Membawa Virus Ke Luar Negeri .. apa masalahnya?

Sehubungan dengan kontroversi beberapa waktu yang lalu tentang penunjukkan menteri kesehatan yang baru,  Endang Rahayu Sedyaningsih. Menteri kesehatan sebelumnya, Siti Fadilah Supari pertama kali mempertanyakannya dalam kaitannya dengan NAMRU. “Dia (Endang) adalah mantan pegawai NAMRU. Dia memang sekarang ini tidak mempunyai jabatan khusus sebagai peneliti biasa,” ucapnya dalam wawancara di sebuah stasiun televisi.

Dalam kaitan ini Endang pernah dimutasikan oleh Fadilah karena diduga mengirim virus Flu Burung ke Amerika tanpa sepengetahuan Pemerintah.

Berikut adalah salah satu petikan beritanya,



Kamis, 22 Oktober 2009, 18:08:00 WIB
Laporan: Aldi Gultom

Jakarta, RMOL. Begitu diumumkan sebagai Menteri Kesehatan yang baru, nama Endang Rahayu Sedyaningsih langsung menuai protes. Tidak tanggung-tanggung, perempuan jebolan Harvard School of Public Health, Boston ini dituding sebagai antek asing karena kedekatannya dengan Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2).

Protes berawal dari pernyataan mantan Menkes Siti Fadilah Supari yang mengatakan Endang pernah dimutasi karena membawa virus yang dilarang ke luar negeri tanpa setahu Departemen Kesehatan. Kacurigaan pun berhamburan menuju Endang. Apalagi, ia dikenal sebagai mantan peneliti di Namru-2. Penunjukan Endang oleh SBY pun terkesan sangat terburu-buru. Padahal, sebelumnya nama Nila Djuwita Moeloek sudah sangat kuat terdengar bakal gantikan siti Fadillah. Ia pun sudah melewati berbagai proses seleksi yang musti diikuti semua calon menteri.

“Moeloek lebih bagus lah, dia ahli kanker mata. Kenapa dia didiskualifikasi? Masalah kesehatan? Masalah kejiwaan? Kalau benar soal kejiwaan, itu sangat subjektif. Manuvernya cepat, perubahan mendadak,” kata Presdium Mer-C, Jose Rizal Jurnalis, saat dihubungi Kamis (22/10).

Jose mengritik keras penunjukan Endang. Menteri Kesehatan di masa mendatang akan bergumul dengan permasalahan virus dan senjata biologi yang menjadi problem krusial buat negara-negara dunia ketiga. Di masa depan, pertarungan internasional bukanlah lagi seputar ekstrim kiri atau kanan, melainkan bicara senjata biologi yang berbuntut kepada kepentingan asing pada negara dunia ketiga. Depkes, BIN dan Deplu, akan jadi bagian terdepan dari keamanan negara. “Nah kalau Menkesnya dekat dengan Namru, hancur negara kita,” lontar dokter spesialis medan perang ini. [ald]

Sumber: http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/10/22/82925/KONTROVERSI-PENUNJUKAN-ENDANG-Penggantian-Nila-Djuwita-yang-Mendadak-Masih-Dipertanyakan

.

Kami bukan hendak mencampuri urusan permenterian. Itu hak prerogatif Presiden. Yang disoroti dalam hal ini adalah pengiriman VIRUS ASLI Indonesia ke luar negeri. Ini adalah pelecehan terhadap kedaulatan negara. Apa hubungannya? Yaa … segala kekayaan alam, flora fauna, segala kebudayaan asli Indonesia adalah kekayaan kita. Tidak boleh sembarangan dikirim/dibawa tanpa ijin ke luar.

Berapa banyak kekayaan kita, termasuk kekayaan alam dan budaya, dicuri orang luar. Museum sejarah budaya tentang Indonesia, mungkin yang paling lengkap justru ada di Belanda. Ingat kasus Museum Radya Pustaka.. Saya kira masih banyak yg lain tak terungkap.

Dan kita mungkin tak merasakan bahwa ada banyak kekayaan budaya dan alam telah terambil. Kebiasaan kita adalah bangga ketika ada orang asing belajar adat istiadat negeri, gamelan misalnya. Atau ketika para peneliti asing mengambil sample pohon (atau bakteri, atau virus), blusukan ke berbagai pelosok daerah di tanah air. Perasaan senang .. bangga, namun lupa bahwa bukan tak mungkin ada pencuri yang masuk.

Ketika ada tarian dan berbagai kesenian daerah kemudian di klaim oleh negeri jiran. Baru terperangah. Dan mereka (negeri luar kita) bahkan sama terampilnya memainkan tarian itu. Bahkan lebih bagus. (Ingat kasus Reog – Barongan)

Tak tahunya .. pelatihnya duluuuu.. adalah orang Indonesia, atau belajar di sini. Gamelannya duluuuu …  mereka pesan pertama kali dari Solo, dan sekarang sudah dicopy sama persis berpuluh-puluh. Gamelan, Angklung, Reog, Batik, Wayang, Virus H5N1, dlsb.

Kita boleh berbangga orang asing belajar sesuatu dari tanah air. Namun saya kira pemerintah harus melindungi kekayaan alam (dan budaya) kita, agar tidak menjadi bumerang kelak. Ketika Copy Right telah dipatenkan orang .. maka kita harus membeli hasil dari kekayaan kita sendiri. Ada vaksin, ada tarian, ada musik, ada batik, orang utan, ikan arowana, dll.

Semoga pemerintah cepat tanggap akan hal ini, dan melindungi segala kekayaan kita. Sebagai orang awam, janganlah kita sembarangan menyerahkan kunci ke orang lain, jika tak ingin kebobolan di lain hari.

Semoga berkenan.

Endang Rahayu Sedyaningsih Endang Rahayu Sedyaningsih