Akhir Su’ul Khatimah Blue Energy dan Foto Joko Suprapto

Ketika tiba-tiba ada orang tak jelas latar belakangnya datang kepada anda. Dia menceritakan kehebatannya … bla bla bla. Kemudian di bagian akhir dia bilang,”Pinjami saya uang satu juta .. saya dapat menjadikannya 100 juta besok pagi”.

Maka kemungkinan pertama, orang itu benar-benar sangat hebat. Mampu menyulap dhuwit 1 juta dalam sekejap menjadi ratusan juta. Pasti benar-benar sangat hebat. Kemugnkinan kedua, ini orang stressss. Habis di PHK mungkin. Atau dia penipu ulung, memanfaatkan keluguan orang lain.

Menyimak latar belakangnya yang tak jelas, kemungkinan kedua lah yang benar. Orang biasa dengan latar belakang bisnis paling-paling akan pinjam dhuwit dan mengembalikannya dalam jumlah yang sama dalam waktu singkat. Kalaulah memberi bonus .. paling tak sampai 10%.

Sedangkan ia menjanjikan berlipat-lipat. Ketika ditagih .. menghilang. Sakitlah, menenangkan dirilah.

—————

Nahh … cerita yang sama adalah ttg BLUE ENERGY .. yang ruaaaarrrr biasa .. katanya. Inilah akhir kisah tentang Pembangkit Listrik (yang katanya) ajaib. Hanya sampai di sini.

Jika ada pihak-pihak terkait yang merasa dirugikan, baik materiil maupun immateriil, harap diselesaikan dengan cara seksama dan seadil-adilnya.

Wassalam.

13/06/2008 16:24 WIB
Misteri Blue Energy
Kisah Pembongkaran Pembangkit Listrik Joko Suprapto Cs di UMY
Bagus Kurniawan – detikcom

Yogyakarta – Trafo atau alat Pembangkit Listrik ala Joko Suprapto cs (penemu bahan bakar dari air/blue energy) yang dipasang di di dekat kompleks asrama mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil dibongkar tim ahli Teknik Elektro. Hasilnya, trafo itu ternyata hanya trafo pasif. Jika tidak dialiri listrik, maka tidak akan beroperasi.

Kotak itu diberi nama Pembangkit Listrik Jodhipati seperti nama stasiun Radio milik Joko Suprapto (Blue Eenergy) di Nganjuk Jawa Timur. Alat itu juga diklaim bisa menghasilkan listrik murah sebesar 3 Mega Watt yang lebih murah dari PLN.

Dalam acara jumpa pers yang dipandu Kepala Divisi Humas UMY, Twediana Budi Hapsari MSi, diperlihatkan secara detil proses pembongkaran yang didokumentasikan melalui video secara lengkap. Turut hadir daam acara itu itu Rektor UMY Dr Khoiruddin Bashori dan Dirut PT Mentari Prima Karsa (PT MPK), salah satu badan usaha milik UMY, Ir Riyam Indarto.

Karena dicor semen, tim terpaksa membongkar ‘kotak ajaib’ itu secara manual dengan palu besar secara hati-hati. Alat itu sudah dipasang sejak akhir tahun 2007 di tempat itu karena direncanakan akan digunakan untuk mengaliri listrik di sekitar kompleks UMY. Tapi, ternyata hingga pembongkaran dilakukan, alat itu belum pernah berhasil mengalirkan listrik.

Kotak itu terbuat dari lempengan besi tebal dengan ukuran tinggi 60 cm, lebar 60 cm dan panjang 90 cm. Pembongkaran alat itu memakan waktu 2 hari mulai hari Rabu 11 Juni hingga Kamis 12 Juni 2008.

Pada hari Rabu, tim yang dipimpin Ir Agus Jamal dan Ir Rif’an MT berhasil membongkar kotak itu dari tempat pemasangan di kampus terpadu. Pembongkaran memakan waktu 9 jam karena kotak itu ditanam dengan cara dicor dan disemen. Setelah berhasil dibongkar, kotak itu kemudian dibawa ke PT MPK di Jl Pendidikan 88 Ngestiharjo Kasihan Bantul untuk dilihat bagian dalamnya.

Menurut Dian, panggilan akrab Twediana, kotak itu terbuat dari besi plat border 1 mm dan dicor. Di bagian dalam terdapat dua variac (stabilizer), welding kabel atau kabel las merek Nippon, isolasi putih, tulangan besi
galvanis 6 mm. “Semua secara teknik, tidak layak disebut sebagai pembangkit listrik,” kata Diana.

Usai pemutaran video proses pembongkaran dan tanya jawab, wartawan kemudian diajak melihat langsung pembangkit Jodhipati yang telah dibongkar dan ditaruh di salah satu ruangan di PT MPK. Di tempat itu, masih berserakan pecahan semen cor dan kotak besi yang sudah dibongkar.

