang buruk adalah membuat perkara baru yang bertentangan/melawan syariat. Dan yang pasti bertentangan dengan syariat itu adalah mengubah-ubah hukum syariat yang telah ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya.
Maka Janganlah kita tergesa-gesa memvonis ini haram itu boleh, harus begini begitu dll. Apa lagi tak dilandasi dengan dalil dan data yang akurat. Setiap ucapan dan perbuatan itu ada pertanggung jawaban di akhirat nanti.
Maaf kl tak berkenan. wallahu a’lam.
Asslamu A’laikum WR Wb,
Maaf nih ikutan nimbrung,….
bagi rekan-rekan yang mau baca yasinan setiap malam jumat,… silahkan itu juga baik
bagi yang mau membaca Albaqoroh setiap malam jumat,…. silahkan itu juga baik
Membaca Alqur’an itu tidak bid’ah, akan lebih baik lagi bilamana kita semua memahami kandunganya dengan berguru kepada ahlinya.
Memang menurut hadits Rosululloh bahwa Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, alangkah indahnya bilamana kita tidak saling menyalahkan tetapi bersatu dalam perbedaan, sebab yang benar dan yang Hak hanya ALLOH SWT.
Wasalam.
pengalaman saya mengikuti kumpulan yasinan sudah hampir lebih sepuluh tahun, jumlah anggotanya sekitar 50 orang dan hasilnya sungguh membanggakan yakni kami telah mampu membangun sebuah rumah ibadah, tapi sangat disayangkan karena sebagian besar anggota yasinan tersebut lebih senang ngumpul ikut yasinan dari pada shalat berjamaah di rumah ibadah yang baru di bangun tersebut, sehingga saya peribadi memutuskan untuk keluar dari kumpulan yasinan tersebut karena saya pikir mana yang lebih penting shalat berjamaah di mesjid/surau atau hanya ikut yasinan ( yang sebagian besar anggota yasinan jarang melaksanakan shalat ) ?????.
–> apa tidak bisa yasinan-nya diselenggarakan di masjid baru itu mas .. shalat jamaahnya masuk, yasinannya masuk.
hati hati syaih albani adalah antek israel yg sengaja ,nebar fitnah dan adu domba sesama umat islam ,dengan alasan bid ah hadis lemah lah , bagaimana mungkin albani yg hidup kemarin sore ,menyalahkan imam malik yg hidup dimana sahabat tabii n ittabiin masih hidup nemar benar ngga masuk akal
mengapa kita harus perang hadits? sering membaca surah yasin atau tidak,buka kita yang menghakiminya,hanya Allah yg mampu menghakiminya, yg sdh terbiasa membaca surah yasin lanjutkan saja, yg sudah terbiasa membaca 30 juz silahkan saja,yg biasa membaca ayat kursyi ya lanjutkan saja,masing-masing akan mendapatkan ganjarannya
Yasin itu bagian al-Quran toh? Wong baca al-Quran kok dilarang-larang, dianggap bid’ah… Biasanya yg suka mem-bid’ah2kan adl orang2 yg jarang beramal. Senang berdebat doang… Hehehhee…. Maaf kalo ada yg merasa…
mumet mas, mikir ngibadah mahdloh ae masih bolong-bolong, malah do ribut sing sunnah, biarkan tho sing do seneng mbaca yasin utk membaca, kalau ada yang bisa sehari khatam yo malah lebih baik
Assalamualaikum.
Saya mau tau tentang syaih albani yang kata Mas Abialya adalah antek israel, Bisa ditunjukkan mas bukti buktinya yang benar atau fakta-fakta tentang beliau? Soalnya bisa sajakan itu tidak benar? OLeh karena itu saya mau minta fakta2nya biar berhati hati juga! Terimakasih
Lebih baik debat mending baca shalalawat yuk
“Allohumsholi ala sayidina Muhamad wa ala ali sayidina Muhamad”
🙂
Lebih baik debat mending baca shalalawat yuk
“Allohumsholi ala sayidina Muhamad wa ala ali sayidina Muhamad”
🙂
setuju…..
yg itu lebih baik lagi memberantas orang2 yg berbicara beragama tapi korupsinya doyan banget, orang2 seperti itu yg kita basmi, memalukan igame kite, memalukan bangsa kite yg katenye mayoritas muslim tebesaaaaaaaaaarrrrrr, kasian amat bangsa dan igame aye, sibuk debatin hadist, lupa berantasin korupsinye….
wahabi cuma kaum MINORITAS di dunia, biarkan mrk ngoceh sepuasnya.
