(Ketua) Muhammadiyah Yang Marah-Marah
Metode Hisab Muhammadiyah Sudah Bisa Pastikan 1 Syawal 1441 H
Rabu, 31 Agustus 2011 00:04 wib
BANDUNG- Perbedaan penentuan awal bulan Syawal bukan kali ini saja terjadi. Perbedaan penentuan tanggal, menurut Kepala Kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Dikdik Dahlan, terjadi dalam hal memandang kemunculan bulan pertama atau hilal sebagai awal bulan Komariah (penanggalan dalam Islam).
Tiap tahun pemerintah selalu menggelar sidang Itsbat untuk menentukan awal Ramadan maupun akhir Ramadan atau tanggal pelaksanaan Idul Fitri. Sidang itsbat, kata Dikdik, dilakukan sesudah dilakukan rukyat (pengamatan hilal) sore harinya saat matahari tenggelam. Jika hilal berada lebih dari dua derajat di atas ufuk, maka dipastikan hilal bisa diruyat dan esoknya sebagai awal bulan. Jika tidak ada hilal maka puasanya digenapkan menjadi 30 hari, sehingga 1 Syawal atau pelaksanaan salat Id dilakukan lusanya.
“Jadi pemerintah menunggu dulu ruyat. Kita tidak menggunakannya,” ujar Dikdik, Selasa (30/8/2011)
Muhammadiyah, lanjut Dikdik, menggunakan metode hisab hakiki yang tidak melakukan rukyat. Metode ini hanya menghitung posisi bulan. Meski hilal kurang dari dua derajat di atas ufuk tetap dinilai sebagai bulan positif sehingga besoknya tetap sebagai awal bulan.
Sehingga puasa tidak digenapkan menjadi 30 hari seperti yang dilakukan pemerintah lewat sidang itsbat.
Didik menegaskan, hisab hakiki yang digunakannya sesuai Al Quran yang menyatakan bahwa kemunculan bulan memungkinkan untuk dihitung (dihisab). Atas dasar itulah Muhammadiyah tidak melakukan ruyat.
Dengan metode ini, dia mengklaim sudah bisa menentukan kapan tanggal Idul Fitri pada tahun 2020 atau 1 Syawal 1441 Hijriah. “Selain itu Nabi Muhammad SAW kebanyakan menjalani puasa selama 29 hari ketimbang yang 30 hari,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menguraikan perbedaan penentuan Idul Fitri pernah terjadi pada Idul Fitri 1327 H/2006 M dan 1428 H/2007 H serta Idul Adha 1431/2010. Menurutnya, perbedaan terjadi karena kriteria dalam melihat awal datangnya bulan.
Menurutnya, Muhammadiyah memakai kriteria hisab wujudul hilal yang menyatakan meski hilal di bawah dua derajat di atas ufuk, tetap sebagai bulan positif dan sebagai patokan awal bulan. Meskipun bulan itu sulit diamati. Nah, pada lebaran kali ini posisi bulan kurang dari dua derajat, sehingga dipastikan penentuan 1 Syawal akan berbeda antara hasil sidang itsbat dan Muhammadiyah.
Namun, Thomas menyebutkan, kriteria penghitungan Muhammadiyah secara astromoni sebenarnya tidak tepat. Mendasarkan penghitungan kepada ketinggian bulan positif merupakan metode lama yang secara astronomi sudah ditinggalkan.
Dunia astronomi saat ini sudah memakai metode baru yakni imkan rukyat yang berlandaskan kepada tinggi bulan dan matahari lebih dari 4 derajat atau ketinggian bulan di atas ufuk sekira lebih dari 3 derajat. Sedangkan jarak bulan dengan matahari lebih dari 6,4 derajat. “Metode inkam ruyat selalu memerhatikan kemungkinan bulan bisa diruyat atau tidak,” ujarnya.
Maka, Thomas mengimbau kepada Muhammadiyah untuk mau mengubah kriteria dari kriteria lama menjadi kriteria yang lebih baru secara astronomi supaya potensi perbedaan itu bisa dihilangkan. “Kalau kriteria Muhammadiyah tidak diubah, dapat dipastikan awal Ramadhan 1433/2012, 1434/2013, dan 1435/2014 juga akan beda,” katanya. (ugo)
Sumber: http://ramadan.okezone.com/read/2011/08/30/335/497952/metode-hisab-muhammadiyah-sudah-bisa-pastikan-1-syawal-1441-h
.
Kecewa, Din Syamsuddin Sarankan Sidang Itsbat Ditiadakan
Selasa, 30 Agustus 2011 02:08 wib
JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Rabu 31 Agustus. Din menyebut penentuan Hari Raya Idul Fitri yang dilakukan melalui sidang Itsbat hanya mengakomodir kepentingan kelompok tertentu.
“Kalau rapat Istbat seperti selama ini yaitu hanya menjustifikasi kepentingan pemerintah maka tidak perlu rapat Itsbat,” kata Din Syamsuddin saat dihubungi okezone, Senin (29/8/2011) malam.
Din menyebutkan beberapa alasan mengapa sidang Itsbat terkesan hanya mendukung kelompok tertentu. Pertama, pemeritah tidak mengakomodir penghitungan 1 Syawal yang dilakukan Muhammadiyah dengan metode penghitungan atau hisab.
“Inilah pandangan ilmiah yang sangat dianjurkan oleh Islam maka keputusan (menggunakan hisaab) tersebut adalah keputusan berdasarkan agama,” jelas Din.
Kedua, sidang Itsbat tadi malam juga tidak mengakomodir adanya kesaksian dari dua daerah yang telah melihat bulan baru atau hilal. “Tadi malam ada kesaksian di bawah sumpah melihat hilal di Cakung dan Jepara tapi ditolak rapat Istbat. Itu menunjukkan sikap otoriter dan tidak adil dari Menteri Agama (Suryadharma Ali, red),” ujarnya.
Ke depan Din berharap pemerintah tidak perlu ikut campur menentukan awal Ramadan dan 1 Syawal agar tidak terjadi kebingungan bagi masyarakat. Kendati begitu Din berharap masyarakat tetap saling menghargai meski merayakan Idul Fitri di hari yang berbeda.
“Biarlah masing-masing kelompok menunaikan ibadah dengan keyakinannya. Bagi yang berkeyakinan Idul Fitri besok (hari ini), silakan beramai-ramai salat di lapangan. Sementara bagi yang meyakini tanggal 31 Agustus adalah Idul Fitri, silakan juga melaksanakan salat Id. Yang terpenting silaturahim harus tetap dijaga,” kata Din.
(fer)
Sumber: http://ramadan.okezone.com/read/2011/08/29/335/497877/kecewa-din-syamsuddin-sarankan-sidang-itsbat-ditiadakan
.
Din Syamsuddin Kecam Pernyataan Prof Thomas
Selasa, 30 Agustus 2011 01:02 wib
JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengecam pernyataan Thomas Jalaluddin, peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menyebut metode hisab dan rukyat sudah tak sesuai lagi digunakan untuk menetapkan awal Ramadan dan 1 Syawal.
