Masih Soal Mantan Kiai NU Menggugat
Jika buku itu tetap terbit, biarlah .. Itu hak penerbit dan pengarang. Kan jadi semakin laris manis… lumayan buat menambah ransum dapur.
Namun, jika AA Hamidy memang benar-benar mengakui bersalah, haruslah mencabut Kata Pengantar-nya, sehingga tidak ada lagi kata pengantar beliau di buku itu.
Anyway.. saya setuju komentar pak Said Agil di paragraf terakhir, “.……….. Cukup dibuat buku jawaban, …….. “. Ayo para gus, aa’, lora… latihan nulis buku.
SOAL BUKU ”MANTAN KIAI NU MENGGUGAT”
Penulis Kata Pengantar Akui Tak Kuasai Masalah
Kamis, 13 Maret 2008 17:51
Surabaya, NU Online
KH Muammal Hamidy, Penulis Kata Pengantar pada buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, hadir dalam debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) kemarin. Namun, saat itu juga, ia mengakui jika dirinya tak paham dan tak menguasai masalah.
Muammal mengakui ada yang salah dalam menulis kata pengantar. Ia mencontohkan perihal ber-tawassul (berdoa melalui perantara) yang dinilai H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) sebagai perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Padahal, para ulama ternama yang menjadi rujukan umat Islam dunia hingga sekarang, juga pernah melakukannya.
Alumus pertama Jami’ah Islamiyah, Madinah, Arab Saudi, itu, akhirnya mengakui jika dirinya salah. Tak hanya itu. Ia pun mencabut keterangan yang ada dalam buku itu dan menganggapnya tidak pernah ada serta menandatangani pernyataan kesalahan itu.
Kesalahan lain yang dilakukan Muammal adalah ia mengakui kalau belum membaca seluruh isi buku itu. Padahal, dalam keterangan sebelumnya, ia mengakui kalau sudah membaca semuanya.
Mengetahui hal itu, Abdul Basith, pemandu acara tersebut, akhirnya menghentikan debat terbuka yang tak berimbang itu.
Sebelumnya, pokok bahasan pada debat terbuka itu hanya difokuskan pada dua hal: tawassul dan istighosah. Hal itu dilakukan lantara Muammal memang diketahui tak terlalu menguasai masalah.
Hampir seluruh dasar-dasar yang disampaikan Muammal dibantah KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jatim. (sbh/rif)
.
Komentar KH Said Agil Siradj
Masih seputar kontroversi buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengaku kecewa atas ketidakhadiran H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) pada debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri, Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) lalu.
Kang Said—demikian panggilan akrabnya—menyebut Mahrus Ali berpikiran ‘kerdil’ karena tak berani mempertanggungjawabkan tulisan dalam bukunya. ”Dia itu berpikiran kerdil dan tidak yakin dengan kebenaran agama yang dijalaninya,” katanya kepada NU Online di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (13/3) kemarin.
Menurut Kang Said, orang yang yakin dengan kebenaran, dia pasti berani menghadapi debat model apa pun dan menghadapi siapa pun. Jika memang diyakini sebagai kebenaran, katanya, penulisnya pasti tak keberatan karyanya dinilai orang lain yang lebih mumpuni.
“Seharusnya, ia akan berani mempertanggungjawabkannya tanpa ada perasaan ragu. Bukan malah sembunyi saat diajak adu argumentasi. Itu penakut namanya,” tandas Kang Said yang juga alumnus Universitas Ummul Qurra’, Mekah, Arab Saudi.
Kang Said juga meragukan tingkat keilmuan Mahrus Ali. Pasalnya, menurut dia, orang yang berilmu tinggi akan bersikap lebih bijak dan santun. Tetapi, buku tersebut justru menebar caci-maki dan penulisnya merasa paling pintar.
Ia mencatat dua hal penting dari kejadian pro-kontra yang diterbitkan La Tasyuk! Press itu. Pertama, penulisnya telah salah niat dalam menulis buku. Kedua, Mahrus Ali tidak berani bertanggung jawab secara intelektual. ”Orang seperti itu tidak layak diajak dialog, jelas sekali kurang bacaan,” pungkasnya.
Hal yang dilakukan Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jawa Timur, dengan membuat buku bantahan berjudul Membongkar Kebohongan Buku: Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, kata Kang Said, merupakan tindakan yang benar.
“Tidak perlu dilakukan tindak kekerasan semacam penggerebekan. Cukup dibuat buku jawaban, tapi yang menulis tidak usah para kiai. Cukup anak-anak madrasah tsanawiyah atau madrasah aliyah saja,” ujarnya. (sbh)
Assalaamu ‘alaikum. Ane kebetulan seorang nahdiyyin yang lagi tinggal di Bandung. Ane belom sempet baca bukunya, tafi secara sepintas sepertinya apa yang ditulis di buku tersebut lebih berbentuk perilaku hasud yang diakibatkan oleh sempitnya ilmu dan fanatisme buta dengan manhajnya. Kenafa pula harus bangga dengan menyebutkan dirinya sebagai “mantan kyai NU”.
Sekedar menegaskan saja, Nu memiliki tradisi ilmiah dalam menyikapi sebuah persoalan. Tidak grasa-grusu apalagi leempar batu sembunyi tangan kayakna si penulis buku tersebut 😈
berita bahwa KH. Muammal Hamidy Cabut Tuduhan ‘Musyrik’ untuk NU adalah berita yang lemah, bagaimana tidak, sebab tidak ada data-data yang mendukung, seperti transkrip pernyataan resmi yang bisa dilihat, tidak ada data-data yang mendukung pernyataan NU online yang bisa dijadikan alat bukti bahwa KH. Muammal Hamidy telah menyetujui prilaku bid’ah oknum NU.
Bagaimana mau datang H Mahrus Ali jika disinyalir ada pihak2 yang ingin melakukan tindakan destruktif ???? contoh kecilnya ketika GUS DUR turun keprabon pohon2 ditebangi, Amin Raish halal darahnya, menurunkan Pasukan pembela gusdur yang membawa sajam dll
–> Itulah mas .. kelemahan orang NU. Tidak/ kurang bisa mengekspos dakwah mereka, kecuali (biasanya) untuk kalangan sendiri.
paling enak menjelekkan orang lain……kalo orang lain berbeda pandangan sebaiknya silahkan saja toh dia punya pertanggungjawaban…..kenapa ambil pusing…..apakah berani mengharamkan aktivitas para ulama yang mendukung empat mazhab?
Kalau Mantan MALING mungkin ada yang ‘ALIM, mantan TENTARA itu PURNAWIRAWAN. mantan REVOLUSI namanya ANUMERTA. Kalau mantan KIAI itu jadi apa???? MANTAN KIAI jangan-jangan PENJILAT. Machrus ‘Ali adalah seorang MANTAN KIAI, KALAU sudah MANTAN KIAI berarti sekarang IA SEBAGAI APA YA…,,??? IA bukan PENjilAT, tetapi ia adalah orang yang lebih berbahaya dari DAJJAL.
Rasul bersabda kepada para Shahabat, “Aku lebih takut sesuatu akan menimpa kamu lebih dari takutku terhadap ditimpa DAJJAL. Shahabat bertanya siapa mereka? Rasul bersabda “IA ADALAH ‘ALIM YANG JAHAT”
to mas Perdana Akhmad S.PSI
Apakah klo kita memberikan prnyataan itu harus ada bukti ato pembukuan resmi? Kayaky g deh.
Mengenai paragraf ke-2.
Anda itu jangan su’udhon terhadap org2 NU y mas. Oknum2 yg DISINYALIR yg ingin melakukan melakukan tindakan deduktif, buktinya apa? jangan su’udhon lho.
Paragraf ke-3
Anda bilang kelemahan org NU, emangy Anda udah lebih hebat y? jgn mecah belah umat islam mas.
–> mas .. yg ke-3 yang nulis saya. Maaf .. bukan merasa lebih hebat. Sekedar kritik saja. Bagaimana kalau transkrip itu dibukukan, CD-nya disertakan? Walaupun dijual dgn harga sekian, itu bukti nyata yg tersedia bagi masyarakat. Tapi susahkan.
Ehh.. ehh .. barusan kutemukan di youtube (kalau tdk diblock), http://www.youtube.com/results?search_query=NU+wahabi&search_type=
NU atau Muhammdiyah hanyalah simbol organisasi aja yang penting adalah jangan saling menjelekkan satu sama lain….masing2 sudah punya pendangan islamnya sendiri2. Menurut saya NU mengedepankan ajaran 4 Madzhab dan Muhammdiyah berpatokan pada hadist dan alqur’an saja……Lihat diri kita? Renungkan…..kita mencari Ridha Allah bukan mrasa diri paling benar dengan menjelekkan yang lainnya…..toh masing2 sudah ada patokannya…..Maaf kalo ini salah…..Seperti halnya melihat Ramadhan dan Hari Raya….Jelas hadistnya mengatakan LIhatlah Bulan…..apakah hadist ini Palsu? marilah kita bersatu untuk Islam……
Gitu aja kok repot.Saya kok belum pernah dengar Gus Dur menyikapi buku ini,apa masalah ini lebih sepeleh dibanding goyang Inul ratu ngebor?
Bagi saya sih hak semua orang untuk menulis buku, yang penting ada rujukannya.Era Globalisasi membuat semua menjadi bebas, asal bertanggung jawab.
Kalau gak mau baca bukunya H.Makhrus,baca aja yang lain, misalnya:
Tawasssul Sunnah Vs Tawassul Bid’ah by Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz,isinya baik juga.Di buku itu kita bisa milih mau tawassul yang mana? monggo!
Kalau saya semua buku saya baca, baik buku NU, LDII, Persis, MD, Wahabi,……
Yang baik saya ambil, yang jelek saya tinggal. Beres…..
Saya warga NU sangat kecewa dengan pernyataan H. Machrus Ali, oleh karena saya mengharap buku yang beredar yang meresahkan kaum muslim mohon ditarik atau cepat diadakan debat buku supaya kaum muslimin yang mayoritas NU menjadi puas.
Beramalah karena Allah bukan karena hasud, jangan cepat mengambil langkah sebelum melihat dasar kitab-kitab salafy
–> Salam kenal mas .. Adalah sangat tidak mungkin menarik buku. Apalagi buku itu laris manis. Saya kira ini masalah dapur mengepul.
Bukannya tak setuju debat, namun jauh lebih layak kalau buku dijawab dengan buku. Buku lebih monumental, sekali tulis dibaca sepanjang zaman. Buatlah buku yg berbobot untuk menangkisnya. Niscaya buku anda lebih laris lebih manis.
Menurut Kang Said, orang yang yakin dengan kebenaran, dia pasti berani menghadapi debat model apa pun dan menghadapi siapa pun
Saat kaum muslimin di Mekkah sudah tidak asing lagi tiada perintah perang melawan rezim jahiliyah , bahkan tindakan anarchi terhadap kaum muslimin yang di lakukan oleh masarakat Mekkah tidak di balas , tapi kaum muslim berhijrah ke Habasyah , apakah mereka itu tidak berani melawan karena ajaran mereka itu salah . Saya pikir , ajaran benar bagaimanapun bila masih minoritas, sudah tentu pengikutnya tidak boleh melakukan perlawanan . dan ini bukan berarti sifat kerdil , tapi sekedar tehnis belaka yang nanti bisa di harapkan kemenangan . Lalu turunlah perintah perang sebagaimana ayat sbb:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ(39)
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.
Nabi musa di serbu Firaun dan bala tentaranya lalu beliau lari bersama pengikut – pengikutnya sampai ke tepi pantai , apakah Nabi Musa dan pengikutnya yang membawa kebenaran itu takut mati atau kerdil . Jelas Nabi Musa masih di katakan satria karena menyampaikan kebenaran yang berbeda dengan budaya rakyat Fir`aun .
Tentang tudingan anda bahwa buku mantam kiyai NU yang pertama itu menebar fitnah , maka tidak tepat . dan penilaian tersebut terlalu emosional dan tidak berlandaskan intelektual yang sehat , ya`ni tidak ilmiyah lagi .
Sebab banyak dari kalangan pengikut Muhammadiyah , persis , LDII , dan Al Irsyad yang menjadikan buku itu sebagai landasan hidup . Jadi buku itu dianggap rujukan . Bila di katakan penebar fitnah secara langsung menyatakan bahwa ulama Saudi arabia juga menebar fitnah karena dalam buku itu banyak mengutip dari pendapat ulama sana . Begitu juga akan bisa di katakan bahwa ilmu hadis dan al Quran penebar fitnah karena isinya selalu menggunakan dalil dari al Quran dan hadis .
Anda juga menyatakan :
Hal yang dilakukan Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jawa Timur, dengan membuat buku bantahan berjudul Membongkar Kebohongan Buku: Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, kata Kang Said, merupakan tindakan yang benar.
Dari sini kami tahu bahwa kang Said akil Siraj tidak punya wawasan yang tepat , dia membenar kan buku LBM Jember yang sebgian isinya adalah kesyirikan yaitu minta – minta pada mayat di perbolehkan . Pada hal ia jelas bersebrangan dengan ayat :
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ مَنْ لاَ يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُون
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka?
Tiada satupun dalil yang memperkenankan minta – minta kepada orang mati , dan manakah tuntunannya bila hal itu di perkenankan , apakah bedanya dengan penduduk Jahiliyah yang minta – minta kepada berhala sebagai lambang figur idola yang saleh dengan minta – minta di kuburan seorang tokoh atau wali . Jelas sama .
assalamu’alaikum
saudaraq sudalah kita tidak perlu ikut untuk memperkeruh suasana.
buku itu kan baik, kita ambil hikmahnya saja & bersyukur byk buku byk ilmu.
jadi jang sampek menghina orang krn ini apalagi kyai said agil bukn sembarang org.
dy tokoh yang tingkat keilmuannya sudak tdk diragukan lg.
mari kita intropeksi diri aja
wassalam..
ya sependapat dengan Muhammad untuk mensikapi perselisihan dan bagaimana
SIKAP AHLUS SUNNAH TERHADAP IKHTILAF simak di
http://satusalafy.wordpress.com/?s=SIKAP+AHLUS+SUNNAH+TERHADAP+IKHTILAF
Menurut Kang Said, orang yang yakin dengan kebenaran, dia pasti berani menghadapi debat model apa pun dan menghadapi siapa pun
Saat kaum muslimin di Mekkah sudah tidak asing lagi tiada perintah perang melawan rezim jahiliyah , bahkan tindakan anarchi terhadap kaum muslimin yang di lakukan oleh masarakat Mekkah tidak di balas , tapi kaum muslim berhijrah ke Habasyah , apakah mereka itu tidak berani melawan karena ajaran mereka itu salah . Saya pikir , ajaran benar bagaimanapun bila masih minoritas, sudah tentu pengikutnya tidak boleh melakukan perlawanan . dan ini bukan berarti sifat kerdil , tapi sekedar tehnis belaka yang nanti bisa di harapkan kemenangan . Lalu turunlah perintah perang sebagaimana ayat sbb:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ(39)
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.
Nabi musa di serbu Firaun dan bala tentaranya lalu beliau lari bersama pengikut – pengikutnya sampai ke tepi pantai , apakah Nabi Musa dan pengikutnya yang membawa kebenaran itu takut mati atau kerdil . Jelas Nabi Musa masih di katakan satria karena menyampaikan kebenaran yang berbeda dengan budaya rakyat Fir`aun .
Tentang tudingan anda bahwa buku mantam kiyai NU yang pertama itu menebar fitnah , maka tidak tepat . dan penilaian tersebut terlalu emosional dan tidak berlandaskan intelektual yang sehat , ya`ni tidak ilmiyah lagi .
Sebab banyak dari kalangan pengikut Muhammadiyah , persis , LDII , dan Al Irsyad yang menjadikan buku itu sebagai landasan hidup . Jadi buku itu dianggap rujukan . Bila di katakan penebar fitnah secara langsung menyatakan bahwa ulama Saudi arabia juga menebar fitnah karena dalam buku itu banyak mengutip dari pendapat ulama sana . Begitu juga akan bisa di katakan bahwa ilmu hadis dan al Quran penebar fitnah karena isinya selalu menggunakan dalil dari al Quran dan hadis .
–> Mas Hamid atau Abd rahman atau MUhajir, .. anda tak perlu berganti-ganti nama. Tak papa kok.
