Rumah Nabi saw; Dari Terminal, Perpustakaan, Kini Hotel
* Tempat Kelahiran Sayyiduna Muhammad SAW
Dikisahkan bahwa ada seorang murid sebelum melakukan ibadah haji, ia mengunjungi Syekh M.Utsman Abduh Al-Burhani RA untuk meminta do’a restu beliau. Syekh M.Utsman Abduh Al-Burhani RA berpesan kepadanya agar ketika ia sampai di Mekah, ia mendatangi tempat kelahiran Nabi SAW untuk melakukan solat sunnat.
Ketika sang murid telah sampai pada tempat yang dimaksudkan oleh Syekh M.Utsman Abduh Al-Burhani RA ia kaget karena tempat itu adalah setasiun bis yang tentunya dilalui banyak orang. Namun karena taat pada perintah sang maha guru, ia melakukan solat sunnat di tempat itu.
Seketika, sebagian petugas wahabi menangkapnya dan membawanya ke kantor lembaga mereka. ketika ia ditanya “mengapa solat di tempat umum itu”, ia menjawab, “karena di situ adalah tempat kelahiran Rasulullah SAW.” Mereka berkata, “ini adalah perbuatan Bid’ah, Nabi tidak pernah menyuruh untuk melakukan itu?”. Murid itu berkata, “betul, akan tetapi ketika Nabi SAW dalam perjalanan isra’ mi’raj, beliau sempat melakukan solat sunnat di tempat kelahiran Nabi Isa AS. Bukankah lebih utama bagi kita sebagai ummat islam untuk mengikuti jejak Rasulullah dan solat di tempat kelahiran beliau sebagai sebaik-baik Rasul..?!.
Karena petugas-petugas wahabi itu tak dapat berkata apa-apa lagi, maka murid tersebut dibebaskan.
Murid Syekh M.Utsman Abduh Al-Burhani RA itu telah membuat para pecinta nabi, juga mengambil berkat, yang mana hal ini telah diketahui oleh seorang tokoh kaya bernama Abbas al-Qatthan, maka pada tahun 1370H ia memperoleh izin dari raja Abdul-Aziz untuk membangun perpustakaan. ia sanggup menanggung semua biaya demi mencegah para sufi untuk mengambil berkat dari tempat kelahiran Rasulullah saw.
Suatu hari pada bulan Rajab 1270H. ia mengundang teman-temannya untuk menyaksikan perpustakaan yang masih sedang dibangun. Tiba-tiba ia ditimpa serangan jantung dan dibawa pulang untuk ditangani oleh seorang dokter. Ia berharap agar diberikan umur yang panjang untuk menyaksikan perpustakaan itu telah berdiri kokoh menutupi jejak kelahiran baginda Rasulullah saw. Namun pada keesokan harinya ia meninggal dunia.
“Maktabah Makkah Al-Mukarramah” tersebut juga telah dijadikan sebagai “Wizaratul Haj Wal-Awqaf”. (kisah ini dinukil dari kitab A’lamul-Hijaz pada abad keempat belas hijriyah, oleh M. Ali Magribi, cetakan pertama 1401H/1981M. diterbitkan oleh Idarah Annasyr Bi-Syarikah Tuhamah, Silsilah al-Kitab Assaudi)
……………………………………………………
Sumber: http://solahnawadi.blogspot.com/
.
Rupanya perpustakaan itu dibangun mengelilingi rumah Rasul saw. Ada rumah kanjeng Nabi saw di dalam perpustakaan, yg tak bisa diakses oleh publik.
The site of the birthplace of Prophet Muhammad (PBUH) is to be demolished and in its place a new library to be made. The original desire of the Saudi ulema was to redevlop and take down the original foundations of the birthplace of Prophet Muhammad (PBUH) 50 years ago, but the site was saved. Instead a library was built around the birthplace of the Holy Prophet’s (PBUH) house foundations and walls. Even though it is possible to visit the library inside when it is open occassionally the 1400 year old walls and artefacts have been blocked off to public access. [http://www.savethehijaz.org/]
.
