Kontroversi: Confessions of A British Spy
Ada sebuah dokumen kontroversial dengan judul “Confessions of A British Spy” (CBS). Dokumen ini diyakini ditulis oleh seorang agen rahasia Inggris (Mr. Hempher/ Hamver), menulis tentang (sebagian) riwayat Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahhab ketika bertemu dan bersahabat dengannya. Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahhab adalah pendiri kelompok/ kaum wahabiyah yang berkembang sebagai madzab resmi Arab Saudi saat ini, dan diekspor ke seluruh dunia dengan fatwa-fatwa pen-sesatan-nya (bid’ah, musyrik, dlsb).
Untuk dapat men-tune in ke topik, sebaiknya mengetahui dokumen CBS itu terlebih dahulu. Dokumen yg menunjukkan (salah satu) variabel indikasi bahwa aliran/ kelompok wahabiyah ini turut dibidani oleh Inggris. Ada di banyak situs yg memuatnya, kami telah menyimpannya di sini dan terjemahnya di sini.
Kebetulan ada ditemukan bantahan thd dokumen CBS ini dari para wahabi. Kemudian kami temukan pula jawaban atas bantahan tersebut. Lengkaplah sudah.
Dua-duanya kami tampilkan. Bagian pertama adalah bantahan wahabi atas artikel CBS itu, bagian kedua adalah jawaban atas bantahan. Sila nilai sendiri, mana yg lebih kuat hujahnya. Dokumen asli (CBS) tak ditampilkan.
.
.
Inilah tanggapan CBS itu,
BAGIAN 1
MENJAWAB TUDUHAN BATIL TERHADAP DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB
Oleh
Abul Harits as-Salafy
KEDUSTAAN HIZBUT TAHRIR ATAS SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
Sudah menjadi adat dan kebiasaan firqoh-firqoh sesat untuk memusuhi dan memfitnah kepada pembela dakwah yang haq, yang menyeru manusia kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah dan Sunnah rasul-Nya. Abdul Qodim Zallum rahimahullahu, salah satu tokoh Hizbut Tahrir dengan bangga mengatakan dalam bukunya yang berjudul Kaifa Hudimat Khilafah (dalam versi Indonesianya berjudul Konspirasi Barat meruntuhkan Khilafah Islamiyah, hal. 5), sebagai berikut : Inggris berupaya menyerang negara Islam dari dalam melalui agennya, Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud. Gerakan Wahhabi diorganisasikan untuk mendirikan suatu kelompok masyarakat di dalam negara Islam yang dipimpin oleh Muhammad bin Saud dan dilanjutkan oleh anaknya, Abdul Aziz. Inggris memberi mereka bantuan dana dan senjata. …..
Pada halaman selanjutnya dia mengatakan : Telah diketahui dengan pasti bahwa gerakan Wahhabi ini di provokasi dan didukung oleh Inggris, menginggat keluarga Saud adalah agen Inggris. Inggris memanfaatkan madzhab Wahhabi, yang merupakan salah satu madzhab Islam dan pendirinya merupakan salah seorang mujtahid.
Subhanallah ini adalah sebuah kedustaan dan fitnah, serta kezholiman terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab qoddasallahu ruuhahu yang mana hal ini tidak akan dilakukan kecuali oleh orang-orang yang benci terhadap Islam, benci terhadap Firqotun Najiyah, dan benci akan tersebarnya dakwah salafiyyah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Ingatlah akan firman Allah Ta ala dalam surat Al-Isra ayat 36.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya. [Al-Isra : 36]
Dan yang paling mengherankan lagi, orang-orang Hizbut Tahrir menolak khabar ahad / hadis ahad dalam masalah aqidah, walaupun hadis itu shohih dari Rasulullah karena hal itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, dan ketika dalam masalah/perkara yang sesuai dengan hawa nafsu mereka (Seperti kedustaan mereka atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab), dengan penuh keyakinan dan kebanggaan mereka menerima khabar ahad walaupun itu berasal dari seorang orentalis, sekaligus agen Inggris yang bernama Mr. Hamver yang juga seorang pendusta. Untuk lebih jelasnya mengenai siapa Hamver, marilah kita ikuti penjelasan Syaikh Malik Bin Husain dalam majalah Al-Asholah edisi ke 31 tertanggal 15 Muharram 1422 H, beliau berkata :
Saya telah meneliti kitab yang beracun dengan judul Mudzakkarat Hamver dan nama Hamver ini tidak asing lagi. Pertama kali aku membacanya di Majalah Manarul Huda, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Maktabah al- Alaami yang staf redaksinya dari Jam iyyah Al-Masyaari al-Khairiyyah Al-Islamiyyah pada edisi 28, Ramadhan 1415 H/1995. Majalah ini dikeluarkan oleh Jama ah Al-Ahbasy, sebuah Jama ah Sufiyyah berpangkalan di Yordania dan selalu memusuhi dakwah salaf dan para ulama nya, dan mereka mendapat bantuan dana dari orang-orang Yahudi dalam operasionalnya.
Setelah saya membaca makalah ini, jiwaku terdorong untuk membaca kitab mudzakkarat mata-mata/intel Inggris ini, hingga aku mengetahui sampai sejauh mana kebenaran yang dinisbatkan kepada Al-Imam Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitab ini. Ketika selesai membaca mudzakkarat ini, telah jelas bagiku bahwa itu merupakan sebuah dusta dari asalnya, dan Hamver ini adalah seorang yang asalnya tidak ada, lalu diada-adakan. Maka dari itu saya ingin menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian tentang hal yang telah saya dapatkan dari peneletianku terhadap mudzakkarat ini, dalam rangka membela Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dan juga dapat pembelaan terhadap kaum muslimin dari tikaman orang-orang ahlul bid ah. Allah Ta ala berfirman :
Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. [Al-Anbiya : 18]
Dan dalam ayat lain Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
Pada ayat ini ada pelajaran ilmiyah bagi kelompok orang-orang mukmin, yang menjaga agamanya dan menjaga hubungan persaudaran antar sesama muslim, dengan mencari kejelasan (tatsabut) terhadap semua berita miring yang dilontarkan untuk memecah belah barisan kaum muslimin.
Akan senantiasa terus menerus musuh-musuh dakwah (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-) berusaha dengan berbagai cara untuk menghancurkan dakwah ini, yang tidak ada di dalamnya keilmiahan sedikitpun melainkan hanya kebohongan dan kedustaan, laa haula wala quwwata illa billah. Wahai para pencari kebenaran, risalah-risalah dan kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- telah tercetak, diantaranya adalah seperti dibawah ini :
Al-Aqidah satu jilid, Fiqih dua jilid, Mukhtasor Siroh Nabi, kumpulan fatwa-fatwa satu jilid, tafsir dan Mukhtasor Zaadul Ma ad satu jilid, Rosail Sakhshiyaah satu jilid, Kitab Hadits lima jilid, Mulhaq dan Mushonnafat satu jilid. Jadi kesemuanya 12 jilid yang telah dikumpulkan oleh Lajnah Ilmiyah yang khusus menangani masalah ini dan berasal dari Jaami ah (Universitas Al-Imam Muhammad bin Su ud Al-Islamiyyah), yang dikumpulkan serta diverifikasi oleh DR. Abdul Aziz bin Zaid Ar-Ruumi, DR. Muhammad Biltaaji dan DR. Sayyid Hijab, serta di cetak di Riyadh.
Maka barangsiapa yang ingin mencari kebenaran, hendaknya ia membandingkan ucapan Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dengan ucapan musuh-musuh beliau. Karena kitab-kitabnya dan risalah-risalahnya telah tercetak. Kalau ada sesuatu yang benar dari kitab-kitab dan risalah-risalah beliau kita terima, dan kalau ada sesuatu yang salah maka kita tolak, dan kita tidak fanatik kepada seseorang siapapun dia, kecuali Rasulullah yang mana beliau tidak berkata dengan hawa nafsunya melainkan wahyu yang telah diwahyukan kepadanya.
