Sumbangan Tak Lunas, 2 Murid SD Dipecat
Hati ini sudah lama bertanya-tanya. Masalah ini sebenarnya sudah mewabah. Jika SD itu negeri, kenapa menarik dana dari masyarakat (wali/orang tua murid) untuk pembangunan fisik-nya. Ini terjadi di mana-mana.
Di kampung juga demikian. SD negeri menarik dana sumbangan dari masyarakat untuk pembangunan fisik sekolahnya. Bukan hanya wali/ortu, penduduk sekitar pun diberi edaran proposal untuk menyumbang.
Lantas.. apa artinya itu gedung milik pemerintah? Uang pajak dikemanakan .. kok masih menarik dana lagi?
06/02/2008 15:40 WIB
Uang Pungli Tak Lunas, 2 Murid SD di Pekanbaru Dipecat
Chaidir Anwar Tanjung – detikcom
Pekanbaru – Malang benar nasib kakak beradik anak tukang ojek yang masih duduk di bangku SD ini. Karena tak bisa melunasi uang pungli, mereka dipecat dari sekolah.
Dua murid yang bernasib malang itu adalah Tiara Azhara kelas IV dan adik kandungnya Haikal kelas II di SD Negeri 003 Jl Inpres, Kecamatan Sidomulyo Barat, Pekanbaru. Dua kakak beradik buah hati pasangan suami istri, Panut (35) dan Hilda Wati.
Hati keluarga itu begitu teriris dengan keputusan Kepsek SD 003 Pekanbaru, Zulkifli.
Hilda Wati yang ditemui detikcom di kediamannya, rumah petak kontrakan 4, Jl Adi Sucipto Gang Gotong Royong itu, tak bisa menyembunyikan rasa kecewa atas dipecatnya 2 buah hatinya. Istri tukang ojek ini menyebut, nasib malang anaknya lantaran belum melunasi uang pungli yang diterapkan sekolah.
Wanita berambut sebahu ini menuturkan, kedua anaknya masuk SD 003 pada Oktober 2007, pindahan dari SD Negeri di Tanjung Pinang, Provinsi Kepri. Ketika mendaftarkan kedua anaknya itu, pihak sekolah menerapkan uang pungli dengan dalih untuk pembangunan WC. Uang yang harus dibayar sebesar Rp 1 juta.
“Saya diminta pihak sekolah untuk membayar uang pembangunan WC masing-masing satu siswa Rp 500 ribu. Waktu itu hanya saya bayar Rp 250 ribu. Sisa kekurangan sampai sekarang belum saya lunasi. Dasar inilah kepala sekolah memecat anak saya,” kata Hilda sembari meneteskan air mata.
Ibu dua orang anak warga asli Pekanbaru ini, bukannya tidak bersedia melunasi uang pungli itu. Hanya saja dia sering minta waktu, kerana memang kondisi ekonominya yang tidak memungkinkan.
“Saya bukan tak mau bayar, tapi saat ini uang saya memang tidak ada. Ini saja akhir bulan ini kami terpaksa harus pindah karena uang kontrakan rumah sebesar Rp 300 per bulan tak sanggup lagi kami bayar. Kami mau cari rumah yang lebih murah lagi,” kata Hilda.
Menurut dia, karena tidak melunasi dana pungli, Kepsek SDN 003 Zukifli memaksa dirinya untuk menandatangi surat permohonan pemindahan kedua anaknya.
“Karena belum melunasi tunggakan itu, maka Kepsek memaksa untuk menandatangani surat permohonan pindah kedua anak saya,” kata Hilda sembari menunjukan surat permohonan pindah kedua anaknya dikeluarkan pada 5 Februari 2008. ( cha / nvt )
Sumber: http://www.detiknews.com/
inilah bentuk kekejaman bangsa kita terhadap bangsanya sendiri. Padahl kemiskinan bukanlah sebuah pilihan. Orang miskin adalah korban dari orang-orang kaya yang mengeruk harta dengan semena-mena. salam
–> salam kenal mas semar. Ada dua hal yg tergambar secara bersamaan, kemiskinan dan mahalnya pendidikan. Mengenai kemiskinan, tampaknya nggak ada tunjangan.. entahlah. Namun untuk pendidikan, telah dijanjikan bahwa pendidikan dasar (SD SMP) di sekolah negeri adalah gratis tis. Namun realita bicara lain.
salam kenal juga. Pendidikan dan Kesehatan, Dua kata tersebut merupakan hal ini mungkin paling menakutkan bagi saudara2 kita yang miskin.
