Bangsa Yang Tak Percaya Diri

Kita yang mempunyai kekayaan alam berupa minyak. Kita juga punya insinyur perminyakan banyak. Namun sayang .. kekayaan sendiri tak dikelola bangsa sendiri. Seandainya putra bangsa diberi kesempatan, pastilah mereka bisa juga mengelolanya.

Yakin? Yakin, buktinya … siapakah yg bekerja untuk Exxxon, siapakah yg bekerja untuk British Pretoleum, Schlumberger (bener gak nih), dll .. mereka putra-putra bangsa sendiri juga. Menggali minyak kita. Namun … untuk orang asing ..:(

Kita punya kekayaan Gas Alam .. tapi Gas LPG yg sampai ke rakyat … mahalnya luarrrr biasa. Kenapa … entahlah. Mungkin gas itu keluar negeri dulu .. baru masuk lagi.

Rabu, 27/08/2008 14:20 WIB
Kerjasama Blok Cepu Berpotensi Rugikan Rp 760 Miliar per Tahun

Bojonegoro – Banjir rezeki dari tambang minyak Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro tak akan seindah impian. Menyusul adanya temuan kontrak kerja proyek migas Blok Cepu yang tidak transparan dan bisa mengakibatkan kerugian negara Rp 760 miliar per tahun.

Hal ini diungkapkan seorang anggota Komisi VII DPR-RI, Tjatur Sapto Edy saat menjadi narasumber seminar bertema “Membedah Potensi Pendapatan Blok Cepu untuk Pembangunan Sosial Ekonomi Berkelanjutan” di Griya Dharma Kusuma Bojonegoro, Rabu (27/8/2008).

Menurutnya, dalam perjanjian Domestic Market Obligation Fee (DMO Fee) seharusnya ExxonMobil sebagai kontraktor Blok Cepu membayarkan fee setelah 60 bulan ladang minyak Blok Cepu mulai beroperasi. Namun Exxon meminta perubahan dengan menunda pembayaran hingga 60 bulan setelah produksi puncak.

“Kalau DMO Fee baru dibayar oleh Exxon 60 bulan setelah peak production maka negara akan dirugikan sekitar 101 ribu USD per hari atau 82 juta USD per tahun atau setara Rp 760 miliar per tahun. Pemerintah harus tegas menolak permintaan itu,” kata Tjatur Sapto Edy, Rabu (27/8/2008).

Tjatur menambahkan, seandainya dulu tambang Blok Cepu diserahkan penuh pada Pertamina maka relatif seluruh potensi ekonomi yang dihasilkannya akan diterima utuh oleh bangsa Indonesia. Namun, yang terjadi adalah pemerintah cenderung lemah dan tidak berdaulat dihadapan kontraktor migas asing.

“Saat ini kan kontraktor sedang menikmati harga minyak yang tinggi. Jadi pemerintah jangan memberikan kelonggaran-kelonggaran. Menteri ESDM harus bertanggung-jawab kalau nantinya kontrak tambang Blok Cepu akhirnya memberatkan negara,” jelas Tjatur Sapto Edy pada detiksurabaya.com usai seminar.

Lebih jauh anggota DPR-RI asal Fraksi PAN ini memperkirakan nilai ekonomi dari kandungan minyak Blok Cepu mencapai Rp 316 triliun dan gas Rp 811 triliun. Dengan asumsi cadangan potensial minyak sebanyak 352 juta barrel dan gas 6 triliun kaki kubik, sesuai data dari BP Migas dan Departemen ESDM.

Sedangkan prakiraan penerimaan keuangan daerah seharusnya adalah Rp 13,99 miliar per tahun untuk masing-masing Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kabupaten Blora dan Bojonegoro masing-masing Rp 27,99 miliar per tahun. Serta Rp 55,98 miliar per tahun dibagi rata untuk seluruh kabupaten se-Indonesia.(gik/gik)

.

Sumber: http://surabaya.detik.com/