Adapun kalau kita bersandar perkataan seorang Nasrani yang kafir yang tidak dikenal, yang gemar minum minuman keras sampai mabuk, bahkan dia menyebut kalau dirinya seorang pembohong. Maka keadaan kita persis seperti apa yang digambarkan oleh syair dibawah ini :
Barangsiapa yang menjadikan seokor burung gagak sebagai dalil (hujjah)
Maka dia (burung gagak) akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing
Bagaimana tidak, padahal yang telah jelas dari risalah-risalah dan bantahan-bantahan Al-Imam rahimahullah- bahwasanya, di dalamnya ada penafian (penolakan) terhadap apa-apa yang dikaitkan dengan dakwah beliau yang berupa tuduhan-tuduhan, dan kedustaan-kedustaaan yang tidak pernah beliau ucapkan, bahkan beliau mengingkarinya, dan berulang-ulang beliau mengatakan : Hadza buhtanun azhim (ini adalah suatu kedustaan yang besar) .
Semoga Allah merahmati Imam Adz-Dzahabi yang mengatakan : dan Kami belum pernah menjumpai yang demikian itu dalam kitab-kitabnya . Ketika itu Syaikh Adz-Dzahabi menceritakan beberapa perkara yang dinukil oleh sebagian mereka yang dengannya Imam Ath-Thabari menjadi tertuduh.
Dan saya (syaikh Malik) katakan : Sesungguhnya apa-apa yang disebutkan dalam mudzakkarat Hamver adalah omong kosong belaka, dan perkataan yang tidak berlandaskan dalil sama sekali.
Dan hal ini tidaklah keluar kecuali dari dua macam manusia :
[1]. Orang yang bodoh kuadrat, tolol tidak bisa membedakan antara telapak tangannya dengan sikunya.
[2]. Orang yang memperturutkan hawa nafsu, ahlul bid ah dan musuh dakwah tauhid.
Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya daging para ulama itu beracun, barangsiapa yang mencela para ulama maka Allah akan mengujinya sebelum ia mati dengan kematian hatinya. Kita memohon kepada Allah perlindungan dan keselematan.
MUDZAKKARAT HAMVER PADA DASARNYA ADALAH SEBUAH KEBOHONGAN (KEDUSTAAN) DAN HAMVER ADALAH SESEORANG YANG SEBENARNYA TIDAK ADA, LALU DIADA-ADAKAN
Setelah saya mempelajari mudzakkrat (maksudnya dokumen, red) ini telah jelas bagi saya bahwasanya mudzakkarat ini adalah hasil dari khayalan seseorang atau sebuah kelompok yang misinya adalah menjelekkan/menjatuhkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- dengan kedustaan, kepalsuan. Dan dalil dari perkataan ini sangat banyak, diantaranya :
[1]. Dengan mengikuti sejarah yang disebutkan di dalam mudzakkarat, nampaklah bagi kita bahwasanya Hamver tatkala bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tatkala itu umur beliau kurang lebih masih 10 tahun. Ini adalah hal yang tidak cocok bahkan bertentangan dengan apa yang ada di mudzakkarat (hlm 30), bahwasanya Hamver berkenalan dengan seorang pemuda yang sering datang ke sebuah toko, dan pemuda itu mengetahui tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Faris, dan bahasa Arab, dan ketika itu ia sedang menuntut ilmu, dan pemuda dikenal dengan nama Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan tatkala itu beliau adalah seorang pemuda yang antusias dalam menggapai tujuannya.
Dan engkau dapat merinci hal itu dengan dalil :
[1]. Disebutkan di (hlm 13) : Kementrian Penjajah Inggris mengutus Hamver ke Asana (markas khilafah Islamiyyah) tahun 1710 M/1122 H).
[2]. Disebutkan di (hlm 18) : Bahwasanya dia tinggal di sana selama 2 tahun. Kemudian kembali ke London sebagaimana perintah, dalam rangka memberikan ketetapan yang terperinci tentang kondisi di Ibu Kota pemerintahan.
[3]. Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia berada di London selama 6 bulan.
[4]. Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia pergi ke Basrah dan berada di sana selama 6 bulan. Di Basrah inilah dia (Hamver) bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.
[5]. adi kalau dijumlahkan tahunnya maka dapat diketahui bahwa Hamver ketemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada tahun 1713 M atau 1125 H dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- lahir pada tahun 1703 M atau 1115 H. jadi waktu ketemu Hamver umur Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada waktu masih sekitar 10 tahun. Dari sini dapat diketahui kebathilan dan kebohongan Mudzakarat ini.
[6]. Disebutkan di dalam Mudzakarat hlm. 100, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H. dan ini merupakan kebohongan yang nyata, karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun kematian ayahnya yaitu tahun 1153 H.
[7]. Sesungguhnya sikap pemerintahan Inggris terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- bukan sikap yang ramah dan bersahabat, tetapi sikap yang bermusuhan.
[8]. Kita tidak menemukan kitab yang menyebut tentang mudzakarat ini sebelumnya. Dan musuh-musuh dakwah syaikh yang mubarak ini selalu menjelek-jelekkan dakwah ini, menisbatkan semua kejelekan kepadanya, dan anehnya hal ini baru dikeluarkan pada waktu akhir-akhir ini. Hal ini jelas menunjukkan kebohongan dan kedustaan mereka.
[9]. Hamver adalah seseorang yang tidak diketahui (tidak dikenal), mana maklumat yang menjelaskan tentang dia (hamver) ? tidak ada!!!, bahkan tidak ada maklumat dari pemerintah Inggris yang menjelaskan tentang tugasnya hamver ini.
[10]. Orang-orang yang membaca mudzakarat ini pasti tidak menduga kalau yang menulis ini orang nasrani, karena banyak ibarat/perumpamaan yang menikam agama Nashrani dan pemerintahan Inggris.
[11]. Dua naskah terjemahan dari mudzakarat ini tidak menyebutkan tanda-tanda yang jelas mengenai kitab (mudzakarat yang asli), dan ditulis pakai bahasa apa ? sudah dicetak atau masih dalam bentuk manuskrip? itu semua tidak jelas.
[12]. Penerjemahnya pun tidak diketahui orangnya, pada naskah yang pertama tidak disebutkan sama sekali tentang penerjemahnya. Begitu juga pada naskah yang kedua.
[13]. Pada naskah terjemahan yang kedua dijelaskan tanggal penerjemahannya yaitu : 25 haziran 1990. Apakah perkara yang sepenting ini dibiarkan begitu saja ? tidak ada yang mengetahui kecuali setelah 199 tahun kematiannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.
[14]. Kedua naskah itu sepakat bahwa tanggal 2 Januari 1973 pada akhir dari mudzakarat itu. Dan apa yang dimaksud dengan tanggal ini saya tidak tahu ? apakah ini penulisan mudzakarat hamver ini (seperti yang nampak) ? Dan ini membuktikan kedustaan mudzakarat ini, bahwa wafatnya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah 179 tahun setelah tanggal yang disebutkan itu.
[15] Semua yang ada di kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab membantah semua yang ada di muzakkarat ini.
[16]. Sesungguhnya keberadaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwah beliau sudah merupakan bukti yang cukup kuat untuk membantah apa yang disebutkan di mudzakkarat.
SIKAP PEMERINTAH INGGRIS TERHADAP DAKWAH SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
Ketika pemerintah Inggris mulai merasakan dari dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang semakin menguat dan meluas di berbagai daerah yang di duduki oleh pemerintah Inggris. Seperti yang terjadi di India, terdapat dakwah Syaikh Ahmad bin Irfan yang terkenal dengan nama Ahmad Barily dan para pengikutnya yang mulai menguasai India dan menentang dakwah sesat dari Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani yang di dudung sepenuhnya oleh Inggris dan dan orang-orang yang tidak mengerti Islam sama sekali kecuali hanya sekedar namanya saja.