Jangan terpengaruh dengan kata-kata bidah ini bidah itu, kalo mau tanya hukum tanya ke yang ahli hadist, yang tau ilmu alat bahasa arab, nahwu, sorof, alfiyah dan lain sebagainya. kalo ngaku-ngaku ilmu hadist tapi nga tau ilmu alat. kayak orang lemah syahwat yang mau berhubungan ama istrinya.
mas Hamim,
menurut saya, wahabi ga bisa dipandang sebagai minoritas..
manuver2nya lebih berbahaya dibandingkan aliran2 yg memang sudah jelas sesatnya..
mereka memalsu/mengedit kitab2 Islam,
mereka mengutak utik fatwa/pendapat para Imam untuk diambil sepotong2nya yang menguntungkan mereka, walaupun pendapat Imam tersebut masih “koma” belum “titik”,
mereka mengklaim diri merekalah yg paling benar..
dengan didukung dana yg besar, mereka dengan mudah mencetak kitab2 editan, mengedarkannya ke berbagai perpustakaan, termasuk perpustakaan perguruan tinggi/universitas.. tidak cuma orang awam yg tertipu, kaum cendekiawan yang tidak bisa menelusuri kitab2 orisinal dari sumber orisinalpun bisa tertipu,
perhatikan,
betapa banyak mahasiswa, dan kaum intelektual selevel doktor profesor yang terpikat oleh pemikiran mereka, hanya karena membaca kitab2 editan mereka yg isinya tentu saja telah diedit sesuai pemikiran mereka..
perlahan namun pasti, mereka menuju “mayoritas” yang akan “membantai” habis pemikiran selain mereka, seperti yg sudah terjadi di arab saudi, dari pembunuhan Imam/syeikh nonwahabi sampai dengan pengucilan ulama2 nonwahabi..
NU didirikan awalnya karena sudah mengendus bahaya pemikiran wahabi ini
Semua ayat dalam AQ sama baiknya, selama dibaca, difahami, diamalkan dan dipelihara/dihafalkan.
Kalau yang biasa membaca Yaa Siin terus jalankan kebiasaan tersebut, tapi jangan dilupakan untuk membaca surat-surat yang lain. Kalau bisa surat-surat lain dihafalkan seperti hafalnya Yaa Siin.
Yang belum biasa membaca Yaa Siin, jangan sampai lupa untuk membacanya. Jangan malah jadi anti membaca Yaa Siin (Insya Allah nggak ya).
Karena semua ayat AQ bernilai tinggi karena itulah kata-kata Sang Maha Pencipta, Allah SWT, yang tidak bisa dibandingkan keagungannya dan ketinggiannya dengan kata-kata apapun selainnya.
Berhenti memperdebatkan membaca Yaa Siin, Insya Allah lebih baik. Dan menggantinya dengan perdebatan / diskusi bagaimana caranya agar kita bisa meningkatkan interaksi kita dengan AQ.
Sehingga AQ selalu kita baca, kita fahami, kita amalkan, dan kita pelihara/hafalkan.
Ada beberapa bahaya besar apabila kita sibuk dengan debat tentang Yasin ini.
1. Kalau Yasin dibaca sebagai bacaan wajib dalam satu acara tanpa ada pemahaman sedikitpun, maka yang terjadi umat Islam tahu tentang Al Quran itu hanya Yasin dan dibaca dengan tujuan mencari ini itu. Selanjutnya ini akan menjadi hal yang ditakutkan Rasulkullah, Syirk dengan Alquran.
2. Ada upaya pihak lain untuk melemahkan umat Islam sehingga umat Islam tahunya hanya membaca Yasin saja, tanpa perlu mengetahui apalagi mengamalkan isinya. Kalu pihak itu berasal dari luar Islam ada indikasinya yaitu setiap buku Yasin yang saya dapatkan setelah takziah, tidak ada satu pun yang mencantumkan nama penerbit yang lengkap dengan alamat, telepon, email atau bentuk apa pun yang dapat dihubungi. Ini indikasi penulis tidak bertanggung jawab, bisa saja orang di luar Islam pun menerbitkan buku ini. Tidak tanggung-tanggung agar orang percaya dituliskan nama penulis Prof.Dr.KH, Profesor memang punya kewajiban menulis buku tapi masak sih buku tentang Yasin yang sebenarnya hanya menyalin saja.
3. Kalau kita membenarkan sebuah hadist hanya berdasasr hawa nafsu saja dan mempertahankan kebenaran hanya untuk mempertahankan predikat pribadi atau suatu golongan ya kacaulah dien Islam ini. Beberapa hadist yang disampaikan di atas katanya dapat menjadi teladan (bukan tauladan). Teladan itu contoh, apakah ada hadis itu yang menyatakan bahwa Rasululloh mengerjakan amalan itu, Semua hanya Rasulullah berkata. Saya ainul yakin, bahwa Rasulullah itu bukan anggota NATO, No Action Talk Only, hanya ngomong doang. Beliau mengerjakan dulu, baru penjelasannya disampaikan kemudian.
