Denyut Nadi sebagai Sarana Dzikir

Dzikir merupakan amalan mulia, sebagai bentuk mengingat Allah swt, baik dalam hati maupun lisan. Memperbanyak dzikir adalah sunnah, semakin banyak kita berdzikir, semakin banyak pahala yang diperoleh. Dan insya Allah mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah swt.

Ada banyak sarana dzikir. Alat tasbih yang paling banyak dipakai.
Jika kita punya jam dinding yang kedengaran detaknya, alangkah baiknya setiap detak yang terdengar dilakukan sebagai sarana dzikir. Setiap thik thok detikan jam cobalah mengucap (dalam hati) Allah .. Allah .. Allah dst.

Saya ingin berbagi. Mungkin pembaca sudah ada yang tahu. Gunakan detak jantung kita sendiri sebagai sarana dzikir.

Caranya. Gunakan tangan kita untuk merasakan detak jantung. Ada beberapa cara yang tidak mengganggu aktifitas dan tidak kelihatan orang lain. Pertama, genggam tangan seperti Gambar 1. Ujung jari disentuhkan ke telapak tangan. Ujung jari agak menekan sedikit. Denyut nadi dari jantung telapak tangan akan terasa di ujung jari. Rasakan denyutnya. Posisi ini paling mudah dan pasti terasa denyut nadinya, namun mungkin perlu sedikit tenaga untuk menekan telapak tangan.

Gambar 1.

Gambar 2 adalah cara lain dalam merasakan denyut nadi via jari. Sentuhkan ibu jari ke telunjuk. Cari posisi baik ujung ibu jari ataupun posisi telunjuk yang disentuh, sehingga denyut pada ibu jari terasa. Rasakan denyut ibu jari yang menempel di jari telunjuk. Mungkin ibu jari perlu ditekan sedikit, namun tenaga untuk menekan untuk posisi ini lebih sedikit dari pada yang pada Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3 merupakan posisi yang unik untuk merasakan denyut jantung via jari. Sentuhkan ibu jari ke jari tengah. Cari posisi yang enak, biasanya di ruas tengah pada jari tengah. Kemudian jepit dengan telunjuk. Tinggal mengepasskan posisinya saja. Rasakan denyut nadi ibu jari yang menempel di jari tengah. Posisi ini tidak memerlukan tenaga tekan. Ibu jari otomatis sudah menekan karena jepitan jari telunjuk. Zero energy.

Gambar 3.

Setelah terasa denyutan nadi, tinggal lafadz dzikir apa yang ingin kita ucapkan (dalam hati). Bisa dua dua (maksudnya dua denyut) dengan mengucap

مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُم مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنة
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Illa Illallah kemudian ia meninggal dunia di atas ucapan itu kecuali pasti masuk surga.” (HR. Al-Bukhari)


مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa Ilaaha Illallaah pasti masuk surga.” (HR. Abu Dawud,)

Atau membaca sholawat seperti ini,

Allah Ta’ala berfirman :
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” [Al Ahzab ayat 56]


أوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَة
“Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat untukku”[HR Tirmidzi]

مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا، وَرَفَعَهُ عَشَرُ دَرَجَاتٍ
”Barangsiapa bershalawat untukmu dengan satu shalawat, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh shalawat dan mengangkatnya dengan sepuluh derajat”[HR Tabrani]


Atau dzikir dengan satu satu (satu denyut satu denyut) dengan membaca,

Secara terus menerus.
Al-Hafidz Adz-Dzahabi ketika menulis biografi seorang ulama bernama Ibnu Najiyah, beliau menjelaskan:
ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ: ﻗﺎﻝ ﻭﻟﺪﻩ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ: ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻲ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻳﻮﻡ ﻭﻟﻴﻠﺔ ﻣﻦ ﺃﻳﺎﻡ ﻣﺮﺿﻪ ﻳﻘﻮﻝ: اﻟﻠﻪ اﻟﻠﻪ، ﻧﺤﻮا ﻣﻦ ﺧﻤﺴﺔ ﻋﺸﺮ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ، ﻓﻤﺎ ﺯاﻝ ﻳﻘﻮﻟﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻃﻔﻰء.
Ibnu Asakir berkata bahwa putranya Ibnu Najiyah berkata: “Ayahku tiap siang dan malam saat sakitnya mengucapkan “Allah Allah” sekitar 15.000 kali. Beliau selalu mengucapkan sampai ia redup” (Siyar A’lam An-Nubala’ 15/110)

Sumber:
https://bangkitmedia.com/dzikir-allah-allah-kenapa-kok-dipersoalkan/
https://tebuireng.online/hukum-dan-keutamaan-shalawat-kepada-rasulullah-saw/
https://gusdayat.com/2011/05/18/shalawat-paling-ringkas-shalallahu-ala-muhammad-saw/