Keseriusan pemerintah Inggris untuk menghancurkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyeru manusia untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ini semakin nampak. Ini terbukti dengan biaya dan tenaga yang sangat besar yang telah keluarkan dalam menghentikan dakwah yang mubarakah ini. Salah satu bukti kuatnya adalah ketika Ibrahim Baasya dari Mesir, berhasil menghancurkan kota Dar iyyah di Riyadh, tempat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan raja Abdullah bin Su ud bin Abdul Aziz.
Pemerintah Inggris mengutus George Forster Sadleer yang menjabat sebagai ketua Agen Inggris yang berkedudukan di India untuk melakukan perjalanan panjang dan melelahkan menuju ke Riyadh dengan tujuan memastikan bahwa Dar iyyah benar-benar sudah hancur sekaligus memberikan ucapan selamat dan penghargaan kepada Ibrahim Baasya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya rombongan Sadleer ini bertemu dengan Ibrahim Baasya pada tanggal 13 Agustus 1819 M di tempat yang bernama Bi ir Ali di dekat kota Madinah.
Dari data-data diatas jelaslah kedengkian Hizbut Tahrir terhadap dakwah tauhid yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan tidak terbatas pada beliau saja, tetapi Hizb ini membenci semua ulama yang mendakwahkan tauhid. Dibawah ini penulis akan menghadirkan beberapa tuduhan bathil Hizbut Tahrir terhadap para ulama salaf.
Agar pembaca dapat mengetahui dan membandingkan antara tuduhan Hizbut Tahrir dan fakta yang ada, maka penulis disini sengaja menghadirkan sejarah singkat syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman Attamimi, beliau lahir di sebuah rumah yang terkenal yang penuh dengan ilmu di kota Uyainah tahun 1115 H/ 1703 M. kakek beliau Sulaiman bin Ali bin Musyrif adalah seorang ulama yang terkenal pada zamannya, beliau adalah orang yang dijadikan rujukan para ulama pada zamannya. Beliau menulis sebuah kitab yang sangat terkenal dalam masalah Manasik Haji. Begitu juga pamannya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, juga seorang ulama ahli fiqih, ayah syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman seorang Hakim yang juga Ahli fiqh.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang yang cerdas, hafal Al-Qur an sebelum usia 10 tahun. Belajar Fiqih Hambali pada ayahnya. Syaikh Abdul Wahhab kagum dengan kecerdasan anaknya dalam menerima pelajaran.
Di samping itu Syaikh Muhammad juga belajar dari beberapa guru di berbagai daerah, sampai ke Madinah. Setelah memahami ilmu tauhid dari Al-Qur an dan Sunnah, beliau melihat di kotanya Najd banyak terjadi kesyirikan, khurafat, dan bid ah yang merajalela. Beliau menyaksikan para wanita yang belum menikah pergi ke pohon-pohon kurma yang dikeramatkan dan bertawassul (meminta) kepada pohon-pohon kurma itu agar mereka diberikan jodohnya pada tahun ini. Di Hijaz beliau melihat orang-orang mengkeramatkan kuburan para sahabat dan ahlul bait, dan di kota suci Madinah Al-Munawwaroh yang dulu merupakan pusatnya tauhid, beliau menyaksikan bagaiman manusia beristigosah dan berdoa kepada kepada Rasulullah, yang mana hal itu menyelisihi Al-Qur an dan Sunnah seperti yang difirmankan Allah dalam surat Yunus :
Janganlah kalian menyeru kepada selain Allah yang tidak mampu memberi kalian manfaat tidak pula memberikana bahaya. Jika kalian melakukannya maka sesungguhnya kalian adalah termasuk orang-orang yang zhalim.
Dan hadits Rasulullah.
Jika kamu meminta maka memintalah hanya kepada Allah dan jika kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.
Menyaksikan semua kemungkaran itu, beliau bangkit dan segera memulai dawah beliau dengan memurnikan keta atan kepada Allah, memurnikan tauhid masyarakat Arab yang tercampur dengan Syirik, khurafat, dan bid ah. Beliau seakan-akan membawa agama baru bagi masyarakat Arab pada waktu yang tengah tenggelam dengan kesyirikan, bid ah dan khurafat.
Mulailah terjadi perlawanan dari kelompok-kelompok sesat yang merasa dirugikan dengan adanya dakwah Syaikh ini, kemudian mereka mencoba mengadakan perlawanan baik fisik maupun pikiran. Fitnah dan tuduhan keji mulai di arahkan kepada beliau, dengan menyebut semua yang menyelesihi adat dan kebiasaan mereka disebut Wahhabi segala sesuatu yang konotasi jelek disebut Wahhabi , namun beliau tetap berdakwah kepada Allah, memperingatkan manusia dari bahaya yang mereka lakukan, berusaha mengumpulkan kalimat mereka diatas kebenaran, dan dalam satu kepemimpinan yang ditegakkan pada mereka perintah Allah, dan mereka berjihad dijalan Allah, maka beliau bersungguh-sungguh dalam melaksanakan hal ini, berdakwah kepada Allah, berhubungan dengan para pemimpin, menulis kitab-kitab tentang tauhid/perintah untuk meng-Esakan Allah, dan melaksanakan syariat, serta meninggalkan kesyirikan.
Beliau senantiasa bersabar atas yang demikian itu, mengharapkan pahala dari Allah. Sesudah beliau mempelajari dan memperdalam agama dari para ulama di negeri itu dan selainnya, beliau berusaha bersungguh-sungguh dalam berdakwah kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya, mempersatukan umat di kota Huraimala pada awalnya, lalu di Al Uyainah, lalu berpindah – sesudah beberapa perkara – ke Dar’iyyah, dan Muhammad bin Su ud membaiatnya untuk berjihad di jalan Allah, untuk menegakkan perintah Allah maka mereka semua adalah orang-orang yang benar dalam hal ini, saling tolong-menolong, maka merekapun berjihad hingga Allah memberi kemenangan dan menguatkan mereka. Meka merekapun menyiarkan tauhid, mengajak manusia kepada kebenaran dan petunjuk dan menerapkan syariat Allah terhadap hamba-hambaNya.
Disebabkan kejujuran dan isti anah (meminta pertolongan) kepada Allah, dan karena tujuan yang benar Allah menolong dan menguatkan mereka. Dan cerita tentang mereka itu sudah tidak asing lagi bagi mereka yang memiliki pengetahuan meski sedikit.
Setelah Muhammad bin Su ud, kemudian datanglah Raja Abdul Aziz (sesudah masa yang penuh dengan kekacauan dan perpecahan), beliau bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaan umat ini sambil memohon pertolongan kepada Allah, kemudian meminta bantuan para ulama, maka Allah pun menolong dan menguatkannya, serta mempersatukan kalimat kaum muslimin Jazirah ini. Di atas Syariat dan di jalan-Nya, sehingga tegak dan bersatu jazirah ini dari penjuru utara hingga selatan, timur hingga barat di atas kebenaran dan petunjuk, dengan sebab kejujuran, jihad, dan menegakkan kalimat Allah.
Dalam menyingkapi fitnah terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan agar pembaca bisa menilai dengan adil, maka marilah sejenak kita simak perkataan Syaikh Muqbil bin Hadi -rahimahullah-:
Maka jika kita melihat ketika diutusnya Nabi kita Muhammad r dan melihat perbuatan (jahat) orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam kepada Nabi kita Muhammad r, lalu kita menyaksikan akhir kesudahan yang baik itu adalah bagi orang bertakwa. Dan demikianlah sesudah Nabi kita Muhammad r hingga zaman kita ini yang dianggap sebagai zaman fitnah, fitnah yang bermacam-macam yang tidak akan mengetahui banyaknya fitnah itu melainkan Allah U.
Dalam zaman ini yang tercampur padanya kesyirikan dan hal-hal jelek bagi kaum muslimin, terdapat kebangkitan yang diberkahi yang mana keutamaan dan karunia ini adalah karena Allah. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki jalannya. Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan yang diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan dan nama untuk memalingkan kaum muslimin dari kebangkitan yang diberkahi ini, dan kesadaran yang diberkahi.