Kesimpulan : Surat Yasin harus dibaca, dipahami, dan sangat harus diamalkan, Subhanallah kandungannya luar biasa, ada sifat manusia yang ndaj mau diomongin dan merasakan akibatnya, ada ilmu peredaran matahari dan bulan, ada ilmu hayat atau tren sekarang disebut biologi, ada ilmu tentang kendaraan, ada psikologi tentang umur panjang manusia, ada tanggung jawab manusia dihadapan Allah dan balasan Allah terhadap tingkah laku manusia di dunia, ada kepeastian bahwa kita akan memasuki alam akhirat dan masih banyak lagi. Semua diakhiri bahwa Allah Mahakuasa melakukan semua itu. Tidakkah memahami isinya ini jauh lebih penting daripada ramerame baca tapi gak ngerti blas artinya.Tidakkah para ulama, cerdik cendekia berupaya menyampaikan kandungan Yasin ini agar umat Islam lebih melek terhadap isi Alquran. Ingat pada awal Alquran telah ditegaskan bahwa Alquran ini adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa, sebagai sebuah petunjuk maka harus dipahami dan dilaksanakan.
Aku bukan guru agama, tapi guru yang beragama ISLAM.
–> 1. syirik dengan al Qur’an .. sebuah istilah baru tanpa dalil. Kanjeng Rasul saw sendiri tak pernah menyinggungnya. Sudah jelas sunnah hukumnya membaca al Qur’an walau tanpa mengetahui artinya sekalipun. Tentu saja belajar dan memahami artinya jauh lebih baik.
2. “…hanya membaca Yasin saja, tanpa perlu mengetahui apalagi mengamalkan isinya”. Sebuah praduga tanpa dasar. Kita harus sadar bahwa umat itu bertingkat-tingkat. Meremehkan umat yang baru melek huruf (arab) karena tidak paham makna al qur’an adalah hal yang tidak bijaksana. Seperti meremehkan anak kelas 3 SD karena belum/tidak menguasai ilmu pitagoras.
3. Kami memaparkan dalil keutamaan yasiin, karena memang surah yasiin ini salah satu surah al Qur’an yang mempunyai keistimewaan. Baginda Nabi saw sendiri yang mengatakan. Dipaparkan di sini insya Allah bukan berdasar nafsu.
Justru kesimpulan anda sangat bagus,”Surat Yasin harus dibaca, dipahami, dan sangat harus diamalkan…”. So, tak ada masalah .. kan. Orang yang sering membacanya, maka inilah amalan tingkat pertama. Pasti kemudian lama-lama akan hafal, dan kemudian akan berusaha memahami maknanya. Jika orang itu istiqamah membacanya, insya Allah akan menjadi sumber inspirasi segala amalnya.
mohon maaf kl tak berkenan.
Gak usah menghakimi. Ibadah masing masing. Gak usah dibahas.
Assalamualaikum wr wb.
Ustadz sya mohon izin untuk mengcopas artikel ini dan artikel lainnya yang ada pada situs ini. Semoga rahmat dan keberkahan selalu tercurah kepada ustadz dan keluarga. amin
Wassalam
–> wa’alaikum salam wrwb. silakan .. semoga kebahagiaan dunia akhirat menyertai anda. amien.
Saudaraku se Iman se-Agama..
kenapa antum harus permasalaahkan Dhoiflah Bit’ahlah…
padahal jelas yg bitah adalah memakai rok mini,tidak berjilbab,atau berjilbab tapi menampakan aurat yg mesti ditutup olehnya.
seharusnya antum mempemasalahkan hal ini dan memperjuangkan meluruskan mereka-mereka yg ngaku muslim muslimat tapi ber ahlaq yahudi ataupun nasrony atapun yg lainya…
saudaaku se Iman…
jangankan suratul Yasin yg didalamnya terdapat ribuan huruf Al-Quran.
satu huruf Al Quran saja jika kita baca di hargai 10 kebaikan bahkan lebih dan berlipat ganda oleh Allah swt.
sekali lagi kenapa antum permasalahkan sesuatu yg baik….??????
jk antum benar benar seorang muslim-muslimat yg menjaga bit’ah.. tentanglah mereka secara terang-terngn orng-orang muslim-muslimat yg masih ber ahlaq jahiliah dalam berpakeain,pergaulan,berdagang,dll nya..
Terimakash.
Wassalam
Trim’s tuk semua.. dari artiker hingga komen2nya bermanfaat tuk kami berbuat yg diajarkan GURU-GURU kami… karena kamitahu Al Qur’an, Hadist, jumhur ulama, mengenal Allah dan Rosulnya, semua dari Guru-Guru kami yang kami yakin BERSANAD sampai ke Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassalam…
Baca yasiin lbh baik dari pada komik
Baca yasinan udah sprti tradisi.apa lgi jika acara selamatan klo ga baca yasin sprti ada yg kurang rasanya.Saya tidak menanyakan itu bid’ah atau apalah… yg pingin saya tau dari mana asalnya tradisi baca yasinan semacam ini awalnya..??
