Ada Ketidak Konsistenan Dalam Demo 4 Nopember 2016

Ada dua agenda demo FPI 4 November 2016 sangat jelas dari berbagai berita, yaitu:

1. Menuntut Presiden Joko Widodo untuk tidak mengintervensi proses hukum terhadap Ahok dalam kasus penistaan agama.

Ada dua kemungkinan kasus di sini. Jika video asli menggunakan kata “pakai” (…. jangan mau dibohongi PAKAI al Maidah 51….), maka itu didakwa dengan penghinaan terhadap para dai yang sering menggunakan ayat tersebut untuk menolak Ahok. Atau video yang telah ditranskrip yang lebih viral tanpa kata “pakai” (…. jangan mau dibohongi al Maidah 51 …), maka itu didakwa dengan penghinaan terhadap al Qur’an; Ini yang lebih berat.

Hal ini sebenarnya sudah dijawab oleh Presiden. Sebelumnya Presiden Joko Widodo menegaskan, tidak akan mengintervensi proses hukum yang menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hal ini disampaikan Presiden ketika bertemu pimpinan MUI, NU dan Muhammadiyah di Istana Presiden, Selasa 1/11/2016 sebelum demo itu dilaksanakan.

Malam hari setelah demo, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa proses hukum terhadap saudara Basuki Tjahaja Purnama akan dilakukan secara tegas, cepat dan transparan.

2. Menuntut aparat untuk memenjarakan Ahok sebagai tersangka penistaan terhadap Al-Qur’an atau terhadap para dai di Jakarta.

Dengan adanya dua tuntutan tersebut, sebenarnya ada ketidak konsistenan. Jika Jokowi melalui aparat hukum memenjarakan Ahok sekarang, maka itu adalah intervensi hukum. Kenapa? Ahok belum tersangka dan masih diperiksa (Kini sudah tersangka, 19 Nov 2016). Ahok hanya bisa dipenjara apa bila sudah terbukti bersalah, dan itu harus melalui proses pengadilan. Memenjarakannya sekarang adalah intervensi hukum yang sewenang-wenang.

Jika tuntutan 2 dikabulkan, maka tuntutan 1 tidak terpenuhi. Jika tuntutan 1 dipenuhi, tuntutan 2 tidak terkabulkan. Tidak konsisten. Berlawanan.

Ada kabar kabur yang mengatakan ada agenda tersembunyi yang tidak bisa disembunyikan. Pemilihan Gubernur DKI. Ahok adalah calon berat. Satu lawan satu saja belum tentu bisa dikalahkan. Apa lagi saat ini ada dua calon penantang. Ke dua calon itu justru akan memecah pemilih non Ahok, sedangkan pro AHOK tetap solid. Maka hampir pasti AHOK menang.

Maka satu-satunya jalan .. singkirkan dulu Ahok. Maka dua pesaingnya akan melenggang, siapapun yang jadi Gub nggak masalah. Asal Bukan Ahok.

Saya bukan penggemar Ahok dan tak punya kepentingan dengan pilgub DKI. Ini hanya penglihatan orang awam dari luar Jakarta.

 

Mohon maaf kalau tak berkenan. Wallahu a’lam.