Dan kami berbicara insya Allah- tentang satu julukan, walaupun (segala puji bagi Allah) banyak saudara-saudara kita tidak mengetahui tentang hal ini. Akan tetapi ini termasuk dari (melaksanakan) bab : “Hendaknya seorang yang tahu menyampaikan kepada orang yang tidak tahu”. Karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”.
Dan beliau r bersabda :
“Semoga Allah memperindah yang mendengar perkataanku, lalu menyapa, menghafal dan menyampaikannya”
Itulah kata buruk yang disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai ba’ats, pengikut pemahaman Jamal Abdul Nasir, orang-orang Syi’ah, orang-orang Sufi ahli bid’ah, mereka menyebarkannya dilingkungan masyarakat kita untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah, kata-kata itu adalah kata “Wahabiyyah”, maka barangsiapa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah, mereka menjauhkan manusia darinya dan memberikan julukan itu agar manusia lari darinya.
Dan sepatutnya diketahui, bahwasannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab – adalah termasuk ulama yang hidup pada abad ke-12 Hijriyah, beliau seorang ulama yang bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang buat “Taklid” (mengikuti tanpa dasar) tentulah kita akan “Taklid” kepada ulama Yaman kita yaitu Muhammad bin Ismail Al-Amiir Ash-Shan’ani beliau hidup sezaman dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab-, dan beliau lebih alim daripada syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, akan tetapi syaikh Muhammad bin Wahab dakwahnya diberi kekuatan oleh Allah dengan kekuasaan dan tersebarlah ilmunya.
Dan Muhammad bin Ismail Al-Amiir yang hasil karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia. Kaum muslimin mendapat manfaat dari kitab-kitabnya, walaupun orang-orang Yaman menghancurkan beliau dan mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan’a (Yaman)
Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan dihalangi dengannya dari sunnah Rasulullah, wajib bagi kalian untuk berhati-hati dari perkaranya dan kalian hendaknya melihat apa maknanya.
Kata itu (Wahabiyyah) adalah dinisbatkan kepada seorang ulama dan bukanlah dinisbatkan kepada “Marx” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Amerika” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad r.
Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah ini. Nabi Sulaiman u ketika burung Hud-hud mengabarinya apa yang dilakukan oleh Ratu Saba’ dan kaumnya.
Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman:
“Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mu’min)?” Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu): “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”. [An-Nahl : 27]
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. [Al-Hujurat : 6]
Kami berbicara tentang hal ini bukanlah lantaran Ahli Sunnah dan Ahli Agama di “Dammaj” (tempat Syaikh Muqbil bermukim) karena sesungguhnya dakwah mereka (Segala Puji bagi Allah) diterima oleh penduduk Yaman, akan tetapi permasalahannya adalah propaganda ini telah melanda negeri Saudi Arabia, Mesir, Sudan, Syam, Iraq dan seluruh negeri-negeri Islam. Barangsiapa berpegang teguh kepada Agama, mereka berkata : “Itu adalah Wahabi”.
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [Al-Maidah : 2]
Dan Nabi Muhammad r bersabda sebagaimana dalam shahih muslim,
“Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan mendhaliminya, menghinakannya dan tidak meremehkannya. Ketakwaan itu adalah disini (beliau menunjuk)
Kami memperingatkan tentang propaganda ini, karena rasa kasih sayang kepada saudara-saudara mereka secara umum dari berburuk sangka kepada saudara-saudara kita para dai yang menyeru ke jalan Allah Azza wajalla dan hendaknya mereka tidak mengganggu saudara-saudara mereka para dai di jalan Allah, karena Allah berfirman dalam Al Qur an :
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu min dan mu minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [Al Ahzab : 58]
Dan Perkaranya adalah sebagaimana pepatah :
Lempar Batu Sembunyi Tangan
Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya komunis, pengikut partai ba ats, ……….berbeda dengan ahli sunnah wal jama ah dan para dai yang menyeru kepada Allah, dan Allah berfirman :
Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya i a telah berbuat suatu kebohongan yang nyata. [An Nisa : 112]
Dan aku katakan kepada saudara-saudara para da i yang menyeru kepada Allah di seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh menyingsingkan lengan (dalam berdakwah), dan hendaknya mengharapkan wajah Allah (dalam berdakwah), bukan lantaran ingin mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pula lantaran ingin mendapatkan sedikit kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan wajah Allah, berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi, kedudukan dan sedikit kehidupan dunia ini.
Dan siapakah yang lebih baik perkaataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri. [Fushilat :33]
Allah berfirman :
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [(An Nisa :104]
Kalian mempunyai Al Qur an dan sunnah Rasulullah r, sedangkan musuh-musuh kalian dari kalangan kaum komunis, pengikut partai ba ats, pengikut pemahaman Nasirin, syi ah, Sufiyyah, propaganda mereka dibangun diatas kedustaan, kebohongan, pengkhianatan. Sedangkan para dai yang menyeru kepada Allah tidak ada yang menolong mereka melainkan Allah, dan cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah berfirman dalam Al Qur an untuk mengokohkan hamba-hamba-Nya yang beriman :
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, [Ali Imran : 139-140]
Dan Allah juga berfirman :
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. [Muhammad : 35]
Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah untuk pemberontakan dan penggulingan, karen dakwah seperti ini lebih banyak kerusakandaripada kebaikannya, dakwah itu adalah mengajak kaum muslimin kembali kepada Al Qur an dan sunah nabi mereka Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Allah berfirman :
“Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap . Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” [Al Isra : 81]
Dalam ayat yang diberkahi ini terdapat berita gembira dari Allah bahwasanya kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran, dan Allah berfirman :
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. [Ar Ra du : 17]
Maka kami memuji kepada Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya, dan juga penduduk Najd di Al Haramain, dan di Mesir, sungguh banyak diantara mereka menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang keji ini yang mana proopaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang dipuji oleh ulama Islam. Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shan ani -rahimahullah- berkata tentang diri syaikh Muhammad bin Abdul Wahab :
Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab)
Yang telah mengembalikan syari at Islam
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi maka beliau bersamaku
Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat.
Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa yaghuts, wad dan ini sejelek-jeleknya
Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa
Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka.
Maka wajib bagi para da i yang menyeru kepada Allah untuk menetapkan kebenaran, dan sungguh kami telah mengatakan dalam beberapa pelajaran maupun khutbah bahwasannya propaganda itu adalah kedustaan untuk menyandarkan diri kita kepada syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, sesungguhnya kami tidak ridha untuk dinisbatkan melainkan kami hanya ridha kami dinisbatkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang memberi syafa at kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan kami dengan perantaraan beliau r dari kegelapan kepada cahaya. Propaganda-propaganda itu akan hilang sebagaimana pernah dijuluki As-Shabi artinya orang yang keluar dari agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain.
Adapun kita tidaklah keluar dari agama kita berganti dengan agama lainnya kita tidak mengkafirkan bapak-bapak kita, kakek-kakek kita, sebagaimana persangkaan mereka ! dan kita tidaklah mengkafirkan para wali dan tidaklah membenci ahlul bait (keluarga Nabi), dan kita telah membicarakan tentang keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa ceramah.
Dan kita tidak membenci orang-orang shalih dan kita tidak mengkafirkan masyarakat kita, dan kita tidak memperbolehkan untuk keluar dari ketaatan pemerintahan muslim, maka hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, dan sesudah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi sebab bagi tersebarnya sunnah Rasulullah r, Allah berfirman dalam Al-Qur an :
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: Ini adalah suatu berita bohong yang nyata. ” [An-Nur 11-12]
Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : Itu orang Wahabi , maka ketahuilah bahwa ia termasuk dari salah seorang dari dua orang ini :
[a]. Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji.