–> dari mana… insya Allah dari dalil-dalil antara lain dalam artikel. Ketika banyak orang mengamalkannya, terbiasakan, rutin, maka otomatis menjadi tradisi.
yang suka membid’ahkan baca ‘yasin’ belum tentu dia suka baca qur’an.
dalil bid’ah sbagai tameng aj karena dia jarang baca qur’an (pengalaman ane sndiri yg punya temen sal***)
Daripada mabok, teler, mending rutin baca Yassin…buat penerang di alam kuburku kelak. Bid’ah? Waallahualam bissawab…
Assalaa mu alaikum Wr. Wb. Ustad, Selamat berjuang, pantang menyerah, syaitan pasti kalah, dgn sgl intrik2nya.. Terima kasih ats dakwahnya. Smg kita mendpat ridoNya amiin
–> wa’alaikum salam wrwb. terima kasih doanya. semoga demikian juga halnya dengan anda. semoga Allah selalu memberikan petunjuk-Nya kepada kita. amien.
aneh rasa nya,yang satu menganggap bidah,yang satu bukan bidah,,,,,
yang menganggap bidah bilang”ko cuman yasin yang di baca,kan di alquran bukan cuman yasin”????
yang menganggap bukan bidah bilang”yang bilang bidah dia tidak mau baca alquran”””
intinya kan alquran mas/bro baca lah semua nya,supaya menjadi pemberi safaat di alam nanti tapi harus sesuai syarat di terima nya ibadah,1niat karena allah,dan yg ke 2 sesuai bimbingan nabi muhammad.
ibadah sesuai dengan tuntunan nabi,tapi niat nya mengharapkan dunia bukan wajah allah,ibadah nya tidak akan di terima,,,,,
begitu pun sebalik nya,ibadah ikhlas karena allah,tapi pelaksanaan nya tidak sesuai dengan ajaran nabi itupun tidak akan di terima,wawlahualam,,,,,,
saran perbaiki ibadah wajib aja dulu,seperti shalat,,,,, hisab kita nanti yang pertama adalah shalat,,,,,kaya yang udah pasti di terima aja ibadah nya,udah pada nyari ibadah tambahan,luar biasa sampean2 yang di atas ini,,,,,
Semua kembali ke diri masing.
Yg penting mau mengamalkan nya,
Masya Alloh…masa tradisi baca yasinan koq di larang.
Emang udah yaqin Alloh SWT dan Rosululloh SAW kagak suka ama tradisi yasinan ?
Kalo ada yang gak suka tradisi yasinan kagak usah pusing atawa GALAU apalagi maksain pake jeplak ngomong bid’ah kayak udah pada
bener aja dirinye sendiri.
Bisa juga baca buku ini:xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
–> sorry mas.. saya delete. komentar anda hanya iklan toko buku.
Assalamu’alaikum…
udahlah, semuanya intropeksi diri aja, dan jalankan apa yang menurut mazhab saudara benar. Dan setelah saya membaca artikel ini dari awal sampai selesai, saya setuju dengan pendapat “membaca Al-Qur’an itu ibadah” dan saya sangat setuju dengan semua yang di ungkapkan mas wawan…. I Very Very Agree With You…..
Catatan: Ada bahasan menarik yang membantah salah satu artikel wahaby tentang fadhilah yasin ini. Artikel-nya (antara lain dari ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas ) ada di sini, bantahannya baca di sini. ==>> Yang bantahannya kok gak bisa dibuka ya pak? Bisa dishare link aslinya yang bantahan tsb? syukron
–> iyaa.. maaf. sdh tutup kayaknya.
Surat Yasin merupakan bagian dari kalamnya ALLAH SWT. Sebelum membacanya niatkan hanya utk mendapatkan ridho dari ALLAH SWT. Sesama muslim janganlah saling memperdebatkan hal2 yg bisa memicu permusuhan. Kenapa kita tidak mengambil hikmahnya bahwa banyak membaca surat2 dalam Al Quran adalah baik. Pahami dan amalkan apa yg tersirat dalam Al Quran bahwa kita diperintahkan hanya untuk beribadah kepada ALLAH SWT dan berakhlak seperti Rasulullah sebagai panutan dengan jujur, sabar, syukur dan ikhlasnya. Jadi mau baca Al Quran kapan saja asalkan niatnya ibadah kepada ALLAH SWT hukumnya syah!!
Assalamu’alaikum…
Ente semuanya perlu tahu satu hal…. Saya sudah 2 jam membaca debat dari artikel ini…. Kepalaku puyeng 17 keliling Bro….Puuuuuuuuuuuyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnngggggggggg.
Gak ngerti ini debat mau dibawa kemana… ????
Gak bakalan habis kaya’nya… Semuanya ngerasa benar sendiri…. Ya udah kalo gitu … saya yang akan ngasih penilaian:
Semuanya dapet 100 Jempol dari saya… Semua jawaban benar, dan semuanya pinter-pinter…. dan hebaaaaaaatttttt.
