Ilusi Negara Islam, mengorek agenda wahabi

Sejenak terkejut membacaberita di detik hari ini mengenai ancaman teror terhadap toko buku  gara-gara menjual buku tertentu. Menjadi tertarik untuk melirik buku tersebut.

Inilah buku “Ilusi Negara Islam”, ternyata telah banyak yang me-review. Buku ini  diberi pengantar oleh pakar, dan ditulis atas dasar penelitian. Berisi sepak terjang PKS, HT, dll yang katanya adalah agen wahabi.

Berikut adalah berita-berita tentang buku “Ilusi Negara Islam”, serta review yang berhasil kami peroleh.

Mohon maaf kalau tak berkenan.

Jumat, 22/05/2009 11:27 WIB
Diteror, Toko Buku Tak Mau Jual Buku Ilusi Negara Islam
Indra Subagja – detikNews

Jakarta – Buku ‘Ilusi Negara Islam’ sulit dicari di toko buku meski sudah diluncurkan. Buku penuh kontroversi ini memang tidak diperjualbelikan di toko buku. Sejumlah toko buku menolak buku ini dengan alasan kena teror.

“Saya tidak tahu siapa yang meneror. Kami kasihan toko buku itu, jadi sekarang kami jual sendiri di The Wahid Institute,” kata Direktur The Wahid Institute, Ahmad Suaedy saat berbincang dengan detikcom melalui telepon, Jumat (22/5/2009).

Ilusi Negara Islam diterbitkan The Wahid Institute dan Maarif Institute.
Buku ini mengupas soal masuknya gerakan Islam baru. Buku ini diluncurkan pada 16 Mei 2009.

Ahmad Suaedy menjelaskan, sejumlah toko buku yang sebelumnya bersedia menjual buku itu tiba-tiba membatalkan kerjasama. Toko buku tersebut ketakutan karena kena teror. Namun apa nama toko buku itu, Ahmad Suaedy memilih merahasiakannya.

“Mereka tidak mau diberitakan soal ini. Mungkin situasi politik seperti ini, sedang panas,” jelas Suaedy.

‘Ilusi Negara Islam’ merupakan hasil penelitian dan diterbitkan dengan melibatkan sejumlah ulama terkemuka di Indonesia seperti, KH Ahmad Safii Maarif (mantan ketua Muhammadyah), KH Mustofa Bisri, Azyumarrdi Azra, dan Romo Franz Magnis Suseno.

“Ini hasil riset soal bagaimana gerakan Islam baru, masuk ke NU dan Muhammadiyah. Dan bagaimana mereka mempengaruhi kalangan NU dan Muhammadiyah, tim dibentuk oleh Gus Dur,” tutupnya.

(ndr/iy)

http://www.detiknews.com/read/2009/05/22/112755/1135481/10/diteror-toko-buku-tak-mau-jual-buku-ilusi-negara-islam

.

Awas Bahaya Laten Wahabi
Rabu, 20 Mei ’09 16:25

oleh Irfan Darsina

Usai membaca buku Ilusi Negara Islam (INI): Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, mereka yang berpikiran picik pasti akan langsung membuat konklusi: ini fitnah, tujuannya mengadu domba umat Islam. Buku ini, kata mereka yang picik itu, sengaja dibuat musuh-musuh Islam, kaum zionis Yahudi, AS, Israel,  untuk memecah belah umat Islam Indonesia. Dst, dst, dst.

Saya termasuk kelompok yang telat membaca buku INI. Sudah telat, saya juga belum baca seluruh isi buku. Tetapi, setelah membaca prolog (Syafii Maarif), kata pengantar (Gus Dur), Bab I & 2, dan sebagian kesimpulan, serta epilog (Gus Mustofa Bisri), saya membuat beberapa catatan.

1. Umat Islam hendaknya membaca buku ini dengan pikiran terbuka, hati yang bening dan sikap mawas diri. Pada awalnya, pikiran kita mungkin tidak sepenuhnya bisa menerima hasil penelitian di dua kota: Jakarta dan Yogyakarta, ini sebagai sebuah kebenaran ilmiah (baca: kebenaran berdasarkan metode dan prinsip pengambilan kesimpulan yang logis). Mindset kita sebagai umat Islam yang merasa Islam itu sebetulnya satu akan sulit menerima hasil studi yang secara gamblang ‘menelanjangi” diri saudara-saudara kita yang selama ini kita anggap hebat, berilmu, dan berjuang demi kemaslahatan ummat. Tetapi, sekali lagi, dalam membaca buku ini kita mesti semaksimal mungkin mendayagunakan akal pikiran untuk bersikap kritis dan berikhtiar menemukan kebenaran, seraya tidak pernah putus asa mohon hidayah Allah SWT agar kita tidak tersesat.