Perkembangan terakhir, dari artikel kami sebelumnya, rumah kelahiran baginda Nabi ini dibongkar untuk dijadikan hotel (?). Sedangkan rumah bersejarah baginda Nabi saw yang lain, kudapatkan di sini
………. bekas rumah Rasulullah saw, setelah beliau menikah dengan Siti Khadijah, diratakan juga dengan tanah, bahkan sekarang sudah berubah menjadi toilet yang begitu megah ….
.
Berikut berita atas kasus ini.
Almost all of the rich and multi-layered history of the holy city is gone. The Washington-based Gulf Institute estimates that 95 per cent of millennium-old buildings have been demolished in the past two decades.
Now the actual birthplace of the Prophet Mohamed is facing the bulldozers, with the connivance of Saudi religious authorities whose hardline interpretation of Islam is compelling them to wipe out their own heritage.
[http://www.independent.co.uk/ (Saturday, 6 August 2005), http://www.savethehijaz.org/]
Ada sebuah bantahan atas berita di atas. Disampaikan oleh Duta Besar Saudi untuk UK dan Republik Irelandia. Kemudian selanjutnya adalah bantahan atas bantahan.
.
Response by Prince Turki Al-Faisal
12/08/05
Letter to the Independent newspaper [London] from the Saudi Ambassador to the UK and the Republic of Ireland answering “The destruction of Mecca: Saudi hardliners are wiping out their own heritage”, published on Saturday 6 August 2005.
Dear Sir,
What rubbish.
But then what would you expect if you use two completely unreliable sources: Ali Al-Ahmed, a disgruntled one man ‘organisation’, whose modus operandi is to spew out anti Saudi material of any kind (its basis on fact being fairly irrelevant) and Sami Angawi, the equally disgruntled former director of the Pilgrimage Research Centre who was fired for the mismanagement of affairs and wants to attack all those that now have responsibility for the Two Holy Places.
Perhaps your readers would be interested in what is really happening. Every artefact discovered has been preserved and protected and will be displayed in new museums in Makkah and Madinah – indeed some artefacts are already on display. In all, more than $19 billion has been spent on preserving and maintaining these two Holy sites.
We are proud of our rich Islamic heritage. A pride reflected in the title of Custodian of the Two Holy Mosques, a title taken by our King. We are also aware of how precious this Islamic heritage is and how important the preservation of this heritage is, not just to us but to the millions of Muslims from around the world who visit the Two Holy Mosques every year, it is hardly something we are going to allow to be destroyed.
Turki Al-Faisal
http://www.islamicpluralism.org/articles/2005a/saudiambassador.htm
Berikut balasan yg disampaikan,
Save the Hijaz Response to Prince Turki Al-Faisal
Thank you for confirming that Ali Al-Ahmed and Sami Angawi were in a position to know what is happening behind the scenes in the development of Makkah and Madinah. How much respect you show your brothers in Islam when they point out to you inadequacies with your governments development and modernisation with skyskrapers, expensive hotels and fast food restaurants in the Harram.
Perhaps the readers and pursuers of knowledge would be more interested to learn that the two museums of Makkah and Madinah are not always open, almost unheard of by the local populace and even to this day no artefact belonging to the founder of Islam is kept there. You have a few token Ottoman relics, a few bricks from the Old Grand Mosque but what else? If you want heritage of our Noble Prophet then instead go to Topaki in Istanbul, Turkey or to Badshah Mosque in Lahore, Pakistan because you are not interested in preserving our Noble Prophet’s heritage or property.
If you are so aware of the preciousness of Islamic Heritage how can you consider destroying the Birthplace of our Prophet just like your ancestors did when they turned it into a cattle market? Surely you do not think building a hotel on top of this sacred location will garner more respect for our Noble Prophet.
You are allowing for the Heritage of Islam to be destroyed, you have already desecrated the grave of the Noble Prophet’s mother, built toilets over the house of Sayyida Khadija (may Allah be Pleased with her), destroyed Jannat-ul Baqi and at the site of Jabal al-Khundaq you have built a cashpoint.
Signed
Save the Hijaz
http://www.savethehijaz.org/saud_response.htm
.
Sumber: http://www.savethehijaz.org/
.
Wallahu a’lam.
