TNI lemah sekali
Selasa, 05 Feb 2008,
Panser Karam, Presiden SBY Pensiunkan Alat Tempur Uzur
JAKARTA – Peristiwa karamnya panser amfibi (pansam) milik Marinir di perairan Situbondo membuat Presiden SBY geram dan sedih. Dia geram karena tetap nekat menggunakan panser berusia uzur. Tapi, juga sedih karena tujuh prajurit Marinir tewas dalam kejadian nahas itu.
Kemarin usai rapat terbatas di Departemen Pertahanan, SBY minta seluruh peralatan yang usianya sudah tua tidak boleh dipakai lagi. Sebab, nyawa prajurit yang menjadi taruhan.
“Kita putuskan agar betul-betul menghentikan (penggunaan alutsista tua). Bahkan, ada sanksi bagi pimpinan TNI yang tidak mengindahkannya karena ini terkait safety (keselamatan) bagi prajurit,” tegas SBY di depan aula Bhineka Tunggal Ika, gedung Dephan, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin (4/2). Hadir pula Wakil Presiden Jusuf Kalla, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, tiga kepala staf angkatan, dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Presiden lulusan Akabri 73 itu juga menggarisbawahi bahwa kebijakan memensiunkan alutsista uzur sudah diambil sebelum panser amfibi karam di Situbundo. “Jadi, sudah ada itu. Misalnya, Hercules C-130 buatan 1960-an dan tank amfibi yang kurang lebih umurnya sama tidak digunakan lagi,” ujarnya.
Panser Amfibi yang tenggelam saat latihan Armada Jaya Sabtu dini hari itu termasuk berusia tua. Alat tempur itu buatan Rusia 1962. Berarti berumur 46 tahun.
Meski begitu, SBY menyadari anggaran negara di bidang pertahanan masih sangat terbatas. Apalagi, katanya, kondisi perekonomian dunia sedang bergejolak. “Jadi, kita hitung ulang lagi mana yang perlu peremajaan dan mana yang perlu pengadaan baru dengan mengandalkan industri dalam negeri. Tapi, yang sudah sangat tua dan derajat keamanannya rendah, kita hentikan penggunaannya,” katanya.
Rapat terbatas di Departemen Pertahanan kemarin merupakan bagian dari agenda SBY berkeliling ke departemen-departemen. Sebelumnya presiden menggelar rapat di BPKP, Departemen Pekerjaan Umum, dan Departemen Perhubungan. Rapat berlangsung tiga jam secara tertutup, mulai pukul 14.15. Presiden juga mendengarkan paparan tiga pimpinan BUMN strategis, yakni PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT PAL.
Selain menyinggung soal penggunaan alutsista tua, suami Kristiani Herawati itu juga meminta Dephan memelopori penghematan anggaran. Termasuk hemat sumber daya energi. “TNI dan Polri harus menjadi teladan dalam gerakan hemat BBM, listrik, dan air bersih. Karena ini terkoneksi langsung dengan anggaran subsidi yang kita keluarkan,” kata SBY.
Mantan Menko Polkam di era pemerintahan Megawati itu juga meminta pimpinan TNI menunda pembelian barang yang tidak mendesak. “Kalau belum perlu dan bisa ditunda sekian tahun ke depan, jangan dulu,” katanya.
Menurut SBY, pemerintah dan DPR kini menghitung ulang anggaran dan penghematan yang bisa dilakukan. “Kita fokus pada penyelamatan rakyat akibat kenaikan harga BBM dunia. Ini policy nasional, APBN harus selamat dengan efisiensi dan penghematan yang kita lakukan,” katanya.
Dalam memberikan keterangan pers kemarin, SBY sempat berhenti sejenak. Sebab, ada raungan sirene pemadam kebakaran yang melintas sekitar 400 meter lurus di depan presiden (Jalan Merdeka Barat). “Tampaknya ada kebakaran. Coba dicek dulu itu di mana,” ujar SBY sambil menoleh ke kanan. Anggota pasukan pengaman presiden langsung sibuk menelepon. Berselang lima menit, SBY memutuskan melanjutkan keterangan persnya.
Untuk pengadaan alutsista, SBY memerintahkan agar kredit ekspor diubah menjadi rupiah murni. “Kredit ekspor alutsista kita geser jadi menggunakan rupiah murni agar tercapai efisiensi pembiayaan. Tentu ini perlu aturan khusus agar bisa masuk dalam sistem anggaran kita,” ujarnya sambil melirik ke arah menteri keuangan. Sri Mulyani yang berada di sebelah kiri presiden mengangguk-angguk.
Presiden mengingatkan semua proyek pengadaan alutsista secara bisnis harus punya nilai kelayakan. Industri stategis nasional juga mendapat pemasukan yang cukup agar dapat tumbuh sebagaimana perusahaan lain. “Tadi ada paparan dari pimpinan PT Pindad, PT PAL, dan PT DI. Mereka siap. Jadi, di satu sisi kebutuhan militer dapat dipenuhi, tapi industri strategis makin tumbuh dengan mendapatkan income (pendapatan) yang baik,” katanya.
Di tempat yang sama, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menjelaskan, dalam rapat sudah ditentukan usia alutsista yang tidak boleh dipakai lagi. “Patokan dasarnya kalau bisa jangan lebih dari 20 tahun. Kalau sudah (20 tahun), berarti diretrofit atau ganti baru,” kata Juwono.
Menhan juga menunggu laporan resmi penyebab tenggelamnya panser Marinir BTR-50 asal Rusia itu. “Untuk menentukan beli baru atau tidak, nanti kita cari keseimbangan anggarannya,” katanya.
Soal kredit ekspor yang digeser menjadi rupiah murni, kata Juwono, sedang dibahas secara maraton di kantor wakil presiden. “Nanti regulasinya disusun menteri keuangan,” jelasnya.
Menanggapi perintah SBY, Kepala Staf Angkatan Laut Laksmana Sumardjono menegaskan tidak akan serta merta meng-grounded alat tua, termasuk panser Marinir. “Kita selidiki dulu, jadi tidak bisa serta merta,” ujar Sumardjono dengan ekspresi wajah gusar.
Berkali-kali KSAL pengganti Slamet Soebijanto itu meminta wartawan tidak salah interpretasi. “Tolong, jangan dipelintir, jangan dipelintir ya. Saya akan mematuhi apa yang diinstruksikan presiden, tapi bukan terus semua di-grounded,” katanya sambil berjalan menuju mobil.
Berarti panser jenis yang tenggelam masih akan dipakai lagi? “Ya, tentu saja. Kalau tidak, mau pakai apa,” ujarnya balas bertanya.
Menurut mantan Irjen Dephan itu, panser yang tenggelam di Situbondo sebenarnya masih layak. Sebelum tenggelam panser sempat melaju sejauh 4000 yard ( 1.300 meter). “Ini accident (kecelakaan). Ini sudah kita remajakan. Sebelum latihan juga sudah kita tes dulu. Jadi, jangan dipelintir,” ujarnya.
Dari Pantai Banongan Situbondo, anggota Marinir yang sempat hilang sudah ditemukan. Jasad Serka Suryanto masih menggunakan seragam lengkap terombang ambing gelombang sekitar 500 meter di sebelah barat titik tenggelamnya panser. “Saat diselamatkan sudah meninggal dan mengapung,” ujar Kepala Dinas Penerangan Mabes AL Laksma Iskandar Sitompul. Rencananya, Selasa hari ini jenazah dibawa ke Jakarta. (rdl/tom)
Sumber: http://jawapos.com/