“Pernyataan Thomas Jalaluddin sangat disayangkan apalagi menyinggung Muhammadiyah. Dia mungkin ahli astronomi tapi bukan ahli agama, maka jangan semena-mena mengeluarkan pernyataan di saat umat Islam harus menjaga toleransi ukhuwah,” kata Din Syamsuddin saat dihubungi okezone, Senin (29/8/2011) malam.
Menurut Din setiap kelompok organisasi Islam punya cara tersendiri untuk menentukan jatuhnya 1 Syawal. Jadi perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri, sambung Din tak perlu diperdepatkan apalagi disalahkan.
“Thomas adalah provokator yang berbahaya yang bersembunyi di balik kedok ilmiah dengan menyalahkan pihak lain. Seyogyanya Menteri Agama tidak memakai dia untuk ikut menentukan awal Ramadan dan 1 Syawal karena terbukti Thomas sudah memecah belah umat,” tegas Din.
Dalam sidang Itsbat di kantor Kementerian Agama, Thomas memberi pemaparan mengenai penghitungan penetapan 1 Syawal dengan cara melihat bulan baru atau hilal. Saat itu dia menyinggung metode hisab dan rukyat yang kerap menimbulkan perbedaan penetapan.
Menurut Thomas, astronomi merupakan metode terbaik dalam menentukan awal bulan Qomariyah karena sesuai dengan syarat yang berlaku termasuk memenuhi ketentuan Islam. Dia mengatakan pada tahun 1994 pernah ada kesepakatan untuk menggunakan ilmu astronomi dalam melihat hilal.
“Pada saat itu Muhammadiyah yang menolak penggunaan ilmu astronomi,” ujarnya.
(fer)
Sumber: http://ramadan.okezone.com/read/2011/08/29/335/497876/din-syamsuddin-kecam-pernyataan-peneliti-lapan
.
Din: Pemerintah Tak Perlu Urusi 1 Syawal
Selasa, 30 Agustus 2011 00:04 wib
JAKARTA – Pemerintah memutuskan 1 Syawal 1432 H jatuh pada Rabu, 31 Agustus. Keputusan yang diambil dalam sidang Itsbat ini berbeda dengan putusan Muhammadiyah yang menetapkan hari ini sebagai Idul Fitri.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyesalkan keputusan pemerintah yang terkesan mendukung salah satu kelompok untuk menentukan 1 Syawal.
“Seyogyanya pemerintah tidak ikut campur dalam menetapkan Idul Fitri. Apalagi berpihak kepada salah satu pendapat, dengan mengabaikan pendapat lain,” kata Din saat dihubungi okezone, Senin (29/8/2011) malam.
Menurut Din, dikesampingkannya pendapat kelompok lain seperti Muhammadiyah merupakan sebuah pelanggaran konstitusi. “Pemerintah dapat dianggap melanggar UUD 1945 pasal 29 yang menekankan jaminan negara untuk kebebasan menjalankan ibadah, kebebasan beragama bagi warga negara,” sambungnya.
Din menjelaskan keputusan Muhammadiyah tentang penetapan Idul Fitri sudah berdasarkan dalil agama dan ketentuan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam. “Keputusan Idul Fitri seperti yang ditetapkan Muhammadiyah bukan mengada-ada,” tegas dia.
Ketetapan Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal jatuh pada 30 Agustus 2011 berdasarkan tanda akhir bulan Ramadan yang terjadi sore kemarin. Dalam penghitungan, bulan belum terbenam dan bertengger di atas ufuk dengan ketinggian hampir 2 derajat selama kurang lebih tujuh menit.
Din menambahkan, penetapan 1 Syawal tidak perlu harus dilakukan dengan melihat hilal atau bulan baru secara kasat mata, melainkan dapat dikonversikan secara eksak ke dalam hitungan waktu, jam, menit, dan detik.
“Bagi Muhammadiyah inilah hilal yang diketahui berdasarkan dewan hilal, bahwa Syawal sudah datang pada 29 Agustus malam, maka Idul Fitri jatuh pada tanggal 30 Agustus,” ujarnya.
Atas perbedaan hari Idul Fitri ini, Din mengajak seluruh umat muslim di Indonesia untuk tetap saling menghargai. “Tidak perlu saling menyalahkan, tapi saling menghormati,” katanya.
Khusus kepada Menteri Agama Suryadharma Ali, Din berharap Menag mengakomodir seluruh kelompok dalam menetapkan awal Ramadan termasuk Idul Fitri. “Menag harus menjamin konstitusi dan jangan menetapkan sesuatu yang berpihak pada pihak tertentu saja yang menguntungkan pihak lain,” pungkasnya.
(fer)
Sumber: http://ramadan.okezone.com/read/2011/08/29/335/497875/din-pemerintah-tak-perlu-urusi-1-syawal
.
Tanggapan Prof Thomas Djamaluddin: Rela Disebut Provokator Demi Kemajuan Muhammadiyah
Selasa, 30 Agustus 2011 13:21 wib
JAKARTA- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengecam pernyataan Thomas Djamaluddin, peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menyebut metode hisab dan rukyat yang digunakan Muhammadiyah sudah tak sesuai lagi digunakan untuk menetapkan awal Ramadan dan 1 Syawal.
Din juga menyebut, Thomas sebagai seorang provokator yang berbahaya yang bersembunyi di balik kedok ilmiah dengan menyalahkan pihak lain. Dalam sidang Itsbat di kantor Kementerian Agama, kemarin, Thomas memberi pemaparan mengenai penghitungan penetapan 1 Syawal dengan cara melihat bulan baru atau hilal. Saat itu dia menyinggung metode hisab dan rukyat yang kerap menimbulkan perbedaan penetapan.
Terkait Hal itu, Thomas pun mengatakan dirinya rela disebut provokator demi mengubah pandangan Ormas Islam tersebut. “Tidak apa-apa, Tujuan saya provokatif untuk menyadarkan Muhammadiyah, saya bukan menyerang Muhammadiyah, tapi kriterianya,” kata Thomas saat berbincang dengan okezone, Selasa (30/8/2011).
Dikatakannya, pada dasarnya penyatuan umat melalui penyatuan kalender Islam hampir terwujud. Dua syarat penyatuan kalender Islam sebenarnya sudah terpenuhi, yakni adanya otoritas tunggal yakni kementerian agama, dan faktor kesatuan wilayah Negara Republik Indonesia. “Tinggal satu langkah lagi yaitu penyatuan kriteria terkait penentuan awal bulan, ini yang belum terpenuhi,” kata Thomas.
Mengapa? Saat ini, kondisi dalam pembuatan kalender semuanya berdasarkan hisab (perhitungan). “Semuanya telah menggunakan kriteria Imkan Rukyat yaitu kemungkinan untuk bisa di Rukiyat. Kecuali Muhammadiyah yang menggunakan kriteria usang kriteria, Wujudul hilal,” katanya.
Wujudul Hilal merupakan kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriah dengan menggunakan dua prinsip, Ijtimak (konjungsi) telah terjadi sebelum Matahari terbenam (ijtima’ qablal ghurub), dan Bulan terbenam setelah Matahari terbenam (moonset after sunset). Maka pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan (kalender) Hijriah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) Bulan saat Matahari terbenam.