[b]. Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para da i yang menyeru kepada Allah, Allah berfirman dalam Al-Qur an:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” [An-Nur 19]
Allah telah menamai kita sejak zaman dahulu sebagai seorang muslim dan kita umat Muhammad r tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafi i atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selain ini. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung yang menganggap jahat orang yang menisbatkan dirinya kepada mereka.
Saya menasehatkan kepada setiap saudara seagama untuk membaca kitab beliau rahimahullahu yaitu Kitabut Tauhid niscaya kalian akan melihat ayat-ayat Al-Qur an dan hadits-hadits Nabi. Kitab itu adalah kitab yang agung walaupun didalamnya ada hadits-hadits yang dha if, namun tidaklah memberi mudharat.
Sungguh saya telah menerangkan dalam kitab An-Nahju Asy-Syadidu , lihatlah disana
Janganlah kalian menjadi bunglon tapi hendaklah kalian mengatakan jika manusia berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat jahat. Wallahumusta an.
Itulah pendapat Syaikh Muqbil terhadap orang-orang yang menisbatkan sesuatu yang jelek kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan memberinya julukan Wahabi. Seorang ulama yang lain berkata :
Pada masa lalu Imam Syafi i dituduh sebagai seorang rafidhi (pengikut syi ah rafidah), dan beliau (Imam Syafi i) menjawab :
Jika orang yang cinta kepada Muhammad itu disebut Rafidhah
Maka saksikanlah wahai manusia bahwa saya Rafidhi
Jika orang yang mengikuti Nabi Muhammad disebut Wahhabi
Maka saya mengikrarkan bahwa diri saya adalah seorang Wahhabi.
Footnote :
[2]. Demikian pula apa yang dimuntahkan oleh al-Mudzabdzab al-Hizbi dan Abu Rifa al-Buali (pembual) ash-Shufi al-Bid i yang jahil murokkab. Insya Allah akan saya berikan bantahan khusus terhadap syubuhat kedua orang bodoh ini. (Abu Salma)
[3]. Abu Salma : Ahbasy ini adalah jama ah takfiri yang sangat sesat dan menyesatkan, Syaikh Abdurrahman bin Said ad-Dimasyqiyah memiliki bantahan yang cukup tebal terhadap kesesatan al-Ahbasy ini yang berjulul Mausu at Ahlis Sunnah
[4]. Ini sama dengan dimuat di majalah Manarul Huda; milik kelompok Al-Habasyiyah Al-Haruriyyah, (kelompok sufi exterm yang memusuhi dakwah syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) edisi 28, bulan Ramadhan 1415 H./1995 M. hal. 62, dikatakan sebagai berikut : Dan Pada tahun 1125 H/1713 M mata-mata Inggris Hamver bekerja sama dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menghapus/melenyapkan Islam. Dan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarkan kebohongan-kebohongan yang diperintahkan oleh mata-mata/intel Inggris dengan nama Wahabiyyah.
[5]. Lihat kitab dengan judul : Unwanul Majd fi Tarikhil Najd, yang ditulis oleh Utsman bin Basyar, 1/29.
[6]. Mas’ud An-Nadwi, Muhammad bin Abdul Wahhab Muslih Madhlum wa muftara alaihi, Mamlakah Arabiah : Kementrian urusan Wakaf dan Dakwah, 1999), hal. 146.
[7]. Mas’ud An-Nadawi, Muhammad bin Abdul Wahhab Muslihun madhlumun wa muftara alaihi, (Kementrian Wakaf dan Da wah KSA : Mekkah, 1420/2000), h.37-39.
[8]. Muhammad bin Jamil Zainu, Manhaj Firqotun Najiyah,h. 48-49.
[9]. Abdul Aziz bin Baz, Asbab dho fil Muslimina amama aduwwihim wa wasail ilaj lidalika, Majalah Adz-Dzakhirah Al-Islamiyyah, Surabaya, Edisi 10, 1425 H/2004.
Sumber : http://abusalma.blogspot.com/2005/05/menjawab-tuduhan-batil-terhadap-dakwah.html
http://ainuamri.wordpress.com/2007/12/03/menjawab-tuduhan-batil-terhadap-dakwah-syaikh-muhammad-bin-abdil-wahhab/
http://www.almanhaj.or.id/content/827/slash/0
.
.
BAGIAN 2
Jawaban atas bantahan kaum wahabi.
Yang dimaksud syaikh Malik adalah Syaikh Malik Bin Husain. Beliau membantah dokumen CBS ini dalam majalah Al-Asholah edisi ke 31 tertanggal 15 Muharram 1422 H.
Syaikh Malik:
Dengan mengikuti sejarah yang disebutkan di dalam mudzakkarat, nampaklah bagi kita bahwasanya Hamver tatkala bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tatkala itu umur beliau kurang lebih masih 10 tahun. Ini adalah hal yang tidak cocok bahkan bertentangan dengan apa yang ada di mudzakkarat (hlm 30), bahwasanya Hamver berkenalan dengan seorang pemuda yang sering datang ke sebuah toko, dan pemuda itu mengetahui tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Faris, dan bahasa Arab, dan ketika itu ia sedang menuntut ilmu, dan pemuda dikenal dengan nama Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan tatkala itu beliau adalah seorang pemuda yang antusias dalam menggapai tujuannya. Dan engkau dapat merinci hal itu dengan dalil :
[1]. Disebutkan di (hlm 13) : Kementrian Penjajah Inggris mengutus Hamver ke Asana (markas khilafah Islamiyyah) tahun 1710 M/1122 H).
[2]. Disebutkan di (hlm 18) : Bahwasanya dia tinggal di sana selama 2 tahun. Kemudian kembali ke London sebagaimana perintah, dalam rangka memberikan ketetapan yang terperinci tentang kondisi di Ibu Kota pemerintahan.
[3]. Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia berada di London selama 6 bulan.
[4]. Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia pergi ke Basrah dan berada di sana selama 6 bulan. Di Basrah inilah dia (Hamver) bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah-.
[5]. Jadi kalau dijumlahkan tahunnya maka dapat diketahui bahwa Hamver ketemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada tahun 1713 M atau 1125 H dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- lahir pada tahun 1703 M atau 1115 H. jadi waktu ketemu Hamver umur Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- pada waktu masih sekitar 10 tahun. Dari sini dapat diketahui kebathilan dan kebohongan Mudzakarat ini.
Tanggapan:
Ini adalah tanggapan yang kami temukan di dalam sebuah situs (lihat sumber). Walau penulis kelihatan seperti orang awam biasa, namun yang patut disimak adalah sumber referensinya yg kuat.
Dalam bukunya, Hempher memang menyebutkan bahwa ia berangkat ke Istanbul pada 1710 M, dan tinggal di sana selama dua tahun. Kemudian ia kembali ke London, menikah, dan tinggal di sana selama enam bulan. Kemudian ia memperoleh tugas ke Irak. Setelah menempuh perjalanan selama enam bulan, ia sampai di kota Basrah (Irak). Di kota inilah ia bertemu dengan seorang anak muda atau pemuda bernama Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi. [Lihat: Confessions of A British Spy, part 2-4].
Dari keterangan tersebut memang benar bahwa Hempher bertemu Muhammad bin Abdul Wahab (MAW) pada 1713 M. Permasalahanya adalah ketika Syaikh Malik memastikan bahwa tahun kelahiran MAW adalah 1703 M (1115 H). Padahal, sebagian orang berpendapat bahwa MAW lahir pada 1699 M (1111 H). Hal ini diakui sendiri oleh mufti besar Wahabi, Syaikh Ibn Baz, yang mengatakan, Muhammad bin Abdul Wahab lahir pada 1115 H. Sementara, sebagian orang berpendapat bahwa beliau lahir pada 1111 H, meskipun pendapat ini tidak populer. [Lihat: Syaikh Ibn Baz, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab]
Mengenai popularitas pendapat kedua, tentu masih bisa diperdebatkan dan didiskusikan lagi. Namun, yang terpenting di sini adalah fakta bahwa sebagian orang meyakini MAW lahir pada 1699 M (1111 H). Dengan mengacu pada pendapat ini, berarti Hempher bertemu dengan MAW yang saat itu telah berusia 14 tahun. Saya rasa Syaikh Malik tentu tahu betul bahwa pada masa itu usia 14 tahun sudah bisa disebut sebagai anak muda atau pemuda. Karena, perawakan orang-orang di masa itu, apalagi orang-orang Timur Tengah, jelas lebih dewasa ketimbang umumnya perawakan orang-orang masa kini (khususnya orang-orang Asia Tenggara). Dengan demikian, pernyataan Hempher tersebut logis.
