Simulasi Rukyatul Hilal 1 Syawal 1430 H
Berikut adalah simulasi rukyatul hilal – untuk bulan Syawal 1430 Hijriyah, sekaligus akhir bulan Ramadlan 1430 H.
Sebelumnya, awal bulan ramadlan telah diketahui 22 Agustus 2009. Sehingga 29 ramadlan 1430 H adalah 19 september 2009. Dengan demikian, rukyat oleh pemerintah mestinya akan dilakukan pada tanggal 19 sept 2009 ini, saat maghrib.
Dengan demikian, kamipun mensimulasikan pada hari yang sama, 19 Sept 2009, untuk penentuan 1 syawal 1430 H. Lokasi adalah Sleman Jogjakarta (6° 28′ S, 108° 18′ E) saat maghrib 17.43 wib.
Berikut adalah gambarnya,
Lokasi : Sleman Indonesia, Latitude: 6° 28′ S, Longitude: 108° 18′ E. Waktu: 9/19/2009 5:43:19 PM
Terlihat posisi bulan sudah tampak di ufuk barat, mengikut matahari tenggelam. Berikut adalah keterangan posisi bulan,
Name: The Moon
Age of Moon: Waxing Crescent, 0.73 days old
Object type: Moon
Rises: 9/19/2009 at 5:40:56 AM
Transit: 9/19/2009 at 11:54:20 AM
Sets: 9/19/2009 at 6:09:03 PM
Constellation name: Virgo
Constellation common name: The Maiden
Constellation possessive form: Virginis
Azimuth: 264° 8.700′
Altitude: 5° 22.448
Dari sini, jika hilal berhasil dilihat maka 1 syawal 1430 H jatuh pada tanggal 20 Sept 2009, dan jika tidak maka jatuh pada 21 Sept 2009. Menyimak tinggi bulan yang 5° 22.448 dari ufuk, hal ini kurang tinggi untuk kriteria Danjon (< 7 der). Menurut kriteria Danjon ada kemungkinan hilal tak kan terlihat. Namun dengan kriteria mabins (> 2 der), maka ada kemungkinan hilal akan terlihat. Kriteria Danjon berlaku untuk pelaksanaan rukyat dengan mata telanjang atau alat-alat yang sederhana, sedangkan mabins ditentukan lebih belakangan saat teleskop-teleskop canggih mulai dipakai untuk pelaksanaan rukyat.
Lebih detail lagi, ada kriteria Odeh dengan grafik tertanggal 19 Sept 2009 sebagai berikut (diambil dari icopraject.org),
Dari grafik di atas, secara umum wilayah indonesia berada di grafik biru yang artinya bulan sabit hanya dapat dirukyat dengan bantuan alat-alat teleskop yang canggih. Dengan lebih dekatnya ke grafik putih maka ada kemungkinan bulan lebih sulit dirukyat.
Dari grafik di atas terlihat pula bahwa negara-negara afrika utara, wilayah teluk , dan Asia pada umumnya, masuk dalam kategori putih, yang artinya walaupun bulan di atas ufuk saat maghrib, namun tak bisa di-rukyat. Di Riyadh Saudi Arabia bulan setinggi 2,.. der saat sunset, yang tak mungkin dirukyat menurut kriteria Odeh ini (not possible).
Jika Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1430 yang akan datang ini ada perbedaan, hal ini karena alasan sbb,
1. Kalangan Hisab murni (Muhammadiyah dll) jauh hari telah menetapkan bulan baru jatuh keesokan harinya (20 september 2009 ) jauh hari sebelumnya. Dan itu kemungkinan besar tak diubah.
2. Rukyah dengan mata telanjang dan teleskop sederhana kemungkinan tak melihatnya. Namun perukyah dengan alat-alat canggih ada kemungkinan bisa melihat bulan baru. Dan tampaknya para perukyah tradisional akan mengikuti hasil perukyah modern.
