Antara Rembulan, Bulan, dan Bulan Sabit

Sebuah artikel yang di-share di milist rukyatul hilal indonesia. Saya ringkas seperlunya dengan tidak mengurangi penghargaan terhadap penulis asli, atas nama: “Wahfiudin”.

Semoga manfaat.

.
Patokan utamanya tetap saja Cahaya


Makna ke-1 BULAN –> Rembulan (jawa)

Dalam bahasa Indonesia disebut BULAN. Yang dimaksud adalah rembulan, benda langit yang menjadi satelit bumi. Bahasa Arab menyebutnya QAMAR, dan bahasa Inggeris menyebutnya MOON.

Makna ke-2 BULAN –> Nama-nama bulan, Januari Februari .. dst.

Gerakan periodik satelit bumi (rembulan) mengelilingi bumi dalam satu periode sinodik. Bahasa Indonesia menyebutnya sebagai BULAN juga. Bahasa Arab menyebutnya SYAHRUN (misal: Syahru Ramadhan) dan Inggeris menyebutnya MONTH.

Makna ke-3 BULAN –> Bulan sabit, hilal
Pantulan cahaya matahari dari rembulan yang sampai ke bumi. Pada saat bulan baru (makna 2), cahaya ini terlihat seperti sabit maka disebut Bulan Sabit. Bahasa Arab menyebutnya HILAL, Inggeris menyebutnya CRESCENT.

Terkadang hilal menebal hingga akhirnya berbentuk bulat. Bahasa Indonesia menyebut Bulan Purnama, bahasa Arab menyebutnya BADR, dan bahasa Inggeris menyebutnya FULL MOON.

Jadi sebenarnya HILAL maupun BADR bukan QAMAR. Qamar adalah satelit bumi yang tidak pernah berubah bentuk. HILAL / BADR adalah CAHAYA MATAHARI yang dipantulkan oleh qamar.

Patokan bulan baru bagi umat Islam untuk berpuasa dan berhaji bukan bulan (makna 1, rembulan, moon, qamar), tapi cahaya matahari yang dipantulkan bulan, yaitu HILAL.

Saat maghrib setelah konjungsi (ijtimak), dapat saja matahari sudah terbenam di bawah ufuk tetapi QAMAR masih di atas ufuk dengan ketinggian yang sangat rendah. Karena sangat rendahnya maka QAMAR tak memantulkan cahaya matahari ke bumi. Maka orang2 di bumi tak dapat melihat HILAL. Tapi oleh orang Muhammadiyah keberadaan QAMAR yang rendah di atas ufuk itu sudah disebut WUJUDUL HILAL (mestinya Wujudul QAMAR ya…).
Buku-buku fikih klasik mengartikan RUKYAT HILAL sebagai terlihatnya Hilal (pantulan cahaya matahari berbentuk sabit) oleh MATA TELANJANG. Ketika ada awan mendung dan mata tak dapat melihat Hilal. Padahal hilal dapat terlihat kalau cuaca cerah.

Kemajuan teknologi memungkinkan penggunaan teropong infra red untuk membantu mata menembus awan mendapati hilal di belakang awan. Bahkan teknologi terbaru memungkinkan menggunakan teropong yang hasilnya terpampang secara grafis di layar monitor. Mata menatap layar monitor dan melihat citra grafis Hilal hasil pengolahan alat elektronik.

Bolehkah? Apa alasannya? Biarlah para ahli dan para ulama yang merumuskan.

Patokan untuk berpuasa ramadlan, berhari raya dan berhaji adalah bukan QAMAR (bulan) tetapi HILAL (cahaya matahari berbentuk sabit yang dipantulkan oleh Qamar). Hilal pun masih ada yang memperdebatkannya, Hilal yang terlihat oleh mata (RUKYAT) atau Hilal yang keberadaannya cukup diperhitungkan saja (HISAB), atau semata bergantung pada adanya kesaksian (SYAHADAH) orang yang melihatnya.
Wallahu a`lam bish-shawab…

Sumber: http://tech.groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/message/524

—————-

Berikut Simulasi Software kami tentang Rukyatul Hilal – Jumadil Akhir 1429 Hijriyah. Bulan baru kali ini merupakan akhir Jumadil Awal 1429 H sekaligus awal Jumadil Akhir 1429 H. Newmoon (bulan baru) secara astronomis berbeda dengan bulan baru yang dipergunakan untuk kalender lunar atau qomariyah misalnya kalender Hijriyah. Istilah lain untuk newmoon atau bulan baru ini adalah ijtimak.

Penanggalan lunar khususnya kalender Hijriyah menggunakan kriteria kenampakan “hilal” yaitu bulan sabit paling muda yang dapat terlihat oleh mata atau alat optik pada saat sore hari setelah matahari terbenam. Kenampakan hilal ini menjadi tanda mulainya awal bulan tersebut.

Simulasi diambil saat, 4 Juni 2008, lokasi Sleman Jogjakarta, saat maghrib (sunset terjadwal pukul 17.38 wib)

.

Keterangan tentang posisi bulan,

.