Syaikh Malik:
[6]. Disebutkan di dalam Mudzakarat hlm. 100, bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H. dan ini merupakan kebohongan yang nyata, karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun kematian ayahnya yaitu tahun 1153 H.
Tanggapan:
Dalam bukunya, Hempher menyebutkan bahwa ia menyusul MAW yang pulang ke daerahnya. Ia lalu tinggal di rumah MAW selama dua tahun. Mereka pun merancang program untuk mengumumkan seruan (ajaran) MAW. Akhirnya, ia berhasil menggerakkan keinginan kuat MAW itu pada 1143 H (1730 M). Namun, dakwah MAW ini masih dilakukan secara diam-diam pada kalangan dekat saja, yang kemudian secara bertahap meluas. [Lihat: Confessions of A British Spy, part 7]
Saya mencoba menelusuri beberapa referensi. Dari situ saya dapati tulisan Jamil Effendi az-Zahawi, yang menyebutkan bahwa MAW memulai dakwahnya pada 1730 M. [Lihat: Jamil Effendi az-Zahawi, Fajr ash-Shadiq] Sekadar info, buku ini terbit pada 1905 M. Dalam buku ini tidak ada tanda-tanda bahwa Jamil Effendi merujuk kepada buku Hempher. Tidak pula pada catatan kaki sang muhaqiq (pemberi catatan kaki).
Selain itu, ada baiknya kita simak juga pernyataan Syaikh Ibn Baz berikut, Ketika ayahnya menjadi hakim di Uyainah, perselisihan muncul antara pangeran Uyainah dengan ayahnya. Karenanya, ayahnya kemudian meninggalkan Uyainah menuju Huraimilah pada 1139 H (1726 M). Itulah mengapa Syaikh (Muhammad bin Abdul Wahab) tinggal di Huraimilah. Beliau datang ke sana sekitar 1140 H (1727 M). Di sana beliau melanjutkan aktivitasnya dalam bentuk pengajaran dan khutbah, hingga ayahnya wafat pada 1153 H (1740 M). [Lihat: Syaikh Ibn Baz, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab]
Selain itu, fakta sejarah juga memberitakan bahwa MAW menulis bukunya Kitab al-Tauhid sekitar 1736 M. [Lihat: Muhammad ibn Abdul Wahhab, http://higher-criticism.blogspot.com/, dan lain-lain]
Bukti-bukti ini jelas membantah argumen Syaikh Malik yang menyatakan bahwa MAW mulai melakukan dakwahnya pada 1153 H (1740 M). Sekaligus membuktikan bahwa pernyataan Hempher tersebut logis. Karena, ternyata MAW melakukan aktivitas dakwah sejak 1727 M, ketika ia kembali dari perjalanannya. Namun, boleh jadi dakwahnya itu baru dalam bentuk khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah biasa. Dan pada 1730 M, atas dorongan dan provokasi Hempher, MAW mulai mendakwahkan keyakinannya secara intens. Semakin lama semakin meluas, yang disempurnakan dengan keluarnya buku Kitab al-Tauhid sekitar 1736 M. Sehingga, tahun ini kemudian dikenal sebagai titik tolak munculnya Wahabisme. Ia pun semakin berani beraksi setelah ayahnya wafat pada 1740 M.
Syaikh Malik:
[8]. Kita tidak menemukan kitab yang menyebut tentang mudzakarat ini sebelumnya. Dan musuh-musuh dakwah syaikh yang mubarak ini selalu menjelek-jelekkan dakwah ini, menisbatkan semua kejelekan kepadanya, dan anehnya hal ini baru dikeluarkan pada waktu akhir-akhir ini. Hal ini jelas menunjukkan kebohongan dan kedustaan mereka.
Tanggapan:
Peran Hempher terhadap MAW ini telah diberitakan dalam sebuah kitab, yang berjudul Mir at al-Haramain, yang terbit kurang lebih 120 tahun yang lalu. Dalam buku ini diberitakan bahwa pada 1125 H (1713 M) MAW bertemu Hempher, seorang mata-mata Inggris, di Basrah. Kemudian terjalinlah persahabatan di antara keduanya. Peran Hempher sangat besar dan menentukan dalam gerakan MAW tersebut. Dan seterusnya. [Lihat: Ayyub Sabri Pasya, Mir at al-Haramain, Istanbul, 1888 M]
Syaikh Malik:
[9]. Hamver adalah seseorang yang tidak diketahui (tidak dikenal), mana maklumat yang menjelaskan tentang dia (hamver) ? tidak ada!!!, bahkan tidak ada maklumat dari pemerintah Inggris yang menjelaskan tentang tugasnya hamver ini.
Tanggapan:
Saya rasa ini wajar saja. Karena, pekerjaan Hempher adalah seorang mata-mata atau agen rahasia atau intel. Dalam dunia intelijen, identitas seorang intel sangat dirahasiakan, bahkan sekalipun tugasnya telah usai. Malahan ada yang dibunuh bila dianggap membahayakan kerahasiaan misi.
Sekaitan dengan kesaksian Hempher, saya rasa pemerintah Inggris mungkin akan berusaha menutup-nutupinya. Karena, jelas ini akan merugikan pihak Inggris di tengah propaganda Amerika tentang perang melawan terorisme (war on terrorism). Seperti yang kita ketahui bahwa label teroris telah semena-mena dilekatkan pada Islam, hanya dikarenakan aksi-aksi teror dan brutal yang dilakukan oleh sekelompok Wahabi ekstrem, semacam Taliban, Al-Qaeda, Jama ah Islamiyah, dan lain-lain. Kesaksian Hempher tersebut jelas membongkar aib Inggris, yang ternyata memiliki peran sentral dalam membentuk gerakan Wahabi. Tentu ini sangat merugikan pemerintah Inggris.
Ini biasa dalam dunia intelijen. Saya rekomendasikan Anda untuk membaca buku Peter Wright, yang berjudul Spy Catcher. Dalam buku ini, Peter Wright (mantan agen rahasia Inggris) membongkar dan memberi kesaksian tentang konspirasi dan kebobrokan Dinas Intelijen Inggris (M15) semasa perang dingin. Buku ini sempat dilarang oleh pemerintah Inggris, karena dianggap membahayakan keamanan nasional dan mengungkap rahasia negara. Namun, karena telah terlanjur menjadi berita dunia, akhirnya buku ini pun terbit pada 1987. Dan masih banyak lagi contoh kasus seperti ini di dunia intelijen.
Syaikh Malik:
[11]. Dua naskah terjemahan dari mudzakarat ini tidak menyebutkan tanda-tanda yang jelas mengenai kitab (mudzakarat yang asli), dan ditulis pakai bahasa apa ? sudah dicetak atau masih dalam bentuk manuskrip? itu semua tidak jelas.
Tanggapan:
Buku Hempher ini awalnya diterbitkan secara berseri oleh surat kabar Jerman bernama Spiegel, dengan judul Memoirs of Hempher, The British Spy to The Middle East (tentunya judul aslinya dalam bahasa Jerman). Lalu diterbitkan pula oleh sebuah surat kabar terkemuka Perancis. Kemudian seorang Doktor dari Libanon menerjemahkan dokumen itu ke dalam bahasa Arab. Dari sinilah kemudian dokumen tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya. Penerbit Waqf Ikhlas lalu menerbitkankannya dalam bahasa Inggris dengan judul Confessions of A British Spy.