Emang di sini ini kumpulan orang-orang hebat kaya’nya….
Semoga Allah melimpahkan Rahmat dan Hidayah bagi kita semua, dan menuntun kita ke jalan yang lurus ( Jalan yang diridhoi Oleh Allah )… Amiiiin …
Saya hanya ingat tentang hadist yang satu ini :
SESUNGGUHNYA GANJARAN AMALAN ITU TERGANTUNG PADA NIAT
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :(( إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ)). رواه البخاري مسلم
Terjemah hadits:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob rodiallohuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rosululloh alaihisolatu wassalam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan itu akan diganjar tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. “ (H.R. Bukhori no:01 dan Muslim no:1907)
Jadi menurut hemat saya :
Apapun yang kita niatkan saat membaca surat Yasin, maka itulah yang akan kita dapat kelak. Kalo kita membaca Yasin semata-mata mengharapkan keridhoan Allah, Maka keridhoan Allah itulah yang akan kita dapat. Kalo kita membaca Yasin untuk mengharapkan ampunan Allah, Maka ampunan itulah yang kita dapat. Insya Allah…>>>
So… Please stop fighting …>>>
Pusing bacanya… Dari tadi muter-muter kaya’ komidi…>>>
Semoga kita mendapat berkah dari artikel ini…. Amiiiin.
Wassalamu’alaikum Wr Wb….>>>>
–> wangalaikum salam wrwb. mas.. apakah komentar yang sama anda kemukakan juga di situs/blog yg menuduh kami sesat?
Ketika banyak artikel website/blog/majalah dll yang mengatakan ini bid’ah itu sesat dan sebagainya, artikel di sini berusaha mengungkap bahwa amalan ini (yasinan/membaca surah yasin) adalah berdalil dan tidak sesat.
Kemudian ada pengunjung dengan komentarnya menambahi dalil-dalil naqli-nya, ada yang dengan logika-nya.
Ketika ada yang membantah.. silakan. Tampilkanlah hujah-nya.
Kita berharap memantabkan amalan kami. Hujah kita ternyata bertambah banyak, dengan masukan dari diskusi para pengunjung.
Ini bukan berantem mas..
Saya khawatir .. para pengamal yasin yg belum mantab akan berguguran, karena banyaknya tuduhan bid’ah dari situs-situs lain.
Semoga Allah selalu meridloi kita. amien.
سمــــــــــم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً
“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’:84)
فَلاَ تُزَكُّوا أنْفُسَكُم هُوَ أعْلَمُ بِمَن اثَّـقَى
“….janganlah kamu merasa sudah bersih, Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa.” (An-Najm:32)
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, shalawat dan salam terlimpah atas penghulu manusia, yang terdahulu dan yang terakhir, yakni junjungan kita Nabi Muhammad saw., juga atas segenap keluarganya yang suci sampai hari kemudian.
Pada akhir-akhir ini sebagian golongan umat Islam yang mengklaim dirinya telah menjalankan syari’at (agama) paling benar, paling murni dan menuduh serta melontarkan kritik tajam sebagai perbuatan sesat dan syirik kepada sesama muslim, bahkan sampai berani mengkafirkannya, hanya karena perbedaan pendapat dengan melakukan ritual-ritual Islam seperti memperingati kelahiran Nabi saw. atau maulidin Nabi saw., berkumpul membaca tahlilan/yasinan untuk kaum muslimin yang telah meninggal, pembacaan Istighotsah dan sebagainya. Bahkan ada yang sampai berani mengatakan bahwa majlis-majlis tersebut adalah perbuatan mungkar karena didalamnya terdapat: meminum-minuman khamar (alkohol), mengisap ganja dan perbuatan-perbuatan munkar lainnya. Golongan yang sering mengatakan dirinya paling benar itu tidak segan-segan menuduh orang dengan fasiq, sesat, kafir, bid’ah dholalah, tahrif Al-Qur’an (merubah al-Qur’an) dan tuduhan-tuduhan keji lainnya. La haula walaa quwwata illah billahi. Ini fitnahan yang amat keji dan membuat perpecahan antara sesama muslim.
Alasan yang sering mereka katakan bahwa semuanya ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulallah., atau para sahabat, dengan mengambil dalil hadits-hadits dan ayat-ayat Al Qur’an yang menurut mereka bersangkutan dengan amalan-amalan tersebut. Padahal ayat-ayat ilahi dan hadits Rasulallah saw. yang mereka sebutkan tersebut ditujukan untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang membantah, merubah dan menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya.
Golongan pengingkar ini sering mengatakan hadits-hadits mengenai suatu amalan yang bertentangan dengan pahamnya itu semuanya tidak ada, palsu, lemah, terputus dan lain sebagainya, walaupun hadits-hadits tersebut telah dishohihkan oleh ulama-ulama pakar hadits.
