Fatwa Misterius, Ajaran NU Dianggap Sesat (2)

Nama-Nama Kiai Itu Ternyata Fiktif

Fatwa Misterius, Ajaran NU Dianggap Sesat (2)

Munculnya selebaran itu semula diperkirakan tidak memiliki pengaruh apa-apa terhadap warga nahdliyin. Namun karena penyebaran hingga pelosok pedesaan, dikhawatirkan bisa menimbulkan dampak negatif. Lebih-lebih dengan dicantumkannya 9 nama kiai yang seolah adalah kiai khos dari nahdliyin. PCNU Jombang pun langsung bergerak cepat untuk menari kebenaran nama-nama kiai yang dipakai sebagai dalil pembenar atas fatwa tersebut.

Katib Syuriah PC NU Drs. H. Taufiq A. Jalil ditemui di ruang kerjanya (29/5) mengaku tidak menduga bila soal selebaran tersebut akan berkepanjangan. Karena dianggap sebagai aksi ‘dadakan’, menurut Taufiq, langkah klarifikasipun hanya diambil secara parsial.
“Karena kita tidak menduga kalau jadi panjang begini, melalui surat maupun fax kita hanya menjawab surat-surat klarifikasi yang masuk ke PCNU” tandasnya.
Jalan lain yang ditempuh menurut Taufik ialah melakukan klarifikasi dan ceking nama-nama yang disebut dalam selebaran. PCNU ingin mengecek kebenaan apakah kiai itu benar-benar membenarkan adanya selebaran tersebut. Hasilnya ternyata mengejutkan, nama-nama itu ternyata fiktif.
Setelah melakukan penelitian data nama-nama ulama se-Jombang, nama-nama seperti KH. Mustofa Djalil, KH. Abdullah Siddiq KH. Mahfudz Siddiq, KH. Abdulloh Hasyim dan lainnya, ternyata tidak ditemukan. Klarifkasi juga dilakukan terhadap beberapa tokoh lainnya, barangkali mereka mengenal nama-nama yang disebut dalam selebaran.
“Kita sudah teliti hingga ke nama-nama Kyai di tingkat desa. Tidak ada satupun yang memiliki nama sama dengan yang tertera di selebaran” tegas Taufiq.
Dari informasi yang berhasil dihimpun HARIAN BANGSA, peredaran selebaran yang mengatasnamakan ulama Jombang tersebut juga pernah beredar di Jombang sekitar setahun yang lalu. Saat itu peredarannya tidak mengagetkan karena sebelumnya pada 17 Maret 2005 PCNU Jombang menerima permintaan klarifikasi dari PCNU Banyuasin Sumatera Selatan terkait peredaran selebaran yang sama. Hingga saat ini, tidak kurang dari puluhan PCNU yang melakukan klarifikasi dan sudah dijawab oleh PCNU dengan tembusan kepada PWNU dan PBNU. Diantaranya dari Jawa Timur termasuk Madiun dan Sumenep, dan dari luar Jatim antara lain PCNU Solo, Bandung, Banten, Tasikmalaya, Pangandaran, Papua dan Batam.
Dari selebaran yang berhasil diperoleh HARIAN BANGSA diketahui, selebaran tersebut salah satunya mengintruksikan untuk meninggalkan talqin, membaca ayat suci Al Qur’an di pesarean, sholat Tasbih, sholat Nisfu Sya’ban dan lain sebagainya. Selebaran tersebut juga mengklaim bahwa tradisi ubudiyah yang selama ini dilakukan oleh mayoritas umat islam tidak bersumber dari rosulullah.(sol)

Sumber:

http://harianbangsa.com/