Ada beberapa tanggapan saya,
1. Seandainya yakin bahwa pendapatnya benar, maka tak perlu takut diskusi. Diskusi yg sehat akan menambah wawasan baru.
Mengenai kekhawatiran ttg keamanan, mungkin itu benar. Namun saya kira itu bukan alasan yg tepat. Tempat aman yg aman untuk unjuk argumen masih sangat luas dan banyak.
2. Kata-kata anda, “Tiada satupun dalil yang memperkenankan minta – minta kepada orang mati”. Saya setuju. Namun .. siapakah yg meminta-minta kepada orang mati?
Buku jawaban itu tidak menjelaskan tentang “minta-minta kepada orang mati”. Buku itu menjelaskan (antara lain) tentang tawasul. Jauh panggang dari api.
3. Silakan saja para pengikut Muhammadiyah , persis , LDII , dan Al Irsyad menjadikan rujukan buku itu. Itu hak mereka. Tetapi kebenaran sebuah buku tidaklah disebabkan oleh karena buku itu dijadikan rujukan pengikut organisasi ini atau itu.
Kalau saya .. perlulah juga merujuk kepada buku-buku lain dan juga ulama2 lain yg non saudi/ wahabi, agar supaya punya wawasan yang lebih luas. Sehingga akan bersikap lebih bijak dari pada sekedar menuduh musyrik, kafir, ahli bid’ah dll kepada saudara-nya.
Mohon maaf kl tak berkenan atau ada salah. Wallahu a’lam
Wahabi memang belajar dari Amerika (teman akrabnya, yang sebenarnya “MUSUH ALLAH” yang nyata). Mereka terinspirasi/mengikuti cara kristenisasi bangsa oleh misionarisnya ke seluruh bangsa di dunia. Amerika mengajari SAUDI (sarang wahabi) untuk melakukan WAHABISASI ummat Islam di seluruh dunia (bahkan di Indonesia sudah menyebar dengan gencar). Keuntungan yang diperoleh bagi Saudi adalah menyebarnya faham tersebut. Saudi lupa Amerika(Kafir Harby) mendapat keuntungan dengan adanya konflik antar muslimin/mukminin sehingga lupa terhadap MUSUH-nya yang NYATA. Hal ini karena disibukkan dengan membahas BID’AH dan khilafiyah yang sangat menghabiskan dana, waktu dan semua sumber daya. Sementara Israel anak KANDUNG Amerika aman dan terus memecah belah keutuhan Timur Tengah dengan pasti.
Astagfirullah.
tuk sdr Sukiran dahulu saya berpikiran seperti anda karena pada hakekatnya tidak mengetaui apa itu Wahabi namun akhirnya kedustaan itu terjwab silahkan kkunjungi
http://situs.assunnah.web.id/?s=wahabi
apakah ente(muhajir cs)hidup di zamannya nabi.dari mana ente mengerti tentang agama islam pintar mana ente dg ulama2 nu.apakah antum berhak menghukumi apa yang dilakukan nu itu bid’ah,sirik.apakah antum merasa paling benar aqidahnya dan pasti di terima oleh alloh ibadahmu.antum belajar dulu ilmu tauhid pasti nanti ente mengerti bagaimana islam sebenarnya sudah pahamkah ente dengan maknanya dua kalimah sahadat.klo belum ente tanya sama guru2 ente.sukron
barometer islam itu jelas kok mas yakni AlQuran & hadist2 yng shahih,skrng bandingkan amalan orang2 nu, nanti anda akan banyak menemui penyimpangan,bisa2 amalan anda juga menyimpang barangkali, ttp anda tdk sadar krn terlalu taklid & fanatik sama golongan dan kyai2 anda. Batasan sirik,bid”ah sama sunnah itu jelas sekali kok mas, syaratnya klu ingin tahu anda jangan fanatik golongan, jangan taklid,ttp hrs jujur dan berfikir yg jernih serta jangan emosional. ingat hidup ini hanya sebentar,mari kita cari kebenaran jangan cari pembenaran agar kita bisa selamat sampai menghadap kpd allah & tidak menyesal nantinya. selamaaat mencoba saudaraku yg seiman& seaqidah.
–> anda mengomentari yang mana mas.. Sang mantan kyai telah terlihat kondisinya kini.
Mas Heri…
Coba anda cari penyimpangan amalan-amalan orang NU, yang keluar dari Al-qur’an dan Assunah.
kalau AMALAN orang-orang NU banyak Penyimpangan,, jelasakan NU ikut SIAPA?apakah kami tidak mengikuti sunah-sunah Rasul….
apakah anda pernah membaca sejarah Khalifah Ummar Bin Khattab tentang shalat TAraweh berjamaah?
Ummar Bin Khattab melakukan Bid’ah yang tidak diajarkan oleh RAsul, tapi karena Bid’ah tersebut baik kenapa TIDAK.
AMALAN NU :
– Jama’ah Yasiin : Dimana Bid’ahnya? apakah dalam Jam’ah yasin yang umumnya dilakukan warga NU didalamnya ada bacaan2 yang ditujukan kepada Selain Allah Swt?
– Tawassul : meminta kepada ALLAH swt dengan PErantara? dimana Bid’ahnya? kalau bid’ah berarti anda termasuk orang yang tidak pernah berdoa kepada ALLAH Swt, karena ketika kita memulai dan menutup doa dengan Tawassul :
ALLAHUMMA SHOLI ALA MUHAMMAD WA ALA AALI MUHAMMAD…contoh tawassul kepada NABI dan Keluarganya
– Ziarah Kubur : Bid’ah kah?
jika dalam kita berziarah meminta kepada yang sudah mati itu BID’AH DAN SYIRIK AKBAR Mas, tapi mendoakan dan bertawassul dengan keutamaan yang sudah mati itu boleh. dasarnya :
INNALLOHA WAMALAIKATAHU YUSOLLU NA ‘ALANNABIYY. Yaa AYYUHALLADZI NA AMANU SOLLU ‘ALAIHI WASALLIMU TASLIMA..
ALLAH menganjurkan kita untuk berwasilah kepada NABI.
mas anda belajar nGaji dulu di PEsantren…biar banyak tahu,,jangan hanya baca buku mas
INGATLAH : BELAJAR TANPA ADANYA GURu MAKA SETANLAH YANG MENJADI GURUNYA.
apalagi anda membaca buku yang NUlis KOK MANTAN KIAI..he..aneh lah anda
Terbukanya wacana dan pemahaman wawasan keIslaman yang lebih luas sebenarnya merupakan hal yang sangat baik dan menguntungkan bagi perkembangan Islam itu sendiri, terlebih jika hal itu diangkat dan disajikan melalui forum dialog atau debat ilmiah yang terbuka dan bebas tentu saja di arena yang jauh dari anarkisme dan kekerasan. Hal yang menarik untuk dicermati adalah semakin sempitnya wilayah pengaruh NU bahkan di kantong-kantong pusat NU sendiri. Semakin merebaknya pengaruh Fundamentalisme Islam yang bermetamorfosis dalam beragam bentuk kegiatan lantas berkolaborasi secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi dengan berbagai macam organisasi-organisasi yang telah ada (yang memiliki kesamaan ataupun kemiripan ideologi), baik organisasi keagamaan, kemasyarakatan bahkan organisasi politik menjadi salah satu faktor dominan penyebab hal itu. Namun disamping itu kondisi komunitas NU sendiri yang kian hari kian kehilangan jati diri ke-NU-annya akibat tergerus oleh berbagai kepentingan yang jauh dari suri tauladan yang diberikan oleh para sesepuh terdahulu membuat proses infiltrasi tersebut berlangsung kian cepat. Tradisi tabarruk dan menghormati ulama dan orangtua terkikis habis oleh syahwat perut dan kekuasaan. Jika hal ini tak disadari maka dalam tempo singkat seluruh Nusantara akan menjadi sarang Fundamentalisme Islam dalam berbagai baju khususnya WAHABI. Camkan itu…………….. Wassalamu ‘alaikum Wr Wb
–> Wa’alaikum salam wrwb. Tambah lagi … kurangnya buku-buku yg ditulis oleh kyai2 NU.
kita janganlah saling membid’ah, kalau orang sudah bersyahadat berarti dia masuk islam dan menjadi bagian dari saudara sesama muslim.
mari kita bersatu,adanya perbedaan pemikiran sesama umat islam adalah rahmat dan ini bukan alasan untuk memecah belah umat.mari dengan adanya perbedaan ini kita jadikan islam maju. karena perbedaan merupakan hal yang pasti ada dan akan terus ada.
–> Setuju mas .. lebih tepat kalau imbauan ini anda tujukan ke pihak pengarang buku.
bid’ah Anda bs pahami,setahu saya yang lengkap
Ilmu Ushul Bida’ ambil dowload gratis
http://www.radiorodja.com/category/bidah
kepada semua saja…”karena anda tadi lebih cenderung ke pengarangnya”
saya akui belum membaca buku ini, saya akui juga kalau saya dari kalangan Muhammadiyah di Medan, dan beberapa keluarga saya berasal dari kalangan Al-Washliyah (mirip dengan NU, bahkan mirip sekali). Setiap keluarga kami ada yang meninggal pasti keluarga lain yang berasal dari muhammadiyah ikut dalam acara talilan tersebut, karena apa salahnya mengikuti tahlilan, tokh isi dari tahlilan itu baik, bacaannya juga baik.namun niat pahala tidak kami sampaikan kepada arwah, namun kembali kepada diri sendiri.Tokh niat yang baik pasti hasilnya juga baik. Saya menanggapi resensi buku ini sangat krterlaluan, janganlah cepat-cepat membid’ahkan. memang tahlilan dan yang lainnya yang terdapat di buku sdr. Mahrus Ali diakui tidak ada sandaran dalam hadits. namun pantaskah kita mengolok-olok kepercayaan atau tradisi yang ada dalam ajaran NU???? Tidakkan.
Sudahlah, baiknya bersatulah umat islam. jika ada kesalahan bisa di minimalisir atau di ingatkan, karena kita sama-sama bersyahadat.
–> Inilah a.l. sandaran kalimat tahlil. Sabda baginda Nabi saw, “afdlalu dzikri laailaa ha illallah” (seutama-utama dzikir adalah kalimat laa ilaa ha illallah). Dan sebagaimana al-matsurat, ratib, dll, tidak ada kalimat dzikir di dalam majelis tahlilan yg tak ada sandaran di dalam al Qur’an atau hadits. Wallahu a’lam
TAHLILAN DALAM TIMBANGAN ISLAM
http://assalafi.wordpress.com/2007/08/18/tahlilan-dalam-timbangan-islam/#comment-51
Sdr Mhd.afandi, dalam keluarga saya begitu. Papa saya ikut tahlilan warga lain walaupun keluarga saya Muhammadiyah, karena tidak enak sungkan kepada warga lain. Tidak ada niat apa-apa selain menyambung silaturahmi, karena kita ketahui bersama bahwa doa tahlilan tidak akan nyampe kepada mayit dan tidak juga kepada diri sendiri.
–> Siapa bilang doa tak sampai kepada orang lain (si mati atau si hidup) atau diri sendiri. Allah Maha Kuasa menyampaikan segala sesuatu. Dalam al Qur’an bunyi doa adalah “kami” (bukan “saya”), artinya juga untuk sesama .. termasuk yg sudah meninggal. Bahkan salah satu doa mustajab adalah mendoakan orang lain tanpa sepengetahuanngya.
Sebenernya masalah sampe atau tak sampe itu urusan Allah, itu Hak-Nya….tapi kita berharap bahwa setiap doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh-Nya….jangan terus langsung mengklaim pasti tidak sampe…yang penting usaha dulu….. kalo dilihat dari tata cara berdoa yang harus ini itu…kita pasti merasa diri kita kotor (baik fisik maupun bathin)…terus apa orang yang “kotor” gak berkwajiban berdoa? dan doanya tertolak? itu Hak-Nya Allah…karena Allah tahu hati2 kita semua….berniat baikkah, seriuskah, atau sekedar main2?………
Aneh, ada seorang Kiyai (KH) yang telah meninggalkan kiyainya Menjadi (H) saja. Barangkali ini kasus seorang kiyai telah pesiun dari kiyainya. Astaghfirullah.
wueeeeeeeeeeeeh….
sambil makan sambil ngamati diskusi ini,…
….
uaaaah, jaman ckrang ni kasihan ya orang-orangnya,…
Lari dari mulut singa nyemplung ke mulut buaya,lari dari bid’ah tapi kok nyemplung ke sesat,…
…
biar nggak kayak gitu, lebih baik kita ittiba’ aja sama ulama2 terdahulu yg ilmunya jaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuh lebih hebat dari pada kita,…
…
yo ayo….
betul itu mas….!!!
setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Gw udh baca bukunya lbm nu,isinya keren banget,pokoknya wahabi pasti ga mungkin bisa ngebantah isi buku itu,biar tau tuh wahabi xxxxx,kalo tawasul jg dilakukan para salaf yaitu para imam 4 mazhab yg termasuk tabiut tabiin,baca sampai habis baru komentar!
bantahan tawasul mungkin ada di sini
http://situs.assunnah.web.id/?s=tawasul
Org wahabi itu rata2 ilmunya msh cetek tp belagu,jangnkan nahwu shorf,disuruh baca arab gundul jg msh salah,baru bisa baca kitab2 trjemahan tp gayanya udh kaya mufti
he.he berani sekali anda mengatakan demikian ada info aja bagi anda kitab-kitab yang bs anda ambil
Silahkan ambil Maktabah
Al Imaam Al Bukhaary
Al Imaam An Nasaa`i
Al Imaam Malik]
Al Imaam Muslim
http://salafiyunpad.wordpress.com/markaz-download/
Maktabah Abul-Jauzaa’ Al-Atsary (pdf)
1. التوسل أنواعه وأحكامه (karya : Asy-Syaikh Al-Albani).
2. الفتوى الحموية الكبرى (karya : Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah; tahqiq : Hamd bin ‘Abdil-Muhsin At-Tuwaijiri).
3. مسألة خلق القرآن وموقف علماء القيروان منها، ودورهم في الذبّ عن مذهب السلف فيها (karya : Prof. Dr. Fahd bin ‘Abdurrahman bin Sulaiman Ar-Ruumi; Maktabah At-Taubah, Riyadl; Cet. 1/1417). Bisa juga diunduh di sini.
4. لا دفاعاً عن الألباني فحسب بل دفاعاً عن السلفية (النشرة الكامل (karya : ‘Amru bin ‘Abdil-Mun’im Salim; Maktabah Ash-Shahabah dan Maktabah At-Tabi’in; Cet.4).
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/07/maktabah-abul-jauzaa-al-atsary.html
Wahhabi tuh faham lemah, makanya ulama wahabi melarang buku2 selain wahabi beredar di arab. Seperti komunis, yang anti dengan ajaran2 lain, hehe…
Ajaran wahabi kalau disandingkan dengan ajaran ahlussunah wal-jama’ah, jauh….sekali.
Sebelumnya saya mohon maaf, memang “afdlalu dzikri laailaa ha illallah” (seutama-utama dzikir adalah kalimat laa ilaa ha illallah) itu benar. maksud saya tahlilan (berkumpul di rumah yang kemalangan untuk mengirim doa) itu memang tidak ada dalam islam karena tidak ada 1 hadits yg hasan, shahih maupun yang palsu menginstruksikan untuk bertahlilan (mengirim doa) jika ada yang meninggal. tetapi kita ketahui di dalam majelis itu ada sisi baiknya seperti membaca ayat2 suci, dzikir dan lainnya sudah pasti itu mendapatkan pahala tetapi bukan bagi mayat karena tidak ada istilah oper pahala (bacaan Al-qur’an) sesuai dengan Qs Al-Baqarah : 286, Haa Miim : 46, Al_Ankabut : 6, Al-Isra’ 15, An-Najm 39, An-Naba’ 41 dan masih banyak lagi. melafadzkan kalimat laa ilaa ha illallah itu memang dzikir yang paling afdhol. Oleh sebab itu marilah kita ambil sisi baiknya saja, dari golongan Islam modernis pun jangan cepat membid’ahkan praktek2 Golongan Islam Tradisional karena isi dari objek itu baik, hanya saja tahlil mayat itu memang tidak ada.
–> Saya meragukan dan tak bertaqlid pada tafsir anda. Sangat tidak sahih. Tak ada tafsir (para ulama) muktabar yg mengatakan tidak sampainya hadiah pahala, sebagaimana anda katakan .
