Sholu ‘ala Nabi (1)

BAB 1
ARTI UCAPAN SHALAWAT, SALAM PENGHORMATAN ATAS NABI MUHAMMAD SAW

Dalam Al-Qur’an Al-Ahzab : 56,

“Bahwa Allah SWT, para malaikat_Nya bershalawat untuk Nabi (Muhammad saw). Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kalian kepada nabi (Muhammad saw) serta ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Berkata lbn ‘Abbas, Artinya: Bahwa Allah SWT. para malaikat-Nya memberkahi nabi Muhammad saw.

Kata sementara pendapat: Allah SWT memberi rahmat nabi Muhammad saw. para malaikat memintakan ampun kepada Allah SWT bagi beliau.

Kata Al-Mubarrad, Asal kata “Shalat” = Merahmati, yaitu:
a) Dari Allah SWT = Rahmat-Nya.
b) Dari Malaikat = Berharap kasih sayang Allah SWT, berdo’a kepadaNya.

Dalam sebuah sabda nabi saw ada disebut “sifat shalawatnva” Malaikat atas orang yang duduk, menanti shalat fardlu berikutnya sbb :

“Malaikat bershalawat atas salah seorang dari kalian selama ia tetap berada di tempat shalatnya yang sebelumnya ia telah shalat di situ, selagi belum berhadats (Ya’ni: sebelum keluar dari masjid, dan batal wudlu’). Katanya, “Ya Allah! ampunilah ia”, Ya Allah! rahmatilah ia [Riyadlus-shalihin: 448-9].

Dapat ditarik kesimpulan di sini, bahwa “Shalawat” = Do’a. Bershalawat = berdo’a.

Kata Abu Bakar al-Ousyairy, “shalawat” (Singularnya = “Shalat”) dari Allah SWT yang selain kepada nabi Muhammad saw adalah “Rahmat”. Sedang bagi nabi Muhammad saw merupakan tambahan rahmat, penghormatan.

Contoh :

“(semoga) Allah SWT melimpahkan tambahan rahmat kepada nabi Muhammad saw”.

Kata Abul-aliyyah. “Shalawat” Allah SWT = sanjungan-Nya kepada nabi Muhammad saw dihadapan para malaikat. Shalawat para malaikat = Do’a.

Kata qadli Abul-fadl ( lmam qadli ‘lyyaadl pengarang Asy-Syfaa’ f i huquqil mushthafa), “Di berbagai hadits nabi saw telah membentangkan pelajaran “shalawat”, membedakannya antara: a) lafadz shalawat, b) lafadz barakah. (kebaikan banyak).”

Contoh:

“Ya Allah ! berilah tambahan rahmat kepada nabi Muhammad saw, keluarga beliau, sebagaimana Engkau telah memberi rahmat atas nabi lbrahim as, keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Agung. [Riyadlus-shalihin: har: 835. H. shahih. R: Bukhary, Muslim dari s: .Ka’ab bin ‘Ujrah ra, Abu Mas’ud Al-Badry ra, Basyir bin Sa,ad ra.]

Contoh:

“Ya Allah! berkahilah nabi Muhammad saw, keluarga beliau, sebagaimana Engkau telah memberkahi nabi lbrahim as, keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Agung.

Maka kedua lafadz ini menunjukkan dua arti .
Adapun ucapan “salam” yang diperintahkan Allah SWT kepada hamba-Nya, maka kata qadli Abu Bakar bin bukair, “Ayat ini (Al-Ahzab : 56) diturunkan kepada nabi Muhammad saw, lalu Dia perintahkan sekalian para shahabat mengucap salam penghormatan kepada beliau. oleh karena itu demikian pula generasi muslimin setelah mereka diperintahkan supaya mengucap salam penghormatan kepada nabi saw di saat hadir di kubur beliau, atau ketika menyebut nama beliau.”

Di dalam “salam” terkandung tiga arti :

1) Selamat sejahtera bagimu, pengikutmu. Berfungsi kalimat masdar, seperti : ” Al-ladz-dzaat, Al-ladz-dzaadzah” = sedap, lezat apa yang terkandung pada hidangan itu.
2) Maha sejahtera Allah SWT Yang menjagamu, memeliharamu. Dialah Yang Menguasai segenap kesejahteraan, ke semua itu dipasrahkan kepada-Nya. Di sini : “As-Salaam” = nama Allah SWT.
3) Menerima, mengikuti, tunduk. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT di An Nisaa’ ; 65 sebagai berikut

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman sehingga menjadikanmu (Muhammad saw) hakim terhadap perkara yang mereka persel isihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati terhadap putusan yang kamu berikan, mereka menerimanya dengan sepenuh nya.