[…] Rumah Nabi saw; Dari Terminal, Perpustakaan, Kini Hotel […]
Dalam prinsip ajaran Islam, memang tidak diutamakan nilai sejarah dalam bentuk fisik seperti peninggalan masjid, rumah dll. Menurut hemat saya, peninggalan bersejarah yang tidak mengalami ‘renovasi’, nampaknya hanya ‘Hajrul Aswad’. Sementara, bangunan Ka’bah maupun bangunan Masjidil Haram pun sudah mengalami renovasi.
Tetapi, saya juga menyayangkan jika Rumah Nabi, walaupun tidak dalam bentuk aslinya ikut tergusur, menjadi bangunan lain. Dan, yang lebih disayangkan lagi, sekeliling areal Masjidil Haram kini telah dikepung juga oleh bangunan ‘pencakar langit’ ya hotel atau lainnya, yang tingginya melebihi ‘menara’ Masjidil Haram. Bahkan yang sedihnya, di atas hotel itu dipasang/dikibarkan pula bendera Kerajaan Arab Saudi, yang bersimbolkan tulisan ‘Kalimat Thoyybah’ –mengapit– bendera Sang Hotel?.
Ya…………..ya……………
–> Memang bangunan yg dipakai untuk ritual ibadah sudah sepantasnya terus direnovasi. Namun bangunan/ tempat bersejarah yg bukan bagian dari ritual, tidak sepantasnyalah digusur dan dihilangkan jejak bekas2nya begitu saja. Ini menurutku seperti pelecehan, tak ada penghargaan sama sekali thd warisan sejarah.
Jika seseorang berkesempatan ke hijaz, adalah wajar jika sekaligus ingin mengetahui atau berkunjung .. di mana letak rumah Rasulullah saw, di mana beliau lahir, di mana makam istri beliau siti Khatidjah ra .. dst dst dst. Ini adalah rasa ingin tahu yg wajar.
Tanda2 sejarah itu masih dipertahankan sampai 1 abad terakhir ini. Namun sejak kaum wahabi berkuasa, banyak situs2 yang tergusur. Sehingga jejaknya pun kini sulit diperoleh.
Assalamualaikum wr.wb.
Saudara – saudara seiman baik di indonesia atau dimanapun berada,Sekedar pemberitahuan bahwa tempat baginda Rossul dilahirkan (Maulid Nabi) yang sekarang dijadikan Maktabah Makkah al mukarommah tidak digusur sampai detik ini.Menurut riwayat penduduk asli Mekkah ksa,Tempat Rossululloh dilahirkan pernah berkali-kali akan di renovasi, akan tetapi subhanallah tempat itu tidak bisa dihancurkan.Walaupun penghancurannya memakai alat berat atau dinamit sekalipun.
Selama 12 tahun saya di kota Mekkah ksa,Tempat Maulid Nabi masih tetap terpelihara sebagai Maktabah/perpustakaan Makkah al Mukarommah.
Terima kasih, bila ada yang tak percaya bisa dilihat sendiri datang Umroh atau Haji.Foto akan segera saya tampilkan di kluwan.wordpress.com
Akhirul kallam Wassalammualaikum wr.wb.
–> Wa’alaikum salam wrwb. Terima kasih informasinya.. Informasi anda otomatis melengkapi artikel kami.
HUKUM MENGHIDUPKAN PENINGGALAN-PENINGGALAN ISLAM BERSEJARAH
Pertanyaan:
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bagaimana hukum Islam tentang menghidupkan peninggalan-peninggalan Islam bersejarah untuk mengambil pelajaran, seperti; Gua Tsur, Gua Hira, perbukitan Ummu Ma’bad, dan membuat jalan untuk mencapai tempat-tempat tersebut sehingga diketahui jihadnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberikan kesan tersendiri?