Komentar anda ini tercover di dalam artikel kami yg berjudul, Tahlil dan tahlilan (maaf .. silakan cari sendiri). Ketika orang-orang ramai berdatangan ke keluarga si mati, berdzikir untuknya, menghibur keluarga-nya, itu semua adalah perbuatan baik. Jika yg anda maksud adalah berkumpul di rumah yang kemalangan untuk mengirim doa.. dst dst, mmg tak ada kejadian persis seperti di zaman Rasul saw. (Hampir) tak ada di zaman ini yg persis di zaman Rasul. Anda shalat pun pakai celana panjang. Di masjid yang beratap, beralaskan karpet. dll. Skr ada orang kerja sebagai sopir, programmer, kontraktor, pemain sepakbola, dsb. Semuanya ibadah, dan ke semuanya itu tak ada contoh Nabi. Sesatkah?
Anyway … Bukankah kita diajarkan untuk menghibur saudara kita yg kesusahan.Jika org2 ramai menunjukkan simpatinya pd saat yg sama, otomatis pastilah berkumpul. Dan majelis dzikir adalah hiburan terbaik. Ini adalah ajaran islam. Saya tak tahu .. bagaimana mungkin amalan seperti ini diganjar sesat, sebgmana tuduhan sementara golongan.
Mendoakan orang lain adalah ajaran Al Qur’an. Tentunya ini berlaku untuk saudara yg masih hidup ataupun yg sdh meninggal. Hadiah pahala adalah sampai, banyak dalil yg mendukung ini. Ada di artikel kami yg lain. Atau tanyakan kepada ulama yang mumpuni.
Maaf kalau tak berkenan.
Aslkum….
Subhanalloh….Ternyata Alloh masih memberikan pertolongan-Nya untuk Jam’iyyah kita tercinta ini…Semoga Alloh juga selalu mencintai pengikutnya.Amin….
Shollu ‘alan Nabi Muhammad!!!
mank si penjawab dalam forum ini tahu siapa itu wahhabi???
Tau ga’ pengarang kitab tauhid ushul ats-tsalasah itu capa???
Sekedar info saja bahwasanya Alloh telah berfirman dalam al-Quran (QS.Al Maidah: 3), bukankah itu sudah menjadi dalil bahwa agama ini telah sempurna dan nabi kita muhammad telah selesai dalam menyampaikan risalah yang dibebankan kepadanya? Alangkah nistanya kita jika sampai menambahi risalah yang telah dibawa oleh nabi kita yang mulia! Bukankah ini merupakan tuduhan bahwa risalah dalam agama ini belum sempurna sehingga perlu ada risalah baru selain dari apa yang disampaikan oleh rasululloh? bukankah ini juga merupakan suatu tuduhan kepada nabi kita bahwa beliau gagal dalam mengemban misi dakwahnya?
Mohon diperhatikan wahai saudaraku, bukanlah islam itu berasal dari panutan para kiai, juga bukan dari akal semata. Memang berat tatkala apa yang sudah menjadi kebiasaan kita tiba-tiba ada yang menggugatnya, tapi itulah islam semuanya berdasar dari dalil Al-Quran dan As-Sunnah.
Semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada kita
–> Benar mas abu .. bukanlah islam itu semata-mata berasal dari panutan para kiai, juga bukan dari akal semata. Bukan pula dari para syaikh-syaikh ini itu, atau para ustadz ini itu saja.
Islam itu bersumber dari dalil Al-Quran dan As-Sunnah. Namun siapakah yg membawa dalil-dalil itu di zaman ini? Itulah para ulama. Siapa yg menuliskan dalil2? Itulah para ulama.
Memang berat menerima kenyataan. Bahwa penggugat ternyata lebih bodoh dan tak menguasai permasalahan. Tatkala amalan yg dikritik dan dituduh ahli bid’ah itu ternyata selaras dengan dalil-dalil Al Qur’an As sunnah, sesuai pemahaman sahabat, mengikut para salafus saleh. Duhh ..
Amien atas doa-nya. Semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada kita.
ga ada yg nambah2in risalah kok mas..
ga ada yg bilang klo agama ini belum sempurna..
yg bervariasi itu sebenarnya adalah teknis pelaksanaan di lapangan aja, tapi konsepnya sudah ada tuntunannya di Qur’an dan Hadits.. kalo mas simpatisan Wahabi nyari dalilnya, ada kok, asal mas rajin membaca argumen kami..
menurut kami konsepnya sejalur dengan tuntunan Qur’an & Hadis, hanya pelaksaan di lapangannya saja yg bervariasi..
contoh, konsep sampainya mengirim pahala ke mayit, kami punya dalil Qur’an & Hadisnya kok, bukan dari pemikiran sendiri..
variasinya banyak mas, mulai dari berkumpul baca tahlil, sampai membagi2 nasi bungkus di lampu merah yg pahalanya untuk kaum muslimin yg telah wafat..
perkara haditsnya hasan ato shahih ato lemah itu sah2 saja, namanya juga perbedaan penafsiran, mau gimana lagi?
coba mas simpatisan wahabi baca sejarah, Imam A berpendapat bhwa hadits Z shahih, Imam B bisa saja berpendapat bukan shahih.. tapi mereka ga seperti kelompok Wahabi tuh, mereka menyalah2kan pendapat Imam2 lain secara sadis..
coba anda perhatikan bagaimana Wahabi menyerang kelompok di luar kelompok mereka..
mengkafirkan, membidahkan, bahkan memalsu/mengedit kitab pegangan kelompok lain, menghapus fatwa ulama, menghapus satu/beberapa hadis dari kitab kelompok lain..
pertanyaan saya?
apa pendapat mas simpatisan Wahabi mengenai aksi2 kelompok anda ini? mohon dijawab..
di dunia ini ga ada yg ga tau Wahabi itu siapa mas..
awal2 kemunculan Muhammad bin Abdul Wahhab aja udah bikin gempar mazhab Hanbali..
banyak Imam2 pemuka mazhab Hanbali yg mewarning bahaya dangkalnya pemikiran Muhammad yg satu ini..
awalnya pemikirannya ga laku, tapi dengan dukungan penguasa & inggris, akhirnya pemikirannya jadi pemikiran resmi kerajaan Saudi..
pendapat/pemikiran di luar kelompok ini diserang habis2an,
makam2 diratakan, sampai2 makam Rasulullah pun akan mereka ratakan..
mottonya sangat menggiurkan, memurnikan tauhid dan kembali kepada Qu’ran&Hadis, tapi pelaksanaanya malah mengedit tauhid, mencela pendapat orang lain, membuat perpecahan/konflik..
apakah anda tahu kalo kelompok Wahabi itu berkeyakinan bahwa ALLAH BERKAKI BERTANGAN BERTELINGA seperti makhluknya??
tahukah anda?? mohon dijawab.. &koreksi saya bila saya salah..
kapan Wahabi baca shalawat atau dzikir atau ibadah lain yg menurut Wahabi sendiri adalah sunnah? mohon jawab..
setahu saya, Wahabi itu sibuk utak utik nyari2 celah & salah kelompok di luar Wahabi, untuk kemudian menembaknya dengan celaan cacian & makian..
inikah akhlak orang2 yg mengaku kembali kepada Qur’an dan Sunnah?
buat Mhd. Affandi anda mengatakan tidak ada oper pahala,
memang nya anda menafsirkan Qs Al-Baqarah : 286, Haa Miim : 46, Al_Ankabut : 6, Al-Isra’ 15, An-Najm 39, An-Naba’ 41 dan masih banyak lagi spt kata anda itu merujuk pada kitabnya ulama mana atau imam siapa? atau jangan2 cumaa tafsiran ustadz anda aja. karena dalam hadits imam bukhari kita boleh pergi haji yang hajinya untuk kedua orang tua yang telah wafat, dan inilah yang menjadi pegangan dalma mazhab syafi’iyah. makanya belajar tu jangan cuma ngikut katanya ustadz ente aja..
ada beberapa amalan yang sampai kepada mayat (selama amalan itu memang bersumber dari hadits/ di syari’atkan) seperti : mendoakan ampunan kepada mayit, bersekahmengganti puasa yang tertinggal/ hutang puasa (yang menganti itu harus yang ada ikatan darah langsung), menghajikan orang tua yang sudah uzur bahkan wafat (jika dia berwasiat ingin berhaji), umrah, dan berqurban untuknya. TETAPI tidak pernah ada dalil yang memperbolehkan oper ganjaran bacaan Al-Qur’an. Itu maksud saya….
Tidak dapat disangkal lagi bahwa berbuat baik kepada sesame muslim terdapat dalam ajaran Islam, seorang berbuat baik itu sendiri termasuk amal shaleh. Oleh sebab itu apabila Allah menerima doa seorang untuk orang lain yang selalu berbuat baik pula, maka ganjarannya do’a itu untuk orang yang di do’akan, dengan pengertian bahwa dia memperoleh ganjaran itu karena hasil usaha yang pernah di lakukan sebelumnya. Yang demikian ini tidak berarti bahwa dia memperoleh hasil usaha orang lain. Karena kalau seandainya bukan hasil kebaikannya dahulu, tentu dia tidak akan didoakan dengan sangat oleh orang lain.
Kemudian, sebaliknya apabila kita telah memberikan suatu garis ketentuan yang dapat diterima oleh semua pihak, bahwa orang yang mendoakan itu tidak akan menerima segala kebaikan dari orang yang didoakan, tentu akan timbul pertanyaan kalau demikian apa gunanya kita mendoakan segala kebaikan untuknya (termasuk sholat mayit). Jawabannya karena ikatan satu Aqidah Islamiyah. Jadi jelas jika bukan karena keIslaman dan keimanan tentu tidak akan ada yang mendoakannya karena itu dilarang (tidak boleh berdoa untuk orang kafir). Oleh sebab itu bila seorang muslim telah meninggal dunia kemudia didoakan oleh saudaranya sesame Muslim dan diterima Oleh Allas, maka dengan sendirinya kita akan berkata, berhasilnya dia memperoleh ganjaran tersebut karena hasil usahanya selama didunia, sedangkan ganjaran yang demikian disediakan Allah bagi org yang beriman.
Semoga bermanfaat.
Fastabiqul Khairat…
–> Justru argumen anda (alenia terbawah) telah membantah sendiri tentang tidak sampainya transfer pahala.
Jika mendoakan ampunan kepada mayit, bersedekah, mengganti hutang puasa, menghajikan orang tua, serta argumen anda (terbawah) adalah sampai/ bermanfaat bagi si mati, maka sungguh aneh pendapat anda yg menentang sampainya/ bermanfaatnya pahala al Qur’an bagi si mati. Selain bertentangan dengan ulama2 salaf, hal ini menunjukkan logika/ akal anda yg tak jalan.
Pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak ada halangan. Islam telah memberikan penjelasan sampainya pahala ibadah badaniyah seperti membaca Al-Quran dan lainnya diQIYASkan dengan sampainya puasa, karena puasa adalah perbuatan menahan diri dari yang membatalkan disertai niat, dan itu pahalanya bisa sampai kepada mayyit. Jika demikian bagaimana tidak sampai pahala membaca Al-Quran yang berupa perbuatan dan niat.
Demikian juga dengan pendapat2 ulama salafiyah. Ini salah satu di antaranya,
Ada di blog ini juga. Simaklah. Wallahu a’lam.
harap dimaklumi aja,,orang-orang yang ngomong gitu soalnya ga pernah berdoa…
Mungkin dia mengklaim dirinya sebagai pengikut imam Ahmad rohimahullah, berarti insya Allah lebih kenal dengan kitab al-mughni karya Ibnu Qudamah al-hanbali (w 744 H). Beliau berkata dalam al-Mughni:
“Boleh membaca al-Qur’an di sisi kuburan. Telah diriwayatkan dari Ahmad bahwa beliau berkata: “Apabila kamu mendatangi kuburan, maka bacalah Ayat al-Kursi, dan tiga kali Qul Huwallau ahad, kemudian katakan: Ya Allah, aku hadiahkan pahalanya bagi orang kuburan ini.” Al-Khallal berkata: Abu Ali al-Bazzar, guru kami yang tsiqah dan dipercaya, berkata: “Aku melihat Ahmad bin Hanbal menunaikan shalat bermakmum kepada seorang buta yang selalu membaca al-Qur’an di kuburan. Dan telah datang dalam sebuah hadits, bahwa barang siapa mendatangi kuburan lalu membaca surah Yasin di sisinya, maka Allah akan meringankan siksaan mereka, dan ia akan mendapatkan pahala sebanyak orang-orang yang ada di kuburan itu. Dan telah datang pula hadits: “Barang siapa mengunjungi kuburan kedua orang tuanya, lalu membaca Yasin di sisinya, maka Allah akan mengampuninya.” Ibadah apapun yang dilakukannya, lalu pahalanya dihadiahkan kepada mayat seorang Muslim, maka insya Allah akan bermanfaat baginya” (Ibnu Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, al-Mughni, 2/243)
Kalau belum pernah buka kitabnya, mending buruan ajak ustadz ente baca bareng kitab itu, & bagi yang ingin mengatakan imam Ahmad, ibn al-Haitsam al-Bazzar, Al-Khallal, dan Ibn Qudamah rohimahumullah sebagai pelaku bid’ah monggo. Tapi tanggung sendiri nanti di akhirat kelak lho..
–> Mas .. mohon lebih sopan sedikit. Dan kalau berdiskusi jangan lah berprasangka buruk, seperti dengan menggunakan kata “mungkin dia” .. dst. Sehingga lebih bisa diterima. Kalau prasangka anda salah, maka bisa saja argumen anda tak berlaku.
Maaf kalau tak berkenan.
KELEMAHAN DALIL MEMBACA QUR’AN DI KUBURAN.
http://soaljawab.wordpress.com/2007/10/23/kelemahan-dalil-membaca-qur%E2%80%99an-di-kuburan/
penentuan sebuah hadits kuat atau lemah adalah sebuah hasil penelitian, kemampuan penelitian sangat tergantung kepada kekuatan ilmu seorang peneliti, hasilnya adalah dlanniy yang besar kemungkinan benar tetapi tidak mustahil juga salah. hadits yang menurut anda dan mujtahid anda adalah lemah itu belum tentu diterima oleh mujtahid yang lain. WAHABI adalah KHAWARIJ GAYA MODERN.
duh maaf ya kang
saking bersemangatnya nih
sekali lagi maaf ya
kullu bani aadama khothoun
–> Tak pa mas .. Kadang orang menjadi lebih bijak karena kesalahan.
Maaf kalau jawaban saya tidak berkenan, sebelumnya saudara berkata “Jika demikian bagaimana tidak sampai pahala membaca Al-Quran yang berupa perbuatan dan niat.”
Jawaban saya hanya singkat, bahwa Nabi SAW tidak pernah memberi contoh untuk membaca Al-Qur’an di kuburan yang pahalanya untuk mayyit. Kalau transfer pahala dalm batas masih ada di contohkan Nabi ya silekan tidak masalah (mendoakan ampunan kepada mayit, bersedekah, mengganti puasa yang tertinggal/ hutang puasa, menghajikan orang tua yang sudah uzur bahkan wafat tetapi jika dia berwasiat ingin berhaji, tetapi saya akui juga bahwa ada 1 hadits yang di kenal dengan hadits Syubrumah dimana seorang kerabatpun boleh menghajikan kerabatnya yang di riwayatkan Abu Daud, kemudian umrah, dan berqurban untuk orang tua) namun yang melakukan itu semua harus anak-anaknya, mengapa??? Karena amalan yang di perbuat oleh anak-anaknya atau wali ashabah tersebut merupakan hasil usaha/didikan dari orang tuanye…
Tetapi perlu diingat bahwa Nabi kita Muhammad SAW tidak ada memberi contoh untuk membaca Al-Qur’an di kuburan yang pahalanya untuk mayyit, meskipun itu merupakan niat yang baik dan yang melakukan itu anak-anaknya…
Maaf jika saudara tidak berkenan, karean saya pun berargumen menurut hadits yang ada.
Yang bersumber dari hadits shahih ya di jalankan, kalau tidak ada sumber ya jangan di jalankan. Ajaran Islam sudah sempurna.
Untuk saudara Fathul Muin, Hadits yang berisi “Barang siapa mengunjungi kuburan kedua orang tuanya, lalu membaca Yasin di sisinya, maka Allah akan mengampuninya.”
