Korban Anak-anak Palestina

Telah cukup banyak protes dunia kepada Israel. Mereka tak peduli pada para korban sipil, termasuk anak-anak. Menurut artikel berita berikut, anak-anak memang termasuk sasaran. Anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa Palestina. Dengan memusnahkan anak-anak, secara tak langsung perlahan-lahan bangsa Palestina akan punah, sehingga israel merasa berhak mengklaim tanah Palestina sendirian.

Sayang .. Palestine bukan aborigin di Australia atau indian di Amerika. Ya Allah .. lindungilah bangsa yang teraniaya ini. Jadikan mereka pendekar-pendekar penegak agama-Mu. amien.

Kedua, secara luar biasa anak-anak generasi muda Palestina telah menjadi pendekar agama Allah. Dengan himpitan embargo, penutupan perbatasan, pembangunan tembok, justru menjadikan mereka hafidz-hafidz al Qur’an dalam usia yg sangat muda. Ini sungguh merupakan nightmare bagi Israel.

Berikut adalah dua artikel yg saya kutib mendukung fakta-fakta di atas. Artikel pertama telah tertulis sejak 2006 (dua tahun lalu). Artikel sejenis masih cukup banyak.

.

Mengapa Israel Membunuh Anak-Anak Palestina? dari Arrahmah.com    Jan 15, ’09 5:03 AM

Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang diketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka.

Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Khaled Misyal, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz Alquran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan Alquran. Tak ada main video-game atau mainan-mainan bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.(Prince Muhammad/eramuslim)

Sumber: http://raniemaharani.multiply.com/journal/item/142

.

“Sampai Kapan Israel Bebas Membunuh Anak-anak Kami?”
Jumat, 10/11/2006 16:06 WIB Cetak |  Kirim

“Sampai kapan Israel terus menerus membunuhi anak-anak kami, kaum wanita kami, orang-orang tua kami di dalam rumah mereka, di tanah air mereka, dan di kampung halaman mereka?” Duka tangis mengiringi seorang ibu salah satu korban pembantaian Beit Hanun yang dilakukan pasukan Israel pada Rabu (8/11) kemarin. Jasad anak wanitanya tergeletak di hadapannya.

Rasa sakit penduduk sipil Palestina yang terus menerus dibantai Israel adalah luka menganga yang tak pernah dipedulikan masyarakat dunia. Pasukan Zionis Israel telah memblokade Beit Hanun selama 6 hari dan kemarin, Israel meluluhlantakkan sejumlah rumah di tepi jalan Beit Hanun. Dari sisa reruntuhan rumah itu ditemukan puluhan orang antara yang masih hidup dan sudah meninggal. Mereka seluruhnya dilarikan ke rumah sakit Kamal Udwan, Utara Ghaza.

Ratusan orang lalu beriringan membawa jenazah korban di jalanan itu. Sejumlah kaum wanita berada di sisi barisan pembawa jenazah itu sebagai border. Mereka, membawa senjata dan sesekali perempuan berjilbab itu menembakkan senjatanya ke arah udara untuk menghormati jenazah yang akan dikebumikan. Para pengiring jenazah berteriak, “Balas… balas…. Hasbunallah wa ni’mal wakiil..,Orang yang syahid adalah kekasih Allah… hasbunallah wa ni’mal wakiill… Ya Allah… hancurkan Amerika dan Israel.. “

Seorang ibu dari anak yang menjadi korban mengatakan, “Kami katakan kepada dunia semuanya… Kami tidak ingin makan dan minum.. kami hanya ingin keamanan dan nyawa anak-anak kami…” Ibu tersebut telah kehilangan puteranya akibat pemboman yang dilakukan Israel, ia juga sudah tidak memiliki rumah yang telah luluh lantak oleh bom. Ia meminta kepada seluruh komponen pejuang Palestina untuk bersatu, mengarahkan serangan balasan yang menyakitkan di jantung Israel.

Tidak jauh dengan lokasi itu, DR. Mahmud Abu Daf, salah satu pimpinan Hamas menyampaikan ceramahnya. Ia mengatakan, “Sungguh indah persahabatan ini. Jihad yang mereka lakukan memberi kehidupan untuk mereka dan untuk kita. Kehidupan mereka dan kehidupan kita ada dalam jihad. Indah sekali kalian wahai para syuhada. Berapa banyak syuhada yang kalian iringi kepergiannya. Berapa banyak Al-Quran yang telah kalian khatamkan. Indah sekali kehidupan ini… kehidupan para syuhada…”

Ia menambahkan, “Ini adalah darah yang suci. Yang akan menumbuhkan benih-benih perlawanan di tanah kami. Akan menjelma menjadi senjata yang masuk di ruang tidur orang-orang Israel. Meski kami sakit dan menderita. Mereka juga menderita. Tapi kami bisa berharap dari Allah swt, yang tidak bisa mereka harap. Kami memohon rahmat Allah dalam perlawanan kami, keteguhan kami dan ketetapan kami…” (na-str/iol)

Sumber: http://www.eramuslim.mobi/berita/dunia/sampai-kapan-israel-bebas-membunuh-anak-anak-kami.htm