Syaikh Malik:
[16]. Sesungguhnya keberadaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwah beliau sudah merupakan bukti yang cukup kuat untuk membantah apa yang disebutkan di mudzakkarat.
Tanggapan:
MAW telah menyebarkan dakwahnya dengan pedang, agresi, dan pembantaian. Aneh sekali bila model dakwah seperti ini dibanggakan. Berikut ini saya kutipkan pernyataan Syaikh Ibn Baz yang mengakui dan membanggakannya, Kemudian pada 1158 H (1745 M) dimulailah jihad dengan pedang. Sebagaimana yang diketahui, senjata dan kekuatan itu penting dalam mendukung keefektifan penyebaran dakwah, menundukkan lawan dan kepalsuan, serta mendukung kebenaran. [Lihat: Syaikh Ibn Baz, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab]
Akibatnya, terjadilah Agresi Tha if pada 1215 H (1801 M). Orang-orang Wahabi, di bawah pimpinan Abdul Aziz bin Muhammad bin Sa ud, menyerbu kota Tha if. Mereka membunuh siapa saja yang terlihat, termasuk wanita dan anak-anak. Bahkan bayi yang masih menyusu pun tak luput dari pembantaian mereka. Mereka juga membunuh sekelompok orang yang sedang mengkaji Al-Quran. Termasuk orang-orang yang berada rumah-rumah, di jalan, di toko, dan di masjid. [Lihat: Jamil Effendi az-Zahawi, Fajr ash-Shadiq; Ahmad Ibn Zaini Dahlan, Khulasat al-Kalam; dan lain-lain]
Selain itu, Agresi Karbala pada 1802 M. Orang-orang Wahabi dengan beringas menyerbu kota ini. Mereka membantai penduduk yang berada di pasar-pasar dan rumah-rumah. Mereka juga menjarah harta benda yang tak terhitung jumlahnya. Tak ketinggalan, mereka juga menghancurkan makam al-Husein as, dan menjarah barang berharga yang ada di kubahnya.
Makam Fadhl Abbas as juga mereka rusak. Korban tewas mencapai ribuan orang (termasuk di dalamnya para ulama); sebagian mengatakan sekitar 2000 jiwa, sebagian lagi mengatakan 4000 jiwa, dan sebagian lainnya mengatakan 5000 jiwa. [Lihat: Utsman bin Abdullah bin Bisyr, Unwan al-Majd fi Tarikh Najd, jil. 1, hal. 121-122; Alexei Vassiliev, History of Saudi Arabia, hal. 117; Majazir al-Wahabiyin fil Iraq, http://www.muhajr.com/; dan lain-lain]
Teror keji kembali terjadi. Orang-orang Wahabi menyerang dan menjarah para peziarah haji, dan beberapa kota penting di Hijaz (termasuk Mekkah dan Madinah). Di Mekkah mereka melarang jamaah haji masuk ke kota ini. Sementara, di Madinah mereka menyerang dan menghinakan Masjid Nabawi, lalu menjarah dan menjual peninggalan dan perhiasan di makam Rasulullah saaw. [Lihat: Prof. Abdullah Mohammad Sindi, Britain and The Rise of Wahhabism and The House of Saud] Sekadar info, Prof. Abdullah adalah salah seorang pengajar di Universitas King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia.
Syaikh Malik:
Ketika pemerintah Inggris mulai merasakan dari dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang semakin menguat dan meluas di berbagai daerah yang di duduki oleh pemerintah Inggris. Seperti yang terjadi di India, terdapat dakwah Syaikh Ahmad bin Irfan yang terkenal dengan nama Ahmad Barily dan para pengikutnya yang mulai menguasai India dan menentang dakwah sesat dari Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani yang di dudung sepenuhnya oleh Inggris dan dan orang-orang yang tidak mengerti Islam sama sekali kecuali hanya sekedar namanya saja.
Keseriusan pemerintah Inggris untuk menghancurkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyeru manusia untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ini semakin nampak. Ini terbukti dengan biaya dan tenaga yang sangat besar yang telah keluarkan dalam menghentikan dakwah yang mubarakah ini. Salah satu bukti kuatnya adalah ketika Ibrahim Baasya dari Mesir, berhasil menghancurkan kota Dar iyyah di Riyadh, tempat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan raja Abdullah bin Su ud bin Abdul Aziz.
Pemerintah Inggris mengutus George Forster Sadleer yang menjabat sebagai ketua Agen Inggris yang berkedudukan di India untuk melakukan perjalanan panjang dan melelahkan menuju ke Riyadh dengan tujuan memastikan bahwa Dar iyyah benar-benar sudah hancur sekaligus memberikan ucapan selamat dan penghargaan kepada Ibrahim Baasya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya rombongan Sadleer ini bertemu dengan Ibrahim Baasya pada tanggal 13 Agustus 1819 M di tempat yang bernama Bi ir Ali di dekat kota Madinah.
Tanggapan:
Kenyataan bahwa Wahabi adalah gerakan yang dimanfaatkan oleh Inggris, tidak dapat dipungkiri. Inggris memang terkenal kerap menciptakan sekte-sekte yang bertentangan dengan keyakinan mayoritas, demi menjalankan politik pecah belah dan kuasai , sebagaimana pada kasus kelompok Ahmadiyah di India pada abad ke-19 M. Sehingga, dengan membentuk gerakan Wahabi, Inggris dapat mengadu domba Muslimin Arab dengan Turki. Caranya, dengan mencari lubang di dalam tubuh Muslimin, yang bisa digunakan sebagai alat untuk mencap pemerintah Turki sebagai kafir dan murtad. Dengan demikian, kekuasaan Turki Utsmani dapat diruntuhkan dan diduduki.
Saya ingin menceritakan sedikit sekaitan dengan hal ini. Abdul Aziz bin Muhammad bin Sa ud pada 1791 M mendeklarasikan perang melawan Amir Mekkah, Syarif Ghalib Effendi (yang ditunjuk resmi oleh pemerintah Turki Utsmani). Pertempuran demi pertempuran terjadi. Hingga akhirnya orang-orang Wahabi berhasil menguasai Mekkah pada 1803 M. Hal ini dikarenakan pembelotan para pengikut Syarif Ghalib, rasa takut penduduk Mekkah yang trauma dengan peristiwa Agresi Tha if, dan ketika itu Syarif Ghalib sedang berada di Jeddah untuk menyusun kekuatan. Mereka (orang-orang Wahabi) segera mengumumkan bahwa mereka akan membunuh siapa saja yang berziarah kubur, atau pergi ke Madinah untuk memohon syafa at di depan makam Rasulullah saaw.
Tak lama berselang, Syarif Ghalib berhasil menguasai Mekkah kembali. Namun, pada 1805 M, Mekkah dikepung oleh orang-orang Wahabi selama berbulan-bulan. Akibatnya, penduduk menjadi menderita dan kelaparan. Melihat ini, tidak ada pilihan lain bagi Syarif Ghalib kecuali menyerah. Mereka (orang-orang Wahabi) lalu kembali ke Dar iyah setelah menunjuk gubernur (untuk kota ini), yang bernama Mubarak bin Maghyan. Sebagaimana yang telah saya singgung sebelumnya bahwa mereka telah menghinakan kota Mekkah dan Madinah. Termasuk melarang jamaah haji masuk ke kota Mekkah, yang berlangsung selama tujuh tahun. Pada 1807 M, mereka menyerbu Madinah. Mayoritas desa-desa di sekeliling Madinah dibakar dan dihancurkan. Penduduknya dibunuh dan dijarah. Akhirnya, sisa-sisa yang masih hidup terpaksa menerima keyakinan Wahabi.
Melihat semua ini, pemerintah Turki memerintahkan gubernurnya di Mesir, Muhammad Ali Pasya, untuk menghukum orang-orang Wahabi tersebut. Dengan kekuatan pasukan, persenjataan, dan kecerdikannya, ia berhasil menguasai kota Mekkah pada 1812 M. Sementara, orang-orang Wahabi, yang mendengar akan datangnya pasukan Turki, segera melarikan diri ke gunung-gunung. Sementara, Sa ud bin Abdul Aziz kembali ke Dar iyah.
