Maskapai Terbang Dengan Manajemen Angkot

Jika ada bus/ angkot tak beres onderdil-nya, maka dia bisa berhenti di manapun. Sopir & kondektur turun memperbaikinya. Walaupun tak boleh, namun hal ini sering terjadi. Maka jangan kaget jika ada angkot dengan rem blong.

Di tanah air tercinta .. pesawat pun ternyata demikian. Pemeriksaan mendadak menemukan hal-hal yg tak beres di berbagai maskapai penerbangan. Kalau bus bisa berhenti, lhaa kalau pesawat ….. Jadi tambah takut naik pesawat di Indonesia. Pantas saja larangan terbang UE tidak dicabut. Malah diperpanjang.

Mungkin ada yg protes .. gak usah ada sidak saja. Bikin orang2 takut naik pesawat. Wah .. kalau tak ada sidak, pelanggaran tak terdeteksi. Onderdil tak terpasang tak diketahui. Maklum mental bangsa ini yg masih harus diawasi. Makin kacau saja pesawat terbang nanti. Gawat. Seingatku duluuu di blog ini juga pernah … ada pesawat mrithili saat terbang di udara.

Pesawat bengkok ketika mendarat

Adam Air: Pesawat bengkok ketika mendarat

Jumat, 15/08/2008 02:09 WIB
Maskapai Diberi Waktu 10 Hari Untuk Bebenah Atau Di-grounded
Shohib Masykur – detikNews

Tangerang – Ramp check yang dilakukan Dirjen Perhubungan Udara menemukan beberapa pelanggaran cukup menonjol yang dilakukan oleh berbagai maskapai penerbangan Indonesia. Maskapai diberi waktu 10 hari untuk membenahinya. Jika tidak dibenahi dalam batas waktu yang telah ditentukan, ancaman grounded (tidak boleh terbang) menanti mereka.

“10 hari sejak hari ini harus sudah diperbaiki. Kalau tidak, grounded,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Budhi M Suyitno usai melakukan ramp check di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis malam (14/8/2008).

Beberapa pelanggaran yang berhasil ditemukan di antaranya adalah pilot kurang menguasai pengoperasian global positioning system (Batavia Air), flight manual belum diupdate (Lion Air), spesifikasi operasi tidak lengkap (Wings Air), dan penangkal petir tidak terpasang (Lion Air).

Menurut Budhi, seluruh pelanggaran yang ditemukan masuk ke dalam kategori C sehingga harus diperbaiki dalam sepuluh hari.

“Jika pelanggaran masuk kategori B maka dalam 3 hari harus dibenahi. Jika A maka harus segera diperbaiki. Sebelum terbang harus sudah diperbaiki,” jelasnya.

Ramp chek itu juga menemukan kekurangan dalam hal navigasi. Misalnya, jumlah personil yang bertugas di tower belum memadai. Saat ini jumlah petugas hanya ada 7 untuk tiap shift. Itu artinya, ada kekurangan personil 5 orang untuk tiap shift. Berhubung sehari ada 3 shift, maka jumlah kekurangan personil menjadi 15 orang.

“Padahal idealnya 12 orang,” kata Budhi.

(sho/rdf)

Sumber: http://www.detiknews.com/

.

Berita sebelumnya, masih dari sumber yang sama. Detik.com

Jakarta – Dirjen Perhubungan Udara Dephub Budhi M Suyitno dan jajarannya melakukan sidak ramp check (pemeriksaan acak) di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. 2 Pesawat Lion Air di Terminal I menjadi sasaran.

Budhi dan Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta Herry Bakti serta jajarannya, melakukan sidak sejak pukul 17.30 WIB, Kamis (14/8/2008).

Pantauan detikcom, Budhi dan jajarannya langsung menuju Terminal I bandara itu. 1 Pesawat Lion Air Boeing 737-400 bernomor registrasi PK-LIR langsung diperiksa body-nya.

Budhi menemukan 1 baut di dekat sayap pesawat sebelah kiri yang lepas. Setelah itu, Budhi masuk ke cockpit pesawat. Ditemukan 2 buku di dalam sana, yaitu 1 buku flight crew training manual dan 1 flight manual.

“Seharusnya yang flight crew training manual itu tidak ada di sini. Harusnya ada di tempat latihan. Nanti takutnya salah ambil, yang bener flight manual,” kata Budhi.

Ditemukan juga dokumen penimbangan pesawat, yang tertera ditimbang 27 November 2005. “Seharusnya ada yang baru, nanti kita tanyakan apakah ada yang baru atau belum,” ungkap Budhi.

Dia juga memeriksa first aid kit yang tampak lengkap.

Sasaran kedua, pesawat Lion Air Boeing 737-300 bernomor registrasi PK-LIU. Pesawat itu baru mendarat dari Jambi pukul 17.45 WIB.

Budhi dan jajarannya menunggu penumpang turun semua sebelum masuk ke kabin. Di kabin, Budhi memeriksa pintu darurat tengah. Dia menemukan kursi di dekat pintu darurat yang bergerak-gerak.

“Ini masih bergerak,” ujarnya sambil menggoyang-goyang kursi.

“Kursi di dekat pintu darurat seharusnya tidak boleh bergerak. Bahaya,” kata dia.

Sementara itu Herry Bakti mengatakan ramp check ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB. “Cuma Pak Dirjen baru datang sore ini,” kata dia.

Hingga pukul 18.30 WIB, Budhi dan jajarannya masih melakukan sidak ke menara Air Traffic Control (ATC).(nwk/nrl)