Begitu juga bila ada ayat Ilahi dan hadits yang maknanya sudah jelas tidak perlu ditafsirkan lagi dan makna ini disepakati oleh ulama-ulama pakar dan ada sebagian ulama dari golongan pengingkar ini sendiri yang menyetujuinya, golongan pengingkar ini tetap dengan sekuat tenaga akan merubah makna ayat dan hadits ini bila hadits ini berlawanan dengan faham golongannya sampai sesuai/sependapat dengan faham mereka. Di samping itu golongan pengingkar ini akan menta’wil (menggeser arti) omongan ulama mereka sendiri yang menyetujui arti dari ayat ilahi dan hadits ini sampai sesuai dengan faham mereka. Oleh karenanya banyak ulama pakar hadits dari berbagai madzhab mencela dan mengeritik kesalahan golongan pengingkar yang sudah jelas itu.
Kita semua tahu bahwa firman-firman Allah. yang diturunkan pada Rasulallah itu sudah lengkap tak satupun yang ketinggalan dan diubah. Jadi dalil-dalil yang mereka sebutkan untuk melarang orang-orang membaca tahlil, dan sebagainya itu tidaklah tepat, karena berdzikir kepada Allah merupakan perbuatan kebaikan. Dan semua perbuatan baik dengan cara apapun, asal tidak melanggar dan menyalahi perintah Ilahi dan Rasul-Nya, malah dianjurkan oleh agama.
Dan yang lebih mengherankan penulis atau penfitnah berita-berita tersebut dianggap sebagai seorang ulama. Kalau seorang ulama sudah berani memfitnah seperti itu, apalagi orang-orang awam yang membaca tulisan tersebut justru lebih berbahaya, karena mereka hanya menerima dan mengikuti tanpa tahu dan berpikir panjang mengenai kata-kata ulama tersebut.
Perbedaan pendapat antara kaum muslimin itu selalu ada, tetapi bukan untuk dipertentangkan dan dipertajam dengan saling mensesatkan dan mengkafirkan satu dengan yang lainnya. Pokok perbedaan pendapat soal-soal sunnah, nafilah yang dibolehkan ini hendaknya dimusyawarahkan oleh para ulama kedua belah pihak. Karena masing-masing pihak sama-sama berpedoman pada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulallah (hadits), namun berbeda dalam hal penafsiran dan penguraiannya (sudut pandang mereka).
Janganlah setelah menafsirkan dan menguraikan ayat-ayat Allah dan hadits Nabi saw. mengecam dan menyalahkan atau berani mensesatkan/mengafirkan kaum muslimin dan para ulama dalam suatu perbuatan karena tidak sepaham dengan madzhabnya. Orang seperti ini sangatlah fanatik dan extreem yang menganggap dirinya paling benar dan faham sekali akan dalil-dalil syari’at, menganggap kaum muslimin dan para ulama yang tidak sependapat dengan mereka, adalah kafir. Kami berlindung pada Allah swt., dalam hal tersebut. Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang benar jalan hidupnya. Ingat firman Allah swt. di atas (Al-Isra’[17]:84 dan An Najm [53]:32).
Kita boleh mengeritik, mensalahkan atau mensesatkan suatu golongan muslimin, bila golongan ini sudah jelas benar-benar menyalahi dan keluar dari garis-garis syari’at Islam. Umpama mereka meniadakan kewajiban sholat setiap hari, menghalalkan minum alkohol, makan babi, dan lain sebagainya. Semuanya ini sudah jelas dalam nash bahwa sholat itu wajib, minum alkohol/makan babi itu haram. Dengan demikian golongan ini sudah jelas merobah dan menyangkal hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam syari’at Islam. Jadi bukan mensesatkan, mengafirkan amalan-amalan sunnah yang baik, seperti berkumpulnya orang untuk berdzikir bersama pada Allah swt. ( pembacaan istighothah, yasinan, tahlilan, ziarah kubur dan lain sebagainya), apalagi sampai-sampai menghalalkan darah mereka karena tidak sependapat dengan golongan tersebut, ‘Audzubillahi.
Begitu juga kita boleh mengeritik/mensalahkan suatu golongan muslimin yang meriwayatkan hadits tentang tajsim/penjasmanian atau tasybih/penyerupaan Allah swt. sebagai makhluk-Nya (Umpama; Allah mempunyai tangan, kaki, wajah secara hakiki atau arti yang sesungguhnya) ini juga tidak dibenarkan oleh ulama-ulama pakar Islam karena hadits tersebut bertentangan dengan firman Allah swt. yang mengatakan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya dan sebagainya, baca surat Asy-Syuura [42]:11, surat Al-An’aam [6]:103; dan surat Ash-Shaffaat [37]:159 dan lain-lain. Dengan demikian perbedaan pendapat antara golongan muslimin yang sudah jelas dan tegas melanggar syari’at Islam, inilah yang harus diselesaikan dengan baik antara para ulama setiap golongan tersebut. Jadi bukan dengan cara tuduh menuduh, cela-mencela, kafir-mengkafirkan antara setiap kaum muslimin.