Jawaban:
Memelihara peninggalan-peniggalan dalam bentuk menghormati dan memuliakan bisa menyebabkan syirik (mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala), karena jiwa manusia itu lemah dan cenderung menggantungkan diri kepada yang diduganya berguna, sementara mempersekutukan Allah itu banyak macamnya, dan mayoritas orang tidak mengetahuinya. Orang yang berdiri di hadapan peninggalan-peninggalan tersebut akan melihat orang jahil yang mengusap-usapnya untuk meraih debunya dan shalat di sana serta berdoa kepada orang yang meninggal di sana, karena ia mengira bahwa hal itu bisa mendekatkan dirinya kepada Allah dan bisa menjadi perantara kesembuhannya. Kemudian hal ini ditambah pula dengan banyaknya para penyeru kesesatan, akibatnya mereka semakin menambah volume kunjungannya, sehingga dengan begitu bisa dijadikan pencaharian. Dan biasanya, di sana tidak ada orang yang memberi tahu si pengunjung bahwa maksudnya adalah hanya untuk mengambil pelajaran, tapi malah sebaliknya.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan lainnya dengan isnad shahih dari Abu Waqid Al-Laitsi, ia berkata, “Kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Hunain, saat itu kami baru keluar dari kekufuran. Saat itu, kaum musyrikin mempunyai tempat pohon khusus yang biasa dikunjungi dan menggantungkan senjatanya di sana, tempat itu disebut Dzatu Anwath. Saat itu kami melewatinya, lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan bagi kami Dzatu Anwath seperti yang mereka miliki.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mahasuci Allah, ini seperti yang diucapkan oleh kaumnya Musa, ‘Buatkan tuhan untuk kami sebagaimana mereka memiliki tuhan-tuhan. Demi Dzat yang jiwaku ditanganNya, (jika demikian) niscaya kalian menempuh cara orang-orang yang sebelum kalian.”[1] Ucapan para sahabat: (buatkan bagi kami Dzatu Anwath seperti yang mereka miliki) adalah serupa dengan ucapan Bani Israil: (Buatkan tuhan untuk kami sebagaimana mereka memiliki tuhan-tuhan). Hal ini menunjukkan, bahwa ungkapan itu bisa dengan makna dan maksud, tidak hanya dengan lafazh.
Jika menghidupkan peninggalan-peninggalan tersebut dan mengunjunginya termasuk yang disyari’atkan, tentulah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukannya atau memerintahkannya atau telah dilakukan oleh para sahabat atau telah ditunjukkan oleh mereka, karena mereka adalah manusia yang paling mengetahui syari’at Allah dan paling mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tapi pada kenyataannya tidak ada riwayat yang menunjukkan hal itu dari beliau dan tidak pula dari para sahabat beliau, tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa para sahabat mengunjungi Gua Hira’ atau Gua Tsur atau mendaki perbukitan Ummu Ma’bad atau pohon tempat diselenggarakannya bai’ah, bahkan ketika Umar Radhiyallahu ‘anhu, melihat sebagian orang pergi ke pohon tersebut, di mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibai’at di bawahnya, ia memerintahkan untuk menebangnya karena khawatir orang-orang akan berlebihan terhadap tempat tersebut dan melakukan syirik. Dengan begitu diketahui, bahwa mengunjungi peninggalan-peninggalan tersebut dan membuatkan jalan menuju ke sana adalah bid’ah, tidak ada asalnya dalam syari’at Allah. Hendaknya para ulama kaum muslimin dan para penguasanya mencegah terjadinya faktor-faktor yang bisa mengarah kepada syirik ini demi melindungi tauhid. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
[Disalin dari kitabAl-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini Lc, Penerbit Darul Haq]
__________
–> Yaach .. memang beginilah fatwa wahabi. Kalau anda baca kitab kumpulan fatwa lainnya, maka lebih mengerikan lagi. Banyak obralan kata-kata musyrik, kafir, dst dst.
Ehm .. termasuk fatwa kafir .. karena meyakini bumi mengelilingi matahari. Maka, umat (islam) di era modern ini telah menjadi kafir. Ditambah fatwa di atas, lengkaplah sudah.. umat sejak zaman era sahabat tabi’in dst sampai kini, kafir musyrik semuanya. Kecuali kelompok yg taqlid kepada mereka saja.
Mereka melakukan penggusuran, pemusnahan, penghilangan jejak situs-situs bersejarah, dengan meng-atas namakan “anti kemusyrikan”. Padahal, bukankah pemusnahan situs2 itu adalah bid’ah itu sendiri. Tak ada contoh Nabi saw sama sekali dalam hal ini, menggusur rumah kakenda-nya, atau mem-bolduser rumah pamannya.