“Muhammdiyah mengatakan bahwa alasan ketinggian dua derajat tidak ilmiah. Tapi menurut saya ketinggian 0 derajat yang disebut dipegang Muhammadiyah justru tidak Ilmiah,” katanya.
Thomas saat ini terus berupaya mengajak Muhammadiyah mengubah kriteria tersebut supaya sama-sama mewujudkan sistem kalender yang seragam dan mapan. “Sistem kalender yang bukan hanya digunakan untuk ibadah. Tetapi juga untuk kegiatan bisnis, dan pemerintahan,” katanya.
“Kriteria Imkan rukiyat bisa mempersatukan hisab dan rukyat, bila Muhammadiyah tetap pada pendirian dan keyakinannya maka hal ini akan terus terulang. Pada tiga tahun ke depan yakni 2012, 2013, 2014, nantinya akan mengalami perbedaan awal Ramadan antara Muhammadiyah dengan ormas-ormas lain, karena perbedaan kriteria tersebut,” katanya.
Dikatakan Thomas, sebenarnya dia telah mencoba untuk mendiskusikan penentuan kriteria tersebut dengan Muhammadiyah sejak tahun sepuluh tahun silam. “Namun, mereka menutup diri karena berdalih itulah keyakinan mereka,” katanya.
Padahal, kriteria usang yang digunakan Muhammadiyah yakni Wujudul Hilal, justru kata Thomas bisa memecah belah umat. Sebagai ormas besar yang modern, Thomas berharap agar Muhammadiyah mau berubah demi penyatuan Umat.
“Tetapi juga sama pentingnya adalah demi kemajuan Muhammadiyah sendiri, jangan sampai muncul kesan di komunitas astronomi “Organisasi Islam modern, tetapi kriteria kalendernya usang”. Semoga Muhammadiyah mau berubah,” kata Thomas. (ugo)
Sumber: http://ramadan.okezone.com/read/2011/08/30/335/497904/peneliti-lapan-rela-disebut-provokator-demi-kemajuan-muhammadiyah
.
Menteri Agama: Perbedaan Bukan Karena Pemerintah Otoriter
Rabu, 31 Agustus 2011 | 16:08 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta – Menteri Agama Suryadharma Ali membantah pemerintah bersikap otoriter terkait perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah, Rabu 31 Agustus 2011. Ia menolak disebut tidak mendengarkan suara Muhammadiyah dalam sidang isbat.
Suryadharma mengklaim keputusan itu diambil dari hasil musyawarah yang telah disepakati bersama, bahkan dari PP Muhammadiyah. “Sikap otoriter yang bagaimana? Itu kan ada 12 pembicara di sidang isbat, sebelas setuju hari Rabu, satu saja yang Selasa,” kata Suryadharma Ali di Jakarta, Rabu 31 Agustus 2011. “Keputusan dari Muhammadiyah kemarin juga menghormati sidang. Mereka minta izin melaksanakan Idul Fitri Selasa, jadi tidak ada masalah.”
Karena itu, Suryadharma menyangkal jika kabar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sempat mengungkapkan kekecewaannya kalau suara Muhammadiyah itu tidak didengar di Sidang Isbat. “Ah, tidak. Kalau toh ada, itu pendapat dia sendiri,” ujarnya.
Suryadharma membantah jika langkah dalam sidang Isbat Senin lalu itu menunjukkan keberpihakan Kementerian Agama pada organisasi Nahdlatul Ulama. Politisi PPP itu berkeras ada 12 tokoh yang memberikan pendapat atas laporan dilaksanakan rukyat lebih dari 90 titik. “Semua dibacakan, termasuk keputusan resmi organisasi. Juga pandangan Majelis Ulama.”
Suryadharma juga menegaskan apa yang terjadi semata-mata soal prejudice semata. Sebaliknya Surya juga mengajak Muhammadiyah untuk ikut bermusyawarah mencari kriteria dalam menetapkan hari raya Lebaran, sehingga tak perlu ada yang merasa ditinggalkan atau tidak dilibatkan dalam hal tersebut.
“Itu hanya prejudice. Kami tidak membeda-bedakan. Ya, Muhammadiyah harus mau juga untuk berbagi. Jadi dia tidak berada pada posisi sekarang,” kata Suryadharma. “Jadi harus maulah bermusyawarah. Mencari titik temu kriteria mana yang dipakai. Muhammadiyah selalu diundang, tidak ada satu pun yang ditinggalkan. Jadi enggak bener itu kalau dibilang ada yang ditinggalkan.”
Soal tudingan kebohongan dalam sidang Isbat yang menyebut pelaksanaan Idul Fitri di negara Malaysia dan Arab Saudi hari Rabu dan bukan Selasa, 30 Agustus 2011, Suryadharma mengatakan tak pernah menyebut hal itu.
Ditanya soal kabar benarkah pemerintah mengakui kesalahan dalam penentuan Idul Fitri, Suryadharma kembali membantahnya. “Tidak ada, pemerintah tetap konsisten,” ucapnya.
Ia justru menuding hal itu diembuskan bukan dari sumber yang akurat. “Itu fitnah, makanya hati-hati,” ujarnya. Menurutnya, pemerintah tidak merasa memiliki kesalahan. “Minta maaf salahnya di mana, tidak ada yang salah,” ujarnya.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/kabar_lebaran_10/2011/08/31/brk,20110831-354211,id.html
Tapi kenyataannya berkata lain bpk profesor dan bpk menteri, posisi bulan pada tanggal 30-08-2011 sekitar jam 17.40 WIB sudah tinggi dan orang desa yang awam pun mengatakan itu sudah tanggal 2, artinya yang lebaran mengikuti kemauan bpk, itu lebaran tanggal 2 syawal. Akan Muhammadiyah jadi korban ?
–> kenyataannya, menurut hisab .. hilal tak akan kelihatan. Dan menurut rukyat.. hilal memang tak kelihatan. Itu artinya lebaran 31 Agust.
Sidang itsbat .. (31 agust) vs (30 agust) = 11 vs 1. Kalau memenangkan yg satu .. alangkah anehnya.
Meniru negara lain ber-“Follow Saudi”, kenyataannya Saudi sendiri menyarankan Indonesia untuk lebaran 31 Agust. Lihat http://www.makkahcalendar.org/en/when-is-shawwal-Aid-El-Fitr-1432-2011-islamiccalendar-dates.php .
Muhammadiyah menjadi korban? .. ahh yang bener azza. Justru yg tampak adalah .. Muhammadiyah mau mengorbankan pihak lain dengan kengototannya.
kementrian agama terkenal kementrian/departemen paling korup…senantiasa rangking 1 terkorup, produknyapun penuh nuansa korup.
saya sangat awam sekali pengetahuan agama dan pengetahuan umum..
saya hanya merenung, dalam hati bertanya..
mengapa negara-negara lain termasuk negara tetangga beridul fitri pada 30 agustus 2011? apa dasar mereka ?