Umpamanya; “Pengalaman seorang pelajar di kota Mekkah berceritera bahwa ada seorang ulama tunanetra yang suka menyalahkan dan juga mengenyampingkan ulama-ulama lain yang tidak sepaham dengannya mendatangi seorang ulama yang berpendapat tentang jaiznya/bolehnya melakukan ta’wil (penggeseran arti) terhadap ayat-ayat mutasyabihat seperti ayat: Yadullah fauqo aidiihim (tangan Allah diatas tangan mereka), tajri bi a’yunina ( [kapal] itu berlayar dengan mata Kami) dan lain sebagainya. Pada ayat tersebut ulama itu berpendapat bahwa kata tangan itu berarti kekuasaan (jadi bukan berarti tangan Allah swt secara hakiki/sebenarnya) sedangkan kata mata pada ayat ini berarti pengawasan.
Ulama tunanetra yang memang tidak setuju dengan kebolehan mena’wil ayat-ayat mutasyabihat di atas itu langsung membantah dan mengajukan argumentasi dengan cara yang tidak sopan dan menuduh pelakuan takwil sama artinya dengan melakukan tahrif (perubahan) terhadap ayat Al-Qur’an. Ulama yang membolehkan ta’wil itu setelah didamprat habis-habisan dengan tenang memberi komentar: “Kalau saya tidak boleh takwil, maka anda akan buta di- akhirat”. Ulama tunanetra itu bertanya: “Mengapa anda mengatakan demikian?” Dijawab: Bukankah dalam surat al–Isra’ ayat 72 Allah swt berfirman: “Barangsiapa buta di dunia, maka di akhiratpun dia akan buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar”.
Kalau saya tidak boleh ta’wil, maka buta pada ayat ini pasti diartikan dengan buta mata dan tentunya nasib anda nanti akan sangat menyedihkan yakni buta diakhirat karena didunia ini anda telah buta mata (tunanetra). Karenanya bersyukurlah dan hargai pendapat orang-orang yang membolehkan takwil sehingga kalimat buta pada ayat diatas menurut mereka diartikan dengan: buta hatinya jadi bukan arti sesungguhnya yaitu buta matanya. Ulama yang tunanetra itu akhirnya diam membisu, tidak memberikan tanggapan apa-apa”.
Banyak sekali ayat-ayat Ilahi dan perintah Rasulallah saw. agar kita bersangka baik dan tidak mengkafirkan antara sesama muslim, bila ada perbedaan dengan mereka alangkah baiknya jika diselesaikan dengan berdialog !
Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Sebagai ummat yang terbaik, kita tentu tidak ingin tercerai berai hanya lantaran berbeda pandangan dalam beberapa masalah yang tidak prinsipil. Kalau kita teliti lebih dalam ajaran-ajaran Islam maka kita akan temukan persamaan diantara golongan masih jauh lebih banyak daripada perbedaan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam tersebut. Tapi kenyataan yang terjadi justru perbedaan yang tidak banyak itulah yang sering diperuncing dan ditampakkan sementara persamaan yang ada malah disembunyikan.
Jika perkumpulan (majlis) dzikir dan peringatan keagamaan dilarang, tidak disenangi dan dianggap sebagai perbuatan bid’ah dholalah (sesat), bagaimana dengan majlis yang tanpa diiringi dengan dzikrullah dan shalawat pada Nabi saw. seperti berkumpulnya kaum muslimin disuatu tempat hanya sekadar ngobrol-ngobrol saja ? Apa itu lebih baik..???
Mari kita perhatikan hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:
“Tidak ada seorangpun di antara kamu yang akan masuk surga lantaran amal ibadahnya. Para sahabat bertanya: ‘Engkau juga tidak wahai Rasulallah?’ Nabi menjawab: Saya juga tidak, kecuali kalau Allah melimpahkan kepadaku karunia dan rahmat kasih sayang-Nya”.
Juga sabda Nabi saw. dalam hadits yang lain:
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambungkanlah hubungan persaudaraan dan dirikanlah sholat ditengah malam niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh keselamatan”.
Memahami hadits di atas ini, maka kita akan seharusnya bertanya; ‘Apakah mungkin karunia dan rahmat kasih sayang Allah swt. akan dilimpahkan kepada kita sementara perbedaan yang kecil dalam masalah ibadah sunnah senantiasa kita perbesar dengan saling mengejek, mengolok-olok, menfitnah, mensesatkan, saling melukai bahkan saling bunuh….?’