Kemudian Muhammad Ali Pasya mengirim puteranya, Ibrahim Pasya, untuk membersihkan orang-orang Wahabi di Dar iyah. Setelah melalui pertempuran panjang, akhirnya ia berhasil mengalahkan mereka pada 1818 M. Abdullah bin Sa ud (pengganti Sa ud bin Abdul Aziz) ditangkap dan bersama para anteknya dihukum mati di Istanbul.
Meskipun telah dihancurkan, Wahabi segera bangkit kembali berkat bantuan kolonialisme Inggris. Saat Inggris berhasil menjajah Bahrain pada 1820 M dan mulai mencari jalan untuk mengkolonialisasi daerah sekitar, Wahabi memandangnya sebagai kesempatan besar untuk memperoleh perlindungan dan bantuan dari Inggris.
Pada 1843 M, Faisal bin Tarki al-Sa ud (pemimpin Wahabi saat itu) berhasil melarikan diri dari tahanannya di Kairo (Mesir), dan menuju Najd (Riyadh). Ia lalu menghubungi pihak Inggris, dan memohon agar Inggris mendukung perwakilannya di Oman. Pada 1851 M, ia kembali memohon bantuan kepada pihak Inggris. Akhirnya, pada 1865 M, Inggris mengirim Kolonel Lewis Pelly ke Riyadh untuk membuat pakta dengan pihak Wahabi. Pada 1866 M, Wahabi menandatangani pakta persahabatan dengan Inggris. Sebagai bentuk balas jasa atas bantuan uang dan senjata dari Inggris, Wahabi setuju untuk berkolaborasi dengan otoritas kolonial Inggris di daerah tersebut.
Semua ini memancing kemarahan Muslimin dan bangsa Arab. Di antara mereka terdapat orang dalam Wahabi sendiri, yaitu Muhammad bin ar-Rasyid, yang dengan dukungan Turki menyerang Riyadh dan berhasil mengalahkan klan Wahabi al-Sa ud pada 1888 M. Sejak itu terjadilah perseteruan panjang dan perebutan kekuasaan antara klan al-Sa ud dengan klan ar-Rasyid.
Abdurahman bin Faisal al-Sa ud dan puteranya (Abdul Aziz bin Abdurahman) berhasil melarikan diri ke Kuwait dan meminta perlindungan Inggris. Selama di sana, mereka memohon bantuan uang dan senjata kepada Inggris untuk menguasai Riyadh. Akhirnya, Abdul Aziz bin Abdurahman berhasil menguasai Riyadh kembali pada 1901 M. Dan pada 1918 M, atas desakan Inggris, Abdul Aziz mengumumkan bahwa Syarif Husain Pasya (Amir Mekkah saat itu) dan orang-orangnya kafir, sehingga ia (Abdul Aziz) akan melakukan jihad melawan mereka. Pasukan Inggris kemudian berhasil menangkap Syarif Husain dan membawanya ke Cyprus pada 1924 M.
Dan pada tahun yang sama Abdul Aziz dengan mudah menyerang dan menguasai Mekkah dan Tha if. Sehingga, terjadilah Pembantaian Tha if II. Pasukan Wahabi menjarah harta benda penduduk kota ini. Dengan biadab, mereka membunuh anak-anak dan orang tua, dan para wanita pun diperkosa. Lebih dari 400 jiwa tak-berdosa terbantai dalam tragedi kemanusiaan ini.
Lihat:
1. Prof. Abdullah Mohammad Sindi, Britain and The Rise of Wahhabism and The House of Saud.
2. Jamil Effendi az-Zahawi, Fajr ash-Shadiq.
3. Ayyub Sabri Pasya, Mir at al-Haramain.
4. Ibn Hizlul, Tarikh Muluk al-Su ud.
5. The Wahhabite Persecution in Mecca, http://www.hizmetbooks.org/.
6. Hempher and Wahabi s, http://users.wirefire.com/tableoftruth/.
7. The Wahhabis in Madina, http://www.hizmetbooks.org/.
8. The Ottomans Clear The Blessed Cities, http://www.hizmetbooks.org/.
dan lain-lain.
Fakta ini membuktikan bahwa Inggris sangat berperan dalam mendukung gerakan Wahabi, demi meruntuhkan kekuasaan Turki Utsmani dan menegakkan negara boneka Saudi Arabia.
Adapun tentang George Forester Sadleer, yang disinggung oleh Syaikh Malik di atas, saya sama sekali tidak menemukan nama ini setelah berusaha mati-matian melacaknya di Internet. Kemudian saya mencoba melacaknya dari tulisan lain, yang juga mengutip tulisan Syaikh Malik itu. Dari situ saya dapati bahwa Syaikh Malik merujuk dari buku Dalil al-Khalij at-Tarikhi (karya J.J. Lurimer). Saya lalu mencoba mencari referensi ini, dengan melacaknya di Internet. Namun anehnya nama buku ini dan penulisnya sama sekali tidak saya temukan, kecuali pada tulisan-tulisan para pengikut Wahabi yang mengutip tulisan Syaikh Malik tersebut.
Namun, saya menemukan nama lain yang mendekati, yaitu J.G. Lorimer, dengan karya besarnya yang berjudul Gazetteer of the Persian Gulf. Buku ini disusun oleh Lorimer pada 1903 hingga 1915, atas perintah penguasa Inggris dalam rangka memetakan informasi lengkap seputar topografi, geografi, sejarah, dan perekonomian negara-negara Teluk. Dan sejauh pencarian saya, buku ini tidak memuat cerita yang dipaparkan oleh Syaikh Malik itu.
Wassalaam,
Muh. Anis
Sumber: http://groups.yahoo.com/group/Kajian_Islam/message/1119
.
kepada Abul Harits as-Salafy. saya minta anda jangan menfitnah dan berdusta dengan mengatakan:”Jama ah Al-Ahbasy, sebuah Jama ah Sufiyyah berpangkalan di Yordania dan selalu memusuhi dakwah salaf dan para ulama nya, dan mereka mendapat bantuan dana dari orang-orang Yahudi dalam operasionalnya”.
ini adalah dusta yang anda sampaikan. justru wahabi yang mengadopsi aqidah orang yahudi dengan menyerupakan Allah dengan makhluknya.
Dalam Kitab Wahhabi :Fathul Majid Syarh Kitab At-Tauhid
Karangan Abdur Rahman Bin Hasan Aal As-Syeikh Disohihkan Oleh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz Cetakan Pertama Tahun 1992 Bersamaan 1413 Maktabah Darul Faiha Dan Maktabah Darul Salam.
Cetakantersebut pada mukasurat 356 yg tertera perkataan kufur yg digunakan oleh Wahhabi sebagai hadis ( pada hakikatnya bukan hadis Nabi ) adalah tertera dalam bahasa arabnya berbunyi:
” IdZA JALASA AR-ROBBU ‘ALAL KURSI “: إذا جلس الرب على الكرسي
Perkara kufur ini berarti : ” Apabila Telah Duduk Tuhan Di Atas Kursi “.
* Akidah Kristian dan yahudi mengatakan ‘Allah Duduk’ ..Wahhabi mengatakan ‘ Allah Duduk ‘.
sedangkan AL-QURAN DAN HADITH SOHIH TIDAK PERNAH MENYATAKAN DEMIKIAN!Wallahi tidak pernah!
Bahkan Ulama islam jelas mengkafirkan siapa yang menetapkan sifat duduk bagi Allah.
jadi wahhabilah yang mengikuti yahudi.
fakta yg tidak bisa dibantah kerajaan saudi arabia membebek ke USA dan menutup mata terhadap kekejaman israel terhadap warga palestina…artnya dibalik layar ada hubungan istimewa antara saudi dan zionis israel