Kharisma Kyai Ternodai
Tampaknya kharisma para kyai di Jawa Timur akan mulai terjun bebas. Terlalu asyik dengan syahwat politik, gus-gus terperosok ke dalam jebakan dukung mendukung. Yg didukung pun tak jelas akidah politiknya. Yang suka main kutu loncat untuk meraih jabatan.
Jika sampai kalah .. ehm .. isin toh rek. Mbok yaa inget petuahnya simbah kyai Ali Maksum, Krapyak, Jogja.
Dari pada asyik mendorong mobil mogok, mendhing nulis sesuatu ttg petuah kebajikan, atau mempertahankan aqidah, atau menterjemahkan kitab-kitab salaf. Itu tuh … bukunya mantan kyai NU belum terjawab. Apa puas hanya menang debat dhoang. Apa puas hanya dengan satu buku jawaban tipis (karya kyai Jember). Jika hanya sampai segitu saja … yaa monggo silakan rame-rame nyurung mobil mogoknya kang KarSa.
Senin, 06/10/2008 21:18 WIB
500 Kiai Dukung KarSa
Samsul Hadi – detikSurabaya
Kediri – Pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa) tampaknya akan semakin mantap menatap putaran kedua pemilihan gubernur Jawa Timur, November mendatang.
Hal ini setelah sekitar 500 kiai se Eks Karesidenan Kediri dan Madiun menandatangani kontrak dukungan kepada KarSa, di Pondok Pesantren Al Falah, di Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Senin (6/10/2008).
Aksi penandatanganan kontrak dukungan tersebut, seolah dilakukan sebagai bentuk perlawanan atas gerakan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi yang menggalang dukungan kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Mudjiono.
Pantauan detiksurabaya.com di lokasi, aksi penandatanganan kontrak dukungan tersebut dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren As’saidiyah, Kelurahan Jamsaren, Kecamatan pesantren, Kota Kediri, KH.Anwar Iskandar, serta dihadiri sejumlah kiai khos, antara lain KH Idris Marzuki, KH Kafabihi Mahrus, Gus An’im Falahudin, KH Muhammad Subadar dari Ponpes Besuk, Pasuruan serta KH Zaenudin Djazuli dan KH Nurul Huda Djazuli.
Dihadapan sejumlah kiai sepuh, KH Muhammad Subadar mengungkapkan, saat ini 99,99% kiai se-Jawa Timur telah menjatuhkan pilihannya kepada KarSa, agar dapat memenangkan perebutan kursi Gubernur Jawa Timur.
“Saat ini hanya Pakde dan Ipul yang menjadi pilihan pondok pesantren,” ungkap Zubadar tegas.Dalam pertemuan itu, para kyai meminta agar NU secara institusi tetap netral.
Menyikapi pemberian dukungan oleh para kiai tersebut, Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul mengaku sangat terharu, sekaligus bangga.
“Jujur saya tidak menyangka para kiai sepuh sangat berkeinginan kuat agar saya memenangkan pemilihan gubernur bersama Pakde. Kalau boleh jujur lagi, suara terbesar saya memang disumbang oleh kalangan santri,” ujar Gus Ipul. (bdh/bdh)
.
Sumber: http://surabaya.detik.com/
ikut berduka cita atas kepentingan sesaat yang dibungkus sedemikian indah untuk sekedar mendukung calon wakil gubernur yang belum tentu memberikan manfaat kepada ummat. mari kita sama2 baca fatihah moga para kyai rujuk ilal haq
–> Amien amien amien.
Assalamu’alaikum!
Tidak usah disesali, itu sudah sunnatullah. Rasulullah saw juga bersabda” Sebaik-baik abad(generasi) adalah abad di masa aku diutus padanya, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka.”(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab asy-Syahadat, no.2651)
Kyai yang saudara maksud itu sudah generasi ke berapa??
Sulit memprediksi tujuan kyai sekarang, mereka mau menyelamatkan ummat, uang, jabatan atau …….?
Adakah sekarang kyai yang mau mengganjal perutnya dengan batu ketika lapar??
atau menginfakkat seluruh hartanya seperti baginda Abubakar ra??
Wallahu a’lam
–> Wa’alaikum salam. Walau zaman semakin menjauh dari era kanjeng Rasul saw, ku masih percaya ada ulama/ kyai yg patut menjadi ikutan umat.
Jika kini semakin banyak ulama/ kyai melakukan kesalahan, apa lagi yg bukan ulama,.. mungkin dosa/ kesalahan kami jauh lebih banyak. Wallahu a’lam.
Assalamu’alaikum !
Sangat setuju kalau kita ini sangat miskin di hadapn Allah, karena sedikitnya amalan kita, tetapi kesalahan kita tidak membahayakan orang lain.
Kalau kyai …pasti akan membahayakan ummat.
Saya ingat waktu saya kecil, NU sudah sepakat tidak perpolitik dan kembali ke khittah (Kyai As’ad situbondo).Tetapi pada waktu itu dalam tubuh NU terjadi perpecahan, ada yang berkolaburasi dengan GOLKAR dan ada yang bertahan di PPP.
Pada waktu itu keluar fatwah dari NU ada kelompok penggembos, yang lebih celaka lagi ada fatwa kelompok penggembos tidak sah jadi imam.
Mudah-mudahan tahun ini tidak ada fatwah seperti itu, amiin.
Wallahu a’lam
asssudahlah,,semua pasti ada hikmahnya,,dari tulisan ini di postkan smpai sekarang,,,q yakin kita sudah banyak mengambil hikmnah dari itu semua,,