–> pada umumnya “follow Saudi”, yang lain kalkulasi (hisab tanpa rukyat). Silakan lihat di moonsighting.com
bagaimana dengan negara malaysia dan singapura apakah mereka juga hanya mengikuti arab saudi ?
kalau tidak salah di sidang itsbat tsb disampaikan juga kesekapatan negara-negara asean termasuk diantaranya indonesia?
–> kalau tak salah .. malaysia dan singapura memutuskan berdasar hisab. Dalam hal ini indonesia yg justru masih konsisten dengan kesepakatan MABIMS (hilal 2 derajat). Namun negara2 tsb mengikat seluruh rakyat (umat islam)-nya untuk (harus) taat kepada ulil amri-nya.
ndak ngikuti sidang itsbat karena tahun kalau departemen agama itu sarang koruptor….pintar-pintarnya belum kena KPK.
Doakan saja moga2 Din Syamsuddin yang ketua Muhammadiyah itu dan pengikut2nya segera dapat hidayah dan kembali ke jalan yang benar, bagaimanapun dalam hal ini Thomas Djamaluddin adalah ahlinya, Din Syamsuddin janganlah picik, cari dulu orang yang lebih ahli dari Thomas Djamaluddin barulah kau bicara, jangan asbun, sudah usang koq ngotot pula
saudara saladin,kayanya anda merasa lebih hebat dr pd pak din,kalo mmg bgt silahkan ketemu sama pak din dan berkata seperti yg anda tulis. harusnya anda malu berkmntar bgt kpd pak din. anda siapa pak din siapa.jgn tampakkan kejahilan anda yg 10x pra rasulullah….
oh pak din ahli astronomi ya…wah besok2 bisa jadi dosen astronomi kalahin pak thomas neh..he..he…
bg saladin anda harusnya baca hadist shahih jdong, mana yang lebih kuat hisab atau rukyah, si thomas itu bukan ahli agama, jd jgn sok tau bicara agama, dia bilang rela disebut provokator utk kemajuan muhammadiyah, kalau sy bila apa dia juga rela disebut dajjal demi kemajuan juga….nyeleneh nih si thomas.
Pemerintah tetap aja otoriter…jauh hari muhammadiyah telah menetapkan 1 syawal jatuh pd hari selasa tgl 30 Agustus, kok gak dipanggil dan ditanya serta tukan fikiran dan pendapat diawalnya eh malah disalahkan pada akhirnya, thomas itu gak tau apa2
kita doakan saja saladin diberikan kemudahan dalam memahami agama….aminn….
menurut saya ada kesalahan pemerintah dan NU dalam dalam mengambil sumber pembenar ……. thomas jamaluddin ……. yg ahli astronomi. karena akar masalah bukan pada perhitungan …… yg diperlukan adalah ahli tafsir alquran .. ahli hadits …… walo itu nggak banyak menolong ……
–> Saya rasa anda ngawur. Sejak awal ormas NU tak terlibat .. kok kini anda jadikan tertuduh. Terus menurut anda .. kl pak Thomas pun bukan ahli yang tepat, maka siapa nara sumber yg cocok?
nara sumbernya ada di sunnah rasul dan Al Qur’an bos. pk thomas itu harusnya mengkaji dari 2 sumber ilmu, ilmiah dan agama
nara sumbernya quran….baca tafsir surat yasin….
Orgawan, anda emotional ……. dari tulisan anda tahun kemarinpun …. anda selalu mengutip pendapat TJ …… padahal permasalahan bukan di perhitungan …… NU dg Rukyat mengacu hadits Rasul …. MD berpendapat hadits itu ada karena kondisi saat itu dg memperhatikan hadits Riwayat Muslim …… dg mendasarkan alquran a.l QS 55:5 …… lebih cenderung pake Hisab ….
–> anda tak menjawab pertanyaan. OK.. anda salah lagi, karena yang pakai rukyat itu juga pakai hisab, bukannya tanpa hisab. Dengan perhitungan modern sekr ini, hasil angkanya pun insya Allah (hampir atau bahkan) sama. So.. sangat salah dalam hal ini melawankan (hisab) vs (rukyat). Yang benar .. (hisab dilengkapi rukyat) vs (hisab anti rukyat).
wallahu a’lam.
antum sangat tidak cermat dalam membaca komentar, bukankah sudah dikatakan bahwa dalam perhitungan tidak ada permasalahan ….itu berarti orang mau rukyatpun pakai hisab …. dan yang anda katakan anti rukyat itu yg salah ……..
anda tidak cermat dalam membaca komentar ……. bukankah sudah disebutkan bawa dalam perhitungan nggak ada permasalahan, itu berarti kami mengakui bahwa untuk merukyat org juga sudah menghisab ….. yg salah justru anda yg mengatakan hisab anti rukyat ….. itu emosional dan ngawur bin tambuk ……
hidup babah_cong…bener bah terlalu emosional…sabar knp biar keliatan lebih intelektual
Muhamadiyah telah menentang Allah dan Rasul
1. Muhamadiyah berbuat bid’ah dolalah menentang perintah Allah yang tercantum dalam Quran.
Untuk masalah hukum publik, jika masalah tersebut menjadi urusan pemerintah maka secara hukum positif keputusan pemerintahlah yang sah. dan ta’at terhadap ulil amri merupakan perintah Allah. Kalau di Amerika atau Rusia yang memang tak mengatur penetapan Idul Fitri… silakan saja masing2 Ormas berijtihad.
2. Menentang Rasul.
Menetapkan Idul Fitri dengan hisab merupakan kegiatan bid’ah dolalah yang tak pernah dicontohkan Rasul.
Udah salah koq masih ngotot.
saudara irwan winardi, sy sarankan anda untuk belajar lbh banyak tentang agama. atau anda tdk perlu ikut kmentar,sebab komentar anda menunjukkan kurangnya pemahaman anda ttg agama……
Yupzz komentar anda sngatlhh benar,,,utkk Superman sebaiknya lebihh sejahterahknn masyarakat dluu,,anda masihh kurnng sprtny dng pemahamn agama..antum trllu menjudge Muhmmdyh.,.
AStagfirullah, istigfar yang banyak bung irwan, jangan mencaci saudaramu sesama muslim.tpi sya tetap yakin
hanya orang yang di buka mata hatinya bisa liat kebenaran . tolong renungkan hal sebagai berikut:
1. apakah kita menganggap ulama saudi, mesir dan mayoritas muslim didunia terbelakang cara menentukan 1 syawal
apa ngak malu, kita merasa paling tau, tpi sementara muslim seluruh dunia mentertawai kita.
2. aneh aja lagi negara di barat kita lebih dulu hari raya.itu sama aja kita bilang di indonesia waktu ashar tpi dah magrib di
mesir ato saudi ( lucu dan kliatan kita terbelakang dan harus banyak belajar)
3. sya yakin bung irwan tau ,bahwa pernah rasulullah didatangi seorang yang liat hilal sementara nabi tidak meliatnya,
tapi nabi hanya tanya apakah kamu beriman pda ALLAH dan rasulnya?, saat orang itu bilang ya, rasulullah langsung berhari raya.
lah ini orang dah di sumpah kok ngak dipercaya .malah dalam sidang isbat ada yng mengusulkan suara trbanyak. bukankah itu mngada2
4. yang paling sederhana, selama 9 kali ramadhan rasulullah hanya 2 kali puasa 30 hari, sisanya 29 hari, lah ini kok sya dari kecil
kebanyakan di indonesia hampir semuanya 30 hari, apa ngak yng ini bidah hayo beda ama rasulullah.