Saya rasa isi yang sebenarnya seperti ini “ Barang siapa yang ziarah qubur kedua orang tuanya, atau salah satu dari keduanya pada hari Jum’at lalu dia membacakan Surah Yaasiin (dosanya) diampunkan”
Jika haditsnya seperti itu maka Abu Ahmad berkata : Hadits ini Bathil (tidak benar), dan tidak berasal. ‘Amar yang tersebut dalm periwayat Hadits ini di tuduh telah memalsukan hadits, dan dia termasuk rawi yang meriwayatkan sesuatu hadits bathil. Juga termasuk orang yang suka mencari hadits. Imam Daruquthniy berkata : ‘Amar adalah pemalsu hadits (Menurut Kitab Al-Maudluu’aat Juz: III halaman 239).
Kiranya dialog ini bermanfaat bagi kita untuk kebenaran , dan menjadi media dakwah bagi kita…
Fasthabiqul kHair….
Amiiin..
–> Maaf saya tidak sempat menjawab banyak-banyak. Rujukan jawaban saya ini dapat anda cari di blog ini juga. Maaf tak sempat me-link.
Pendapat anda menyalahi jumhur ulama dan salafus shalih. Ada banyak contoh para ulama salafus saleh mendatangi kubur ulama sebelumnya dan membaca Al Qur’an untuk nya. Apakah para salafus saleh itu tak mengetahui hadits? Untuk ringkasnya, coba simak Ibnu Qudamah dalam al-Mughni di #24. Lalu .. pendapat siapa (ulama) yg anda ikuti?
Ketika anda mengkoreksi kitab al Mughni (komentar #24 itu), apakah anda telah mencheck isi kitab itu? Bagaimana anda dapat mengkoreksi sebuah kitab hanya berdasar perkiraan saja, kemudian anda katakan “jika haditsnya seperti itu (menurut versi anda/ bukan versi ibnu qudamah)…. bla bla bla”. Apakah anda yakin hadits versi anda sama sanad dan matan-nya dengan yg di dalam kitab al-Mughni tsb? Jika tidak, maka hujah anda mentah sama sekali. Dan anda dapat menyesatkan (dlm arti mengkelirukan) banyak orang yg mengikuti pendapat anda ini. Berhati-hatilah dalam berfatwa.
Ada baiknya anda simak riwayat berikut,
Wallahu a’lam.
KELEMAHAN DALIL MEMBACA QUR’AN DI KUBURAN.
http://soaljawab.wordpress.com/2007/10/23/kelemahan-dalil-membaca-qur%E2%80%99an-di-kuburan/
Fatwa Lajnah Ad Da’imah: Menghadiahkan Pahala Bacaan Al Qur’an untuk Mayit
Fatwa Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Iftah (Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi) no. 2232, pertanyaan ketiga
Pertanyaan: Apakah pahala membaca Al Qur’an dan bentuk peribadahan lainnya sampai kepada mayit (orang yang sudah meninggal dunia), baik dari anak maupun selainnya?
Jawaban:
Tidak ada dalil -setahu kami- yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu […]
Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)
Berikut akan dijelaskan mengenai hukum melakukan Tahlil untuk orang mati seperti yangbanyak dilakukan di masyarakat kita. Kegiatan tersebut biasanya dibarengkan denganselamatan 7, 40, 100 dan 1000 hari setelah seseorang meninggal dunia. Juga dilakukanpada haul (peringatan setiap tahun). Bagaimanakah hukumnya?SELAMATAN KEMATIAN (TAHLILAN) BAGAIMANA HUKUMNYA ? Sudah menjadi tradisi masyarakat di Indonesia ketika salah […]
TAHLILAN DALAM TIMBANGAN SYARIAT
Telah kita maklumi bersama bahwa acara tahlilan merupakan upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh keumuman masyarakat Indonesia untuk memperingati hari kematian. Secara bersama-sama, berkumpul sanak keluarga, handai taulan, beserta masyarakat sekitarnya, membaca beberapa ayat Al Qur’an, dzikir-dzikir, dan disertai do’a-do’a tertentu untuk dikirimkan kepada si mayit.
TAHLILAN DALAM TIMBANGAN ISLAM
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Qur’an dan mengutus Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai penjelas dan pembimbing untuk memahami Al Qur’an tersebut sehingga menjadi petunjuk bagi umat manusia. Semoga Allah subhanahu wata’ala mencurahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat membuka mata hati kita untuk senantiasa menerima kebenaran hakiki.
Tahlilan (Selamatan Kematian) Adalah Bid’ah Munkar Dengan Ijma Para Shahabat Dan Seluruh Ulama Islam
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
“Artinya : Dari Jarir bin Abdullah Al Bajaliy, ia berkata : ” Kami (yakni para shahabat semuanya) memandang/menganggap (yakni menurut madzhab kami para shahabat) bahwa berkumpul-kumpul di tempat ahli mayit dan […]
http://abuyahya8211.wordpress.com/category/agama/bidah/tahlilan-selamatan-kematian/
Assalamua alaikum…selamat hari raya idul fitri minal aidin walfaizin..maaf mz utut saya perhatikan rujukan dalil antum semuanya pake ulama saudi semua terutama kepada syekh ibnu taimiyyah dan pak wahab seakan-akan mengkultuskan mereka bahwa tidak ada yang lebih baik dari mereka dan seakan2 menganggap mereka orang2 suci seperti pendeta kaum ajaran agama lain padahal islam tidak mengajarkan demikian…dan lagi ulama yang menjadi rujukan antum itu berdomosili di negara yang di gelari the GOLDEN BOY nya amerika..ya semacam bonekalah.Dimana Raja Saudi dan ulama2 nya itu ketika palestina di bombardir,afganistan dihancurkan,ketika irak vs kuwait bukan menengahi tapi malah mendukung salah satunya,irak vs iran dll.. dimana rasa persaudaraan antar sesama muslim oleh Raja Saudi dan ulama Wahabi itu..dan malah orang2 Wahabi lah pelaku bid’ah paling besar sebagai contoh kasus bom bunuh diri diberbagai Negara pelakunya adalah dari golongan Pak Wahab/Wahabi. Padahal Islam tidak pernah mengajarkan demikian malah pelaku bunuh diri di golongkan orang2 yang kafir matinya pun kafir, dan diharamkan bagi kita untuk memandikan dan mensholatkannya. Ulama bukan hanya di saudi saja dinegara lain pun banyak Mesir,Irak,libya,Afrika dll. Allah SWT tidak pernah berfirman Ulama hanya di saudi arabia saja..sebaiknya antum membaca sejarah berdirinya Saudi, ah mungkin antum gak mau baca, saya yakin seyakin-yakin nya. kalo mau baca silakan baca dihttp://matengkol.multiply.com/journal/item/1185 sekali ladi minal aidin walfaizin maaf lahir en bathin
insan yang saya hormati subhad anda telah banyak disitus terjawabkan demikiankah yang ada silahkan kunjungi di
http://alqiyamah.wordpress.com/indeks/
baca dulu artikel di http;//jakapingit.blogpot.com baru nanti anda komentar sepuas hati. wasalam
Saya ingin kasih opini dalam perspektif dakwah.
Ada cara-cara berbuat baik kepada mayit yang tidak diperselisihkan legalitasnya: doa, istighfar, sedekah, kewajiban-kewajiban yang bisa digantikan. Semua ulama madzhab menyepakati hal ini.
Hal-hal inilah yang harus ditonjolkan dengan disertai sikap tolerasi terhadap cara-cara yang diperselisihkan.
Ada satu contoh bagus di tempat saya tinggal. Mayoritas di sini tidak tahlil, tetapi kalau ada orang ngundang tahlil, bisa jadi sangat ramai. Di masjid dekat rumah saya, shalat subuh tidak pakai qunut, tetapi pas ada jama’ah subuh gabungan, baru pakai qunut, dan tidak ada satu orang pun yang protes. Sip, kan?
Satu hal yang aneh, H. Mahrus Ali pernah belajar di Pesantren Langitan (kalu betul), hanya tujuh tahun. Dengan 7 tahun, cukupkah ia menjadi seorang kiai? (naudzubillah bukan menyepelekan ilmu H. mahrus Ali).
Tujuh tahun, untuk tingkat pesantren masih di sebut santri, atau mungkin ustadz. Tapi dengan kesombongannya berani memproklamirkan diri sebagai KIAI.
Sebagai contoh, Seorang mahasiswa kedokteran, pindah ke jurusan Psikologi, pantaskah dikatakan :SEORANG “DOKTER”, PINDAH JURUSAN PSIKOLOGI.
Aneh bukan?
Kesimpulan :
H. MAHRUS ALI adalah “boneka” Wahhabi yang ingin memecah belah ummat.
–> Mahrus Ali yang mana? Perlu konfirmasi ke pesantren yg bersangkutan.
buat saudaraku kangismet…baca profilnya ust mahrus ali udah selesai apa blom??sblm slesai jgn ksh komen dulu…!! Hxxxxxxxxxxx.
lho apa syarat harus penuh selama hidup untuk mondok disana?bs aja toh ke ulama yang lain,sehingga mereka mungkin belajar kepada ulama-ulama yang lain?
nah ini link ulama LINK PARA ULAMA
http://abusalma.wordpress.com/links/
Waduh, mas iki piye toh….. (niru2 jawa padahal ga bisa)..
H. Mahrus Ali, padahal nama tersebut mas tulis berulang2.
Itu tuh penulis buku “Mantan Kiai NU Menggugat” kan H. Mahrus Ali.
Mahrus Ali yang mana lagi? ada lagi gitu? Nulisnya ga sekedar Copas aja kan? hehehehe…………..
–> Belum ada konfirmasi mengenai hal ini. Saya kira ada banyak nama sama, termasuk nama Mahrus Ali. Apakah ada konfirmasi dari Langitan mengenai hal ini?
emang di al umm- nya imam syafi’i ada penjelasan tentang tahlilan ya?
Fatwa Imam Syafi’i tentang Kenduri Arwah, Tahlilan, Yasinan dan Selamatan
http://wahonot.wordpress.com/2008/11/19/fatwa-imam-syafii-tentang-kenduri-arwah-tahlilan-yasinan-dan-selamatan/
atau
http://wahonot.wordpress.com/?s=tahlilan+
Sebaiknya bagi para pengikut sekte Wahaby, silahkan anda baca Kitab karya Tim LBM PCNU Jember tersebut & tonton VCD-nya. Tidak perlu banyak bicara, banyak alasan, atau pun banyak berkilah. Jika anda punya cukup ‘ilmu & nyali’ maka silahkan anda hub: 0331333002. Mari bilangken kepada Syaikh Wahaby Ter’alim se Indonesia, mari kita adakan Debat secara Terbuka, Terhormat, & Bermartabat untuk mencari suatu kebenaran. Jangan hanya berani menda’wahi orang2 awam yang notabene ga tau baca Kitab, bisanya hanya baca terjemahan; itu pun terjemahan yang ditahrif oleh ustadz Wahaby. Kami tunggu….
he he anda cukup nyali,silahkan anda kunjungi situs-situs yang mana telah banyak di bahas tentang hal tersebut selelum buku tersebut beredar,silahkan kunjungi link-link bain di Indonesia ataupun di dunia
http://abusalma.wordpress.com/links/
http://salafiyunpad.wordpress.com/audio-kajian/
Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
–> Bener mas. Makanya .. janganlah bikin buku-buku yang bikin kontroversi.
saya kasihan kepada penulis H. MAHRUS ALI yang sebelumnya KH. MAHRUS ALI (karena mantan jadi huruf “K”nya dibuang)
Kenapa kok ga dipakai aja, apa dipikir karena hanya di NU aja ada Kiai. padahal gelar Kiai itu tidak ada sekolahnya. yang ngangkat dia itu kiai siapa?
cari jalan lain aja untuk cari popularitas ya….
SaudaraKu sebutan Kyai memiliki makna atau pengertian yang banyak,sehingga apa yang telah di jelaskan dalam buku ini bias membawa pembaca apa sebenarnya kyai,…bahkan mengapa kyai sampai ada dipertuhankan,apa sebab dan mengapa silahkan download semoga bs menjadikan sikap Takid yang selama ini bercokol akan terurai,selamat membaca
BilaKyaiMenjadiTuhan
http://www.ziddu.com/download/3235835/BilaKyaiMenjadiTuhanHartonoAhmadJaiz.zip.html
saya mau mencoba untuk berargumen mengenai pendapat abd rahman cs yang mengatakan bahwasanya tahlilan, bacaan sholawat, bacaan dzikir dan lain sebagainya yang biasa dilakukan dan bahkan sudah menjadi rutinitas warga nahdliyyin termasuk minta-minta kepada mayit dalam artian bertawassul adalah sesuatu yang diperbolehkan menurut saya warga nahdliyyin dan mungkin bagi warga nahdliyyin yang lainnya, atau bahkan warga non nahdliyyin pun ada yang berpendapat demikian. anda saudara abd rahman mengatakan bahwasanya
kang Said akil Siraj tidak punya wawasan yang tepat , dia membenar kan buku LBM Jember yang sebagian isinya adalah kesyirikan yaitu minta – minta pada mayat di perbolehkan . Pada hal ia jelas bersebrangan dengan ayat :
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ مَنْ لاَ يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُون
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka?
Tiada satupun dalil yang memperkenankan minta – minta kepada orang mati , dan manakah tuntunannya bila hal itu di perkenankan , apakah bedanya dengan penduduk Jahiliyah yang minta – minta kepada berhala sebagai lambang figur idola yang saleh dengan minta – minta di kuburan seorang tokoh atau wali . Jelas sama .
jawaban saya sebagai seorang muslim muda yang baru mempunyai ilmu sedikit dibandingkan ilmu muslimin yang lainnya, karena saya bukan siapa-siapa, tidak bisa apa-apa dan tidak punya apa-apa.jadi jika ada kalimat atau argumen saya salah, tu murni dari diri saya sendiri, dan jika ada argument saya benar, itu murni dari Allah SWT. sekarang apakah anda, saudara abd rahman tau kalau tidak ada dalil yang memperkenankan berdo’a atau minta-minta kepada orang mati?hal yang biasa dilakukan oleh warga Nu ketika ziarah kubur atau tahlilan atau amaliah lain yang isinya berdoa kepada orang-orang yang telah meninggal dunia yang tidak lain maksudnya bukan meminta kepada mahluk Allah itu (orang yang telah mati), tetapi hakikatnya adalah meminta kepada Allah SWT, sedangkan pembacaan nama nabi ataupun ulama-ulama terdahulu yang telah meninggal dunia dalam sebuah do’a adalah sebagai perantara, dan itu di perbolehkan.dalam qa’idah fiqih dikatakan al umur bimaqosidiha, yang paling penting niat kita tidak menyekutukan Allah.
sebagaimana dalam sebuah hadits dari Anas Rda beliau berkata:Pada suatu malam kaum muslimin mendengar Rasulullah menyeru dekat telaga badar:Hai Abu jahil bin Hisyam, hai Syaibah bin Rabiah, hai Umaiyah bin Khalaf! Adakah kamu menerima ganjaran siksa yang telah dijanjikan Tuhan kepadamu sekalian? Saya sudah menerima apa yang telah dijanjikan Tuhan kepada saya. Sahabat-sahabat ketika itu bertanya kepada Nabi : kenapakah Nabi memanggil orang-orang yang sudah menjadi bangkai?Maka Nabi menjawab:Mereka mendengar apa yang aku ucapkan melebihi dari pendengaran kamu, tetapi mereka tak kuasa menjawabnya” (Hadits Riwayat Nisai-Sunan Nisai juz 4 halaman 110)
Insya Allah…
jadi kalau kita terus menyalahkan dan menganggap salah atau bahkan menganggap sesat kaum muslim yang lain dalam menjalankan ibadah, apakah Allah juga menganggap sesat amal ibadah yang mereka lakukan?apakah hanya amal ibadah anda saja yang benar?apakah anda yakin orang lain itu salah dan anda yang paling benar?ingat di atas langit masih ada langit….Maha Besar Allah yang telah menciptakan manusia dengan berbagai macam pola fikir, dan ini merupaqkan suatu kebanggan tersendiri kalau ummat Islam berkembang pola fikirnya, jadikanlah perbedaan itu suatu jalan persaudaraan, bukan perpecahan. Ingat tujuan kita hidup di dunia hanyalah untuk beribadah kepada Nya….
wallahu a’alam bis showab
BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ SALAFY AHLUSSUNNAH
http://assalafi.wordpress.com/?s=BANTAHAN+TERHADAP+SITUS+DAN+BLOG+PENENTANG+MANHAJ+SALAFY+AHLUSSUNNAH
dan juga
Kelemahan Kisah Al-‘Utbiy tentang Tawassul
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/kelemahan-kisah-al-utbiy-tentang.html
assalamualaikum
kepada yang punya blog ne, gw mo nanya, knp comment gw semalem ga di pasang?pa kata2 gw salah ato kasar?tolong bersikap bijak
–> Wa’alaikum salam wrwb. Komentar yg mana yaa mas? Perasaan saya nggak nyensor punya anda. Kalau telat tayang, mohon maaf .. memang waktu kami kadang terbatas mas.
sebaiknya kalo mau debat pake nama asli ya…..jangan palsu2 gitu…gak gentle…tuh….kayak lempar batu sembunyi tangan…….
