Kontrak Tangguh Merugikan Negara

Kontrak LNG Tangguh adalah pembelian gas alam oleh luar negeri (China) yang merugikan negara. Dilakukan di masa pemerintahan Megawati (2002), kontrak ini terpaksa dinegosiasi ulang karena sangat merugikan kita. Dijual dengan harga yg sangat2 murah sementara harga minyak (dan tentu saja gas alam) membubung tinggi.

Saya setuju jika KPK menyelidiki Tim negosiasi Tangguh pada waktu itu (2002). Ada kemungkinan kepentingan pribadi masuk dalam kontrak yg sangat merugikan kita itu.

Kontrak Tangguh Merugikan Negara

Kamis, 28 Agustus 2008 | 14:15 WIB

JAKARTA, KAMIS — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, upaya negosiasi ulang kontrak gas Tangguh untuk Provinsi Fujian, China, dilakukan untuk mencegah potensi kerugian negara. Tim di bawah pengawasan Wakil Presiden Jusuf Kalla dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk upaya renegosiasi itu. “Kalau tidak diperbaiki, akan besar sekali kerugian negara dibandingkan kontrak-kontrak gas lain seperti di Bontang dan Arun,” ujar Presiden saat memberi pengantar rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (28/8).

Pernyataan terbuka Presiden dikemukakan kepada seluruh menteri dan pejabat yang hadir dalam rapat. Tidak seperti biasanya, wartawan diberi akses meliput hingga beberapa puluh menit. Biasanya, wartawan bisa meliput rapat kabinet di Kantor Presiden hanya beberapa menit untuk sekadar mendapat gambar. “Ini yang mesti diperjuangkan untuk dinegosiasikan. Niat renegosiasi agar negara tidak dirugikan,” ujar Presiden.

Kontrak gas Tangguh ditandatangani pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Saat itu, Yudhoyono menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dan Kalla sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Tim negosiasi Tangguh dipimpin Taufik Kiemas, suami Megawati.

Untuk negosiasi ulang itu, Presiden menugaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sri Mulyani membentuk tim yang kuat bersama tim teknis terkait. “Tim akan di bawah supervisi Wapres,” ujar Presiden.

Akhir pekan lalu, sesaat sebelum menghadiri penutupan Olimpiade Beijing, Wapres bertemu Wapres China Xi Jinping. Menurut Kalla, keduanya sepakat menegosiasi ulang kontrak gas Tangguh. Tidak ada satu keterangan pun dari pihak China soal hasil pertemuan atau konfirmasi soal pernyataan Kalla.

Karena pernyataan Kalla, persoalan kontrak gas Tangguh kembali hangat dibicarakan. Pembicaraan ini tidak lepas dari rivalitas yang tidak pernah padam antara pemerintah dan oposisi di DPR. Pemerintah diwakili Yudhoyono-Kalla dan oposisi diwakili Megawati. Saat ini, oposisi di parlemen tengah menyelidiki sejumlah kasus soal kebijakan energi, termasuk kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintahan Yudhoyono-Kalla.

Sumber: http://www.kompas.com/

.

Cuplikan berita lain,

Sementara Ketua Pansus Hak Angket BBM Zulkifli Hasan mengatakan berdasarkan pendapat para ahli, terdapat potensi kerugian negara luar biasa besar dari penjualan LNG Tangguh yang sedemikian murah.

“Karena ada contoh dari LNG Badak dengan kontrak 20 dolar per mmbtu, sedangkan Tangguh ini hanya 3,2 dolar. Rekomendasinya adalah lebih baik membayar US$ 300 juta untuk membatalkan kontrak itu daripada rugi miliaran dolar untuk 20 tahun ke depan,” ujarnya.

Sumber: http://www.detikfinance.com/

.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, formula penentuan harga liquid Natural Gas Tangguh Papua formulanya paling jelek dan terparah dalam sejarah perminyakan dunia. Penentuan harga dinilai sangat merugikan Indonesia khususnya ketika harga minyak tinggi.

”Formulanya adalah mohon maaf yang terjelek, terparah dalam sejarah perminyakan dunia,” kata Kalla

Kesalahan pertama, harga yang ditentukan ekuivalen dengan tingkat persentase tertentu kepada harga minyak sangat rendah sebesar lima persen. Karena kalau LNG Arun 30 tahun yang lalu saja 7,5 persen, LNG Bontang yang 25 tahun lalu itu 15 persen, tapi ini hanya 5 persen pada harga minyak yang ada, katanya.

Kesalahan kedua yang lebih parah lagi, dalam kontrak Tangguh harga minyak ditahan tidak boleh lebih dari US$25 per barel. ”Jadi kalau harga minyak mencapai US$100 per barel, ya tetap US$25 saja,” kata Wapres Jusuf Kalla.

Sumber: http://www.endonesia.com/