5, saya saran tuk mas irwan, jngan terlalu cepat menuduh muhammadiyah berlaku bidah, itu sama aja anda mengatakan mayoritas ulama dan muslim brbuat bidah, karna knyataannya mereka hari raya tgl 30Agustus, lagian Muhammadyah kan artinya pengikut Muhammad, puasanya kebanyakan 29 hari, tarawihnya 11 rakaat yang semua itu brsumber dari hadist shahih. (mungkin sya blm tau kalo ada riwayat lain yng shahih semata2 kebodohan sya).
6. ulil amri saya Ihwanul muslimin yng ada di mesir sebagai ikatan saudara muslim sedunia.
7. maafkan saya pas irwan kalo ada kata sya yng salah karna saya hamba yng dhoif.
Ya ALLAH ya rahman YA Rahim. jika benar hari raya tgl 31 agustus.ampunillah kehilafan hambamu jika puasa kami kurang, itu karna kehilafan kami, dan janganlah engkau haramkan puada kami tgl 30 augstus, jika hari raya yang benar tgl 30 agustus, itu karna kehilafan kami , hapuskan sikap sombong dan lindungi kami dari kebutaan hati tuk meliat kebenaran MU YA ALLAH
–>
1. Dalam hal ini, Arab Saudi memang terbelakang dan selama ini tak konsisten. Telah menjadi diskusi hangat di kalangan para astronom. Bahkan pemimpin khibar ulama di sana, masih meyakini bahwa matahari lah yg mengelilingi bumi.
Muslim dunia mentertawai kita .. itu berita sampah .. setelah dua hari (atau beberapa hari) tampak bhw negara yang berlebaran 31 agust dengan yakin lebih banyak. Sedangkan 30 agust itu hampir semua follow Saudi, seorang imam yg (maaf) suka kentut.
2. Pernyataan no 2 ini menunjukkan bahwa anda tak menguasai masalah.
Yang lain telah diulas di sini.
saya hanya merasa lucu dengan no. 6. Ada orang indonesia berada di negara nun jauh (bahkan lebih jauh dari Arab), namun ber-ulil amri ke pemerintah indonesia. Ada orang asli sini dan tinggal di sini (indonesia) ber-ulil amri ke Saudi. Kini (saya baru tahu) ke sebuah organisasi di Mesir, bahkan pemerintahnya (Mesir) pun bukan.
Memang susah kl penafsiran sekehendak hati sendiri. Memangnya muslimin di indonesia itu bukan saudara muslim sedunia mas..?? Kenapa anda tak jadi TKI dan gabung IM di sana sekalian? Itu baru konsisten.
mohon maaf kl tak berkenan.
sdr irwan kalo anda tidak tahu hukum apalagi dalam hukum hadits lebih baik anda belajar lagi atau diam, itu lebih bagus bagimu daripada buat komentar tapi nyakitin hati, buat kata dhalalah saja anda sudah salah, gak tau juga anda tau artinya atau tidak,
lalu, menetapkan jadwal sholat 5 waktu dengan hisab apakah bid’ah dholalah juga??
Malaysia memutuskan 1 Syawal 1432 H ditentukan melalui rukyat di 30 lokasi, memang tidak semua lokasi melihat bulan sabit baru, cuma 25 lokasi yang melihatnya. Pemerintahnya menetapkan tanggal 30 Agustus, jadi Malaysia bukan menentukan melalui hisab lho…
–> terima kasih masukannya. Sangat bagus jika anda sertakan sumber/referensi anda?
Go: bagaimana anda menilai negara brunai, pakistan, bangladesh, oman afrika selatan dan lainnya yg memutuskan tgl 31, apakah salah dlm perhitungan hisab atau rukyat ataukah sebaliknya?
Din Syamsudin coba-coba mendikte pemerintah nih ye? Dan sikap Din Samsudin sangat otoriter, semoga tidak jadi presiden Indonesia di waktu yg akan datang. Bisa-bisa dg gaya otoriternya ini kuburan para Sholihin yg ramai diziarahi kaum muslimin akan diobrak-abrik hingga hancur rata dg tanah.
http://ummatipress.com/2011/09/05/ummati-press-online-lagi-setelah-di-ko-wordpress-com/
jika anda orang beradab dan beragama dg baik,tentu menghndri sft suudhon.dan bkn kuburan yg hrs di rubah,tp mnsia2 yg sreng meminta2 pd yg tlh mati yg hrs dirubh pola pkrnya.atau merbah kebiasaan orang2 yg bertawasul pd yg tlh mati yg hrs di berangus
Din samsun din bilang Thomas jamaludin pemecah belah umat, tapi dia sendiri menganjurkan masing-masing kelompok (organisasi) menentukan sendiri kapan Idul fitri menurut fersinya masing-masing. Menurut saya kok malah ini yang rasanya memicu terjadinya perpecahan umat . Din samsu din yang Profesor omongannya kok malah seperti orang linglung otaknya sih!
Atau jangan-jangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Din Samsudin memang akan dibawa menjadi sebuah organisasi berlabel Modern dengan pemikiran usang. buktinya tuh; menutup diri, ngotot dan anti kritik. Wah akan jadi Guyonan anak-anak kecil nih!
anda sama dg TJ yg menganggap kriteria yang diambil berdasarkan al quran adalah usang …….. kami hanya bisa berdoa agar anda diberi hidayah, semoga pikiran anda dapat terbuka …….. dan jangan menjadi urang picik yg menganggap urang lain picik ……
Kepicikan anda adalah kriteria wujud hilal anda anggap dari al quran. semua tahu kalo dalil dari al quran yang dipakai untuk mendukung wujud hilal terkesan kuat dipaksakan. kalau picik jangan ngatain orang lain picing bung!
From FARIEZ Banjar….!!!
Saudara..saudara….Perberdaan pendapat itu Lumrah dalam Revolusi. (Alm: Soekarno )…semua orang “Daripada”sudah pada pinter tapi jangan keblinger…serahken saja “daripada: kepada Yang Maha Kuasa…saya nyataken bahwa semua sudah bener jadi kita kembali membangun NKRI untuk masyarakat adil dan makmur berdasarken “Daripada”PANCASILA dan UUD 1945…he.he.he ( Alm:Soeharto) …. Sebagai Bangsa Indonesia kita harus mampu mengimplementasikan IMTAK dan IPTEK dalam membangun Negara kita ini…jadi…technologhi yang super canggih HARUS MAMPU KITA KUASI namun dalam analisa peNentuan 1 Syawal kita kembalikan pada keyakinan beragama kita karena sudah di jamin dalam UUD 45 psal 29..okey… saya mau bereskan tugas saya yang belum selesai…okey… ( BJ HBB ) ….. He..he..he…Gitu Aja Kok Repot ( Alm:Gus Dur )….mari kita hargai jasa para pendiri negara ini “the founding father ” yang menginginkan negara kita mampu sejajar dengan negara lain, masalah kita tdk hanya menentukan Lebaran Idul Fitri saja…. tapi saya kok heran ya…kenapa Lebaran Idul Adha jarang beda …. ( MGWT )…ada apa ya..!!!