Ia mencontohkan perihal ber-tawassul (berdoa melalui perantara) yang dinilai H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) sebagai perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Padahal, para ulama ternama yang menjadi rujukan umat Islam dunia hingga sekarang, juga pernah melakukannya.
koq ke ulama seh??
bukan ke nabi Muhammad??
kan klo ulama belum tentu benar..
–> Benar .. ulama sebagai manusia belum tentu benar. Tetapi mereka lah yang membawa sabda Nabi saw, mereka lah yang lebih mengetahui mengenai al Qur’an, dan hadits baginda Nabi saw.
Kita belajar ttg Al Qur ‘an, akhlak, hadits, sirah Rasul saw adalah dari para ulama pewaris Nabi saw, karena kita telah tak menjumpai baginda Nabi saw. Kita hidup di era jauh sesudahnya.
bagi pemilik blog ini, pelajarilah dahulu dengan benar makna kalimat tauhid….
Emang Tauhid itu apa sih? dan Mas abu belajar tauhid darimana?
bantahan tawasul mungkin ada di sini
http://situs.assunnah.web.id/?s=tawasul
buat para wahabianers (istilah saya aja buat pengikut wahabi) yang gak ngerasa tidak berdaya dengan keringnya dalil, paling2 apologi “Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani”.
maunya ngikut nabi, bagus. tapi kalo cuma baru baca shahih bukhary-muslim trus ngerti terjemah qur’an ngaku ikutan nabi. dusta! itulah pemahaman keagamaan berdasarkan nafsu kehendaknya.
assalamau’alaikum wr.wb
mau ikut2an kasih komentar, bagi sodara2 muslim.sebenarnya menurut syar’i om kita harus tahlil itu setiap saat setiap detik setiap waktu dan setiap hari bahkan kalo ada orang yang anti tahlilan itu hukumnya kafir malah coba antum pikir pakai akal benar gak nich,kadang2 kita ini yang salah tahlil aja harus menunggu ada yang mati dulu baru kita tahlil, itu yang perlu kita benerin yo ra kang. awwalu wajibin ‘alal intsaani ma’rifati ilahi bistiqon: awale sing wajib kanggone wong muslim siang wis mukallaf itu mengerteni karo tuhane kelawan yakin/dalil. monggo mas di nadlor sik dari pada mempermasalahkan tahlilan mending ngaji dulu ilmu tauhid yang jelas2 merupakan fardlu ‘ain itu rosul lho mas muhajir sing dawuh. matur nuwun kang.kenalne aku wong jawa timur paling selatan pase ning sebelahe pondok termas pacitan.wassalam
masukan/saran bagi pemilik blog ini,… pelajari dulu masalah dan makna kalimat tauhid…
benar adanya, bid’ah itu memang memecah belah… mungkin inilah akibat dari amalan taqlid buta… yg biasa dilakukan oleh para pelaku bid’ah…
saya heran, kenapa kalau ada orang yang mempermasalahkan tentang tradisi tahlilan (kenduri arwah).. maka orang2 yg mendukung atau pelaku tradisi tsb merasa terusik… padahal sangat banyak orang2 yg tidak sejutu dg hal tsb…
“indonesia memang mayoritas islam… tetapi apakah kita tahu bahwa jenis islam yg mayoritas di indonesia tsb sebenarnya sangat minoritas di dunia…!!”
kita harus ber-hati2 dg bid’ah,.. krn di indonesia bid’ah itu bersifat sangat halus tetapi sangat memaksa dan akan berakibat fatal bagi orang muslim yg mengkritik, menentang atau tdk mengamalkannya (tdk mengamalkan krn keyakinan muslim tsb dan orang pelaku bid’ah mengetahui alasan tsb), pasti para pelaku bid’ah akan marah.. dan terus menghantamnya… dg membeber keburukan muslim tsb…. sungguh keji akibat dari bid’ah..!!
bahkan mereka akan mati2an lebih membela bid’ah2 mereka daripada membela sunnah dan islam itu sendiri…. ini bisa kita lihat pada penentuan tradisi tahlilan (kenduri2 arwah) yg selalu mereka lakukan…
mari kita pelajari sunnah,… pelajari bid’ah,… dari berbagai buku/sumber… jangan hanya dari satu sumber saja (yg hanya mendukung bid’ah),….
kebanyakan pelaku bid’ah akan menuduh/menuding/menghakimi para pengkritik/penentang bid’ah dengan sebutan2… misal; wahabi,.. antek amerika,.. dan sebagainya.. itu senjata yg biasa mereka gunakan… mereka menamakan jama’ah mereka ahlussunnah waljama’ah… sebenarnya banyak kalangan (ulama salaf) yg mempertanyakan/menertawakan sebutan itu atas jama’ah bid’ah tsb… termasuk saya meskipun saya bukan ulama (hanya seorang muslim biasa)…
sekali lagi saran bagi pemilik blog ini…:
pelajari tauhid,… pelajari sunnah,… pelajari bid’ah,… dari berbagai buku/sumber… jangan hanya dari satu sumber saja (yg hanya mendukung bid’ah),….
karena ternyata sudah sangat banyak bid’ah2 yang selama ini dianggap sunnah…..
–> Saran anda benar .. kami memang masih harus banyak belajar. Namun saran itu tentu saja berlaku umum. Para penuduh/pemvonis bid’ah pun harus banyak belajar juga.
Pelajari dari berbagai buku/sumber… jangan hanya dari satu sumber saja (yg hanya memvonis bid’ah),…. Karena ternyata sudah sangat banyak tuduhan bid’ah2 selama ini, ternyata punya landasan yang kuat di dalam ajaran agama ini. Ada banyak tuduhan bid’ah yang ternyata bukan bid’ah.
Wallahu a’lam.
Sebenernya kita ini hidup di jaman bid’ah…sholat pake peci, sholat apke celana panjang, pak kemeja kadang pake koko….. terus kita mau mengikuti sholatnya Rasul….tapi kita hidup di jaman sekarang..lantas darimana kita belajar……mempelajari hadist dan menterjemahkan alquran dengan terjemahan dari depag? dengan asumsi sndiri….ingat di dalam Alquran dan Hadist bukan sekedar makna yang tersurat aja, tapi ada makna yan tersirat….harus tahu bahasa arab (nahwu-sharaf)tahu asbabunnuzul, tahu ilmu mempelajari hadist…..apa kita hanya berpatokan dengan hadist BUkhori-Muslim saja? lantas perawi lain yang shoheh dan hasan mau dikemanakan?…….. belajar harus safahi (dari mulut ke mulut) bukan belajar dari buku terus dipahami sendiri….seperti halnya dengan Qunut yang katanya Bid’ah…..apakah mereka berani mengklaim Imam Syafii adalah ahli bid’ah? padahal Imam Syafii belajar turun temurun dari Sayyidina Umar terus ke shohabat yang lain sampai tabiin dst….. Sayyidina Umar sendiri pernah bicara bahwa shalat Tarawih yang Beliau perintah untuk berjamaah adalah bid’ah (hasanah) apakah Sayyidina Umar ini ahli bid’ah? nah….sebaiknya belajar ada guru yang berpatokan secara safahi karena ada jalurnya….. bukan belajar sendiri dengan terjemahan..karena bisa2 dia menyekutukan Allah dengan pikirannnya sendiri….. Maaf kalo ini kurang berkenan…..
mungkin nda bisa memahami apa yang di maksudkan bid’ah silahkan download di
http://www.radiorodja.com/category/bidah
Gak datang debat bukan berarti penakut.tetapi percuma datang mana kala hati pikiran sama-sama tertutup. Jika memang Ust. Mahrus Ali datang di arena debat saya yakin teras NU gak mau membuka diri. pasti mempertahankan akidahnya, dengan demikian saya yakin tidak akan ada titik temu.Tokoh NU pasti matia-matian mempertahankan pendapatnya, jika tidak dapat mempertahankan berarti mengakui kebenaran K.H. Mahrus Ali..nah dengan demikian apa yang disampaikan selama ini kepada ummat salah dong…Tahilan salah, tawasul salah, istigitsah salah dll. malu kan jika harus meninggalkan itu semua. Makanya aku memahmi tindakan H. Mahrus Ali yg gak datang. itu tepat.
–> Nggak datang itu yaa gak datang. Alasannya, hanya ybs yang tahu. Tak usahlah mengarang-ngarang cerita alasan ini itu. Kalau ttg amalan.. wajar saja masing-masing mempertahankan pendapatnya. Justru dari forum itu diharapkan diungkapkan dalil masing-masing. Tak tercapai titik temu tak masalah, karena forum itu memang bukan untuk mencapai titik temu.
saya sependapat silahkan bantah toh dalam media seperti ini sudah banyak di diskusikan,silahkan kita merdeka menilai suatu perbedakaan pendapat tinggal kita lihat hujah mana yang ilmiah, enak kan,dan kita jangan merasa apa pendapat kita mutlak benar tanpa pertimbangan kelompok lain.
yap benar,tanpa promosi ke web lain,..
tanpa gampang dan mudah nya melemparkan kata2 bid’ah,musyrik,kuburiyyun,dll padahal…yg sering melemparkan kata2 tsb nggak mudeng/faham secara mendalam apa yg di lontarkannya tsb,lebih baik diam atau tanya,dan bertanya…
seharusnya kalo kasih komentar jangan pake nama samaran dong…..gak gentle tuh…. menanggapi buku mantan kyai NU menggugat…..harus diadakan forum debat di Jakarta aja…panggil penulisnya…. saya pengen lihat apakah dia berani mengharamkan keempat mazhab besar itu…….
debat dengan cara demikian terkadang ada kebaikan namun juga beburukan begi penulis,mengapa bagi orang awam biasanya akan lebih menggunakan adab yang kurang sopan bahkan mungkin intimidasi terhadap penulis/teror,saya sependapat bantahan bs buku dengan buku,hujah dengan hujah dll mungkin sebagai contoh silahkan kunjungi bantahan?rudud
http://abusalma.wordpress.com/maktabah-library/
Assalamualikum..
OOOH ternyata banyak juga SALAPY yang nongkrong di blog ini..
Bagi para Salapy yoon… (maaf kalo salah ketik..)
Saya berfikir SalapY harus lebih intropeksi kedalam sebelom menengok keluar…
Artnya benahi dulu da’wah Internal Salapy..
Antar Syaikhnya saja saling menghujat (padahal sama-sama salapy)…
Aapa lagi sesama Ustadnya… 🙂
Ironis sekali,,,
ini satu saran yang baik asal tidak katakan para ulama dahulu tidak berselisih,saling saling berperang karena islam ga benar.
saudara ku,
perselisihan pda umat ini tidak bisa dipungkiri selama perselisihan tersebut sebatas perselisihan yang di bolehkan,bukan imam yang empat pun saling berselisih?namun perlu diketaui perselisihan mereka tidak sampai mengeluarkan dari Ahlu Sunnah.
selnjutnya pahami
Benarkah As Salafiyun suka berpecah belah..?
http://adiabdullah.wordpress.com/2007/11/01/benarkah-as-salafiyun-suka-berpecah-belah/
atau anda bs kunjungi
http://alqiyamah.wordpress.com
wah2, mas/mbk uut ni pembela wahabi sejati, saya acungi jempol,tapi begitu liat anda bw2 nama al albani sebagai rujukan, buat saya (saya lho!!!bkn org lain)sudah gugur prestige anda,sori lho ya,sdh terlalu banyak kontradiksi yang banyak dibahas ulama2 tentang al albani ini, hingga ratusan, bahkan dalam satu kitab ada sampai 1200, bahkan salah satu ulama wahabi sendiri pernah menyanggah keterangan albani tentang 2 adzan di hari Jumat. msh bisakah dibuat hujjah? cpk deeh…., o iya dalam salah satu pengantar ust.Mahrus Aly ada kalimat yg k lo di rangkum scr bebas jd “…amal2 bi`dah yg tidak pernah dilakukan warga Muhammadiyah, orang2 Mekkah-Madinah yang sdh jelas lebih dekat ke shohihan hadits nya….”, bagi anda yang setidaknya pernah membaca sejarah Islam, pertanyaan saya gampang, apa sekarang penguasa di Saudi Arabia murni merupakan penerus ke khalifahan dari rasul? bukannya pendukung utama wahabi adalah raja Ibnu Saud yang di dalam banyak buku sejarah merupakan sahabat Inggris ya?, CMIIW, janganlah dikit2 anda bilang “orang2 di Mekkah_Madinah gak pernah melakukan ini dan itu”,belajar sejarah bos!!!!
gak sa berdebat, ngomong sama orang wahabi si ga da perlunya malah nambah dosa, mending amalin saja amalan-amalan dari yang diajarin guru-guru kita yang sudah terbukti kesholehannya daripada orang2 wahabi tesebut, mereka terlalu memaksanakan kebenaran mereka dan tidak mau menghargai perbedaan, setiap amalan dan ritual ibadah orang NU juga punya pedoman dan pegangan dan tidak ngawur, malah yang saya kira ngawur ya orang wahabi tersebut. Apakah islam harus kaku seperti orang wahabi tersebut, apakah orang wahabi juga tidak melihat orang – orang islam di bagian dunia lain yang juga mempunyai perbedaan dengan mereka, apakah faham wahabi mutlak dan paling benar, sekarang yang penting adalah mari kita lestarikan TAHLILAN, YASIINAN, ISTIGHOSAHAN, MANAQIBAN, DIBA’AN, TADARUSSAN, QUNUT, dan amalan – amalan khas orang NU. jangan terpengaruh dengan propaganda dan hasutan mereka. semoga Allah meridhoi amalan-amalan KYAI-KYAI NU dan orang-orang NU semua. Amin.
Khoirur Rozi ente ini salah faham,saya hanya kasih info aja terserah anda,dan saya sependapat dengan anda ga perlu berdebat meri tingkatkan keilmuan sehingga kita tidak hanya manut aja tanpa kroscek dari apa yang kita ilmui/taklid,dan saya bukan mba’ tapi mas tahu ilmu ghoib ya?he..he..,saya tulen orang yang dahulunya seperti anda selama di Jombang,namun saya baru sadari bs jadi kebenaran ada orang lain,kelompok lain ,selanjutnya info aja jangan menutup diri dari ilmu silahkan simak
E-book gratis buat di download.
1. SITTU DUROR
2. ALWAJIZ FIL MANHAJ
3. BULUGHUL MARAM
4. RIYADUSH SHALIHIN BUKU 1
5. RIYADUSH SHALIHIN BUKU 2
6. FATHUL BAARI JILID 1
7. FATHUL BAARI JILID 2
8. FATHUL BAARI JILID 3
9. AL BIDAYAH WAN NIHAYAH
10. TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 1
11. TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 2
12. TAFSIR IBNU KATSIR JUZ 3
13. AT TARGHIB WAT TARHIB
http://bukuislamonline.wordpress.com/e-book-gratis/
saya juga heran sama perilaku orang-orang wahabi seperti mbak uut ni, fahamnya seolah-olah paling benar tapi perilakunya ya ……. sama saja. bos !! ga sa diurusin, mending kita amalin saja ajaran-ajaran dari guru – guru kita. di kasih dalil atau pendapat sampai mulut kita berbusa, kagak mempan. karena orang seperti mbak uut ni suka berdebat daripada beramal sholeh seperti yang kita lakukan, saya mau tanya sm mbak uut ni, mbak uut bisa memeluk agama Islam lantaran siapa ya ? mungkin mbak uut memeluk islam dari Nabi Muhammad langsung ya, nggak pakai pelantaran guru-guru n nggak pakai pelantaran wali-wali yang telah berjasa besar. CAPEXXXXX de !!!!!!, mending mbak uut berdakwah saja di wilayah yang belum ada orang islamnya, ingat mbak uut !! saya mau ikut faham mbak uut jika mbak uut bisa jamin amalan ibadah saya bisa diterima Allah dan saya masuk surga, bagaimana mbak uut ????
tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bs di pahami bantahanya di
http://belasalafy.wordpress.com/category/wahabi/
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sekedar sharing saja, Saya jadi teringat ceramahnya Ust Zainal Abidin, beliau dulu mondok di pesantren tambak beras jombang, miliknya pamannya gusdur,
Memang sebelum lulus itu sudah di doktrin, hati-hati terhadap
Ibnu Taimiyah, beliau adalah tokoh khawarij
Ibnul Jauzi, beliau tokoh syiah rafidhah
Syaikh Muhammad ibnul Wahhab, beliau adalah tokoh Wahabi,
Jadi kebencian kepada wahabi ini sudah ditanamkan oleh kyai-kyai mereka, padahal semua orang yang disebut tadi adalah tokoh-tokoh ulama ahlu sunnah, dengan memegang pemahaman para sahabat (salafus shalih)
Jadi setinggi apapun dan selama apapun, kalau doktrin itu yang dipegang, ya tetep jadi NU tulen..
sampai-sampai kalau mau berangkat ibadah haji sudah diwanti-wanti, awas, anda akan mendatangi negara wahabi, seakan-akan wahabi itu adalah momok yang harus ditakuti…
Untuk mengenal wahabi lebih dekat, bisa klik link berikut:
http://salafytaubat.wordpress.com/
http://salafitobat.wordpress.com/
http://salafitaubat.wordpress.com/
Mudah-mudahan bermanfaat….
