Sunnah mengamienkan doa
Hadits mengamienkan doa
Rasulullah saw bersabda: “Tidak berkumpul sesebuah kaum, sebahagian dari mereka berdoa dan sebahagian yang lain mengaminkan, kecuali Allah akan memustajabkan doa mereka.” (Diriwayatkan dari Habib Ibn Maslama al-Fihri oleh At-Tabarani dlm Al-Kabir, Al-Hakim dlm Al-Mustadrak meletakkan ia sebagai sahih dan Ad-Daraqutni)
Dari Ka’ab Bin ‘Ujrah (ra) katanya:
Rasulullah saw bersabda: Berhimpunlah kamu sekalian dekat dengan mimbar. Maka kami pun berhimpun. Lalu beliau menaiki anak tangga mimbar, beliau berkata: Amin. Ketika naik ke anak tangga kedua, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika menaiki anak tangga ketiga, beliau berkata lagi: Amin.
Dan ketika beliau turun (dari mimbar) kami pun bertanya: Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari tuan pada hari ini yang kami belum pernah mendengarnya sebelum ini.
Lalu baginda saw menjawab: “Sesungguhnya Jibrail (A.S) telah membisikkan (doa) kepadaku, katanya:
Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak juga diampuni. Lalu aku pun mengaminkan doa tersebut. Ketika aku naik ke anak tangga kedua, dia berkata lagi: Celakalah orang yang (apabila) disebut namamu di sisinya tetapi dia tidak menyambutnya dengan salawat ke atasmu. Lalu aku pun mengaminkannya. Dan ketika aku naik ke anak tangga yang ketiga, dia berkata lagi: Celakalah orang yang mendapati ibubapanya yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun mereka tidak memasukkan dia ke dalam syurga. Lalu aku pun mengaminkannya.
Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma’uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 disahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No.500 dari Jabir bin Abdillah)
Assalam Mualaikum wa Rahmatullahi Wabarakatuh.
Dalam pandangan saya yang awam, ada hal yang meragukan dalam hadits kedua, yaitu:
Apakah Jibril sebagai mahluk yang suci mendoakan dengan “Celakalah ……” untuk umat Muhammad SAW.
Apakah Nabi Muhammad SAW mengaminkan doa “celakalah” tersebut. Beliau adalah manusia yang ahlaknya paling mulia dan ahlak tersebut selalu dijaga oleh Allah SWT. Beliau adalah teladan bagi kita semua. Apakah kita harus meneladani hal tersebut.
Jika dibandingkan dengan hadits yang menceritakan bahwa Nabi menolak usulan malaikat untuk menghancurkan suatu kaum yang mengejar2 dan melempari beliau, sebaliknya beliau mendoakan agar di kaum tersebut (yang kafir) agar muncul generasi yang beriman. Hal ini menunjukkan betapa mulianya hati nabi kita tercinta. Kepada kaum kafirpun beliau mendoakan kebaikan. Apakah kepada umatnya sendiri beliau mendoakan hal-hal yang negatif?
Wassalam.
–> wa’alaikum salam wrwb. Maksud awal artikel adalah bahwa Rasulullah saw pun mengamienkan doa.
OK .. periwayatan hadits telah ada di bagian bawah hadits. Dan saya insya Allah dapat memahami maksudnya. Bulan ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Jika seseorang mendapati bulan ramadhan dan dia tetap tak mendapat ampunan Allah swt .. maka anda dapat menduga siapakah dia. Kemungkinannya .. orang itu durhaka kepada Allah (bahkan tidak percaya kepada-Nya, kafir), atau pura-pura puasa (munafik). Celaan kepada kedua jenis orang ini bahkan ada di dalam al Qur’an.
wallahu a’lam.
gus meng amien kan doa itu dengan bersuara atau tidak?
matursuwun gus
–> berdasar hadits tersebut mestinya dengan bersuara. Kalau tidak,.. (dalam hadits 2 misalnya) bagaimana para sahabat bisa tahu kemudian menanyakannya.
orgawam, tolong bilang sama puak wahabi, bahwa berdasarkan hadits hakim maka mengaminkan doa mungkin saja dengan suara kecil tetapi doanya jelas dengan suara nyaring dan duduknya tentu berjama’ah, wahabi jangan lari dari masalah, yang selalu dipermasalahkan oleh wahabi adalah “haram dan bid’ah berdoa dengan suara nyaring, karena tuhan tidak tuli”. sekarang setelah dalil tentang doa suara nyaring itu ditunjukkan, wahabi mau lari kepermasalah amin, nyaring apa tidak? dasar wahabi ***ting.
Jangan esmosi….eh emosi mas…berarti dgn kata lain anda tidak mengakui hadist “karena tuhan tidak tuli” walaupun itu hadist shahih karena bertentangan dgn keinginan anda…inilah keanehan dari pemahaman puak anda….
Saya membaca Majalah terbitan Pondok Pesantren di Magetan Jawa Timur ada sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda ” Tidaklah berkumpul satu jama’ah,kemudian yang satu berdo’a dan yang lain mengamini,kecuali Allah pasti akan mengabulkan. ” ( H.R.Thabrani dan Hakim ). Dan dalam Kitab ” TUHFATUL AHWADZI SYARAH TARMIDZI ” di sebutkan makruh imam berdo’a hanya untuk dirinya sendiri
Subhanallah, Ya Allah,, kabulkanlah permohonan hambamu ini. Hilangkanlah hijab yang mungkin menghalangi antara Kau dan aku
argumen tasi tentang agama mohon di lanjutkan agar saya bisa memahami mana yang benar,tapi saya mohon jangan saling mencaci ,karna mencaci adalah dosa tdk sesuai dg ajaran islam .tks wassalam.