2. Studi ini berhasil menelanjangi kedok Wahabi, Ikhwanul Muslimin, dan HTI. Buku ini memasukkan pengikut mazhab Wahabi itu sebagai Islam Garis Keras. Islam Garis Keras dibagi dua: level Individual dan organisasional. Ada beberapa indikator “garis keras” yang dicantumkan buku INI, antara lain, memutlakkan pemahaman sendiri dalam agama, tidak toleran terhadap pandangan yang berbeda, mendesak atau mendukung pemerintah untuk melarang pihak lain yang memiliki pandangan berbeda, membenarkan aksi kekerasan terhadap mereka yang berbeda pandangan itu, menolak Pancasila sebagai dasar negara, sampai ujung-ujungnya mendirikan negara Islam (khilafah Islamiyah). Sikap “garis keras” itu bisa mereka tampakkan bisa pula mereka sembunyikan (tergantung sikon).

3. Pengikut Wahabi di Indonesia merupakan representasi Islam Garis Keras itu. Dalam buku INI dijelaskan bagaimana pengikut Wahabi menjalankan aksi-aksi yang secara umum sungguh menggerigisi. Studi ini menemukan bukti-bukti signifikan langkah-langkah pengikut Wahabi yang melakukan infiltrasi ke organisasi Muhammadiyah dan NU. Mereka pelan-pelan tapi pasti bermaksud mengubah wajah Islam moderat Muhammadiyah dan NU menjadi Islam Garis Keras. Atas temuan itu, tokoh-tokoh moderat Muhammadiyah dan NU mulai melakukan aksi pembentengan terhadap infiltrasi itu, dan menyerukan anggota2 mereka agar meningkatkan kewaspadaan terhadap gerakan Islam Garis Keras tersebut. Dalam bahasa yang dulu sempat populer, ummat disadarkan pada BAHAYA LATEN WAHABI.

4. Kewaspadaan akan Bahaya Laten Wahabi perlu ditingkatkan karena mereka melakukan infiltrasi ke berbagai segi kehidupan, terutama segi-segi yang sangat strategis. Mereka masuk lewat politik, sosial (pendidikan) dan tentu saja keagamaan. Strategi dan sistem mereka dalam melakukan infiltrasi sungguh nggerigisi, dan hasilnya sungguh dahsyat: ada anak SMP yang berani mengkafirkan ibunya hanya karena si ibu tidak mau memakai jilbab. Seluruh upaya infiltrasi itu didanai oleh Kerajaan Arab Saudi, negara yang berdiri atas dasar mazhab Wahabi.

5. Dengan membaca buku ini, kita jadi lebih mudah memahami fenomena politik Indonesia belakangan ini. Ketika Presiden SBY tidak memilih HNW sebagai cawapres, dan HNW dengan setengah gusar menuding ada pihak yang memasukkan dirinya sebagai pengikut Wahabi. Waktu itu, saya merasa aneh, mengapa takut disebut Wahabi? Setelah membaca buku ini, saya jadi mafhum, ternyata Wahabi itu memang nggerigisi, dan seluruh ummat Islam Moderat tipikal Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan terhadap BAHAYA LATEN WAHABI.

Buku ini, hemat saya, sangat inspiratif. Buku ini selayaknya dijadikan buku pelajaran di seluruh sekolah mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi. Anak-anak dan generasi muda kita perlu mengetahui BAHAYA LATEN WAHABI itu, namun mesti tetap memberi kebebasan mereka untuk memilih. Wahabi tidak memberi pilihan itu, tetapi Islam moderat mesti tetap memberikan kebebasan memilih dan mengakui perbedaan. Saya kira, kebebasan memilih tafsir agama dan mengakui perbedaan tafsir itu sebagai rahmat (ikhtilafu ummati rahmah, sabda Sang Nabi SAW) merupakan landasan utama dalam perilaku beragama kaum moderat. Sebab, TUHAN pun, memberikan kebebasan itu: TAK ADA PAKSAAN DALAM AGAMA!

http://politikana.com/baca/2009/05/20/awas-bahaya-laten-wahabi.html

.

08/04/2009 – 11:26
Buku Memuat Hidden Agenda PKS Beredar
Anton Aliabbas

(Inilah.com /Wirasatria)

INILAH.COM, Jakarta – Menjelang hari H pemungutan suara, situasi politik kian memanas. Bahkan, kini beredar buku yang menyebut adanya agenda terselubung yang dimiliki PKS. Walah.

Buku tersebut bertajuk “Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia.” Buku tersebut tercetak April 2009 yang diterbitkan oleh tiga lembaga yakni The Wahid Institute, Gerakan Bhinneka Tunggal Ika dan Maarif Institute.

Sederet nama beken tertulis dalam buku ini. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid tercatat sebagai editor. Sementara prolog diberikan oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof A Syafii Maarif. Sedangkan bagian epilog disajikan pemimpin pondok pesantren Raudlatuth Thalibin, Rembang, Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).

Dalam buku setebal 321 halaman ini, PKS dituliskan sebagai agen kelompok garis keras Islam transnasional. Dalam melakukan kerjanya, PKS melakukan infiltrasi ke berbagai institusi yang mencakup pemerintahan dan ormas Islam antara lain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (halaman 23). Fakta yang mencengangkan adalah adanya fenomena rangkap anggota antara Muhamamdiyah dan kelompok yang disebut garis keras. Diduga hampir 75 persen pemimpin garis keras memiliki ikatan dengan Muhammadiyah.

