Syeikh Yusuf Qaradhawi: Maulid tidak Bid’ah

Syeikh Yusuf Qaradhawi Nilai Maulid tidak Bid’ah
Jumat, 28 Maret 2008 10:35
Doha, NU Online
Ulama berpengaruh di Timur Tengah Syeikh Yusuf Qaradhawi berpendapat bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW diperbolehkan dan sebagai perbuatan terpuji yang tidak dilarang dalam Al Qur’an dan As Sunnah.

Pendapat Qaradhawi ini disampaikan oleh Dr. Khalid Hindawi, yang merupakan orang dekatnya dalam acara Maulid Nabi yang diselenggarakan di KBRI Doha pada hari Sabtu (22/3) lalu.

”Syeikh Yusuf Qaradhowi pun mengeluarkan fatwa yang mendukung kegiatan Maulid Nabi sebagai  suatu perbuatan terpuji dan di perbolehkan. Dan  tidak dengan membid’ah-bid’ahkan yang tidak dilarang oleh qur’an dan sunnah,” katanya.

Selain itu Khalid juga menuturkan bahwa sungguh tidak bijaksana jika sesama muslim saling menghukumi, saling mengkafirkan  dan saling merasa dirinya paling pintar dan benar sendiri dalam mensikapi perbedaan pendapat.

Acara maulid ini berlangsung meriah karena diisi dengan berbagai kegiatan sekaligus menjadi ajang silaturrahmi bagi warga Indonesia di Qatar. Beberapa lomba digelar. Terdapat 15 peserta MTQ, 12 peserta lomba adzan dan 6 kelompok nasyid yang mengikuti lomba yang merupakan utusan dari berbagai kelompok pengajian yang berada di Qatar.

Sementara itu, ibu-ibu dan masyarakat Indonesia di Qatar menggelar bazar makanan di halaman KBRI.  Ratusan masyarakat Indonesia hadir berbondong-bondong dari berbagai kawasan di Qatar. Kontributor NU Online di Qatar Ahmad Sudjarad juga melaporkan masyarakat penganut Nasrani juga menghadiri bazaar dan menyatu tanpa melihat sekat-sekat keagamaan.

Puncak acara diisi dengan ceramah inti Maulid Nabi yang di sampaikan oleh Ust. Agus Mulyana, MA. Dalam ceramahnya ia menekankan tentang pentingnya meneladani kehidupan Rasulullah dalam berbagai aspeknya.

”Semakin jauhnya kita dengan masa kehidupan Nabi, maka semakin harusnya kita mencintai Beliau.  Karenanya peringatan ini menjadi penting bagi pendidikan dan pemahaman generasi yang akan datang,” katanya.

Juga di tambahkan, bahwa pemahaman kita tentang Islam hendaknya terus di kembangkan melalui mengaji dan belajar. ”Jangan sampai antar sesama kita sendiri salah memahami tektualitas ajaran Islam yang Rahmatan lil ’alamin,” tandasnya. (mkf)

Sumber : http://www.nu.or.id/