KAMMI itu Kader PKS

PKS adalah sebuah partai politik di Indonesia yang mengklaim berbasis Islam. Partai ini sangat signifikan perkembangannya dalam beberapa tahun sejak kemunculannya. Banyak kalangan mungkin bertanya-tanya bagaimana strategi PKS sebagai partai baru bisa berkembang dengan pesat.

Jawabnya adalah pengkaderan.

PKS memiliki mekanisme yang terstruktur dalam hal rekruitmen. Dalam hal ini optimalisasi organ sayap partai untuk rekruitmen kader dari generasi muda. Pangsa pasarnya adalah dunia kampus. Organisasi sayap yang digunakan PKS adalah KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

Di dalam kampus, KAMMI merekrut kader dengan menjaring mahasiswa baru yang masih polos dan tak tahu menahu dunia kampus. Para kader KAMMI underbouw PKS mempunyai visi awal yaitu menguasai BEM dan/atau organisasi resmi sejenis yang diakui pihak kampus.
Melalui BEM/KAMMI berdalih membantu memberikan petunjuk kepada mahasiswa baru mereka mulai menjaring mahasiswa-mahasiswi baru. Berbagai kegiatan baik formal maupun informal kemudian dilakukan. Kemudian mereka akan memulai membicarakan agama, berbicara dari hati-kehati. Pendekatan mereka sangatlah bagus dan friendly. Mahasiswa baru yang tertarik untuk memperdalam agama diarahkan untuk masuk SKI (Seksi Kerohanian Islam) atau yang sejenis.

Para mahasiswa yang latar belakang agamanya kurang namun ingin memperdalam ilmu agama menjadi pasar yang sangat potensial untuk kaderisasi. Banyak yang mulai mendaftar untuk masuk SKI dengan harapan agar dapat melakukan kegiatan yang positif. Ada juga yang ikut kegiatan SKI karena ada kaitannya dengan mata kuliah Agama. Mahasiswa baru yang ikut SKI dijamin nilai Mata kuliah Pendidikan Agama nya (Mata Kuliah Wajib) dapat A.

Dengan kegiatan SKI ini, maka proses pengkaderan dilakukan. Kajian keislaman yang diajarkan adalah versi PKS. Kegiatan ini dinamakan Liqo’. Di sinilah proses kaderisasi dilakukan. Para mahasiswa (baru) ini kelak ada yang menjadi kader sejati, ada yang sekedar simpatisan, ada pula yang berhenti di tengah jalan. Bagaimanapun, cara ini sangat efektif menjaring kader dari tahun ke tahun. Terbukti semakin lama simpatisan (dan kader sejati) bertambah banyak jumlahnya secara signifikan.

Jalur kegiatan informal dapat dilakukan melalui bimbingan belajar dan kontrakan murah. Di dalam kost/kontrakan diadakan kajian rutin (Liqo’ juga) atau diarahkan di masjid tertentu. Di sinilah proses pengkaderan terjadi.

Demikianlah, mahasiswa-mahasiswa baru tadi pelan-pelan diarahkan untuk masuk KAMMI sebagai organisasi ekstra kampusnya. Setiap penghuni kontrakan tadi mayoritas adalah anggota SKI dan secara langsung atau tak langsung diarahkan untuk juga ikut KAMMI.
Kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara terstruktur, rapi dan sangat rapat. KAMMI lah pelaksananya, PKS lah induknya. Pendanaan tidak masalah, ada dana dari partai.

Dan ketika kajian keislaman dilangsungkan, semua majelis dihimbau untuk memberian suara kepada PKS. That’s the point. Terselubung, rahasia, tak banyak diketahui orang, namun ampuh dan mampu menyedot banyak suara. Maka dari itu tak heran jika PKS langsung mampu mempunyai kader-kader yang mayoritas dari golongan muda terutama mahasiawa yang begitu banyak dan tersebar di Indonesia, bahkan di luar negeri.

Apakah hal seperti ini sah? Tidak ada aturannya. Ini dapat saja dianggap bagian dari dakwah dan kompetisi.

Namun jika pihak/ormas/partai lain juga melakukan hal yang sama, dapat dibayangkan akibatnya. Kompetisi tanpa aturan menjadi kompetisi tidak sehat. Generasi muda akan terkotak-kotak, terlatih untuk bermain politik kotor, dan lain sebagainya. Ini dapat mengakibatkan bencana nasional.

Sumber disadur dari : http://www.islamtoleran.com/pks-merusak-dunia-kampus-dengan-pengkaderannya/

diakses: 10 Mei 2014