Jamal dan Rif’an menunjukkan satu demi satu komponen-komponen yang ada di dalamnya. “Ini ada kabel yang hanya diisolasi biasa, ada besi yang biasa digunakan untuk mengelas. Pokoknya di dalamnya tidak ada yang layak disebut pembangkit listrik. Ini hanya trafo pasif yang akan menyala bila ada aliran. Kalau tidak ada aliran ya jelas tidak bisa,” kata Jamal. ( bgs / asy )

.

Sumber: http://www.detiknews.com/

.

Sebelumnya .. si Blue ini memang tampak sangat menjanjikan. Apalagi bagi orang awam yang tak tahu ilmu kelistrikan. Berita-berita seperti di bawah ini seharusnya tak usahlah di-blow up.

Pihak peneliti nggak usahlah gembar-gembor ke koran. Mestinya ada yang namanya Jurnal Ilmiah (Majalah, Buletin) atau Forum Ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya (kelistrikan dalam hal ini). Cukuplah dipaparkan di sana. Biar para pakar yang menilai. Sajikan kepada masyarakat jika benar-benar telah matang. Bukan berupa janji-janji.

Berikut berita sebelumnya.

.

Sumber: http://www.detiknews.com/

23/05/2008 07:50 WIB
Selain Blue Energy, Ada Juga Banyugeni dari Yogya
Bagus Kurniawan – detikcom

Yogyakarta – Ternyata penemuan Blue Energy atau bahan bakar air oleh Joko Suprapto bukanlah satu-satunya. Ada juga bahan bakar air yang ditemukan dan dikembangkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang diberi nama ‘Banyugeni’. Blue energy dan Banyugeni seharusnya bisa menjadi bahan bakar alternatif.

Banyugeni atau Hidro-Kerosin ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Tim peneliti dari Pusat Studi Pengembangan Energi Regional (Pusper) UMY. Tim yang terlibat penelitian sejak tahun 2007 adalah Drs Purwanto (konsultan ahli), Ir Bledug Kusuma Prasadja MT, Ir Tony Haryadi MT, Ir Lilik Utari MS, dan Dra Nike Triwahyuningsih.

Bahan bakar air atau sering disebut hydrofuel ini akan dipatenkan dengan merek BanyugeniTM. Menurut Rektor UMY, Dr Khoiruddin Bashori, merek Banyugeni sudah dipatenkan dan sudah didaftarkan di kantor Ditjen HAKI Depkum dan HAM dengan nomor 00.2008.004866. Sedang teknologinya saat ini masih dalam proses paten.

Peluncuran produk hidro kerosin pertama kali dilakukan pada tanggal 13 Februari 2008 di Kampus Terpadu UMY di Tamantirto, Kasihan Bantul. Waktu itu, rektor bersama Bupati Bantul Idham Samawi menyalakan kompor dan lampu minyak dengan Banyugeni. Hasilnya kedua alat itu bisa menyala seperti saat dinyalakan dengan minyak tanah.

Selain kompor dan lampu teplok, uji coba bahan bakar baru itu dilakukan dengan mesin traktor, sepeda motor, dan pesawat aeromodeling. Untuk pesawat ultra ringan diujicobakan pada pesawat tipe Jora Rotax 582 di LPLP Solo pada
tanggal 11 Februari. “Semua alat yang diisi hidro-kerosin bisa menyala dengan baik,” kata Rektor UMY kepada detikcom, Jumat (23/5/2008).

Menurut dia, hasil penemuan tim UMY ini sudah diminati banyak perusahaan. Mereka menawarkan kerjasama dengan bantuan modal yang sangat besar. Namun sampai sekarang, UMY belum bersedia dengan alasan masih perlu pengembangan yang lebih baik, sehingga bisa maksimal.

Hasil itu juga sudah diuji di sebuah laboratorium internasional, yakni PT CoreLab Indonesia. Hasilnya secara meyakinkan menunjukkan bahwa biofuel tersebut telah memenuhi standar bahan bakar BP Migas.

BanyugeniTM mempunyai varian produk berupa hidro-kerosin (setara dengan minyak tanah), hidro-diesel (setara solar), hidro-premium (setara bensin), dan hidro-avtur (setara bahan bakar jet).

Air untuk Bahan Bakar

Secara ilmiah penggunaan air untuk bahan bakar sebenarnya sangat masuk akal. Air terdiri dari hidrogen dan oksigen, yang merupakan dua unsur yang mudah terbakar. Air yang digunakan untuk membuat minyak itu adalah air tawar biasa, yang diolah lewat teknologi mekanotermal-elektrokimia.

Prosesnya melalui empat tahap, yakni mekanis, termal (pemanasan), elektris, dan kimiawi. Namun, Purwanto – salah seorang konsultan ahli dalam tim ini – masih merahasiakan campuran yang digunakan dalam proses kimiawi karena teknologi itu belum dipatenkan.

Meski berbahan dasar air, hidro-premium tidak korosif atau menimbulkan karat. Bahan bakar ini juga tidak meninggalkan residu, cuma 0,5 persen dari maksimum 2,0 persen volume yang diizinkan.