Memandang rendah terhadap orang miskin merupakan bukti nyata bahwa bangsa ini belum dapat menghargai mereka yang mencari nafkah secara halal. Disamping itu, hal tersebut juga membuktikan bahwa bangsa kita juga tidak mempunyai empati dan solidaritas sosial.
Tragedi demi tragedi orang miskin yang terus terjadi mungkin akan menyebabkan arwah para pejuang kemerdekaan negeri ini gelisah. Jika mungkin para Syuhada tersebut dapat berbicara, pada saat peringatan HUT Kemerdekaan RI kali ini mereka akan berkata : “penolakan dan penghinaan terhadap orang miskin merupakan penghianatan terhadap pengorbanan dan penjuangan kami”. Bagiamana menurut bung ?
–> Saya percaya pada rukun iman, dalam hal ini percaya pada hari akhir dan percaya pada takdir Allah. Ketika orang berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, lahir batin, secara halal dan baik. Ada yang berhasil dan menjadi kaya. Kalau mereka kaya dan tidak melanggar syariah (dan hukum negara), maka tidak alasan bagi kita mencemburui-nya. Biarkan mereka menikmati rejeki yang diberikan Allah bagi mereka.
Namun ada pula yang gagal, dan terpuruk. Inilah yang menjadi orang2 miskin. Adalah hal yang utama jika kita menolong mereka, meringankan bebannya, membantu apa yg bisa dibantu.
Mengenai penghinaan pada orang miskin, saya kira itu dilakukan oleh oknum. Oknum2 inilah yang bikin kacau, dan mesti diganjar setimpal. Namun saya kira masih banyak orang yang berjiwa luhur. Doa orang teraniaya itu mustajab. Dan hari pengadilan/pembalasan itu pasti ada.
Bung, saya paling sedih jika membaca tragedi yang terjadi terhadap orang miskin. Saya ada satu artikel dengan judul DERITA ORANG MISKIN DAN KEGELISAHAN ARWAH PEJUANG KEMERDEKAAN. Jika bung berminat buka aja situs http:/ksemar.wordpress.com. Saya juga mohon pada bung, apabila ada kasus seperti diatas agar sudi kiranya mengirim ke email saya togarlubis@yahoo.com atau ksemar_sumut@yahoo.com. Trims sebelumnya bung, smg sukses selalu.
–> Amien.. terima kasih mas semar (lubis). Saya ga janji untuk kirim email karena alasan kesibukan. Kalau tertarik, ada kasus lumpur lapindo (Sidoarjo) yang meninggalkan luka, lenyapnya harta benda dalam sekejap, ketidak adilan yang luar biasa. Yang shrsnya bertanggung jawab masih enak2 nangkring di atas. Kasus ini sampai sekr tak selesai.
Namun domisili anda yang jauh mungkin mengakibatkan anda tak bisa berpartisipasi penuh. Tak pa.. doakan saja saudara2 kita di sana.
Saya sdh buka blog anda. Salut terhadap perjuangan dan pembelaan anda thd orang-orang miskin dan terpinggirkan. Semoga sukses selalu dan mejadi amal pahala anda.
Yang saya pesankan.. Janganlah berjuang dengan kemarahan, .. namun berjuanglah dengan keikhlasan. Semoga ridlo Allah selalu menyertai kita. Amien.
Ass. Bung. Trims atas pesan dan sarannya. kalimat2 bung sangat menyejukkan hati saya dan kembali mengingatkan saya bahwa inilah sebenarnya hidup yang harus dijalani. Disamping itu juga semakin menambah optimisme saya. Sekali lagi Trims. Salam.
–> Sama-sama. Semoga sukses dalam cita-cita. Amien.