Sajian data yang ditampilkan dalam buku ini tertulis merupakan hasil penelitian yang dilakukan selama 2 tahun terakhir. Penelitian sendiri dilakukan oleh dua tim. Tim pertama dituai oleh Abdurrahman Wahid yang merupakan peneliti konsultasi dan literatur. Sementara tim kedua yakni tim lapangan dikomandani oleh Prof Dr Abdul Munir Mulkhan (guru besar UIN Sunan Kalijaga).

Penelitian yang dilakukan di 24 kota/kabupaten yang tersebar di 17 provinsi dengan menerjunkan 27 peneliti lapangan. Tidak hanya itu, riset ini melibatkan 591 responden yang diambil dengan sengaja (purposive sampling) yang berasal dari 58 organisasi massa Islam. Profesi responden pun beragam, mulai dari pegawai negeri, dosen, mahasiswa, anggota DPRD hingga pimpinan parpol.

Buku ini menyebutkan aktivitas dakwah yang dilakukan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang kemudian melahirkan PKS menikmati dana Arab Saudi. Peneliti buku ini melasir adanya informasi PKS sedang mencari masjid-masjid yang sedang direnovasi. Dana rehab tersebut diperoleh dari Arab Saudi. Syaratnya, penduduk setempat diminta mendukung PKS dalam setiap pemilihan.

Pada bagian ahir, penelitian ini menyimpulkan gerakan Islam garis keras di Indonesia memiliki hubungan dengan gerakan Islam transnasional yang berasal dari Timur Tengah terutama Wahabi, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Tujuannya, dengan mendiskreditkan pancasila, gerakan ini berusaha melakukan formalisasi agama. Dengan menggunakan alasan degradasi moral dan ketepurukan bangsa, mereka berniat mengganti Pancasila dengan negara islam dan mengubah NKRI dengan Khilafah Internasional.

Tidak hanya itu, buku ini juga menjelaskan PKAS terkesan menempuh politik bermuka dua dengan menghembuskan isu partai terbuka pada Mukernas d Bali pada tahun 2008 silam. Untuk ke publik, PKS ingin menegaskan sebagai partai terbuka dan bervisi kebangsaan dengan menerima Pancasila dan UUD 1945. Sementara, ke konstituen, PKS menyatakan sebagai partai dakwah berasas Islam. Selain PKS, Hizbut Tahrir Indonesia juga disebutkan menjadi bagian dari gerakan Islam garis keras.

Buku ini sedianya diluncurkan pada 6 April silam oleh Gus Dur. Namun karena Gus Dur sedang sakit, peluncuran ditunda untuk waktu yang tidak terbatas.[ton]

http://www.inilah.com/berita/politik/2009/04/08/97108/buku-memuat-hidden-agenda-pks-beredar/

.

09/04/2009 – 00:36
PKS: Buku ‘Ilusi Negara Islam’ Isu Lama
Firmansyah Abde

INILAH.COM, Jakarta – PKS tidak akan menanggapi buku berjudul ‘Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia’ yang menyebutkan PKS memiliki ‘Hidden Agenda’. Isu lama itu telah terjawab dan tidak perlu dibantah.

“Saya belum membaca buku berjudul tersebut sehingga tidak bisa berkomentar terlalu banyak. Namun, bila memang menyatakan bahwa PKS memilki agenda tersembunyi, itu merupakan isu lama dan kami sudah menjawab di banyak kesempatan,” kata Ketua Fraksi PKS, Mahfudz Shidiq kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (8/4).

Mahfudz menyatakan hal itu hanya tanggapan miring yang tidak objektif saja. PKS merupakan partai terbuka dan organisasi yang legal. Memiliki AD-ART yang jelas dengan tujuan dan struktur yang transparan.

“Konsep dan program yang ingin diwujudkan PKS sudah ada dalam buku, konsep tersebut juga sudah memiliki bahan-bahan resmi dan formal. Saya malah bingung, buku Ilusi Negra Islam itu merujuknya ke apa?” ungkapnya.

Diantara parpol yang ada, lanjut Mahfudz, PKS telah banyak dijadikan sebagai objek penelitian baik di dalam dan luar negeri untuk membuat riset dan penelitian bagi kepentingan akademisi. “Saya melihat perolehan suara PKS pada pemilu besok tidak akan terganggu dengan peluncuran buku ini, karena isu tersebut telah lama dijawab. Kami tidak akan membuat buku bantahan karena kehadiran buku tersebut tidak terlalu seriuslah. Kita serahkan saja kepada penulisnya,” pungkasnya. [fir/bar]

http://www.inilah.com/berita/politik/2009/04/09/97305/pks-buku-ilusi-negara-islam-isu-lama/

.

Saya simpan file buku pdf-nya di sini. Saya pun hanya men-download-nya.