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sekedar sharing saja, Saya jadi teringat ceramahnya Ust Zainal Abidin, beliau dulu mondok di pesantren tambak beras jombang, miliknya pamannya gusdur,
Memang sebelum lulus itu sudah di doktrin, hati-hati terhadap
Ibnu Taimiyah, beliau adalah tokoh khawarij
Ibnul Jauzi, beliau tokoh syiah rafidhah
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau adalah tokoh Wahabi,
Jadi kebencian kepada wahabi ini sudah ditanamkan oleh kyai-kyai mereka, padahal semua orang yang disebut tadi adalah tokoh-tokoh ulama ahlu sunnah, dengan memegang pemahaman para sahabat (salafus shalih)
Jadi setinggi apapun dan selama apapun, kalau doktrin itu yang dipegang, ya tetep jadi NU tulen..
sampai-sampai kalau mau berangkat ibadah haji sudah diwanti-wanti, awas, anda akan mendatangi negara wahabi, seakan-akan wahabi itu adalah momok yang harus ditakuti…
Untuk mengenal wahabi lebih dekat, bisa klik link berikut:
http://salafytaubat.wordpress.com/
http://salafitobat.wordpress.com/
http://salafitaubat.wordpress.com/
Mudah-mudahan bermanfaat….
maaf, bagi admin blog ini, yang bener adalah coment saya yang ini, yang sebelumnya tlg dihapus, ada salah tulis, yaitu pada kata Ibnul jauzi, yg benar adalah ibnul qayim aljauzi, terimakasih …..
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sekedar sharing saja, Saya jadi teringat ceramahnya Ust Zainal Abidin, beliau dulu mondok di pesantren tambak beras jombang, miliknya pamannya gusdur,
Memang sebelum lulus itu sudah di doktrin, hati-hati terhadap
Ibnu Taimiyah, beliau adalah tokoh khawarij
Ibnul Qayim Aljauzi, beliau tokoh syiah rafidhah
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau adalah tokoh Wahabi,
Jadi kebencian kepada wahabi ini sudah ditanamkan oleh kyai-kyai mereka, padahal semua orang yang disebut tadi adalah tokoh-tokoh ulama ahlu sunnah, dengan memegang pemahaman para sahabat (salafus shalih)
Jadi setinggi apapun dan selama apapun, kalau doktrin itu yang dipegang, ya tetep jadi NU tulen..
sampai-sampai kalau mau berangkat ibadah haji sudah diwanti-wanti, awas, anda akan mendatangi negara wahabi, seakan-akan wahabi itu adalah momok yang harus ditakuti…
Untuk mengenal wahabi lebih dekat, bisa klik link berikut:
http://salafytaubat.wordpress.com/
http://salafitobat.wordpress.com/
http://salafitaubat.wordpress.com/
Mudah-mudahan bermanfaat….
–> Wa’alaikum salam wrwb. Supaya tak dianggap sekedar taklid buta, tahukah anda siapakah Ibnul jauzi dan siapakah ibnul qayim aljauzi?
adapun bantahan dari situs tersebut bs anda jumpai di
http://belasalafy.wordpress.com/category/wahabi/
atau
http://www.darussalaf.or.id/search.php
kalau ingin kenal lbh dekat dengan Ust Zainal Abidin yang di maksud Abu Abdillah bs kunjungi
http://video.google.com/videosearch?oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=Ust+Zainal+Abidin&um=1&ie=UTF-8&ei=IjbuSoylLJWOkQW_zrWJDw&sa=X&oi=video_result_group&ct=title&resnum=4&ved=0CBsQqwQwAw#oe=UTF-8&sourceid=navclient&gfns=1&q=Ust+Zainal+Abidin&um=1&ie=UTF-8&ei=IjbuSoylLJWOkQW_zrWJDw&sa=X&oi=video_result_group&ct=title&resnum=4&ved=0CBsQqwQwAw&start=0
lebih lenkap Download Audio Kajian beliau Ustadz Zainal Abidin ada di
Kupas Tuntas Maulid Nabi & Tahlilan
Membantah Tuduhan Syubhat Terhadap Salaf
http://alqiyamah.wordpress.com/2008/10/04/ustadz-zainal-abidin/
Download Audio Kajian (Dari Berbagai Sumber) :
http://alqiyamah.wordpress.com/audio/
Sejak di masa Rasul dahulu menyampaikan yang Sunnah pasti mendapat tantangan yang berat. Nabi Muhammah SAW sendiripun dalam berda’wah pernah dibilang tukang sihir bahkan orang gila. Oleh karena itu tanpa berpihak kemanapun selama yang disampaikan dari Al Quran dan Sunnah yang shahih tidak ada alasan untuk menolaknya. Kepada KH Mahrus Ali supaya tetaplah istiqomah dalam berda’wah. Karena yang berani menolak kebenaran hanyalah orang yang menuhankan hawa nafsunya. Salam hangat!
belajar…belar……belajar…………
tidak ada kebenaran mutlak di dunia…..kebenaran itu relatif………
klo nurut lu bener belum tentu menurut orang lain bener……………
banyak orang sekarang yang menuruti egonya sendiri, sehingga apa yang yang diyakininya dianggap paling benar orang lain salah. Karena menuruti hawa nafsunya sehingga menganggap apa yg ia dakwakan paling paling sesuai dengan Alquran dan Hadist yang lain tidak. Yakini apa yg saudara yakini Tapi jangan Mencaci Apa Yang Diyakini oleh SAudara Muslim YAng lain.
SALAM SALAM SALAM HANGAT HANGAT HANGAT
Renungan bagi para penghujat wahabi,
Apakah anda paham bahasa Arab?
Apa arti wahabi?
Ketahuilah, “wahab” adalah salah satu di antara nama dan sifat Allah,
Wahabi, berarti pengikut Allah, jadi silahkan pembaca menilai sendiri, bagaimana orang yang mencela para pengikut Allah?
Trus, kalau orang-orang yang menghujat atau mencela wahabi itu termasuk pengikut siapa?
–> ralat. Di sini tidak menghujat, tetapi mengungkap fakta sejarah berdasar sumber akurat. Fakta dan sepak terjang syaikh muhammad ibn abdul wahhab dan para pengikutnya.
Pantas kalau ada yang menjadi jemaat Eden, karena mereka akan dijamin masuk Eden (surga).
hari ahad tanggal 04 April 2010 ada dialog “Mantan Kyai NU”oleh Ustadz Mahrus.Semua yang beliau sampaikan susuai hukum dan ada dasarnya.Pembahasannya tidak ngalor ngidul jawabah hadirin juga sesuai dengan apa adanya.Bahwa dalam Berzanzi ada kalimat syirik yang orang-orang bellum ngerti.Marilah kita sebagai masyarakat yang cerdas melihat sesuatu itu jangan sebelah mata.Jangan taklid buta,apa katanya kyai itulah yang dianggap paling benar.padahal belum tentu bahkan kebanyakan tidak ada yang mendasari hukum-hukumnya.Ciri-ciri jawabannya bahwa suatu itu baik dilakukan dimanapun kapanpun juga baik padahal belum tentu,sehingga masyarakat kita tidak ngerti hukumnya dalilnya yang benar.Pak Mahrus InsyaAlloh orangnya bertanggungjawab atas tulisannya,Beliau selalu meminta pada pembaca atau semua yang baca bukunya untuk menunjukkan mana yang salah dalam penulisannnya.Beliau welcome tapi jangan emosi.saya baca diatas bahwa Pak Mahrus tidak hadir dalam diskusi alasannya kurang tepat.coba cari tempat yang netral aman jauh dari emosi temukan kyai-kyai NU dengan Beliau untuk berdiskusi,kita akan lihat siapa yang bisa menempatkan suatu hukum yang sesuai dengan quran hadits.
–> Di blog ini pula .. ada terjemahan maulid barzanji. Silakan anda cari via search di pojok kanan atas.
Dan silakan anda simak pula .. yang manakah kalimat syiriknya. Jika tuduhan itu tak terbukti .. ketahuilah .. kalian telah memfitnah saudara kalian sesama muslim. Dan pengadilan Allah di akhirat adalah pengadian yang Maha Adil.
sudah ada buku tentang bantahan beliau lho ayo beli aja sebagai pembanding,debat di sini sebagai awal mencari kebenaran aja
Mantan Kyai NU Bongkar Habis Kasidah Syirik yang Bersarang di LingKungannya
Sekilas isi buku:
Pada saat ini, ritual Burdahan, Diba-an serta Qasidahan telah disosialisasikan oleh orang-orang yang tidak takut dengan adzab Allah Mereka lebih takut kewibawaan serta popularitasnya luntur dan tidak diakui lagi oleh santri dan jamiahnya. Bahkan akhir-akhir ini menjadi ritual wajib dalam acara-acara : Maulid Nabi Muhammad, Pesta Perkawinan, Berangkat dan Pulang Haji, Kelahiran Anak, Aqiqoh, Khitanan, Pindah Rumah dll. Subhanallah ! Andaikan para Kiai, Habaib dan Ustadz serta juga Tokoh Ummat mau menyadari dan faham betul arti dan makna yang terkandung dalam Syair-Syair Qasidah Cinta yang berlebihan yang ditujukan kepada Rasulullah dan para Aulia (kekasih Allah) itu banyak berlumuran dengan kalimat-kalimat Syirik dan kufur kepada Allah . Dan andaikan beliau juga mau Jujur dan mau menjelaskan hal yangsebenarnya apa yang telah terlanjur diajarkan kepada para santri khususnya dan jami’ah pada umumnya, niscaya Umat Islam khususnya di Indonesia akan terbebas 100% (seratus prosen) dari ajaran-ajaran Tahayul, Bidah, Kurafat, Syirik dan kufur kepada Allah , Insya Allah mereka pasti akan beramaliah dan beribadah sesuai dengan apa yang telah dituntunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah yang shohih. Kiprah H. Mahrus Ali ini perlu didukung, karena Beliau berani menentang arus budaya yang telah mengakar pada keluarga besar dan komunitasnya, yang dengan ini beliau siap menerima konsekwensi ditinggalkan Kiai, Santri dan Jamiahnya, Bahkan dianggap Stress dan Gila oleh tetangga dan kerabatnya, serta siap meletakkan gelar Kiai dan rela mendapat gelar baru Mantan Kiai.
http://buku-islam.com/detail.php?item_id=1560#
http://www.etalasemuslim.com/advanced_search_result.php?search_in_description=1&keywords=H.+Mahrus+Ali&Submit=Cari+!
To. Uu dkk
Anda boleh menganggap bahwa karya tulis Mahrus Ali adalah benar dan bahkan mungkin anda menganggap ia merupakan kebenaran yang ditunggu-tunggu selama ini. Itu adalah hak anda.
Sekarang ini memang sulit untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pemahaman Islam yang lebih mendekati kebenaran, hal ini disebsbkan begitu gencarnya propaganda kaum Wahhaby untuk menjajakan pemikirannya.
Orang awam – dan insya Allah termasuk anda – adalah orang yang sangat mudah terpengaruh dengan Propaganda Wahhaby, karena minimnya bacaan anda tentang keislaman. Anda tidak mengenal pemahaman tentang Islam oleh para Ulama Islam sebelum Wahhaby muncul , yang semuanya bersumber pada Al-quran dan Sunnah. Para Ulama Islam yang benar-2 tahu tantang Quran dan Sunnah (spt. Ibnu Hajar, al-Syaukani dll), mereka tidak mudah menuduh Mubtadi’, Musyrik dll, karena mereka tahu kontek ayat dan hadits tersebut.
Begitu Wahhaby muncul dengan kerdilnya pemahaman, maka mucullah banyak fitnah, terkoyaklah ikatan ukhuwwah dan terputuslah tali silaturrahim. Bagi yang memahami ini tentu saja akan menganggap kedatangan wahhaby -termasuk Mahrus Ali dg Fahamnya sekarang – sebagai bencana yang melanda umat ini.
Sulit rasanya untuk memalingkan orang yang banyak mengetahui tentang islam untuk terpengaruh dengan faham Wahhaby, mereka yang pernah membaca karya para Ulama Islam, sulit rasanya untuk terpengaruh dengan karya tulis Robi’ bin Hadi, Utsaimin, Jamil Zainu, Bin Baz dan para Wahhabiyyun lainnya yang dari karya tulisnya menunjukkan kurang matangnya pemahaman. Dalam satu kitab saja kita mendapatkan banyak kontradiksi pernyataan.
Banyaklah anda membaca, saya kasihan kalau anda menjadi korban.
–> Terima kasih. Hadits berikut semoga dijadikan cermin,
Kini di akhir zaman .. telah muncul sebuah kelompok (kaum) yang berciri sebagaimana sabda kanjeng Nabi saw di atas. Sekelompok kaum yang suka menghina dan mencaci maki sesama muslim. Ternyata justru Dajjal yang akan bersama mereka. Anda tahu kelompok dari mana itu.
semoga Allah selalu menunjuki dan melindungi kita .. amien.
menurut saya yang terpenting kita harus meluruskan hal hal yang bukan merupakan sunnah rasul, apakah amalan amalan mereka sudah sesuai dengan rasul??
sebenarnya banyak para muslim indonesia yang sudah naik haji dan apakah disana amalan dan doa sudah sesuai dengan ajaran islam yang terdapat di indonesia??? tanyakan saja sendiri jika memang mereka jujur pasti ajaran tentang sholawat, isthighosah tak pernah ada saat mereka beribadah haji bahkan selesai sholat berjama’ah tidak ada yang berdoa bersama melainkan berdoa secara sendiri-sendiri..
adapun hadis tentang pengertian bid’ah yang tidak sesuai dengan tuntunan rasulullah adalah
1. Diriwayatkan dari Aisyah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Barangsiapa membuat perkara baru dalam agama kami yang bukan darinya, maka hal itu tertolak.” Hadits shahih.
====================================================
2. Diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak terdapat padanya perkara kami, maka hal itu tertolak.”
Hadits ini oleh para ulama dikategorikan sebagai sepertiga dari ajaran Islam, karena mencakup segi-segi pengingkaran terhadap perintah Nabi SAW, baik dalam masalah bid’ah maupun kemaksiatan.
====================================================
3. Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah SAW bersabda (dalam khutbah beliau),
Amma ba’du, sesungguhnya perkataan yang paling baik adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah yang baru (dibuat-buat dalam agama) dan setiap bid’ah adalah sesat”
====================================================
4. Diriwayatkan oleh Muslim dari jalur yang lain, ia berkata: Rasulullah SAW pernah berkhutbah dihadapan khalayak ramai, beliau memuji Allah dan mengagungkan-Nya sesuai keberadaan-Nya, kemudian bersabda,
“Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah yang baru —dalam agama— dan setiap yang baru adalah bid’ah.”
====================================================
5. Diriwayatkan oleh An-Nasa’i, bahwa Rasulullah bersabda,
“Setiap yang baru adalah bid ah dan setiap yang bid’ah (tempatnya) di dalam neraka.”