Kunci untuk masuk surga tidaklah cukup dengan hanya melakukan shalat tengah malam saja, tapi harus ada upaya untuk menyebarkan salam, memberi bantuan dan menyambung tali persaudaraan. Tanpa adanya tiga upaya ini, maka sebagian kunci surga kita telah terbuang. Bukankah perbedaan paham disikapi dengan saling sesat menyesatkan satu sama lain, sudah tentu, akan mengakibatkan munculnya permusuhan, membikin kesulitan dan memutuskan tali persaudaraan. Menuduh, mengolok-ngolok kaum muslimin dengan tuduhan dan memberi gelar yang sangat buruk seperti bid’ah dholalah, laknat atau syirik ini sama dengan ‘kufur’ atau Kafir…
Wallahu Alam bishawab….>>>>
Assalamu’alaikum…
Bismillah…
Begitu mudahnya lisan ini mengatakan bid’ah, kafir, syirik, kepada kaum muslimin lain yang tidak sepaham, seolah-olah Surga sudah ditangan, dan orang lain masuk Neraka…
Mengapa Ahli Ibadah dan Ahli Shalat masuk Neraka???
Kematian adalah perpindahan alam…
Hisab sakaratul maut, hisab kubur, hisab akhirat, adalah sebuah perjalanan ratusan tahun…
Seseorang masuk Surga adalah karena RAHMAT Allah Swt..
Rahmat Allah Swt di undang melalui perjuangan di dalam Shalat, zikir, wirid….
tetesan rahmatNya masuk ke dalam qalbu yang bersih…saripati nabati dan hewani dari proses yang halal…
bersih dari sifat-sifat Iblis, ujub, ria, takabur, sombong, sum’ah, merasa banyak amal, merasa paling benar, merasa paling sholeh, ingin di hormat, ingin dipuji, ingin di sanjung, hubbud dunia dll
Hadast-hadast bathin ini sangat sulit untuk dibersihkan kecuali dengan pertolongan Allah Swt melalui perjuangan taufik untuk mendapatkan hidayahNya, hidayah yang harganya melebihi dari dunia dan seisinya, jika hadast bathin ini terbawa mati inilah yang dinamakan su’ul khotimah…buta di dunia dan..di akhirat lebih buta lagi…
Jiwa yang kotor akan melayang-layang di permukaan dunia sepanjang usia akibat persahabatan yang langgeng dengan Iblis…hanya jiwa yang tenang dan suci yang akan kembali bersama Ruh…pulang menghadap kepada YANG MAHA SUCI…Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un…
Iblis selalu menggoda dengan caranya yaitu, yang salah seolah-olah terlihat seperti benar, yang benar seolah-olah terlihat seperti yang salah, kendaraannya adalah hubbud dunia…
” Ada seseorang ketika hidup di dunia dia selalu melakukan amalan-amalan Surga tapi ujung-ujungnya dia masuk Neraka ”
” Ada juga seseorang ketika hidup di dunia dia selalu melakukan amalan-amalan Neraka tapi ujung-ujungnya dia masuk Surga ”
Wallahu Alam bishawab….
Wassalam…
Selamat berjuang Ustadz…
Semoga Allah Swt meridhoi kita semua…amin
emangnya cuma surat yasin saja yang petunjuknya paling lengkap, surat lain juga melengkapi bro
–> iyaa ..mas. surat lain juga baik. Sesuai judul artikel, maka yg dibahas yaa surat yasiin. Kalau yg dibahas surah lain, nanti gak nyambung mas.
alasan yg suka dipake sama yg seneng bilang bidah,
KENAPA CUMAN SURAT INI DOANG YG DIBACA??
KENAPA CUMAN SURAT INI DOANG YG PUNYA FAEDAH??
padahal mereka sendiri jarang baca itu surat, dan tanpa mereka sadari mereka termasuk golongan yang menghalang-halangi manusia di jalan Allah
SUNGGUH ANEH ?!?!?!? BACA YASIN TIAP JUM’AT KOK DILARANG DENGAN SANGAT SEKALI?!?!? BID’AH LAH????? ITU LAH?????..ZZZZzzzZzZzZZZ KLO BUAT GW YG BARU BISA NGAJI SEMINGGU SEKALI TRUS CUMAN BISA BACA YASIN DOANG GIMANA DONG???? MAU IBADAH MALAH DI BILANG BID’AH??? APA GW MESTI BERHENTI AJA YA NGAJINYA…???? NGAJI D BILANG BID’AH, AJARAN APA LAGI INI??? GW JUGA YG KAGAK MONDOK D PESANTREN TAU MANA YG BENER AMA KAGAK?!?!?!?
[…] membaca surat Yasin itu diyakini lemah atau palsu, mengapa kok dicetak terus, mengapa nggak … Download Keutamaan Surat Yasin | Catatan harian seorang muslim | […]
[…] membaca surat Yasin itu diyakini lemah atau palsu, mengapa kok dicetak terus, mengapa nggak … Download Keutamaan Surat Yasin | Catatan harian seorang muslim | […]
[…] Yasin itu diyakini lemah atau palsu, mengapa kok dicetak terus, mengapa nggak di delete … Download Keutamaan Surat Yasin | Catatan harian seorang muslim | […]
Wes tah ki kikkikkkkk….