Mari kita sama sama maklum yaa…
Coba kalo Presidennya JK ” Lebaran LEBIH CEPAT LEBIH BAIK” nah karena Presidennya masih SBY maka ” Lanjutkan dan Tuntaskan saja Puasanya sampe 30 hari….” BEEETUL TIDAK (aa gYM ) …. jAMAAAAAAH…UI..JAMAAAAH….. aLHAMDU ;LILLLAH….
HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL NI’MAL MAULA WAN NIKMAN NASIR….jar..jar..jar…
bismillahi,kalau saya ya masih ikut pemerintah,atiullah,atiurrosul wa ulil amri minkum.berpuasa dan berhariraya bersama pemerintah aja.ya moga ALLAH mngampuni dan memaklumi kalau ternyata ada salah dalam berpuasa dan hariraya ini,saya tak mau terlalu pusing memikirkannya,karna masih banyak yg harus kita amalkan dan pelajari dlm islam ini,seperti blajar tauhid biar gak trjerumus syirik,blajar sunnah agar terhindar dari sesat dan menyimpangnya bid’ah,blajar mnjaga lisan agar tak terbiasa dgn memfitnah,menghujat,mengghibah,blajar hemat agar tak terjerat hutang dan korupsi,pokoknya banyak lagi yg lebih penting yg wajib kita pelajari dech,wassalam
Sebenarnya gampang Kalo mau tahu siapa yang Tepat dalam Penetapan Syawal kemarin… dengan cara melihat bulan Purnama nya (tanggal 14 atau 15)…
Penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1432 :
– Pemerintah : 1 Syawal = 31 Agustus 2011
– Muhammadiyah : 1 Syawal = 30 Agustus 2011
Maka tadi malam Senin tanggal 12 September adalah :
– tgl 13 Syawal versi Pemerintah…
– tgl 14 Syawal versi Muhammadiyah…
Dengan melihat Bulan tadi malam… Dapat dilihat bahwa bulan sudah nyaris Bulat Sempurna… Dengan kata lain… Tadi malam adalah tgl 14 Syawal… sebab bentuk bulan seperti itu Tidak Mungkin bulan baru tgl 13…
Jadi Kesimpulan nya… Ilmu Hisab Wujudul Hilal nya Muhammadiyah… SUDAH TERBUKTI AKURAT…
Lalu bagaimana dengan yang kemarin Idul Fitri hari Rabu ?… Berdosa dong puasa di hari raya (selasa) ?…
TENTU SAJA TIDAK… mereka dalam penilaian Tuhan adalah “Orang yang penglihatannya tertutup Awan”… 🙂
–> tentu saja apa yg anda lakukan adalah bagian dari pengamatan. sangat bagus untuk pengecekan dari sebuah teori hisab, yang akan menyempurnakan perhitungan untuk masa datang. Bukan masa lalu.
Hari raya idul fitri harus ditentukan dengan yakin bahwa waktunya telah sampai. Hal ini dilakukan dengan pengamatan bulan sabit, rukyatul hilal. Sebuah pertanyaan besar ketika seseorang suka mengamati bulan purnama namun menolak mengamati bulan sabit. Saran saya .. amatilah juga bulan sabit pertama muncul. Bulan baru hijriyah ditentukan oleh penampakan pertama kali bulan sabit, bukan oleh bulan purnama.
Para pakar (astronomi) yang suka mengamati bulan dari bulan sabit – purnama – sabit lagi, mengatakan bahwa bulan sabit baru sampai saat ini hanya bisa tampak pada ketinggian minimal 2 derajat.
mohon maaf kl tak berkenan. wallahu a’lam.
Mau tahu awal sawal kok nunggu lama banget sampai nunggu bulan purnama. trus idul fitri juga nunggu purnama dong! ini logika apa mas?
Setuju Ivan
Terlepas dari perdebatan awal syawal, yg pasti malam ini (selasa malam rabu 13 September 2011) adalah bulan purnama yg berarti malam ke 15 belas bulan hijriah
–> lihat di sini
Mestinya pengertian BULAN sebagai QOMAR, BULAN sebagai HILAL dan BULAN sebagai SYAHRU itu harus dipahami dulu. sehingga jangan sampai gembar gembor dengan istilah wujudul hilal ternyata bukan HILAL tapi QOMAR, kan bisa jadi guyonan kalo gitu. Padahal perintah mengawali puasa dan mengakhirinya harus dengan HILAL yang harus sudah terlihat mata, bukan QOMAR yang sudah sekian derajad ketika mentari beranjak ke peraduannya.
to all
terlepas dari siapa yg benar siapa yg salah,
atau siapa yg mmprovokasi siapa yg kecewa,
atau siapa yg suuzhon siapa yg husnuzhon,
atau siapa yg gentlemen siapa yg gengsi ngaku salah karena malu sama umat..
saya mau tanya :
sebenarnya yg menjadi patokan manusia bikin kalender itu peredaran bulan mengelilingi bumi,
ataukah sebaliknya peredaran bulan yg harus mentaati hitungan manusia??
kalo bulannya jelas2 terlihat purnama,tapi kalo menurut hitungan masih tgl 7 gimana? tanggal berapakah hari tersebut tanggal 15 mengikuti purnamanya bulan kah ataukah tanggal 7 mengikuti hitungan manusia?
to babah_cong
mengenai komen anda tanggal September 9, 2011 pada 11:47:
“anda sama dg TJ yg menganggap kriteria yang diambil berdasarkan al quran adalah usang …….. ”
saya mau tanya, bagian mana dari kriteria Muhammadiyah tersebut yg diambil dari Qur’an?? surat apa dan ayat apa??
ada beberapa fakta :
– kritik prof. Thomas adalah kritik membangun yang disampaikan dengan santun..
– Din tidak terima dikritik, bahkan sepertinya tersinggung..
– kemudian Din menuduh Thomas sebagai provokator..
– Din juga menuduh pemerintah memihak pihak tertentu..
Silahkan utak utik fakta tersebut di kepala kita dengan kepala dingin, cerdas, dan bebas taklid buta agar kita bisa mengetahui :
kritik mana yg membangun, kritik mana yg merusak, siapa yg anti kritik, siapa yg menanggapi kritik dengan santun, siapa yg menanggapi kritik dengan kasar, siapa yg bisanya cuma mengkritik tapi tidak terima dikritik..
TO SUPARMAN PUTRA<
diskusi dengan orang2 sejenis anda ini, ujung2nya kok begini terus??
kalo udah kalah sama argumen dan dalil orang, bukannya menangkis dengan argumen yg kuat, malah mengeluarkan kalimat pamungkasnya :
"anda harus lebih banyak belajar agama lagi" setelah itu kabur entah kemana.."