Disebutkan bahwa Umar pernah berkhutbah dengan khutbah tersebut.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud —dengan riwayat yang mauquf dan marfu’—, bahwa ia berkhutbah, “Sesungguhnya keduanya adalah dua perkara —perkataan dan petunjuk— maka sebaik-baik perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Ketahuilah, kamu hendaknya menjauhi perkara-perkara yang baru, karena seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru dan setiap yang baru adalah bid’ah.”
====================================================
6. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah —secara marfu’— dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
” Berhati-hatilah kamu terhadap perkara-perkara yang baru. Sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru, setiap yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.”
====================================================
7. Diriwayatkan dari Khudzaifah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah akan terjadi keburukan setelah kebaikan sekarang ini?” Beliau menjawab,
” Ya, akan ada suatu kaum yang mengikuti sunnah yang bukan Sunnahku dan mengikuti petunjuk yang bukan petunjukku.” la bertanya lagi, “Apakah setelah keburukan tersebut terjadi keburukan yang lebih buruk lagi?” Beliau bersabda, ” Ya, seruan menuju neraka Jahanam, dan barangsiapa yang mengikutinya pasti akan menceburkannya ke dalamnya (neraka Jahanam).” Dia bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah sifat-sifat mereka untuk kami?” Beliau bersabda, ” Tentu. Mereka berasal dari bangsa kita dan berbicara dengan bahasa kita.” Dia bertanya kembali, “Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku mendapatkan perkara tersebut?” Beliau menjawab, “Berpegang teguhlah pada jamaah kaum muslim dan imam mereka.” Dia berkata, “Jika tidak ada seorang imam atau jamaah?” Beliau menjawab, ” Tinggalkanlah kelompok-kelompok tersebut semuanya meskipun kamu harus menggigit akar pohon hingga tiba ajalmu dan kamu tetap pada pendirianmu itu.” Hadits shahih.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dari jalur yang lain.
bahkan dalam hadist lain menyebutkan bahwa satu-satunya golongan yang akan selamat kelak adalah golongan “Ahlussunnah wal Jamaah.”
hadistnya sebagai berikut:
“Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu.” Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: “Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: ” Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
–> Terima kasih. Hadits anda banyak .. namun maaf .. isinya hanya satu macam. Anda melupakan (atau tidak tahu) ada hadits-hadits yang lain mengenai perkara-perkara baru yang juga berasal dari kanjeng Nabi saw. Salah satunya ada di kiri atas blog ini,
Jika anda merintis sebuah pengajian malam ahad (misalnya) di lingkungan anda, maka anda akan mendapat pahala dari perintisan tersebut, dan juga pahala dari orang-orang (teman-teman) yang mengikuti pengajian rintisan anda setelahnya tanpa mengurangi sedikitpun pahala teman-teman anda. Inilah amal jariyah. Ingat .. tidak ada hadits Nabi saw yang menyuruh umatnya untuk pengajian tiap malam minggu. Jadi ini adalah perkara baru. Dan pengajian itu termasuk ibadah (sunnah). Hal yang serupa adalah jamaah yasinan malam jumat, tahlilan, istighosah, shalawatan, maulid, dlsb. Semuanya perkara baru.
Mengenai hadits-hadits anda di atas (maaf tidak saya tulis lagi), Imam Syafii menerangkan bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela). Yang sejalan dg sunnah maka ia terpuji, dan yg tidak selaras dengan sunnah adalah tercela. Hal ini mengakomodasi ucapan sayidina Umar bin Khattab ra mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid’ah”.
Saya kira sayidina Umar ra lebih tahu makna perkara baru/bid’ah yang dimaksud oleh baginda Nabi saw, dari pada kita-kita ini yang hidup ribuan tahun setelahnya. Imam Syafi’i telah menerangkannya dengan mengakomodasi perkataan sayidina Umar ra di atas. Semoga anda tak membantahnya.
Dan ketika sahabat Muadz akan di utus ke Yaman, kanjeng Rasul saw telah meramalkan akan ada perkara-perkara baru yang dijumpai oleh sahabat Muadz,
Hadits ini diterima dan dipergunakan hujah oleh sebagian besar para ulama ahli hadits dan ahli ushul fiqh. Perhatikan bagaimana ketika sahabat Muadz itu menjumpai perkara-perkara yang tak diketemukan di Al Qur’an dan sunnah Rasul. Beliau tidak mem-vonis semuanya sbg bid’ah sesat. Namun menelitinya terlebih dahulu, karena ada perkara baru yang sesuai sunnah, ada pula yang setelah ditelaah ternyata bertentangan dengan sunnah. Dan baginda Rasulullah saw pun menyetujuinya.
Ada banyak budaya dan perbuatan yang belum dikenal. Itu semua perkara baru bagi masyarakat Madinah ketika itu. Yaman berbeda dengan Hijaz. Demikian pula ketika dakwah islam menyebar ke seluruh dunia, akan lebih banyak perkara baru yang dijumpai. Mesir, Andalusia, Eropa, Irak, India, Cina, Melayu dan Indonesia. Ke semuanya bukan bangsa Arab. Penyelesaiannya mudah saja … yang sesuai / tidak bertentangan dengan sunnah maka itu boleh terus, yang bertentangan dengan sunnah maka dihentikan.
Maka bukalah mata anda. Saya harap jika anda menjumpai perkara baru, maka jangan langsung vonis sesat. Seperti para muslim indonesia yang berdoa dgn bahasa daerah (bukan bhs Arab, yang pasti tak diajarkan Nabi saw). Atau ber-istighosah,dll. Namun teliti-lah akarnya berdasar dalil-dalil dari ajaran islam (Q H). Jika melenceng dari ajaran islam, tunjukkan di mana penyelewengannya. Bukan asal ngawur saja .. jika tak ada di zaman Nabi saw maka langsung sesat.
Maaf kl ada kesalahan. Wallahu a’lam.
kalau bisa transfer pahala lewat tahlilan atau yang lainnya, trus… bisa gak ya kalau transfer dosa? he..he..
kalau stock dosa… banyak. stock pahala yg sedikit kan sayang kalau ditransfer ke org lain
@Robi Pratama
Bersedekah, shoum, haji atas nama orang yang sudah wafat adalah hal yang hampir disepakati oleh umat Islam, termasuk Ibnu Taymiyah, Ibnul Qoyyim dan wahhaby yang di saudi sana. Karena hal tersebut dijelaskan dalam hadits Nabi yang sahih.
Adanya Faham lokal yang tidak setuju dengan praktek tersebut, saya kurang tahu bagaimana mereka menjadikan Quran dan Sunnah sebagai dalil. Dan tentu saja akan lebih mengherankan kalau orang semacam ini berkoar koar ” Mari kita kembali pada Qur’an dan Sunnah !”
Apakah orang orang semacam ini termasuk orang yang nggak mudeng dengan yang ia bicarakan (kamatsalil himari yahmilu asfaaroo ) ? Wallahu a’lam
–>
buat M. Abdullah Hbib
maaf pak/mas, saya adalah org yg baru mau belajar dan beramal (sampe masuk blog ini juga dlm rangka tersebut), modal awal saya saat ini adalah logika. logikanya begini : kalau bisa transefer pahala (dalil2nya sdh ada di atas) tentunya juga bisa transfer dosa. trus..jujur saja saya merasa rugi setiap kali menghadiri undangan tahlilan/haulan disuruh meniatkan pahalanya buat org lain (apalagi org2 yg gak pernah saya kenal samasekali)dan ditukar dgn sepiring makanan. sebagai org yg baru mau belajar dan beramal sudah pasti banyak dosa dari pada pahalanya makanya saya lebih memilih transfer dosa (kalau bisa)daripada transfer pahala.
mohon saya diberi penjelasan kalau bisa transfer dosa apa dalilnya? kalau gak bisa juga apa dalilnya? mohon dimaklumi kalau saya kurang sopan.
–> Saya kira dalil yang ditampilkan di #58 cukup jelas. Baik transfer pahala atau dosa (istilah anda), kedua-duanya berlaku,
Allah swt Maha Kuasa dalam segala sesuatu. Dengan logika pula, di zaman modern ini sudah ada fotocopy (atau anda dapat melakukan copy-paste artikel dengan hasil yang sama persis). Bukankah hasil copy-an itu sama persis dengan aslinya? Ya. Berkurangkah artikel aslinya? No.
Maaf kalau ada kesalahan. Wallahu a’lam.
kalau pahala bisa dikirim, maka orang2 yg tidak pernah sholatpun bisa habis dosanya,itu bukan berarti pahala di ibaratkan seperti kertas dan mesin fotocopy.
enak benar tinggal suruh orang banyak untuk kirim pahalanya,
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Arti : Barangsiapa mengadakan hal yg baru yg bukan dari kami maka peruntukan tertolak”.
Dan dalam riwayat lain disebutkan :
“Arti : Barangsiapa beramal suatu amalan yg tdk didasari oleh urusan kami maka amalan tertolak”.
Maka hadits tersebut menunjukkan bahwa segala yg diada-adakan dalam Ad-Dien (Islam) ialah bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat dan tertolak.
Catatan :
Orang yg membagi bid’ah menjadi bid’ah hasanah (baik) dan bid’ah syayyiah (jelek) ialah salah dan menyelesihi sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Arti : Sesungguh setiap bentuk bid’ah ialah sesat”.
Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghukumi semua bentuk bid’ah itu ialah sesat ; dan orang ini (yg membagi bid’ah) mengatakan tdk setiap bid’ah itu sesat, tapi ada bid’ah yg baik !
Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan dalam kitab “Syarh Arba’in” mengenai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap bid’ah ialah sesat”, mrpk (perkataan yg mencakup keseluruhan) tdk ada sesuatupun yg keluar dari kalimat tersebut dan itu mrpk dasar dari dasar Ad-Dien, yg senada dgn sabda : “Arti : Barangsiapa mengadakan hal baru yg bukan dari urusan kami, maka peruntukan ditolak”. Jadi setiap orang yg mengada-ada sesuatu kemudian menisbahkan kpd Ad-Dien, padahal tdk ada dasar dalam Ad-Dien sebagai rujukannya, maka orang itu sesat, dan Islam berlepas diri dari ; baik pada masalah-masalah aqidah, peruntukan atau perkataan-perkataan, baik lahir maupun batin.
Dan mereka itu tdk mempunyai dalil atas apa yg mereka katakan bahwa bid’ah itu ada yg baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu pada shalat Tarawih : “Sebaik-baik bid’ah ialah ini”, juga mereka berkata : “Sesungguh telah ada hal-hal baru (pada Islam ini)”, yg tdk diingkari oleh ulama salaf, seperti mengumpulkan Al-Qur’an menjadi satu kitab, juga penulisan hadits dan penyusunannya”.
Adapun jawaban terhadap mereka ialah : bahwa sesungguh masalah-masalah ini ada rujukan dalam syari’at, jadi bukan diada-adakan. Dan ucapan Umar Radhiyallahu ‘anhu : “Sebaik-baik bid’ah ialah ini”, maksud ialah bid’ah menurut bahasa dan bukan bid’ah menurut syariat. Apa saja yg ada dalil dalam syariat sebagai rujukan jika dikatakan “itu bid’ah” maksud ialah bid’ah menurut arti bahasa bukan menurut syari’at, krn bid’ah menurut syariat itu tdk ada dasar dalam syariat sebagai rujukannya.
To : Roby Pratama
Saya tidak menggunakan istilah tranver Pahala, tetapi meyakini bahwa orang yang sudah meninggal dunia dapat mendapatkan manfaat dari amalan-amalan salih orang yang masih hidup.
Amalan salih dari orang yang masih hidup yang dapat mendatangkan manfaat bagi orang yang sudah meninggal dunia, diataranya : doa, sedekah, haji serta puasa.
Anda tidak perlu merasa rugi, bersedekah, berhaji dan soum untuk keluarga muslim anda yang sudah meninggal, karena semua itu tidak mengurangi pahala anda. Bahkan boleh jadi rasa kasih sayang anda kepada sesama dengan bersedekah, berhaji serta soum untuk mereka pahalanya lebih besar daripada sedekah, haji dan soum yang anda kerjakan.
Disinilah rahasia tarbiyyah ilahiyyah, disamping kita diperintahkan untuk bersembah sujud kepada Allah, kita juga diperintahkan berbuat baik kepada orang lain. Berbuat baik terhadap sesama ini bukan hanya terbatas dengan urusan dunia saja tetapi mencakup juga urusan ukhrowy.
Inilah indahnya Islam dengan ajarannya. Islam mengajarkan kasih sayang kepada sesama baik masih hidup – dengan memberikan bantuan dan pertolongan- atau sudah meninggal – dengan doa dan amalan salih atas nama mereka-.
“Wakuunu ‘ibaadallahi ikhwaana (dan hendaknya kamu beribadah kepada Allah dengan bersaudara )” sabda Nabi kita
to X
Kalau anda menganggap bahawa membagi bid’ah dalam dua hal -bid’ah dholalah dan bid’ah hasanah- adalah salah dan menselisihi Rasulullah (kafir), maka tanpa sadar anda sendiri menvonis slah diri anda sendiri.
Anda sudah membagi bid’ah menjadi dua, bid’ah syar’y dan bid’ah lughowy, padahal nabi tidak pernah membagi seperti itu. Nabi mengatakan Kullu bid’atin…….dst.
Dari mana andan membagi bid’ah syar’y dan bid’ah lughowy ini tunjukkan dalilnya ( maaf nih pinjam cara wahhaby berdiskusi untuk bisa tumbur tumburan ).
ati2 bilang kafir!
yg dilakukan Umar tsb adalah bukan suatu bentuk ibadah, ya jelas aja ga ada dalilnya. Sejak kapan ngumpulin mushaf al quran = ibadah.
–> ngumpulin al Qur’an itu ibadah,.. yaa sejak berniat mengumpulkan mushaf-mushaf itulah, perjuangannya, sampai terkumpul semuanya. Itu semuanya ibadah, dan berpahala bagi semua yang terlibat di dalamnya.
Manfaatnya dapat dirasakan umat sampai saat ini. Pahalanya mengalir sampai saat ini. Kalau bukan ibadah berarti tak berpahala .. lalu apa namanya?
maaf kl tak berkenan.
Buat yang hobynya debat di dunia Maya, sudah pernah mati sungguhan apa belum, nanti kalo sudah mati baru tahu sampe ngak do’a nya saudara muslim yang masih hidup perihal mengenai tahlilan, baca maulid dst….. yang anti maulid ngak usah terlalu ngurusin orang bersholawat, intospeksi diri aja sudah sering bersholawatkah apa belum, mudah-mudahan yang merasa ilmunya mumpuni merasa pinter belajar sendiri pake otak sendiri ngak pake guru/ustazh/Kiayi jangan takabur dan sombong nanti habis ngak ada kegunaannya dunia akherat.kita Introspeksi diri aja ya….
Jangan gampang mengkafirkan sesama saudara seiman, Rasul berkara “barang siapa yang mengkafirkan muslim lain sungguh dia telah kafir”
perbuatan bid’ah tidak serta merta membuat orang menjadi kafir, hati-hati lah, dan saling menghargailah
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) memutuskan bahwa selamatan kenduri kematian setelah hari wafat, hari ketiga, ketujuh dll adalah : MAKRUH, RATAPAN TERLARANG, BID’AH TERCELA (BID’AH MADZMUMAH), OCEHAN ORANG-ORANG BODOH.
Berikut apa yang tertulis pada keputusan itu :
MUKTAMAR I NAHDLATUL ULAMA (NU)
KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABI’UTS TSAANI 1345 H / 21 OKTOBER 1926
TENTANG
KELUARGA MAYIT MENYEDIAKAN MAKAN KEPADA PENTAKZIAH
TANYA :
Bagaimana hukumnya keluarga mayat menyediakan makanan untuk hidangan kepada mereka yang datang berta’ziah pada hari wafatnya atau hari-hari berikutnya, dengan maksud bersedekah untuk mayat tersebut? Apakah keluarga memperoleh pahala sedekah tersebut?
JAWAB :
Menyediakan makanan pada hari wafat atau hari ketiga atau hari ketujuh itu hukumnya MAKRUH, apabila harus dengan cara berkumpul bersama-sama dan pada hari-hari tertentu, sedang hukum makruh tersebut tidak menghilangkan pahala itu.
KETERANGAN :
Dalam kitab I’anatut Thalibin Kitabul Janaiz:
“MAKRUH hukumnya bagi keluarga mayit ikut duduk bersama orang-orang yang sengaja dihimpun untuk berta’ziyah dan membuatkan makanan bagi mereka, sesuai dengan hadits riwayat Ahmad dari Jarir bin Abdullah al Bajali yang berkata: ”kami menganggap berkumpul di (rumah keluarga) mayit dengan menyuguhi makanan pada mereka, setelah si mayit dikubur, itu sebagai bagian dari RATAPAN (YANG DILARANG).”
