Mencla-Mencle HTI Tentang Pancasila

Dua berita dengan nara sumber yang sama di waktu yang berbeda ini sudah menunjukkan sifat mencla-mencle organisasi ini.

HTI Tolak Asas Tunggal Pancasila di RUU Ormas
Jumat, 18 November 2011, 17:48 WIB
 
Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muhammad Ismail Yusanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rencana pencantuman pasal asas tunggal Pancasila dalam rancangan undang-undang ormas mendapat penolakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pengembalian asas tunggal itu dinilai sebagai langkah mundur bagi pergerakan reformasi. 



Juru Bicara Muhammad Ismail Yusanto mengatakan kepada Republika di Jakarta, Jumat (18/11), asas tunggal merupakan manivestasi dari kegagalan rezim orde baru dengan segala kebobrokannya.

Selain terlibat kasus korupsi, rezim tersebut tumbang karena dianggap memaksakan Pancasila sebagai asas tunggal. 

Jika dikembalikan lagi asas itu, maka ia menyebutnya sebagai pengingkaran semangat reformasi. Rerormasi memberi ruang organisasi dan partai politik dengan asas Islam berdiri. “Jadi kalau kemudian lahir kembali (asas tunggal,red) maka jelas kemunduran besar,” katanya menegaskan.



Ia mempertanyakan pula argumen penuangan kembali pasal itu. Menurutnya, kiprah dan aktivitas ormas ataupun parpol Islam saat ini tidak menimbulkan masalah. 

Bahkan, elemen masyarakat itu merupakan unsur penting yang turut berkonstribusi dalam upaya memperbaiki kondisi negara.

Dalam konteks ini HTI, ikut serta dengan mengusung penegakkan syariat Islam. “Dicantumkan lagi justru hilangkan energi besar,” katanya.



Ia mengaku wacana itu kembali digelendingkan belum lama ini. Pasalnya, dalam draft RUU Ormas yang ia terima belum mencantumkan pasal yang kontroversial itu. 



Ia khawatir bila pasal itu terakomodir maka bisa menjelma tak ubahnya jembatan hukum menyetop tumbuhnya aspirasi ormas ataupun parpol Islam.  “Jika mereka ditumpulkan tentu ini kerugian besar,” katanya. 



sumber: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/18/luurcj-hti-tolak-asas-tunggal-pancasila-di-ruu-ormas

.

Hizbut Tahrir: Kami Tidak Anti Pancasila dan NKRI
Jum’at, 12 Februari 2016 | 23:37 WIB

TEMPO.CO, Jakarta –  Juru Bicara Hizbut Tahrir (HTI) Indonesia, Ismail Yusanto, menegaskan organisasinya tidak anti Pancasila dan tidak menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Bagaimana mungkin HTI yang berjuang  menyelamatkan negeri ini kok dibilang mau merusak NKRI dan Pancasila,” katanya kepada Tempo, saat dihubungi, Jumat, 12 Februari 2016.



Ismail menuturkan, HTI selama ini berdakwah dan berjuang untuk melindungi Indonesia dari paham neo liberalisme dan neo imperialism. HTI selama ini khawatir karena kedua ideologi itu  mengancam Indonesia dari berbagai aspek, mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya.



Ismail mencontohkan, paham neo liberalisme politik Indonesia yang disebutnya melebihi negara demokrasi liberal lain. Akibatnya, korupsi pun marak. “Korupsi itu nyata di seluruh Indonesia, kesenjangan ekonomi meningkat, terbaru ada budaya  LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender),” ucapnya. 



Sedangkan, ancaman neo imperialisme,  menurut Ismail, juga semakin terasa. “Ini penjajahan dari barat dengan model baru,” kata dia.

Maka, Ismail berujar HTI justru ingin berjuang menyelamatkan Indonesia dari hal-hal tersebut menggunakan cara pandang Islam. “Kenapa selalu kami yang dirongrong? Kenapa selalu Islam? Gimana dengan mereka orang-orang yang mengaku Pancasila tapi korupsi?” ujarnya.



Keberadaan HTI hampir lebih dari 20 tahun di Indonesia, menurut Ismail, juga tidak pernah menyebabkan masalah. “Coba cek mereka yang ngaku Pancasilais, daftar catatan mereka di polisi bagaimana?” katanya lagi.

Ismail mengungkapkan tudingan terhadap HTI tersebut seperti sengaja digunakan untuk membungkam dakwah Islam dengan dalih membela Pancasila.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto kembali membuat kontroversi dengan menghadiri peresmian kantor Hizbut Tahrir Kota Bogor pada Senin, 8 Februari 2016.

Banyak yang mengecam kehadirannya, mengingat organisasi ini disebut hendak mendirikan Khilafah Islamiyah dan menolak Pancasila sebagai asas tunggal.

Bima menegaskan bahwa kehadirannya di acara tersebut justru untuk menunjukkan  ketidaksetujuannya pada ideologi Hizbut Tahrir. “Dan itu saya sampaikan secara terbuka di hadapan orang banyak dalam acara itu,” ujarnya. 

GHOIDA RAHMAH

sumber: https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/12/078744542/hizbut-tahrir-kami-tidak-anti-pancasila-dan-nkri

.