Lihatlah .. bahkan demi “anti kemusyrikan”, mereka bangun tiolet di atas bekas rumah baginda Nabi saw bersama siti Khatidjah ra. Jika toilet ini untuk buang air, bukankah itu sama saja mereka meng******i rumah baginda saw, dan mempersilakan umat (yg tak mengetahuinya) melakukannya pula. Duh .. untuk menuliskannya pun aku tak tega. Maka ku sensor sendiri.
Ini belum lagi ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan (sejarah, arkeologi, atau apapun), yang mana pemusnahan2 ini tak dapat dibenarkan. Padahal al Qur’an mendorong manusia untuk berilmu dan menuntut ilmu pengetahuan.
yaa Allah… ampunilah hamba-Mu ini.
Masya Allah, teramat sulit rasanya mencari kata atau kalimat yang tepat untuk memberikan pandangan tentang dibangunnya toilet umum pada bekas rumah seorang Nabi dan Rasul yang mulia. Dalam sejarah peradaban agama-agama besar dunia, mustahil akan ditemukan perlakuan yang begitu rendah atas peninggalan para nabi dan rasul mereka, bahkan dalam peradaban kaum primitif sekalipun, tidak akan ditemukan perlakuan rendah atas warisan para penghulu kaumnya. Sukar dipercaya, perlakuan yang mencerminkan runtuhnya budi pekerti dan keimanan itu justeru lahir ditanah tumpah darah Nabi sendiri, dikalangan Ummat Islam kota Mekkah. Sungguh memilukan apa yang akan mereka katakan dihadapan Nabi SAW dipadang mahsyar nanti pada saat beliau SAW dengan ijin Allah SWT akan memberikan Syafaat kepada ummat beliau……….
–> Sekedar mengimbangi berita, berikut saya dapatkan informasi lain tentang toilet itu (dari sini)
Mana yang benar (itu toilet dibangun di atas bekas rumah baginda Nabi saw atau bekas rumah Abu Lahab) .. kita sama-sama tak tahu. Seandainya yang benar pun bahwa itu rumah Abu Lahab, bau aroma kencing … entahlah. 10-15m itu cuma 1 kapling perumahan RSSS.
Dan jejak rumah baginda Nabi saw itu telah hilang. Kini siapapun bisa mengklaim yang paling benar. Bahkan kelak suatu ketika ada klaim bahwa tak pernah ada Nabi yang mempunyai rumah di sana. Tak ada bukti.
wallahu a’lam.
beitulah kaum wahabi, gurunya wahabi yang sunny sudah memperkirakan hal itu, melihat muridnya si wahabi terlihat sudah tidak beres, gurunya sudah memperingatkan akan dampak dari ajarannya. lihat sendiri buku sejarah wahabi fersi kitab kuning. dikatakan sesungguhnya wahabi itu didalam hati kecilnya mengaku nabi, apalagi di bantu oleh assa’ud yang notabene masih keturunan dari musailamah alkaddzab kata gusdur.
jadi ya…. bisa dimaklumi kalau situs peninggalan Rosululloh akan jadi seperti ini. kita tinggal menunggu yaumis sa’ah, hari kiamat, ingatkah pada suatu saat nabi di datangi oleh malaikat jibril yang menyamar sebagai seorang musyafir dan bertanya tentang iman, islam dan ihsan, kemudian bertanya kapan hari akhir, dan apa alamat hari akhir, nabi menjawab tatkala umat berlomba-lomba dengan gedung bertingkat. dan sekarang wahabi sedang mempercepat datangnya hari kiamat.
sekarang makkah sudah penuh dengan gedung bertingkat, situs sejarah Nabi sudah pada hilang, jadi mari kita bersiap-siap membekali diri untuk kedatangan hari akhir, perbanyak ibadah taqwa kepada Allah SWTdan Cinta Rosululloh SAW
semoga Allah memberikan jalan kebenaran iman islam sampai akhir hanyat kita amien.
aaaaaaaaaahhhhhhhhh, kalian ini ruwet aja, lha lalu diri kalian sendiri ada di mana??
Liat nih yang lebih lengkap di:
http://eddycorret.wordpress.com/2008/08/25/mengapa-satrio-piningit-sejati-sulit-ditemukan/
-Satria Piningit-