Dalam kitab Al Fatawa Al Kubra disebutkan :
“Beliau ditanya semoga Allah mengembalikan barokah-Nya kepada kita. Bagaimanakah tentang hewan yang disembelih dan dimasak kemudian dibawa di belakang mayit menuju kuburan untuk disedekahkan ke para penggali kubur saja, dan TENTANG YANG DILAKUKAN PADA HARI KETIGA KEMATIAN DALAM BENTUK PENYEDIAAN MAKANAN UNTUK PARA FAKIR DAN YANG LAIN, DAN DEMIKIAN HALNYA YANG DILAKUKAN PADA HARI KETUJUH, serta yang dilakukan pada genap sebulan dengan pemberian roti yang diedarkan ke rumah-rumah wanita yang menghadiri proses ta’ziyah jenazah.
Mereka melakukan semua itu tujuannya hanya sekedar melaksanakan kebiasaan penduduk setempat sehingga bagi yang tidak mau melakukannya akan dibenci oleh mereka dan ia akan merasa diacuhkan. Kalau mereka melaksanakan adat tersebut dan bersedekah tidak bertujuaan (pahala) akhirat, maka bagaimana hukumnya, boleh atau tidak?
Apakah harta yang telah ditasarufkan, atas keingnan ahli waris itu masih ikut dibagi/dihitung dalam pembagian tirkah/harta warisan, walau sebagian ahli waris yang lain tidak senang pentasarufan sebagaian tirkah bertujuan sebagai sedekah bagi si mayit selama satu bulan berjalan dari kematiannya. Sebab, tradisi demikian, menurut anggapan masyarakat harus dilaksanakan seperti “wajib”, bagaimana hukumnya.”
Beliau menjawab bahwa semua yang dilakukan sebagaimana yang ditanyakan di atas termasuk BID’AH YANG TERCELA tetapi tidak sampai haram (alias makruh), kecuali (bisa haram) jika prosesi penghormatan pada mayit di rumah ahli warisnya itu bertujuan untuk “meratapi” atau memuji secara berlebihan (rastsa’).
Dalam melakukan prosesi tersebut, ia harus bertujuan untuk menangkal “OCEHAN” ORANG-ORANG BODOH (yaitu orang-orang yang punya adat kebiasaan menyediakan makanan pada hari wafat atau hari ketiga atau hari ketujuh, dst-penj.), agar mereka tidak menodai kehormatan dirinya, gara-gara ia tidak mau melakukan prosesi penghormatan di atas. Dengan sikap demikian, diharapkan ia mendapatkan pahala setara dengan realisasi perintah Nabi terhadap seseorang yang batal (karena hadast) shalatnya untuk menutup hidungnya dengan tangan (seakan-akan hidungnya keluar darah). Ini demi untuk menjaga kehormatan dirinya, jika ia berbuat di luar kebiasaan masyarakat.
Tirkah tidak boleh diambil / dikurangi seperti kasus di atas. Sebab tirkah yang belum dibagikan mutlak harus disterilkan jika terdapat ahli waris yang majrur ilahi. Walaupun ahli warisnya sudah pandai-pandai, tetapi sebagian dari mereka tidak rela (jika tirkah itu digunakan sebelum dibagi kepada ahli waris).
SELESAI , KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABI’UTS TSAANI 1345 H / 21 OKTOBER 1926
REFERENSI :
Lihat : Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004 M), halaman 15-17), Pengantar: Rais ‘Am PBNU, DR.KH.MA Sahal Mahfudh, Penerbit Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur dan Khalista, cet.III, Pebruari 2007.
Masalah Keagamaan Jilid 1 – Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama Kesatu/1926 s/d/ Ketigapuluh/2000, KH. A.Aziz Masyhuri, Penerbit PPRMI dan Qultum Media.
“NU ada karena sesuatu yang lain, yaitu mewujudkan tradisinya sendiri, mencapai cita-citanya sendiri. Ia ditaqdirkan ‘bernasib’ harus memperjuangkan faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah menurut versinya sendiri.” (pernyataan Abdurrahman Wahid a.k.a Gus Dur pada Harian Pelita, Jakarta, Sabtu 6/10 1984, halaman I)
Ini kata mendiang Gus Dur sendiri loh. Perhatikan yg di bold, sejak kapan ada ASWAJA versi selain dari Nabi ???
emang cuma Gus Dur aja ulama NU?
coba jawab, saya tanya..
nek aku pahami bukan “MANTAN KYAI” tapi ” MANTAN KYAI NU” terus dadi kyai bukan NU
apa betul data ini: “Pak mahrus itu mantan orang NU, mondoknya di langitan, ia adik kandung KH Mujadi PONPES KH.Mustawa Sepanjang. Menantu Kyai Imam Hambali, tokoh NU di Waru.Ia juga adik ipar KH.Hasyim Hambali PP.Asyafi’iyah, ipar KH.Abdullah Ubaid PP Mambaul Qur’an Waru Sidoarjo. Dan yang menerbitkan buku heboh itu pak Halim cucu KH.Mudjri Dahlan Ahjad wakil rois akbar NU taun 1926”
Kalau memang debat ini bisa terjadi sungguh sangat hidup karena secara akidah sangat berlawanan “abtara akidah ahlusunnah dan akidah ahlu bid’ah” dDan saya sangat setuju agar masalah ini tidak berlarut-laraut. tetapi ingat khususnya Ust. Ha. Mahrus Ali harus hati-hati sebab antara kebatilan dan pembela yang hak itu jauh lebih besar pembela kebatilan yang jelas Media-media kafir/munafiq tahu pastilah mereka akan membela ahlul batil, meskipun Ust. Mahrus Benar/menang dalam argumen dalil tetapi belum tentu media mau mengangkat berita yang sebenarnya maka sungguh sulit dipercaya media selama ini yang dibelakang mereka adalah benar-benar ahlul batil kafir musyrik dan yang memasarkan & yang tukang pengemasan adalag orang-orang fasik dan munafiq suka adu-duomba sana-sini fitnah sana fitnah sini. kalau masalah ini pemerintah tidak mau tahu, cukup mengurusi rakyat sudah pusing.
kalau toh betul-betul mau dilaksanakan cukup dengan satu persatu atau dua lawan satu bahkan tiga lawan satu dari tokoh-tokoh NU yang paling myashur sekalipun tingkat kewaliannya meksudnya menurut kelompoknya (NU). dan datang ketempat kediaman Bapak KH. Mahrus Ali. insya’allah ini lebih mengena dan efektif nantinya dapat terjaga wibawanya (kiyai-kiyai NU) karena tidak diketahui santri-santrinya.
sedangkan kalau tempat terbuka, akan menimbulkan mudhorot lebih besar dari pada manfaatnya. pastilah mereka-mereka (santri-santri) akan marah karena tidak sesuai harapan mereka.
yang terakhir silahkan kalau memang jentel lebih ilmiah dan lebih kuat alasan-alasannya mereka (orang-orang NU) membuat tandiangan ,karya tulis atau bantahan, mana yang lebih ilmuiah dan mana yang lebih bisa dipertanggung jawakan baik secara akademik dan moral tentunya masyarakat akan menilainya. Insya’Allah kalau Allah SWT berkehendak baik cepat maupun lambat mereka-mareka yang selama ini sebagai pembela kebid’ahan dan kesyirikan, akan segara bertaubat. ini semuanya tinggal maslah waktu dan awal daripada keterbukaan kaum NU baik sebagian maupun keseluruhan.
selamat berinteraksi dan berdiskusi secara terbuka dan lapang dada.
ma’af, kalau kita mau memperbaiki mereka dari NU ke sunnah berhati – hatilah dalam berbicara, maksudnya, jangan sampai mengatakan ahlul bathil kafir, yang di tujukan pada mereka. berilah cara yang lebih baik, sopan santun, ramah tamah tuk di bawa ke sunnah. ( jangan di caci maki, mereka juga punya dalil.)
Mustafa in Saudi Arabia.
DEBAT ANTARA PEMUDA NU JATIM DAN JIL SANGAT JAUH BERBEDA DEBATNYA KH. MAHRUS ALI DENGAN TOKOH NU DAN PERBEDAANNYA SEPERTA LANGIT DAN BUMI.
Kalau si Ulil tidak perlu dikawal atau meminta aparat untuk mengamankan. dan apa yang diperjuangankan dan dipasarkan oleh JIL jauh berbeda dengan apa yang diperjuankan dengan KH. Mahrus Ali baik Misi maupun Visi JIl mendapatkan pantauan dari Barat kafir sedangkan Pak Mahrus Ali hanya dapat Pantauan dari Allah, kalau begitu berarti Pak Mahrus Ali lebnih berani sebab dapat perlindungan dari Allah Yanag Mahja Perkasa, maka tidak demikian sebab sifat naluriyah (manusia) pastilah demikian maka ini tidak menyalahi akidah islam dan Rasulpun cara dakwah juga proses tidak langsung terang-terangan melalui istrinya keluarganya, orang terdekatnya …..sampai puncaknya seluruh umat manusia dan memerangi orang-orang kafir untuk mengucapkan kalimat Syahadat, lain hal nya dengan orang-orang JIl, mereka menyalahgunakan dalil “dengan dalih lakum diinukum waliyadin” tidak ada paksaan dalam agama jadi istrinya anaknya silahkan memilih agama yang mereka yakini sebeb kata mereka Allah juga tidak memaksanya” jadi kesimpulannya dakwah itu tidak perlu. yang terpenting adalah kebebasan.
Maka tidak bisa kita samakan Forum dekat JIL (si Ulil) dan KH. Mahrus Ali. sebab Si Ulil memasarkan kebatilan filsafat kafir musyrik, sedangkan Bapak KH. Mahrus Ali mendakwahkan yang Hak mengagungkan kalimat Allah (Tauhid dullah Azza wajalla).
Bapak KH. Mahrus Ali membawa Transport sendiri sedangkan si Ulil sudah dapat transport dari sponsor.
Kalau si Ulil debat dengan Pemuda NU dalam akidah yang sama, sedangkan KH. Mahrus Ali secara akidah berlawanan de4ngan NU.
baik sebagian ataupun keseluruhan.
Si Ulil masih mendepatkan pembelaan dari NU, atau minimal banyak dukungan baik sebagian atau seluruhnya dari NU. sedangkan Pak KH. Mahrus Ali tidak demikian.
Maka wajarlah Beliau tidak mau berdebat lenih baik membantah atau menulis kesalahan-kasalahan serta kesesatan-kesesatan yang ada pada NU khsusnya dan masyarakat pada umumnya.
–> saya tak membela Ulil.
Hanya saja.. kl satu event ada sponsor dan yang lain tidak ada sponsor .. yaa jelas beda tohh mas.
Siapa yang berani memberi jaminan :
* Hanya dalam waktu beberapa jam (dalam hitungan jari tangan ) dalam diskusi, yang nantinya permasalahan dan pencarian kebenarannya dapat diketahui .
* Berlapang dada ( yang mana nafsu dan syetan selalu menyelimuti ) walau dengan pemahaman dan cara pandang yang berbeda sehingga tak tahu mana yang bathil dan yang haq disetiap peserta atau penonton yang hadir.
* Keselamatan peserta diskusi dari pihak manapun terhadap pi1 yang masih mendidih dalam dada.
Karena saya sangsikan berdasarkan hasil-hasil yang sudah terjadi, yang tadinya berharap Ilmiah ternyanta brutal. Lha wong Gedung Golkar yang dijalan Ahmad Yani, yang bukan peserta aja dibakar, plakat -plakat yang ndak sepaham dirobohkan, terus kalau kena peserta …
Saya malah setuju dengan istilah mat an kiyai NU, sebab apa? Karena secara otomatis dia mantan dari yang jelek menuju kebaikan, kebid’ahan menuju sennah, kesyirikan kemudian menuju ketauhidtan dan seterusnyalah.
Dan saya juga kurang setuju apabila ada istilah mantan Ust. sebab kalau mantan ust. berarti dia telah meningglakan kesholihan sedang mntan Kiyai NU pastilah di indentikan telah taubat dari kesyirikan betulkan.
sedangkan kalau mantan Ust. telah meninggalkan ke Ustatannya kemudian naik ke status sosialnya menjadi Kiyai ditokohkan maka menurut persepsi dalam masyarakat ilmiah ada kecurigaan, “jangan2 mereka dukun, atau paling minimal jadi tukang (memimpin genduranan/yasinan) jadi melakukan kebid’ahan… inilah yang data dan fakta yang tidak bisa dipungkiri dalam tradisi masyarakat kita masih awam dalam akidah islam yang benar ini baik kita sadari maupun tidak … sukron.
–> Artikel ini sudah lama. Sudah lihat sang mantan kini mas .. silakan komentar di sana .. biar up to date. Di artikel terbaru itu tampak jelas kompetensi sang mantan.
Ketika anda mensyirik-syirikkan kyai NU, biarlah Allah sendiri yg menilai dan meminta pertanggung jawaban ucapan anda kelak (Ingatlah hadits ttg mengatakan saudaranya kafir).
ma’af pak, jangan menyikapi mereka itu jelek, mereka itu baik, NU, muhamadiyah Baik ada juga yang lebih baik.
membaca Tahlilan boleh yang tidak di bolehkan membaca tawassul, karna tidak ada dasarnya, kalimat tahlil Insya Allah di ambil dari kailmat تَهْلِيْلاً, yang artinya : membaca kalimat: لااله الا الله Di riwyatkan: عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إن أفضل الدعاء الحمد لله ، وأفضل الذكر لااله الا الله . H. R. Muslim 4/2073.
–> tawasul pun boleh .. ada dasarnya di blog ini juga.
ma’af pak, mana dasarnya tawassul, dari Al-Qur’an dan hadist.
–> Ada banyak buku yg membahas dan membolehkannya. Ini adalah amalan para sahabat dan salafus saleh. Anda dapat mencarinya kalau menghendaki. Salah satunya saya arsipkan di sini.
bukan buku pak tapi alqurlan dan hadist, kalau buku mak karangan ulama ya bisa saja subyektif.
–> Apakah kalau karangan ulama otomatis tertolak?? Buku yg saya maksud itu isinya juga dalil2 dari alqurlan dan hadist.
aniwe .. sang mantan kyai ini juga mengarang buku.
Bacaan yahlil memang baik…tapi 7 hari 40 hari 100 hari itu kan cara cara agama lain, bukan islam itu yang jadi masalah bukan bacaannya. Solusinya bagaimana ?
–> alhamdulillah jika anda mengakui bahwa bacaan tahlil itu baik untuk diamalkan. Tentang 7,40,100 dsb .. itu adalah tradisi. Tidak ada yg mewajibkan.. tidak ada pula yg melarang.
Tradisi adalah tradisi .. itu adalah sarana. Kita bisa mengisinya dengan dakwah, dzikir, atau hanya main kartu saja. Alhamdulillah .. banyak masyarakat mengisinya dengan berdzikir tahlil.
Apakah kita akan mengharamkannya hanya karena 100 hari diisi dengan tahlil. Naif sekali. Di beberapa tempat, kini tradisi ini telah diisi misa kristen/katolik. Lhaa.. ada kampung2 orang islam sendiri malah meninggalkannya, menghujatnya. Kosong kan. Nahh … kini orang lain masuk.
wallahu a’lam.
mbok ya kalo nggak tahu tanya,jangan langsung njeplak nggak ada dasar nya..kaya saya ini tanya mlulu klo nggak tahu,he..he..
assalamualaikum, wr.wb..
NU : Islam yang gemar beribadah… karena mereka menjunjung tinggi sunnah,.. rujukannya surat albaqarah,.
NU : islam yang berpikir luas, dan sesuai dengan fakta kehidupan yang ada.
NU : melihat kiai2 NU pun, hati ni sejuk dan tenang.. wajahnya tenang, penuh ketentreman,.
[…] komentar artikel terdahulu (Mantan Kyai NU …), buku karangannya dipakai sebagai rujukan oleh para pengikut berbagai ormas di negeri ini. wallahu […]
Komentar ditutup.
Sejalan dengan berjalannya waktu, artikel ini tak layak lagi untuk ditambah komentar baru. Kondisinya sudah berbeda. Kondisi sang mantan bisa dilihat kini.
Untuk itu komentar-komentar silakan ditulis di sana.