Awas .. Awal Ramadhan 1433 H Berbeda

Meski belum disosialisasikan secara resmi, Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 1433 H pada Selasa 20 Juli 2012. “Muhammadiyah sudah menetapkan awal bulan Ramadhan jatuh pada 20 Juli 2012,” ungkap anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Ma’rifat Iman, Selasa (19/6).

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/06/19/m5v2zs-muhammadiyah-1-ramadhan-jatuh-pada-20-juli

Sedangkan Pemerintah akan menetapkannya dengan sidang itsbat 19 Juli 2012 (malam) setelah dilakukan rukyatul hilal. Kemungkinan hasilnya berbeda, karena 19 Jul 2012 maghrib rembulan, walaupun sudah positif di belakang matahari, namun masih sangat rendah (1.3 der), sehingga sangat sulit dirukyat.

Dengan demikian, kemungkinan besar bahwa Pemerintah akan menetapkan 21 jul 2012 sebagai awal Ramadhan 1433H.

Berikut simulasi kami, sunset 19 jul 2012. Hilal sangat sulit/tidak bisa dirukyat. Selain posisi yang sangat rendah, juga terlalu dekat dengan Matahari. Dan kita hanya punya waktu +- 8 menit untuk observasi. Lihat keterangan di bawah.

Keterangan: Rembulan

Local Time:    19/07/2012 17:36:49 (sunset, maghrib)
Location:   Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Latitude:    7° 40.517′ S
Longitude:    110° 21.55′ E

Name:    The Moon
Age of Moon:    New, 0.25 days old
Object type:    Moon

Sets:    19/07/2012 at 17:44:54
Azimuth:    286° 22.745′
Altitude:    1° 20.895′

Berikut ini adalah peta penampakan hilal dari berbagai belahan dunia. Saya ambil dari: http://moonsighting.com/1433rmd.html

Bulan baru secara Astronomi adalah pada tanggal 19 Juli 2012 (Kamis) di 011:24 wib. Pada hari Kamis, 19 Juli 2012, hilal tidak dapat dilihat di mana saja di dunia dengan mata telanjang, kecuali di wilayah kecil Kepulauan Polinesia. Kecuali di Amerika Selatan dan Afrika Selatan, bahkan hilali tidak dapat dilihat dari manapun, termasuk Indonesia. (lihat kurva visibilitas).

Hasil yang sama dapat dilihat dari ICOPROJECT, di isni: http://icoproject.org/icop/ram33.html

wallahu a’lam.

.

Walau demikian, kami menunggu keputusan Pemerintah sebagai Ulul Amri.

.

.

Muhammadiyah Tak Mau Lagi Ikut Sidang Isbat

Din: “Kami sudah bisa menetapkan awal puasa, juga hari raya, sampai 100 tahun ke depan”.

Tribun Jogja – Rabu, 27 Juni 2012 22:14 WIB

TRIBUNJOGJA.COM, — Mulai tahun ini, Muhammadiyah tidak lagi mengikuti sidang isbat yang biasa digelar Kementerian Agama untuk menentukan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri.

Muhammadiyah tetap dengan metodenya menggunakan ilmu esakta, yaitu astronomi, untuk menetapkan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Tahun ini, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan jatuh pada 20 Juli 2012 dan salat tarawih dimulai pada 19 Juli 2012 malam.

“Kami sudah bisa menetapkan awal puasa, juga hari raya, sampai 100 tahun ke depan. Hal itu karena kami memiliki rumus esakta, seperti astronomi dan falak, sehingga sidang isbat tidak diperlukan lagi oleh kami,” ujar Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/6/2012).

Dia menilai pelaksanaan sidang isbat bertentangan dengan prinsip demokrasi. Hal tersebut mengacu pada sidang isbat tidak ada diskusi. Dalam sidang tersebut keputusan hanya dipegang satu orang dan hal itu, menurut dia, tidak layak bagi kalangan lain yang menghendaki tukar pikiran, seperti yang diharapkan Muhammadiyah.

“Menurut kami, sidang isbat tidak perlu karena melalui sidang itu, pemerintah tidak mengayomi umat. Dalam sidang itu, aspirasi banyak kalangan tidak terwadahi karena tidak ada tukar pendapat,” lanjutnya.

Sidang isbat adalah sidang untuk memutuskan awal puasa dan jatuhnya hari raya Idul Fitri yang dihadiri ormas Islam. Keputusan dalam sidang isbat sepenuhnya berada di tangan Kementerian Agama.  (*)

.

Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2012/06/27/muhammadiyah-tak-mau-lagi-ikut-sidang-isbat