Jika perukyah berhasil melihat hilal (bulan sabit) pada 19 Sept 2009 itu, maka tidak akan ada perbedaan dalam penetapan awal Syawal 1430 H. Namun jika bulan baru tak berhasil dilihat, maka hari raya akan jatuh pada 21 Sept 2009. Dengan demikian akan ada perbedaan hari raya idul fitri . Wallahu a’lam
PERHATIAN:
Ini semua hanyalah simulasi. Bisa benar..bisa juga salah. Perhitungan/ hisab ini hanya berhitung dengan posisi bulan dan benda2 langit lainnya. Namun belum memperhitungkan keadaan cuaca secara keseluruhan, awan horizon, debu astronomis, dll, yang dapat menghalangi terlihatnya hilal.
Dengan demikian, masih dimungkinkan hasil yang berbeda.
Pemerintah insya Allah akan melakukan rukyatul hilal pada tanggal 19 September 2009. Dalam hati sebenarnya tak ingin ada perbedaan. Namun untuk penentuan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H ini, penulis tetap menunggu keputusan pemerintah berdasarkan rukyatul hilal yang sebenarnya. Inilah madzab yang ku ikuti.
.
Semoga manfaat.
Wallahu a’lam.
.
Tambahan: Tak sempat dan peralatan yang tak memadai untuk melihat hilal menjelang idul fitri, kami berusaha untuk melihat hilal di malam ke dua. Dengan segala keterbatasan, inilah hasil potret hilal tanggal 20 Sept 2009 saat maghrib (2 Syawal 1430 H, bukan 1 syawal malam Idul Fitri).
Canon 450D, lens Canon EF-S 55-250 4-5.6 IS, F/5.6, speed 1/10 sec, ISO 800, 9/20/2009 6:02 pm.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1430 H
Mohon maaf lahir batin
Semoga kita senantiasa mendapatkan ridlo-Nya. Amien
Bermanfaat bro artikelnya.
Thanks sudah berbagi. Salam hormat.
mudah2 an tidak ada perbedaaan, amin
pinter euy si akang…
hebat… sukron….
rukyat seyogyanya dilakukan secara global, yakni di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Artinya, apabila di suatu negara sudah terlihat lihal, negara lain wajib mengikutinya. dengan demikian, tidak ada perbedaan idulfitri maupun awal ramadhan di seluruh dunia.
Alhamdulillah…
semoga saja hari raya Idul fitri tahun ini bisa kita rayakan serentak diseluruh negeri..
agar rasa kebersamaan dan kekompakan umat islan dinegeri ini semakin erat dan kuat…
bukan berarti selama ini perbedaan dalam merayakan hari raya idul fitri kita beda terus membuat rasa persatuan dan kesatuan kita melemah…
ini dikarenakan masih2 kubu memiliki pandangan dalam menentukan hari raya idul fitri jatuh pada tanggal berapa.
semoga saja hari raya ini bisa kita laksanakan serentak…
agar rasa kesatuan dan persatuan antara umat beragama agar perpecahan diantara kubu bisa semakin berkurang dan bisa saling mendukung…
semoga kita bisa kembali ke fitri…
dan kita bisa kembali bertemu dengan bulan suci Ramadhan tahun depan….Amin..
Excellent… thanks
Seandainya seluruh ormas Islam lebih bersabar dan menentukan 1 syawal 1430 secara bersama-sama pada tanggal 29 Ramadhan yang bertepatan dengan hari Sabtu, 19 September 2009, apakah tanggal 1 Syawal jatuh pada tanggal 20 atau 21 September 2009 secara bersepakat, kekompakan ummat akan terasa.
Sebagai seorang ilmuwan saya berpendapat bahwa keputusan berdasarkan hisab (teoretik) dan ru’yah (empirik) itu lebih kuat dan lebih akurat, sekaligus lebih syar’i (sesuai bunyi teks hadits shahih), tidak hanya berdasarkan hisab semata, karena menyalahi prosedur ilmiah dan tidak melaksanakan perintah syar’i.
Aceng Rahmat
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
keseragaman seluruh kaum muslimin dalam merayakan hari kemenangan iedulfitri 1430 H ini merupakan sesuatu yang sangant indah bagi kami. jadi kami harap Itsbat
ini dilaksanakan dan diputuskan sesegera mungkin.
waaah
dalem banget ilmu falak moderennya kang
mohon setiap update dikiriminkan artikelnya