Kandungan bahan pencemar emisinya sangat rendah. Kandungan sulfur dari gas buang hanya 0,03 persen wt dari maksimum 0,05 persen wt yang diizinkan, serta kandungan timbal (Pb) hampir nol, dari batas tertinggi 0,013.

Pengujian terhadap pesawat aeromodeling menunjukkan bahan bakar ini bisa memasok tenaga cukup besar, di atas 16 ribu rpm. Hidro-avtur yang digunakan juga tidak korosif dan beremisi rendah, total sulfur hanya 10 persen dan
tidak mudah membeku (titik beku – 45 0C).

Pada pengujian terhadap pesawat aeromodeling, bahan bakar ini dapat digolongkan sebagai bahan bakar jet dan akan tetap bersifat dingin (cool-fuel), memiliki IBP (titik didih awal) 164 0 C.

Hidro-diesel juga tidak korosif. Titik didih awalnya 201 0 C, emisinya rendah dan tidak meninggalkan residu berlebihan, dengan indeks cetane 51,3.

Hasil pengujian terhadap hidro-kerosin juga memperlihatkan bahwa bahan bakar ini tidak beracun dan tidak beremisi pada pengujian dengan lampu minyak. Hidro-kerosin tidak menimbulkan asap jelaga yang berlebihan.

Jadi, penemuan Joko Suprapto terhadap Blue Energy, sebenarnya bukanlah hal eksklusif, karena peneliti UMY juga menemukan hal sama. Baik Blue Energy atau Banyugeni hingga saat ini belum diproduksi massal. Padahal, bila kedua produk ini bisa diproduksi massal, kemungkinan bisa menjadi bahan bakar alternatif seiring dengan tingginya harga bahan bakar minyak.

Alih-alih untuk memproduksi secara massal, Joko Suprapto saat ini masih raib. Dia dikabarkan diculik. Keberadaan Joko hingga saat ini masih gelap.
( bgs / asy )

.

Menyimak berita tentang mas Joko cs yang terus berkilah dan berkilah, saya hanya berharap agar aparat cepat sadar dan menangkapnya. Ketika para pakar yang berkompeten di bidangnya sudah mengatakan mas Joko ini melakukan penipuan, apalagi yang ditunggu.

Belum jelas wajah Joko Suprapto .. ini kupampangkan fotonya.

.

.

Rumah Djoko Suprapto di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo Kabupaten Nganjuk, Jatim.

.

Berikut kelanjutan dari berita di atas tentang penipuannya. Bahkan setelah dia terbukti menipu dengan alat Pembangkit Listriknya.

http://www.kompas.com/

Rabu, 18 Juni 2008 | 12:46 WIB

NGANJUK, RABU – Djoko Suprapto, penemu blue energy, akhirnya memperlihatkan hasil temuannya yang menghebohkan itu. Namun, Djoko hanya memamerkan minyak yang disebut-sebut hasil dari air itu di hadapan pengajar Sekolah Tinggi Teknologi TNI AD (STTAD) di rumah dan bengkelnya di Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jatim, Rabu (18/6) sekitar pukul 11.00.

Seperti dikutip Antara, Dandim Nganjuk Letkol (Art) Chrisetyono dan staf pengajar STTAD, Kapten Budi Santoso, mengaku, air yang bisa diubah jadi bahan bakar temuan Djoko Suprapto itu masuk akal dan dapat dinalar serta tidak ada unsur kebohongan atau takhyul.

.

http://www.detiknews.com/index.php/

18/06/2008 19:56 WIB

Nganjuk – Menyikapi langkah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang melaporkannya ke polisi, Joko Suprapto tetap tenang. Bahkan, dia lebih memilih berkonsentrasi untuk membuktikan penemuannya mengenai blue energy, Kamis (19/6/2008) besok. Para ahli akan diundang.

“Saya lihat bapak tetap tenang. Bahkan bapak tampak sama sekali tak terpengaruh, karena sedang konsentrasi dengan rencana launching blue energy besok,” kata Public Relation (PR) Padepokan Jodhipati, Catur dalam perbincangan santai dengan detiksurabaya.com, di kediaman Joko Suprapto di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan rejoso, Kabupaten Nganjuk, Rabu (18/6/2008).

.

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/30/1/114053

Jum’at, 30 Mei 2008 – 16:46 wib
Pada tahun 2006, Pak Djoko mengatakan menemukan pola tanam baru. Pola ini bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen,” ujar Aris, Jumat (30/5/2008).

Jika sebelumnya petani hanya bisa menghasilkan maksimal 6 hingga 7 ton per hektar, dengan pola tanam baru bisa mencapai hasil 9 hingga 10 ton per hektar.

.

Dengan kabar ini, misteri kemampuan akademis Djoko semakin kabur. Sebab sebelumnya ia mengklaim sebagai ahli elektro dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Dan Teknik Elektro UGM secara resmi telah membantahnya. Artinya dia telah memalsu latar belakang pendidikannya.