"kembalilah kepada Quran Hadis"
ah, anda adalah kesekian, yg kalo kepepet mengeluarkan kata2 pamungkas itu..
mas, kalimat pamungkas anda itu tidak membantah apa2, yg ada justru makin melemahkan argumen kelompok anda..
TO BABAH CONG,
kata-kata sumpah serapah dari asal anda semisal "tambuk" itu akan kembali ke anda sendiri..
berdiskusilah dengan sopan santun, bantah lah argumen orang lain dengan argumen juga, bukan dengan kalimat2 yang tidak membantah apa2, bukan pula dengan berlari2 kesana kemari ditanya A jawabnya kok B..
to King RODERIC
1. siapa yg bilang ulama saudi, mesir dan mayoritas muslim didunia terbelakang cara menentukan 1 syawal?
sebaiknya liat faktanya ajalah :
kenyataan ulama saudi yg idola anda (baca : yg Wahabi) sering aneh.
– fatwa sesat bagi yg menganggap bumi yg mngelilingi matahari, mereka menganggap mataharilah yg mengelilingi bumi..
– Qur’an salah cetak beredar di Saudi sekarang ini.
mengenai 1syawal, kenyataannya ulama saudi sering rancu dalam menetapkan, coba baca artikelnya..
– waktu raja saudi mau pasang pengeras suara di Mesjidil Haram aja, dengan lantangnya ulama Wahabi bilang bahwa pengeras suara itu bid’ah..
apakah sekelompok orang ini bisa dipegang???
anda2 ini lucu dan tidak kosisten, SATU ORANG GUSDUR kok dibantah mati2an, sementara SEKELOMPOK ORANG YG MENGELUARKAN STATEMEN ANEH kok dibela2??
3. komen anda : “sya yakin bung irwan tau ,bahwa pernah rasulullah didatangi seorang yang liat hilal sementara nabi tidak meliatnya,
tapi nabi hanya tanya apakah kamu beriman pda ALLAH dan rasulnya?, saat orang itu bilang ya, rasulullah langsung berhari raya.
lah ini orang dah di sumpah kok ngak dipercaya .malah dalam sidang isbat ada yng mengusulkan suara trbanyak. bukankah itu mngada2”
SAYA : yang mendatangi Rasul itu cuma SATU orang mas, kalo misalnya yang mendatangi beliau itu BANYAK dan pendapatnya lain2, gimana?
4. “yang paling sederhana, selama 9 kali ramadhan rasulullah hanya 2 kali puasa 30 hari, sisanya 29 hari, lah ini kok sya dari kecil
kebanyakan di indonesia hampir semuanya 30 hari, apa ngak yng ini bidah hayo beda ama rasulullah.”
SAYA : Rotasi bumi dan peredaran bulan itu sudah berumur jutaan tahun, ada kemungkinan semakin lambat atau semakin cepat..
kalo kelak peredaran bulan itu makan waktu 40 hari, apa anda akan tetap ngotot 1 bulan itu = 29 -30 hari ???
5, “saya saran tuk mas irwan, jngan terlalu cepat menuduh muhammadiyah berlaku bidah, itu sama aja anda mengatakan mayoritas ulama dan muslim brbuat bidah, karna knyataannya mereka hari raya tgl 30Agustus, lagian Muhammadyah kan artinya pengikut Muhammad, puasanya kebanyakan 29 hari, tarawihnya 11 rakaat yang semua itu brsumber dari hadist shahih. (mungkin sya blm tau kalo ada riwayat lain yng shahih semata2 kebodohan sya).”
SAYA : konsekuensi mengkritik orang lain yaaa harus mau dikritik.. masa maunya cuma mengkritik tapi anti kritik..
emangnya Muhammadiyah tidak pernah mengkritik orang???
mengenai Tarawih, hadis 11 rakaat itu bukan tentang tarawih, mana ada tarawih dikerjakan sesudah tidur… coba deh cek hadisnya..
INFO : KIYAI DAHLAN PENDIRI MUHAMMADIYAH MENGERJAKAN TARAWIH 23 RAKAAT, coba cek buku sejarah..
6. terakhir, jika anda mengikuti lebaran timur tengah, maka anda harus konsekuen mengikutinya..
jika di SAudi sudah Isya, anda pun seyogyanya sholat isya juga…
maaf..
ngapain ngomongin kementrian paling korup ??? kayak ndak ada kerjaan lain….
Assalamu’alaikum
(semoga apa yg gw tulis ini gak salah)
Di dunia ini tidak ada yang pasti.
Bahkan, secara ilmiah telah disusun mengenai teori ketidakpastian ini
cekidot: http://en.wikipedia.org/wiki/Butterfly_effect
(meskipun yg belom gw ngerti sepenuhnya, mungkin ada yang mau mepelajarinya lebih lanjut dan ngajarin gw? haha. yg gw tangkep cuma pernyataan bahwa satu kepakan sayap kupu-kupu di Brazil dapat menyebabkan angin tornado di Texas, dimana suatu hal kecil bahkan dapat mengubah suatu hal yang jauh lebih besar. Misalnya pas lagi nyiram taneman, kadang ada setetes atau dua tetes air yang seharusnya jatuh ke atas daun, bancret ke kita muka kita. Sementara secara hukum Newton si tetesan air tersebut gak mungkin punya cukup energi untuk memantulkan dirinya lebih tinggi dari ketinggian tempat dia jatuh.)
Kepastian hanya datang dari Allah SWT. Itulah yg gw tangkep dari penggunaan kalimat Insya Allah dalam setiap kegiatan kita, dan bantuan teori ilmiah orang barat tadi.
FYI, mengenai Jumhur Ulama.
Di dalam industri sendiri ada beberapa standar yang disusun oleh para ahli yang kompeten dibidangnya. Sebut saja ASME, ANSI, API, AWWA, ISO, dsb. Di sini mereka menetapkan standar-standar agar proses di industri menjadi lebih aman, dan sinkron antara satu pihak dengan pihak lainnya. Memudahkan industri itu sendiri dalam menjalankan roda usaha mereka. (kalo gak taat? wah resikonya nyawa pekerja boy! dan investasi milyaran dollar tentunya).
Logikanya, kalau dalam urusan dunia aja manusia segitu repotnya membentuk standar-standar yang disusun dengan rapih, sistematis, berdasarkan hukum-hukum ilmiah yang masyhur, kenapa dalam urusan agama kita tidak berpegang teguh kepada Jumhur ‘Ulama terdahulu yang menghabiskan hidup mereka untuk menggali ilmu-ilmu dari Al-Qur’an dan Hadits, Insya Allah , Lillahi Ta’ala.
Memang, tidak sebanding membandingkan ilmu agama dengan ilmu dunia. Semoga nanti bisa ditemukan perumpamaan yang lebih baik.
Mohon maaf jika ada dari kata-kata gw yg menyinggung perasaan. Insya Allah, gw akan coba untuk memperbaiki diri gw lagi, dengan bantuan saran, nasihat dan klitikan.. eh, kritik anda tentunya.
Wassalam,
D.A.
Owalaahhh… mosok masalah gitu dibesar2in… yang lebaran tgl 30 itu benar, yang tagl 31 juga benar. dua-duanya dapat pahala. gak usah rame2 dan gak usah saling merasa benar. apalagi menyalahkan orang lain. dosa, tauu… !!! hisab dan ru’yah dua-duanya betul.
Kenapa masalah2 seperti ini selalu di ributkan oleh sesama umat Islam???
Bukankah perbedaan itu suatu hal yang indah? Jadikanlah suatu perbedaan itu hal yang dapat menumbuhkan rasa saling menghormati pendapat orang lain. ingat, yang membaca tulisan ini bukan hanya umat Muslim. Tapi banyak orang2 diluar Islam yg membacanya. Jangan sampai orang2 di luar Islam beranggapan bahwa umat Muslim adalah umat yang mudah di pecah belah karena perbedaan2 paham.
Marilah saudara2 ku sesama Muslim, jadikan perbedaan diantara kita untuk dapat saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain, bukan untuk saling menyalahkan, bahkan mencaci maki. Karena hal itu bisa merusak Ukhuwah Islamiyah sesama Muslim.
meski udah telat tapi saya kira gak masalah, toh tahun depan bisa dimungkin terjadi perbedaan lagi. Saya selalu merasa heran mengapa dalam urusan agama kok pakai voting .. ? bukankah kesaksian seorang badui pun diterima oleh Nabi saw sebagai dalil kebijakan dalam melaksanakn berpuasa ..??!!
setuju mas rokhim………..itu hadist shahih riwayat ahmad bin hambal, Abu Dawud, Nasa’i kalau saya tidak salah
yang marah-marah siapa ya. saat sidang itsbat tahun lalu siapa yang dimarahi siapa yang dipojokkan. imakanu rukyat bisakah untuk menjawab tantangan umat islam yang hingga detik ini tidak memiliki kalender sendiri
–> rukyat itu tidak untuk membuat kalender, tetapi untuk memastikan bahwa awal bulan telah masuk. Dan penentuan awal puasa serta syawal itu adalah dengan adanya kepastian bahwa bulan telah masuk. Bukan karena kalender.
sebenrnya hal kayak gitu tidak perlu di perpanjang lebarkan,,mengapa hal itu menjadikan perbedaan antara muhamdiah dan NU,karen ahal tersebut hanya polik antara atasan atasan kita …mereka ahnya mencari jamaah yang banyak,dari dulu sebenrnya sama antra kedua,,di lihat dari faktor pertama berdirinya muhamdiah dan yang laen itu hanyalah satu perguruan,di antarnya gurunya ahmad dahlan dan hasim asyari itu satu…
dari dulu tidak ada yang namnya pertikaian,karen aulama ulama sekarang itulah trjadinya pertikain antara muhamadiah dengan yang lain,maksudnya perbedaan pendapat,
hal ini akan bisa bersatu lagi seperti dahulu itu harus adakan musawaroh antra pihak satu dengan yang laen,,,,maknya itu tolng di satukan lagi biar tidak terjadi perbedaan pendapat.
pemerintah indonesia gengsi mengakui kebenaran Muhammadiyah yg brpuasa tgl 9 juli 2013.
8 juli 2013 ini saja ada 3 orang saksi yg melihat hilal di Cakung. Sdh di sumpah lg. Tp ditolak olh pemerintah. Mereka tetap brpuasa tgl 10 juli 2013. Berpuasalah menurut keyakinan masing2. Kalau ada saksi tp di tolak, masihkah anda2 semua mengikut pemerintah???
Sebenarnya Quran tidak menjelaskan kriteria dasar hisab itu apa ? analoginya begini : Ir. Bangunan mendisain mutu beton K250 dg cara hisab…. (hitungan) semen:pasir:split:air (a,b,c,d) setelah diaduk dan dicor apakah pasti dapat K250….kepastian harus di uji dg test tekan beton sampai hancur…baru didapat angka tekanan apakah K250…contoh lain Ir.geologi…mendisain blok papua dari hisab…hitungan adanya gas x trilyun cubic feet …siapa yg memastikan bahwa blok itu mengandung gas apa lumpur…yaitu dengan diuji atau test dengan di bor…baru ketahuan hasilnya…jadi maksud Quran adalah untuk menghitung atau hisab…seperti Insinyur yg mau mendisain…terus hadis rasul menyuruh merukyat adalah sebagai cara untuk menguji hasil hisab atau hitungan atau disain cocok atau terbukti tidak…jadi Quran dan Hadist itu klop…tinggal perlu dilakukan penelitian…untuk mendapatkan kriteria cara penentuan awal bulan…shg tidak ada lagi perbedaan…
masak seperti itu sih? Analogi yang kurang tepat. karena melihat sesuatu yang belum pasti dibandingkan dengan sesuatu yang sudah pasti
menyimak paparan di atas terlihatlah bahwa kurang memahaminya ilmu astronomi dan di selaraskan dengan ilmu agama maka terjadilah perbedaan pendapat selama ini, jelas sumber utamanya TAMPAKNYA HILAL. dengan sudah cangggihnya ilmu teknologi jarak dari matahari dan besarnya bumi dan bulan kan sudah diketahui, tentu bisa disimulasikan dengan bersekala geraknya dan dicerna dengan ilmu fisika, maka terlihatlah kapan hilal itu terbentuk (ujud) dilihat dari bumi. maka titik nol rotasi bulan terhadap bumi menurut ilmu agama bukan pada ijtimak(kunjungsi) Hasil cernaan saya silakan baca di rotasibulanblogspot.com tersesat di ujung jalan surut kembalilah ke pangkal jalan, pangkalnya ada adist rasullulah saw di Kitab Insanul Uyun Juz III Karangan Syekh Nuruddin silahkan untuk mempelajarinya.terimakasih
DIDALAM QUR’AN HADIST KITA DI URUH MENGGUNAKAN BULAN BUKAN , HISAB SEKEDAR MEMPERKIRAKAN, SUDAH JELAS.
BAHKAN DALAM BUKHORI MUSLIM DI PERINTAHKAN AWAL AKHIR ROMADHO WAJIB MENGGUNAKAN HILAL LANTAS MUHAMMADIYAH KOK SELALU MENGINGKARI ATURAN YANG DI PERINTAH ALLAH DAN RASULNYA, APA GUNANYA SELOGAN KEMBALI KEPADA QUR’AN HADIST, ITULAH
SESATNYA FAHAM WAHABI.
@thohiranam, tampaknya anda begitu benci terhadap faham wahabi. Sangat disayangkan, gara-gara tidak sepaham dengan mudahnya melontarkan kata “sesat”. Tulisan anda pakai huruf kapital menandakan anda marah besar. Seandainya anda tergolong orang yang shabar, tidak mungkinlah anda berujar semacam di atas. Perbedaan niscaya terjadi. Tidak mau memahami pendapat orang lain senantiasa ada. Percuma saja berdebat, beradu argumentasi, maupun berhujjah.